BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar untuk mendapatkan informasi dan menyelesaikan

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh menjadi dewasa. Menurut Hurlock (2002:108) bahwa remaja. mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan belajar manusia dapat berkembang dan berubah dalam sikap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

REDUCTION OF ANXIETY TO SPEAK IN FRONT OF CLASS THROUGH SPEECH ON STUDENT XI MIA 3 MAN 2 MODEL PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi secara lisan dengan baik dan benar di hadapan publik.

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. keputusan dapat diambil sesuai kebutuhan yang diharapkan. keputusan, yaitu keputusan untuk tidak melakukan apa-apa.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, disadari atau tidak remaja akan kehilangan hak-hak pribadi

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

Jurnal Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian,

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah elemen yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah rangkaian bunyi-bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia

BAB I PENDAHULUAN. moyang, teman teman, milik, uang dan lain lain. Kalau semuanya bagus, ia

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Bagi manusia normal, kegiatan berbicara merupakan suatu kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. agresif atau korban dari perilaku agresif orang lain tersebut.

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menggambarkan bagaimana seorang beriteraksi dengan lingkungan sekitar untuk mendapatkan informasi dan menyelesaikan permasalahan yang dialaminya. Di dalam proses belajar mengajar di kelas juga terjadi komunikasi baik komunikasi verbal ataupun nonverbal antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa yang lain. Siswa dituntut dapat berkomunikasi, dapat mengemukakan pendapat dan ide-idenya secara lisan di depan orang banyak. Tetapi tidak jarang siswa merasa cemas untuk mengungkapkan pikirannya secara lisan, baik pada saat diskusi kelompok, bertanya kepada guru, maupun ketika harus berkomunikasi atau berbicara di depan kelas saat mempersentasikan tugas. Kegiatan tersebut menuntut siswa agar berkomunikasi atau berbicara di depan umum, dan ketika siswa merasa cemas saat melakukannya bisa dikatakan siswa tersebut mengalami kecemasan dalam berbicara atau berkomunikasi di depan umum. Menurut Khayyirah (2013: 21) public speaking atau berbicara di depan publik adalah seni berbicara di depan umum tentang suatu hal atau topik secara lisan, dengan tujuan mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberi penjelasan, dan memberi informasi. Menurut Zuhri (2010:19) berkomunikasi mempunyai definisi mengucpkan kata-kata kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, baik kecil maupun besar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan kata lain memberikan informasi atau komunikasi dan juga memberikan motiovasi. Dalam 1

2 hal tersebut kesenian untuk berkomunikasi, konteksnya, baik yang dicapai berdasarkan bakat alam maupun keterampilan secara teknis. Untuk berkomunikasi atau berbicara yang baik, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan di antaranya dapat mengartikulasi kata kata dengan jelas mengucapkan vocal suara dan intonasi dengan jelas, mampu menyusun kata-kata sesuai tata bahasa yang ada, mempunyai kemampuan linguistik yang memadai, percaya diri, percaya akan kemampuan berbicara atau berkomunikasi yang dimiliki. Untuk menjadi pembicara yang baik juga harus mempunyai keberanian serta dapat menyampaikan secara teratur masalah yang dibicarakan, agar tujuan dari pembicara dapat tercapai. Tidak sedikit orang menjadi gugup, takut, cemas dan lain-lain, akibatnya apa yang disampaikan pun tidak jelas. Isi pembicara tidak disampaikan secara teratur karena tidak memiliki keberanian dalam mengungkapkannya, pendengar kesulitan mengungkapkan ide tersebut. Inilah yang ditakuti oleh banyak orang ketika akan berkomunikasi atau berbicara di depan umum. Berdasarkan observasi di lapangan dan wawancara dengan guru BK pada tanggal 7 November 2018 data yang diperoleh peneliti informasi bahwa di SMA 02 Kudus khususnya kelas XI IPS 3 terdapat siswa yang mengalami kecemasan berkomunikasi di depan kelas. Hal ini ditandai masih terdapatnya siswa yang tidak tenang, kurang percaya diri, tidak mudah mengalah, sering kali mengeluh, mengambil keputusan sering mengalami masa bimbang dan ragu, bertanya sering kali berulang-ulang, kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris, mudah tersinggung, merumuskan tujuan yang jelas, terutama pada saat diberi pertanyaan oleh guru atau disuruh maju dan terdapat siswa yang hanya diam ketika sedang

3 diskusi. Namun konselor belum memberikan perlakuan sebagai upaya untuk membantu siswa mengurangi kecemasan berkomunikasi siswa. Sehingga siswa kurang dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal. Hal ini merupakan tugas konselor untuk membantu mengatasi masalah siswa. Bantuan yang diberikan kepada siswa agar bisa efektif hendaknya mempertimbangkan relevansi antara jenis layanan dengan masalah yang dialami oleh siswa. Sehingga dengan bantuan yang tepat akan diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang diduga tepat dalam upaya memberi bantuan kepada siswa yaitu layanan bimbingan kelompok karena bimbingan kelompok ialah salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya, dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok proses untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Menurut Romlah (2006: 3) menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok adalah kegiatan yang berupa penyimpanan informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi atau individu. Informasi tersebut diberikan terutama dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahaman terhadap orang lain. Permasalahan yang diangkat dalam bimbingan kelompok diharapkan permasalahan yang relatif sama dengan penyebab yang berbeda beda, sehingga

