Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Kode etik penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl)

BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL...ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

UJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO. Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

Sukmawati, Muhammad Akbar Harsita, Rachmat Kosman. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha)

Transkripsi:

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 45

Lampiran 2. Karakteristik tumbuhan daun Afrika Tumbuhan Afrika Daun Afrika 46

Lampiran 3. Simplisia daun Afrika Serbuk simplisia daun Afrika Serbuk nanopartikel daun Afrika 47

Lampiran 4. Hasil karakterisasi Particle Size Analizer (PSA) daun Afrika 48

Lampiran 5. Gambar alat dan objek yang digunakan Oral Sonde + Spuit Gluko meter Nesco GCU 49

Lampiran 6. Gambar mencit sebelum dan setelah diabetes Mencit sebelum diabetes Mencit diabetes 50

Lampiran 7. Bagan Kerja Penelitian Daun Afrika 4.284 g Dipisahkan dari pengotornya Dicuci, ditiriskan dan ditimbang Dikeringkan dalam lemari pengering Simplisia Ditimbang Dihaluskan menggunakan blender Serbuk simplisia Dimaserasi menggunakan 96 % etanol Nanopartikel daun afrika Ekstrak etanol daun afrika Karakterisasi dengan alat SEM dan PSA Hasil Hasil Diuji efek antidiabetes Hasil 51

Lampiran 8. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun Afrika Berat serbuk 400 Dimasukkan ke dalam wadah Ditambahkan etanol 96%, biarkan selama 5 hari Disaring Maserat Ampas Direndam kembali dengan etanol 96%, biarkan selama 2 hari Disaring Maserat Ampas Diuapkan menggunakan rotavapor (suhu 40 o C) Di uapkan di atas waterbath (suhu 40 o C) Disaring Ekstrak Kental (37,81 gram) 52

Lampiran 9. Bagan pengerjaan uji efek antidiabetes nanopartikel daun Afrika (NDA) dan ekstrak etanol daun Afrika (EEDA) dengan toleransi glukosa 45 ekor mencit Kontrol Na NDA dibagi 4 EEDA dibagi 3 Glibenkla CMC 0,5 % kelompok @ 5 ekor : kelompok @ 5 ekor mid 0,65 sebanyak 5 ekor Dosis 50 mg/kg bb Dosis 100 mg/kg bb (kelompok II) mg/kg bb sebanyak 5 Dosis 100 mg/kg bb (kelompok VI) (kelompok III) Dosis 150 Dosis 150 mg/kg bb Dipuasakan semua mencit selama 18 jam Diukur KGD puasa mencit (70110 mg/dl) Diberikan suspensi CMC 0,5 %, sediaan uji, dan suspensi Glibenklamid Diberikan larutan glukosa 30 menit kemudian Diukur KGD puasa mencit tiap 30 menit selama 2 jam sampai KGD mencit normal Hasil 53

Lampiran 10. Bagan pengerjaan uji efek antidiabetes nanopartikel daun Afrika (NDA) dan ekstrak etanol daun Afrika (EEDA) dengan induksi aloksan 30 ekor mencit Kontrol Na NDA dibagi 3 EEDA Metformin CMC 0,5 % kelompok @ 5 ekor : 150 mg/kg bb 65 mg/kg bb sebanyak 5 ekor Dosis 100 mg/kg bb sebanyak 5 ekor sebanyak 5 (kelompok II) ekor Dosis 150 mg/kg bb (kelompok III) Dipuasakan semua mencit selama 18 jam Diukur KGD puasa mencit (70110 mg/dl) Diinjeksikan larutan aloksan 150 mg/kg bb secara i.p. Diukur kadar glukosa darah puasa mencit pada hari ketiga, di atas 200 mg/dl mencit diabetes Diberikan suspensi CMC 0,5 %, sediaan uji, dan suspensi Metformin selama 3 minggu berturutturut dengan dosisnya masingmasing sampai kadar glukosa darah normal Diukur KGD pada hari ke3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 dan hari ke21 Hasil 54

