BAB 4 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

III. METODE PENELITIAN

Teknik Isolasi Bakteri

III. MATERI DAN METODE

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik yang dilakukan secara in vitro.

Teknik Isolasi Bakteri

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

Transkripsi:

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental research, dengan menggunakan post test only control. Metode yang dipakai adalah dilusi tabung (tube dilution test) untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak buah kurma dengan berbagai konsentrasi terhadap bakteri MRSA secara in vitro. 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2019 di Laboratorium Biomedik Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Populasi dalam uji penelitian ini adalah bakteri MRSA yang didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. 4.3.2 Sampel Sampel dalam uji penelitian ini adalah bakteri MRSA yang didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang yang diambil dengan menggunakan Simple Random Sampling. 32

33 4.3.3 Estimasi jumlah pengulangan Penelitian ini menggunakan 8 kelompok perlakuan dengan ekstrak buah kurma, satu kelompok kontrol dan satu kelompok kuman sehingga ada 10 kelompok. Berdasarkan rumus berikut p adalah jumlah perlakuan dan n adalah jumlah pengulangan, maka: (p-1) (n-1) 15 9n 15 + 9 (10-1) (n-1) 15 9n 24 9(n-1) 15 n 2,67 3 9n-9 15 Ket: P = jumlah perlakuan total n= jumlah ulangan yang diperlukan Dari hasil perhitungan di atas, maka dibutuhkan 3 kali pengulangan pada penelitian ini (Lukito, 2001). 4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini yaitu dosis ekstrak buah kurma dengan skala pengukuran numerik. 4.4.2 Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan bakteri MRSA dengan skala pengukuran numerik.

34 4.5 Definisi Operasional Definisi operasional untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bakteri MRSA yang akan digunakan untuk penelitian ini didapatkan dari biakan murni yang diperoleh dari Laboratorium Biomedik Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2. Ekstrak buah kurma yang digunakan sebagai antimikroba dalam penelitian ini adalah buah kurma deglet noor stadium tamr dari Perkebunan Materia Medika Kota Batu yang diekstrak dengan asumsi konsentrasi awal 100% dimana pada penelitian akan dibagi menjadi 100%, 80%, 60%, 40%, 20%, 10%, 5% dan 0% dengan skala pengukuran numerik. 3. Uji kepekaan metode dilusi (tube dilution test) adalah uji kepekaan in vitro dengan melakukan satu seri pengenceran antibakteri yang diuji yang kemudian ditambahkan perbenihan cair yang telah mengandung bakteri. 4. Pertumbuhan bakteri MRSA dapat dilihat dari hasil uji kepekaan metode dilusi dengan melihat seberapa banyak koloni bakteri yang terbentuk dan dihitung dengan menggunakan alat colony counter. 5. Kadar Hambat Minimum (KHM) adalah konsentrasi atau kadar minimal dari ekstrak buah kurma yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri MRSA yang ditandai dengan adanya kejernihan pada suspensi bakteri didalam media nutrient broth dan menggunakan skala pengukuran numerik.

35 6. Kadar Bunuh Minimum (KBM) adalah konsentrasi atau kadar minimal ekstrak buah kurma yang dapat membunuh bakteri MRSA yang dibiakkan pada media agar padat (Nutrient agar plate) atau kadar agent antimikroba paling rendah yang tidak menunjukkan pertumbuhan atau terdapat penurunan pertumbuhan koloni bakteri hingga 99,9% dari inokulum asal sub-biakan Chrom Agar dan menggunakan skala pengukuran numerik. 4.6 Instrumen penelitian 4.6.1 Alat dan bahan pembuatan ekstrak buah kurma 1. Alat a. Kain saring b. Alumunium foil c. Cawan porselin d. Labu destilasi e. Perangkat evaporator/rotary evaporator f. Blender g. Neraca analitik 2. Bahan a. Buah kurma b. Ethanol

36 4.6.2 Alat dan Bahan Pembuatan Media Nutrient Broth 1. Alat a. Erlenmeyer (gelas berskala) b. Tabung reaksi 2. Bahan a. Nutrient broth b. Aquades 4.6.3 Alat dan Bahan Pembuatan Media Nutrient Agar Plate (NAP) 1. Alat a. Cawan petri b. Erlenmenyer c. Hot plate 2. Bahan a. Nutrien agar b. Aquades 4.6.4 Alat dan Bahan Pembuatan Media CHROMagar 1. Alat a. Cawan petri b. Gelas kimia c. Tabung reaksi d. Autoklaf e. Erlenmeyer f. Rak tabung g. Neraca analitik