4 siswa akan mendapatkan lebih banyak masukan dari anggota kelompok yang lain. Pelaksanaan bimbingan kelompok diharapkan menggunakan dinamika kelompok yang merupakan metode dan proses dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama kelompok. Terwujud dinamika kelompok sangat membantu dalam proses pelaksanaan bimbingan kelompok itu sendiri, karena dengan dinamika kelompok akan tercipta suasana kelompok yang nyaman dan saling menghargai. Dalam bimbingan kelompok ada teknik yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yaitu teknik sosiodrama. Teknik Sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dalam mengenai masalah siswa mengurangi kecemasan berkomunikasi di depan kelas yang rendah. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan kerjasama agar prestasi belajar dapat meningkat di sekolah. Dengan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama, dalam memecahkan suatu permasalahan antar anggota kelompok dengan menyatakan jawaban melalui pemikiran berbagai latar belakang yang mendasari pendapat baik dari pengetahuan, pengalaman serta keterampilan berfikir yang muncul rasa empati antar individu dan memunculkan ide-ide baru yang nantinya diharapkan dapat memberikan peningkatan komunikasi di depan kelas.

5 Maka peneliti melaksanakan penelitian dengan judul Upaya Untuk Mengatasi Kecemasan Berkomunikasi di Depan Kelas Melalui layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa SMA N 2 Kudus Tahun Pelajaran 2018/2019. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang identifikasi, analisis masalah permasalahan tersebut diatas, dapat Dirumuskan sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimanakah keterampilan peneliti dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan kelas pada siswa SMA N 2 Kudus tahun ajaran 2018/2019? 1.2.2 Apakah kecemasan berkomunikasi di depan kelas dapat diatasi dengan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat mengurangi kecemasan berkomunikasi di depan kelas pada siswa SMA N 2 Kudus tahun ajaran 2018/2019? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini Adalah: 1.3.1 Untuk mendeskripsikan bimbingan kelompok teknik sosiodrama yang efektif untuk mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan kelas di SMA N 2 Kudus tahun 2018/2019.

6 1.3.2 Untuk Meningkatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dalam mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan kelas pada siswa di SMA N 2 Kudus tahun ajaran 2018/2019. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk: 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat dalam penelitian ini sebagai bentuk pembekalan diri serta mengetahui Kemampuan berkomunikasi individu dan menambah pengetahuan yang luas tentang kemampuan berkomunikasi di depan kelas dan dapat mengaplikasikan ke arah yang lebih baik. Selain itu juga sebagian bahan informasi untuk siswa dan guru pembimbing dalam pelaksanaan teknik sosiodrama. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Siswa Siswa terbantu dalam mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan kelas dalam proses belajar. 2. Guru BK Guru BK sebagai perencanaan bimbingan dan konseling di SMA N 2 Kudus sekaligus referensi dalam mengembangkan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dengan teknik sosiodrama di SMA N 2 Kudus.

7 3. Peneliti Peneliti manfaat dari penelitian ini adalah menambah pengalaman dan wawasan yang luas. Peneliti bisa mempraktikkan teori-teori konseling dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. 4. Kepala Sekolah Dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang mendukung pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. 1.5 Ruang Lingkungan Penelitian Sesuai dengan judul dalam penelitian ini adalah Upaya Mengatasi Kecemasan Berkomunikasi di Depan kelas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik sosiodrama pada Siswa SMA N 2 Kudus Tahun pelajaran 2018/2019. Maka ruang lingkup penelitian ini hanya membahas tentang mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan kelas dan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. 1.6 Definisi Operasional Sesuai dengan judul penelitian Upaya Mengatasi Kecemasan berkomunikasi Di depan Kelas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama pada siswa SMA N 2 Kudus Tahun Pelajaran 2018/2019. Maka definisi operasional pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Kenyataan tidak semua individu dapat lancar berkomunikasi. Ada beberapa hambatan yang dialami individu dalam berkomunikasi, seperti beberapa hambatan yang dialami individu dalam berkomunikasi, seperti kecemasan dalam

8 berkomunikasi. Kecemasan berkomunikasi adalah suatu level ketakutan atau kecemasan seseorang, baik nyata maupun hanya prasangka, berkaitan dengan berkomunikasi dengan orang lain ataupun dengan banyak orang. Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu layanan dalam bimbingan konseling yang dapat digunakan untuk memantau siswa dalam memecahkan permasalahannya dalam suasana bimbingan kelompok. Sedangkan teknik sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Melalui interaksi dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama diharapkan siswa menjadi terpacu untuk mengembangkan diri terutama bagi siswa yang memiliki kecemasan berkomunikasi di depan kelas yang rendah. Siswa tersebut dapat belajar dari pengalaman antar anggota kelompok sehingga ia dapat intropeksi dan berusaha untuk mampu menghadapi kesulitan yang dialami. Mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan kelas melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama akan lebih efektif karena didalamnya melibatkan teman sebaya sehingga dalam bertukar pendapat tidak ada rasa canggung. Dengan demikian pemahaman anggota kelompok menjadi lebih baik tentunya dengan arahan dari pemimpin kelompok.