Lampiran 11. 1. Volume maksimal larutan sediaan uji yang diberikan pada berbagai Jenis uji Mencit (2030 g) Tikus (100 g) Hamster (50 g) Marmot (250 g) Merpati (300 g) Kelinci (2,5 kg) Kucing (3 kg) Anjing (5 kg) Volume maksimal (ml) sesuai jalur pemberian i.v. i.m. i.p. s.c. p.o. 0,5 0,005 1,0 0,51,0 1,0 1,0 0,1 2,5 2,5 5,0 0,1 12 2,5 2,5 0,25 25 5,0 10,0 2,0 0,5 2,0 2,0 10,0 510 0,5 1020 510 20,0 510 1,0 1020 510 50,0 1020 5,0 2050 10,0 100,0 (Suhardjono, D,.1995) 2. Perbandingan luas permukaan tubuh percobaan untuk konversi dosis Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Mencit 20 g 6 8 1,0 0,14 0,08 0,04 0,03 0,01 0,00 Tikus 200 g 7, 01 1, 0 0, 57 0, 25 0, 23 0, 11 0, 06 Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg 12,29 27,8 29,7 1,74 3,3 4,2 1,0 2,25 2,4 0,44 1,0 1,06 0,42 0,92 1,0 0,19 0,42 0,45 0,10 0,022 0,24 Kera 4 kg 64,1 9, 2 5, 2 2, 4 2, 2 1, 0 0, 52 Anjing 12 kg 124, 2 Manusia 70 kg 387,9 17,8 56,0 10,2 31,5 4,5 14,2 4,1 13,0 1,9 6,1 1,0 3,1 Manusia 70 kg 26 0,00 0, 018 0,031 0,07 3 0,01 16 0, 0,32 1,0 (Suhardjono, D,.1995) 55

Lampiran 12. Contoh perhitungan dosis Contoh perhitungan volume larutan induksi aloksan yang diambil untuk diinjeksi secara intraperitoneal (i.p.) pada uji mencit Dosis induksi aloksan untuk mencit = 150 mg/kg bb (i.p.) Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada uji mencit (20 g) secara i.p. adalah 1 ml (ada di lampiran 11) Konsentrasi larutan induksi Aloksan yang dibuat = 150 mg/10 ml Berapa volume larutan induksi aloksan yang diinduksikan? Misal: BB mencit = 20 g a. Jumlah obat yang diberikan = 150 mg/ kg bb x BB = 150 mg/kg bb x 20 g = 3 mg b. Volume larutan yang diberi = 3 mg 150 mg x 10 ml = 0,2 ml Maka volume larutan induksi aloksan yang diambil sebanyak 0,2 ml 56

Lampiran 12. (Lanjutan) Contoh perhitungan dosis Glibenklamid yang akan diberikan pada mencit secara oral Tiap tablet Glibenklamid mengandung 5 mg Glibenklamid Dosis maksimum untuk manusia dewasa = 5 mg 20 mg Konversi dosis manusia (70 kg) ke dosis untuk uji mencit dikali 0,0026 (ada di lampiran 11) Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada uji mencit (20 g) secara oral adalah 1 ml (ada di lampiran 11) a. Berapa dosis Glibenklamid (dalam mg/kg bb) untuk mencit? Dosis Glibenklamid untuk mencit (20 g) = (5 mg 20 mg) x 0,0026 = 0,013 mg 0,052 mg Dosis Glibenklamid untuk mencit (20 g) = 0,013 mg 0,052 mg, maka dosis glibenklamid yang digunakan = 0,013 untuk mencit 20 g Jadi dosis (mg/kg bb) 0,013 mg 20 g = X 1 Kg 0,0013 mg X = 20 g x 1 kg = 0,65 mg Maka dosis Glibenklamid adalah 0,65 mg/kg bb b. Berapa jumlah dan suspensi Glibenklamid yang diberikan untuk mencit? Pembuatan suspensi Glibenklamid : Ambil 1 tablet Glibenklamid dosis 5 mg digerus dan dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC. Misal: BB mencit = 20 g 57

Jumlah serbuk Glibenklamid yang diberikan = 0,65 mg/kg bb x 20 g 0,013 mmmm Volume larutan yang diberi = 0,65 mmmm = 0,013 mg x 10 ml = 0,2 ml 58

