BAB IV METODE PENELITIAN. perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan, sehingga terdapat 15 unit percobaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016

Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

METODE. Materi. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

111. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PELAKSAANAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Denpasar, selama 3 bulan mulai dari Tanggal 21 Februari sampai dengan 22 Mei

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

Coklat. Berikut ini Jenis-jenis coklat yang beredar dipasaran antara lain : 1. Couverture

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

PEMANFAATAN TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) SEBAGAI SUMBER KAROTEN DALAM PEMBUATAN MIE BASAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

III. METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian dilakukan dengan 5 jenis perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan, sehingga terdapat 15 unit percobaan. Adapun perlakuan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) P1 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 0%, terigu 100% 2) P2 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 5%, terigu 95% 3) P3 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 10%, terigu 90% 4) P4 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 15%, terigu 85% 5) P5 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 20%, terigu 80% Perbedaan konsentrasi tepung yang digunakan bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi optimum yang dapat menghasilkan produk kue putu ayu yang memiliki nilai gizi dan nilai sensoris yang sesuai standar. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di laboratorium Pengolahan Pangan Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar yang meliputi proses pembuatan produk dan penilaian organoleptik. Penelitian ini juga dilaksanakan di laboratorium Analitik Fakultas Pertanian Universitas Udayana, untuk menganalisis kadar beta karoten terhadap semua unit perlakuan kue putu ayu. 31

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 sampai dengan bulan Juli 2018. C. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pada proses pembuatan tepung labu kuning, labu kuning yang digunakan adalah jenis bokor dengan ciri-ciri berbentuk bulat, segar, tidak cacat, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dengan tingkat kematangan berwarna kuning seluruhnya yang dibeli di Pasar Kreneng Jalan Kamboja Denpasar. b. Pada proses pembuatan kue putu ayu bahan yang digunakan adalah tepung terigu berprotein sedang merk Segitiga Biru, gula pasir merk Gulaku, vanili bubuk, baking powder dan SP merk Koepoe-koepoe yang dibeli di UD. Fenny Jalan Nakula no 58 Denpasar dan telur ayam, santan merk KARA, kelapa setengah tua dan garam yang dibeli di Pasar Kreneng Jalan Kamboja Denpasar. c. Bahan yang digunakan pada analisa kadar beta karoten adalah beta karoten murni, NaSO4, aquadest, acetone, dan petroleum eter (PE). d. Bahan yang digunakan dalam uji organoleptik yaitu cracker Malkist Roma dan air mineral merk aqua yang di beli di Alfamart di Jalan Surapati Denpasar. 32

2. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut : a. Pada proses pembuatan tepung labu kuning menggunakan alat seperti : pisau, parutan, talenan, waskom, blender merk Miyako, panci, ayakan tepung, nampan, saringan santan, timbangan dengan merk lion star dengan kapasitas 2 kg serta ketelitiannya 10 gram dan kompor gas b. Alat yang digunakan untuk membuat produk kue putu ayu yaitu : kompor gas, mangkok, mixer merk Philips, cublukan, cetakan aluminium, sendok makan, whisk, ayakan tepung, timbangan merk Lion Star dengan kapasitas 2 kg serta ketelitiannya 10 gr, timbangan analitik, gelas ukur kapasistas 1000 ml. c. Untuk uji organoleptik yaitu piring kertas kecil, nampan, kuisioner, dan alat tulis. d. Pada uji kadar Beta Karoten menggunakan gelas ukur, labu ukur, saringan, timbangan analitik, pipet volume, pipet tetes, spektrofotometer UV-Vis, alat vortex, dan tabung reaksi. D. Sampel Penelitian Sampel penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kue putu ayu dengan perlakuan substitusi terigu dengan tepung labu kuning yaitu sebagai berikut : 1) P1 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 0%, terigu 100% 2) P2 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 5%, terigu 95% 33