Lampiran 12. (Lanjutan) Contoh perhitungan dosis Metformin secara oral yang akan diberikan pada mencit Tiap tablet Meformin mengandung 500 mg MetforminHCl Dosis maksimum untuk manusia dewasa = 500 mg 3000 mg Konversi dosis manusia (70 kg) ke dosis untuk uji mencit dikali 0,0026 (ada di lampiran 11) Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada uji mencit (20 g) secara oral adalah 1 ml (ada di lampiran 11) a. Berapa dosis Metformin (dalam mg/kg bb) untuk mencit? Dosis Metformin untuk mencit (20 g) = (500 mg 3000 mg) x 0,0026 = 1,3 mg 7,8 mg Dosis MeforminHCl untuk mencit (20 g) = 1,3 mg 7,8 mg, maka dosis Metformin yang digunakan = 1,3 mg untuk mencit 20 g Jadi, dosis (mg/kg bb) 1,3 mmmm 20 gg = XX 1 KKKK 1,3 mmmm X = 20 gg x 1 kg = 65 mg Maka dosis MeforminHCl adalah 65 mg/kg bb b. Berapa jumlah dan volume suspensi Meformin yang diberikan untuk mencit? Pembuatan suspensi Meformin: Ambil 1 tablet Meformin dosis 500 mg, digerus dan dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC. Misal: BB mencit = 20 g 59

Jumlah serbuk Meformin yang diberikan = 65 mg/kg bb x 20 g = 1,3 mg Volume larutan yang diberi = 1,3 mmmm 65 mmmm x 10 ml = 0,2 ml 60

Lampiran 12. (Lanjutan) Contoh perhitungan dosis nanopartikel daun Afrika (NDA) dan ekstrak etanol daun Afrika (EEDA) yang akan diberikan pada mencit diabetes Dosis suspensi NDA yang akan dibuat adalah 100, 150, dan 200 mg/kg bb. a. Cara pembuatan suspensi NDA: Timbang 50, 100, 150, dan 200 mg NDA. Masing masing dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC. b. Berapa volume suspensi NDA yang akan diberikan pada mencit diabetes? Misal: BB mencit = 20 g Jumlah NDA dosis 50 mg/kg bb 20 gg = x 50 mg = 1 mg 1000 gg Volume larutan yang diberi = 1 mmmm 50 mmmm x 10 ml = 0,2 ml 20 gg Jumlah NDA dosis 100 mg/kg bb = x 100 mg = 2 mg 1000 gg Volume larutan yang diberi = 2 mmmm 100 mmmm x 10 ml = 0,2 ml Jumlah NDA dosis 150 mg/kg bb = 20 gg x 150 mg = 3 mg 1000 gg Volume larutan yang diberi = 3 mmmm x 10 ml = 0,2 ml 150 mmgg 20 gg Jumlah NDA dosis 200 mg/kg bb = x 200 mg = 4 mg 1000 gg 61

Volume larutan yang diberi = 4 mmmm 200 mmmm x 10 ml = 0,2 ml Dosis suspensi EEDA yang dibuat adalah 100, 150, dan 200 mg/kg bb a. Cara pembuatan suspensi EEDA: Timbang 100, 150 dan 200 mg ekstrak etanol daun Afrika, masingmasing dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC. b. Berapa volume suspensi EEDA yang akan diberikan pada mencit diabetes? misal: BB mencit = 20 g 20 gg Jumlah EEDA dosis 100 mg/kg bb = 1000 gg x 100 mg = 2 mg 2 mm gg Volume larutan yang diberi = x 10 ml = 0,2 ml 100 mm gg 20 gg Jumlah EEDA dosis 150 mg/kg bb = 1000 gg x 150 mg = 3 mg 3 mm gg Volume larutan yang diberi = x 10 ml = 0,2 ml 150 mm gg 20 gg Jumlah EEDA dosis 200 mg/kg bb = 1000 gg x 200 mg = 4 mg 4 mm gg Volume larutan yang diberi = x 10 ml = 0,2 ml 200 mm gg 62

Lampiran 13. Data pengukuran kadar glukosa darah (KGD) uji toleransi glukosa Kelompok uji Berat badan ratarata (g) P1 28,5 P2 30,6 P3 32,7 P4 31,3 P5 33,6 P6 27,6 P7 28,6 P8 27,8 P9 34,6 KGD ratarata puasa (mg/dl) KGD ± SD setelah perlakuan (mg/dl) Waktu (menit) 30 P 60 P 90 P 120 P 77,6 ± 1,82 300,2 ± 3,49,000 251 ± 6,52,000 170,6 ± 7,54,000 135 ± 8,47,000 93,8 ± 2,17 265,8 ± 12,2,000* 181,4 ± 6,43,000* 138,4 ± 5,32,000* 106,60 ±,000*,919 #,998 #,994 # 2,30,000 89,8 ± 2,56 261 ± 10,34,000* 168,8 ± 6,72,000* 128,6 ± 10,43,000* 76,80 ± 2,49,000* 1,000 # 1,000 #,987 # 1,000 # 93,2 ± 2,17 257,4 ± 6,73,000* 177 ± 3,92,000* 131,8 ± 8,87,000* 85,60 ± 2,07,000* 1,000 # 1,000 # 1,000 #,015 # 90,2 ± 2,95 254 ± 10,08,000* 163,4 ± 15,9,000* 134,8 ± 15,83,000* 84,80 ± 2,86,000*,995 #,998 # 1,000 #,226 # 74,6 ± 4,56 259 ± 12,2,000* 195 ± 45,83,000 129,2 ± 3,56,000* 111,20 ±,000* 1,000 #,564 #,994 # 2,59,000 73 ± 2,24 265,2 ± 6,87,000* 174,4 ± 7,71,000* 136,6 ± 7,13,000* 78,00 ± 5,83,000*,949 # 1,000 # 1,000 #,982 # 76,8 ± 1,64 274,8 ± 6,46,001* 182,2 ± 6,09,000* 139 ± 5,15,000* 111,40 ±,000*,107 #,996 #,987 # 5,13,000 85,4 ± 2,51 258,6 ± 4,51,000* 173,6 ± 4,88,000* 133,8 ± 6,54,000* 75,20 ± 2,77,000* Keterangan: P= perlakuan; 1= suspensi CMC 0,5 %; 2, 3, 4 dan 5= suspensi nanopartikel daun afrika dosis 50, 100 150 dan 200 mg/kg bb; 6, 7, dan 8= suspensi ekstrak etanol daun afrika dosis 100, 150 dan 200 mg/kg bb; 9= suspensi glibenklamid dosis 0,65 mg/kg bb; * = terdapat perbedaan yg signifikan; # = tidak terdapat perbedaan yang signifikan 63

Lampiran 14. Data pengukuran kadar glukosa darah (KGD) induksi aloksan 1. KGD mencit setelah pemberian suspensi NaCMC 0,5 % sebanyak 1 % bb No. BB (g) KGD puasa sebelum diinduksi aloksan (mg/dl) KGD puasa setelah diinduksi aloksan (mg/dl) KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke3 ke5 ke7 ke9 ke11 ke13 ke15 ke17 ke19 ke21 1. 27,8 73 320 340 353 365 383 395 411 427 435 440 441 2. 28,6 76 321 345 362 377 379 388 401 413 435 442 446 3. 29,6 79 335 339 347 359 381 391 404 417 429 436 439 4. 26,5 81 350 320 335 340 374 379 388 399 417 439 436 5. 27,4 74 335 347 357 361 379 384 397 405 424 427 435 Ratarata 76,60 332,20 338,20 350,80 360,40 379,20 387,4 400,2 422 428,0 0 436,80 439,40 SD 3,36 12,32 10,71 10,40 13,37 3,35 6,19 8,53 10,83 7,68 5,89 4,43 64

Lampiran 14. (lanjutan) 2. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 100 mg/kg bb No. BB (g) KGD puasa sebelum diinduksi aloksan (mg/dl) KGD puasa setelah diinduksi aloksan (mg/dl) KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke3 ke5 ke7 ke9 ke11 ke13 ke15 ke17 ke19 ke21 1. 29,5 84 330 326 302 281 240 224 153 108 94 87 83 2. 28,6 83 321 311 295 276 243 219 158 106 92 83 81 3. 32,6 89 346 325 301 287 249 221 161 101 91 81 80 4. 27,5 77 316 314 302 279 251 228 165 110 96 84 85 5. 29,6 78 327 319 290 274 253 230 154 109 98 86 83 Ratarata 82,20 328 319,20 298 279,40 247,2 224,40 158,20 106,8 94,2 84,20 82,4 SD 4,86 11,42 6,59 5,34 5,03 5,49 4,62 4,97 3,56 2,86 2,39 1,95 65