3) P3 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 10%, terigu 90% 4) P4 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 15%, terigu 85% 5) P5 : perlakuan substitusi tepung labu kuning 20%, terigu 80% E. Prosedur Kerja 1. Pembuatan Tepung Labu Kuning a. Buah labu kuning dipilih yang tingkat kematangan sempurna dengan warna yang khas yaitu kuning keoranyean seluruhnya b. Buah labu kuning yang baik selanjutnya dipotong dan dibersihkan dari kulit dan kotorannya serta dicuci hingga bersih c. Buah labu kuning yang sudah dibersihkan selanjutnya diblanching dengan suhu 80 0 C selama 30 detik lalu diparut menggunakan alat parutan dengan ketebalan 1-2 mm, kemudian dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari selama 2-3 hari. d. Setelah buah labu kuning kering, labu kuning tersebut diblender sampai halus. Selanjutnya, hasil dari penghalusan diayak menggunakan ayakan tepung. 34

Labu Kuning Pemilihan Labu Kuning Pemotongan Pencucian Pengupasan Blanching dengan suhu 80 0 C selama 30 detik Parut dengan alat parutan Pengeringan dengan sinar matahari selama 2-3 hari Penghalusan dengan blender Pengayakan Tepung Labu Kuning Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Tepung labu Kuning 2. Komposisi Bahan dalam Pembuatan Adonan Dalam penelitian ini, kue putu ayu yang dibuat masing-masing dengan perlakuan dan ulangan yaitu 1 resep. Adapun komposisi bahan pembuatan kue putu ayu dapat dilihat dalam tabel berikut ini : 35

Bahan Tepung Terigu (g) Tabel 4 Komposisi Bahan Pembuatan Kue Putu Ayu Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 100 95 90 85 80 Tepung Labu Kuning (g) 0 5 10 15 20 Telur ayam 110 110 110 110 110 ras (g) Gula Pasir 80 80 80 80 80 (g) Kelapa Parut 100 100 100 100 100 (g) SP (g) 2 2 2 2 2 Baking 1 1 1 1 1 Powder (g) Santan (ml) 100 100 100 100 100 Vanili (g) 1 1 1 1 1 Garam (g) 2 2 2 2 2 3. Prosedur Kerja Pembuatan Kue Putu Ayu a. Terigu dan tepung labu kuning dicampur sesuai dengan perlakuan (0%, 5%, 10%, 15%, 20%). b. Telur ayam, gula pasir, SP dan baking powder dikocok menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi. Pengocokan dilakukan sampai adonan kental, kaku dan mengembang c. Setelah adonan mengembang, vanili bubuk dan garam dimasukkan lalu dikocok sampai tercampur rata. 36

d. Adonan yang telah tercampur rata kemudian dimasukkan komposit terigu tepung labu kuning (0%, 5%, 10%, 15%, 20%) sambil diayak dan diaduk perlahan menggunakan whisk. e. Setelah dimasukkan komposit terigu tepung labu kuning selanjutnya dimasukkan santan yang telah di encerkan menggunakan air dengan perbandingan 1:1 lalu diaduk sampai adonan tercampur rata. f. Kelapa setengah tua diparut lalu diberi garam dan dikukus sampai matang. Kelapa parut kukus kemudian di masukkan ke dasar cetakan. Adonan kue putu ayu yang telah tercampur rata lalu dituangkan ke dalam cetakan tersebut. g. Setelah adonan siap untuk dikukus, cublukan dipanaskan dan setelah air mendidih adonan dikukus selama 20 menit. 37

Telur, gula pasir, SP dan baking powder Kelapa Setengah Tua Diparut Diberi garam Kocok Sampai Mengembang Santan Aduk Perlahan Komposit Terigu Tepung Labu Kuning (0%, 5%, 10%, 15%, 20%) Dikukus Adonan Kelapa Parut Kukus Cetakan Kukus selama 20 menit Kue Putu Ayu Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Kue putu ayu F. Parameter Yang Diamati 1. Kadar Pro Vitamin A (Beta Karoten) Kandungan zat gizi yang diteliti adalah kadar provitamin A (beta karoten) pada semua unit perlakuan pada kue putu ayu. Penentuan 38