Lampiran 14. (lanjutan) 3. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 150 mg/kg bb No. BB (g) KGD puasa sebelum diinduksi aloksan (mg/dl) KGD puasa setelah diinduksi aloksan (mg/dl) KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke3 ke5 ke7 ke9 ke11 ke13 ke15 ke17 ke19 ke21 1. 33,6 88 335 330 308 310 252 230 166 126 112 94 95 2. 31,8 85 359 326 311 293 244 226 159 121 115 99 97 3. 29,6 82 341 329 306 295 276 221 167 128 111 91 91 4. 34,2 81 361 321 301 291 267 220 153 137 118 97 93 5. 31,7 82 358 331 307 289 258 217 151 122 119 98 90 Ratarata 83,60 350,80 327,40 306,60 295,60 259,40 222,8 159,20 126,8 115 95,80 93,20 SD 2,88 11,93 4,03 3,65 8,36 12,52 5,17 7,29 6,38 3,54 3,27 2,86 66

Lampiran 14. (lanjutan) 4. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 200 mg/kg bb No. BB (g) KGD puasa sebelum diinduksi aloksan (mg/dl) KGD puasa setelah diinduksi aloksan (mg/dl) KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke3 ke5 ke7 ke9 ke11 ke13 ke15 ke17 ke19 1. 27,4 95 351 327 311 286 286 243 180 130 121 98 97 2. 33,8 92 339 321 298 281 273 257 176 129 117 110 96 3. 26,8 97 326 316 301 295 283 244 177 128 116 108 99 4. 34,7 91 329 318 299 290 274 236 174 131 110 104 91 5. 33,6 90 345 310 298 284 276 246 181 119 112 106 97 Ratarata 93,00 338 318,40 301,40 287,20 278,40 245,20 177,60 127,4 115,2 0 105,2 96,00 SD 2,91 10,54 6,27 5,51 5,45 5,77 7,59 2,88 4,83 4,32 4,60 3,00 ke21 67

Lampiran 14. (lanjutan) 5. KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDA dosis 150 mg/kg bb No. BB (g) KGD puasa sebelum diinduksi aloksan (mg/dl) KGD puasa setelah diinduksi aloksan (mg/dl) KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke3 ke5 ke7 ke9 ke11 ke13 ke15 ke17 ke19 ke21 1. 34,5 82 357 330 312 287 259 234 165 140 119 98 90 2. 31,4 83 341 325 307 286 265 239 159 157 111 96 92 3. 27,8 88 355 331 315 278 261 228 175 132 114 91 92 4. 29,4 81 358 321 304 289 263 245 170 140 109 98 93 5. 32,6 80 329 319 293 283 264 236 159 143 121 95 91 Ratarata 82,8 348 325,20 306,2 284,6 262,40 236,40 165,6 142,4 114,8 105,20 91,60 SD 3,11 12,65 5,31 8,53 4,27 2,41 6,26 6,98 9,13 5,12 4,60 1,14 68

Lampiran 14. (lanjutan) 6. KGD mencit setelah pemberian suspensi Metformin dosis 65 mg/kg bb No. BB (g) KGD puasa sebelum diinduksi aloksan (mg/dl) KGD puasa setelah diinduksi aloksan (mg/dl) KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke3 ke5 ke7 ke9 ke11 ke13 ke15 ke17 ke19 ke21 1. 27,5 76 371 336 302 288 254 230 163 121 110 93 85 2. 33 77 353 320 301 281 256 236 164 119 107 91 86 3. 29,7 79 361 325 304 288 241 237 170 121 103 89 84 4. 32,6 84 354 332 308 276 259 231 166 122 105 88 81 5. 34 83 350 327 299 277 247 229 171 118 101 98 89 Ratarata 79,80 357,80 328 302,80 282 251,4 232,6 166,80 120,2 105,2 91,8 85 SD 3,56 8,41 6,21 3,42 5,78 7,30 3,65 3,56 1,64 3,49 3,96 2,92 69

Lampiran 15. Data persen penurunan KGD 1. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi NaCMC 0,5 % sebanyak 1 % bb No. BB (g) % penurunan KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke 3 ke 5 ke 7 ke 9 ke 11 ke 13 ke 15 ke 17 ke 19 ke 21 1. 27,8 6,25 10,31 14,06 19,68 23,43 28,43 33,43 35,93 37,50 37,81 2. 28,6 7,47 12,77 17,44 18,06 20,87 24,92 28,66 35,51 37,69 38,94 3. 29,6 1,19 3,58 7,16 13,73 16,72 20,59 24,47 28,06 30,15 31,03 4. 26,5 8,57 4,28 2,85 6,85 8,28 10,85 14,00 19,14 25,43 24,57 5. 27,4 3,57 6,56 7,76 13,13 14,63 18,51 20,89 26,57 27,46 29,85 Ratarata 1,98 5,78 8,71 14,29 16,78 20,66 24,29 29,04 31,64 32,44 SD 6,38 6,63 7,77 5,01 5,87 6,69 7,42 6,97 5,68 5,95 70

Lampiran 15. (lanjutan) 2. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 100 mg/kg bb No. BB (g) % penurunan KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke 3 ke 5 ke 7 ke 9 ke 11 ke 13 ke 15 ke 17 ke 19 ke 21 1. 29,5 1,22 8,48 7,46 24,77 31,12 53,64 67,27 71,52 76,63 74,84 2. 28,6 3,12 8,09 18,38 32,03 31,78 50,78 66,98 71,34 74,14 74,76 3. 32,6 6,54 13,01 13,48 19,06 36,13 53,47 70,81 73,69 76,59 76,88 4. 27,5 0,63 4,43 19,39 26,03 27,85 47,78 65,19 69,62 73,42 73,11 5. 29,6 2,45 11,31 19,27 27,93 29,66 52,91 66,67 70,03 73,70 74,62 Ratarata 2,79 9,06 15,59 25,96 31,31 51,72 67,38 71,24 74,89 74,84 SD 2,31 3,29 5,15 4,73 3,08 2,48 2,07 1,59 1,58 1,34 71

Lampiran 15. (lanjutan) 3. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 150 mg/kg bb No. BB (g) % penurunan KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke 3 ke 5 ke 7 ke 9 ke 11 ke 13 ke 15 ke 17 ke 19 ke 21 1. 33,6 1,49 8,06 7,46 24,77 31,34 50,45 62,38 66,57 71,94 71,64 2. 31,8 9,19 13,37 18,38 32,03 37,05 55,71 66,29 67,95 72,42 72,98 3. 29,6 3,52 10,26 13,48 19,06 35,19 51,03 62,46 67,45 73,31 73,31 4. 34,2 11,08 16,62 19,39 26,03 39,06 57,62 62,05 67,31 73,13 74,23 5. 31,7 7,54 14,25 19,27 27,93 39,38 57,82 65,92 66,76 72,63 74,86 Ratarata 6,56 12,51 15,59 25,96 36,40 54,53 63,82 67,21 72,69 73,40 SD 3,97 3,37 5,15 4,74 3,29 3,56 2,09 0,55 0,56 1,23 72

Lampiran 15. (lanjutan) 4. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 200 mg/kg bb No. BB (g) % penurunan KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke 3 ke 5 ke 7 ke 9 ke 11 ke 13 ke 15 ke 17 ke 19 ke 21 1. 27,4 6,84 11,39 18,52 18,52 30,76 72,08 62,96 65,53 73,50 72,36 2. 33,8 5,30 12,09 17,11 19,47 24,19 67,55 61,95 65,49 71,68 71,68 3. 26,8 3,07 7,66 9,51 13,19 25,15 66,87 60,74 64,42 68,40 69,63 4. 34,7 3,34 9,12 11,86 16,72 28,27 68,38 60,18 66,56 69,30 72,34 5. 33,6 10,15 13,62 17,68 20,00 28,69 69,28 65,51 67,54 71,89 71,89 Ratarata 5,74 10,77 14,94 17,58 27,41 68,83 62,27 65,91 70,95 71,58 SD 2,90 2,39 4,00 2,75 2,69 2,03 2,11 1,18 2,07 1,13 73

Lampiran 15. (lanjutan) 5. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDA dosis 150 mg/kg bb No. BB (g) % penurunan KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke 3 ke 5 ke 7 ke 9 ke 11 ke 13 ke 15 ke 17 ke 19 ke 21 1. 34,5 7,56 12,61 19,61 27,45 34,45 53,78 60,78 66,67 72,45 74,78 2. 31,4 4,69 9,79 16,13 22,29 29,91 53,37 53,96 67,45 71,84 73,02 3. 27,8 6,76 11,27 21,69 26,54 35,77 50,70 62,82 67,88 74,37 74,08 4. 29,4 10,33 15,08 19,27 26,54 31,56 52,51 60,89 69,55 72,63 74,04 5. 32,6 3,03 10,49 13,98 19,76 28,26 51,67 56,53 63,22 71,12 72,34 Ratarata 6,47 11,85 18,13 24,51 31,99 52,41 58,99 66,95 72,48 73,65 SD 2,79 2,08 3,06 3,33 3,11 1,25 3,63 2,34 1,21 0,96 74