kadar pro vitamin A (beta karoten) dengan menggunakan metode Spektrofotometer (Apriyantono, 1989) dengan prosedur kerjanya sebagai berikut : - Sampel kue putu ayu telah dihaluskan kemudian diambil yang mewakili keseluruhan sampel lalu ditimbang dengan teliti sebanyak 0,1-0,5 gram lalu dimasukkan ke tabung centrifuge - Selanjutnya ditambahkan pelarut 5 ml acetone dan 5 ml PE murni lalu diaduk - Kemudian disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm - Setelah itu diambil bagian yang bening (supernatan) lalu tampung pada tabung reaksi - Proses ekstraksi diulang hingga supernatan tidak berwarna (bening) - Setelah itu, bagian yang bening dimasukkan ke dalam tabung pemisah lalu dibilas dengan aquades sebanyak 3 kali (15 ml) - Kemudian buang air pembilas dan bagian atas (berwarna) ditampung ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 gr NaSO4 lalu divortex - Setelah divortex, diambil bagian yang bening lalu tambahkan PE sampai volume 10 ml lalu baca pada abs pada λ 450nm Kadar beta karoten (μg/100g) = total volume x abs x 100 0,2 x berat sampel 39

2. Sifat Sensorik Pengujian mutu subyektif dilakukan dengan uji organoleptik yang diuji dengan uji kesukaan sebanyak 5 skala pengukuran yaitu aroma, rasa, warna, tekstur dan penerimaan secara keseluruhan dan Uji mutu ( Hedonik ) sebanyak 2 skala pengukuran yaitu warna dan tekstur. Skala hedonik dan skala numerik yang digunakan dalam uji organoleptik dapat dilihat pada Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7, berikut ini : Tabel 5 Skala Hedonik dan Skala Numerik yang digunakan dalam Uji Organoleptik (Hedonik) Terhadap Aroma, Rasa, Warna, Tekstur dan Penerimaan Keseluruhan Kue Putu Ayu No Skala Hedonik Skala Numerik 1 Sangat suka 5 2 Suka 4 3 Netral 3 4 Tidak suka 2 5 Sangat tidak suka 1 Tabel 6 Skala Mutu Hedonik dan Skala Numerikyang digunakan dalam Uji Mutu Hedonik Terhadap Warna Kue putu ayu No Skala Hedonik Skala Numerik 1 Kuning 3 2 Agak Kuning 2 3 Tidak Kuning 1 Tabel 7 Skala Mutu Hedonik dan Skala Numerikyang digunakan dalam Uji Mutu Hedonik Terhadap Tekstur Kue putu ayu No Skala Hedonik Skala Numerik 1 Lembut 3 2 Agak Keras 2 3 Keras 1 40

Penelitian yang dilakukan menggunakan panelis agak terlatih sebanyak 20 orang yang diambil dari mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar semester VI dengan cara mengisi formulir yang disediakan dengan menggunakan skala hedonik dan ditransformasi ke dalam skala numerik. Prosedur pengujian organoleptik : 1. Mengisi tanggal pengujian, nama produk, nama panelis pada formulir yang disediakan 2. Menguji rasa, warna, aroma, tekstur dan penerimaan secara keseluruhan 3. Menulis tingkat kesukaan dengan memberi kode rumput yang telah disediakan 4. Setiap selesai melakukan pengujian terhadap suatu sampel dilakukan rasa seperti semula, dengan minum air putih dan makan cracker sebagai penetral 5. Menganalisa hasil data pengujian G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data selesei. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan cleaning data kemudian diolah dengan menggunakan bantuan kalkulator dan aplikasi komputer. 2. Analisis Data Data yang sebelumnya telah dikumpulkan kemudian ditabulasi dan selanjutnya dilakukan analisis ragam untuk mengetahui pengaruh 41

perlakuan (nyata dan sangat nyata). Bila ada pengaruh, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Dalam penarikan kesimpulan tersebut untuk mengetahui substitusi tepung labu kuning terhadap karakteristik kue putu ayu yang dilakukan dengan pemberian skor pada uji organoleptik yang diamati. 42