Lampiran 15. (lanjutan) 6. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian Metformin dosis 65 mg/kg bb No. BB (g) % penurunan KGD setelah perlakuan (mg/dl) ke 3 ke 5 ke 7 ke 9 ke 11 ke 13 ke 15 ke 17 ke 19 ke 21 1. 27,5 9,43 18,59 26,18 31,59 38,06 56,06 67,38 70,35 74,93 77,09 2. 33 9,42 14,73 20,39 27,48 33,14 66,29 69,28 69,68 74,22 75,64 3. 29,7 9,97 15,78 20,22 34,19 34,35 52,91 66,48 71,47 75,34 76,73 4. 32,6 6,26 12,99 21,19 26,84 34,75 50,56 65,53 70,34 75,14 77,12 5. 34 6,57 14,57 20,85 29,43 34,57 51,14 66,29 71,14 72,00 74,52 Ratarata 8,33 15,33 21,77 29,91 34,97 55,39 66,99 70,59 74,33 76,22 SD 1,76 2,07 2,49 3,03 1,84 6,45 1,44 0,71 1,37 1,12 75

Lampiran 16. Data pengukuran ratarata KGD mencit setelah perlakuan Kelompok uji KGD puasa sebelum diinduksi aloksan (mg/dl) P1 76,6 ± 3,36 P2 82,2 ± 4,87 P3 83,6 ± 2,88 P4 93 ± 2,92 P5 82,8 ± 3,11 P6 79,8 ± 3,56 ke3 338,2 ± 10,71 319 ± 6,56 327,4 ± 4,04 318,4 ± 6,27 325,2 ± 5,31 328 ± 6,21 P,001 ke5 350,80 ±10,40 298 ±,299 # 5,34 1,000 # 306,6 ± 3,65 301,4 ±,237 # 5,51,984 # 306,2 ± 8,53 302,8 ± 3,42 P,000 ke7 360,40 ± 13,37 279,4 ±,945 # 5,03 295,6 ±,979 # 8,36 287,2 ± 1,00 # 5,45 284,6 ±,987 # 4,28 282 ± 5,79 P,000 ke9 379 ± 3,34,99 # 247,2 ± 5,49 259,4,093 # ± 12,52,838 # 278,4 ± 5,77,99 # 262,4 ± 2,41 251,4 ± 7,3 KGD ± SD setelah perlakuan (mg/dl) P,000 ke11 387,40 ± 6,18 224,4,955 # ± 4,62 222,8,474 # ± 5,17 245,2 ± 7,59 236,4,267 # ± 6,27 232,6 ± 3,65 P,000 ke13 400,2 0 ±8,53,262 # 158,2 ± 4,97,121 # 159,2 ± 7,29,021 * 177,6 ± 2,88,896 # 165,6 ± 6,98 166,8 ± 3,56 P,000 ke15 412,2 ± 10,83 106 ±,108 # 3,56 126,8 ±,194 # 6,38,024 * 127,4 ±4,83 1,000 # 142,4 ±19,13 120,2 ±1,64 P,000 ke 17 428 ± 7,68 94,2,257 # ± 2,86 115 ±,875 # 3,54 115,2,831 # ± 4,32 114 ± 5,12 105,2 ± 3,49 P,000 ke19 436,80 ± 5,89 84,2 ±,069 # 2,38 95,8 ±,131 # 3,27 105,2,118 # ± 4,6 95,6 ±,145 # 2,88 91,8 ± 3,96 P,000 ke21 439,40 ± 4,39,357 # 82,4 ±1,95 93,2 ±,89 # 2,86 96 ± 3,00 91,6 ±,909 # 1,14 85 ± 2,92 P,000,00 0 *,99 1 #,00 0 *,44 5 #,00 0 *,16 2 #,00 0 *,66 5 #,00 0 * Keterangan: P= perlakuan; 1= suspensi CMC 0,5 %; 2,3, dan 4= nanopartikel daun afrika dosis 100,150 dan 200 mg/kg bb; 5= Ekstrak etanol daun afrika dosis 150 mg/kg bb; 6= suspensi metformin dosis 65 mg/kg bb; * = terdapat perbedaan yg signifikan; # = tidak terdapat perbedaan yang signifikan 76