37 2. Bahan a. Agar 4,5 b. Pepton c. Ekstrak ragi 3,9 d. Garam 25,0 e. Kromogenik campuran 2,5 4.6.5 Alat dan uji kepekaan ekstrak buah kurma 1. Alat a. Tabung reaksi b. Ose lengkung c. Pipet d. Incubator e. Lampu spirtus f. Label g. Vortex h. Spektrofotometer i. Colony counter j. Kertas putih bergaris 2. Bahan a. Perbenihan cair bakteri b. Tabung reaksi c. Ose lengkung d. Pipet e. Inkubator

38 f. Lampu spirtus g. Label h. Vortex i. Spektrofotometer j. Colony counter k. Kertas putih bergaris 3. Bahan a. Perbenihan cair bakteri b. Ekstrak buah kurma c. Nutrient broth 4.7 Prosedur Penelitian 4.7.1 Sterilisasi alat Sterilisasi alat dilakukan dengan : 1. Membersihkan semua alat dengan cara mencuci alat menggunakan sabun sampai bersih dan membiarkannya sampai kering. 2. Beberapa alat yang bisa disterilkan didalam ruang autoklaf dibungkus menggunakan alumunium foil/kertas roti dan dimasukkan ke dalam autoklaf dengan suhu 121 o C dengan tekanan 15 atm, dalam waktu 15 menit. Sedangkan untuk beberapa alat yang tidak dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf akan disterilkan meggunakan alkohol 70%.

39 4.7.2 Pembuatan medium Nutrient agar plate 1. Menimbang agar nutrient sebanyak 21 gram, lalu masukkan dalam gelas yang memiliki skala. Masukkan aquades sampai volume menjadi 750 cc dan aduk dengan merata. 2. Larutan tersebut direbus dan ditunggu sampai agar nutrient tercampur rata. 3. Larutan yang sudah direbus disterilisasi didalam ruang autoklaf dalam suhu 121 o C selama 15 menit. 4. Larutan agar nutrient yang sudah disterilisasi dimasukkan ke dalam masing-masing cawan petri sebanyak 20cc (dengan ketebalan 3-4 mm). 4.7.3 Pembuatan medium Nutrient broth Nutrient broth dibuat dengan cara: 1. Nutrient broth ditimbang sebanyak 0.65 gram, lalu dimasukkan ke dalam gelas yang memiliki skala. Aquades ditambahkan sampai volume menjadi 50 cc dan diaduk sampai merata. 2. Larutan disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit. 3. Larutan nutrient broth yang telah disterilisasi disimpan ke dalam kulkas. 4.7.4 Pembuatan Media CHROMagar 1. Aduk perlahan 82,5 g dasar bubuk di 1L air murni sampai agaragar menebal. 2. Autoclave pada suhu 110 C selama 5 menit..

40 3. Dinginkan dalam bak air untuk 45-50 C. 4. Aduk dengan lembut untuk menyeragamkan 5. Larutkan secara aseptik Chrom agar MRSA suplemen ref SU620 dengan 20.0ml air steril dan aduk perlahan. 6. Lalu, tambahkan 1 ml dari Chrom agar MRSA suplemen untuk media Chrom agar MRSA. 7. Tuang ke dalam cawan petri steril hingga memadat dan kering. 8. Simpan dalam keadaan gelap sebelum digunakan. Media dapat disimpan selama satu hari pada suhu kamar atau dapat disimpan selama satu bulan di bawah pendingin (2/8 C) jika disimpan dengan baik dan terlindung dari cahaya dan dehidrasi. 4.7.5 Pembuatan pembenihan cair bakteri Proses pembuatan pembenihan cair bakteri dengan kepadatan 10 6 sel/ml dibuat pada nutrient broth. Kemudian perbenihan ini akan distandarisasi menggunakan spektrofotometer (dengan panjang gelombang 600 nm sampai mencapai optical density (OD) 0.1 yang setara dengan 10 8 bakteri/ml) dan dilakukan pengenceran 100 kali sehingga mendapatkan jumlah bakteri 10 6 bakteri/ml (Murray, 2001). 4.7.6 Pembuatan ekstrak buah kurma 1. Persiapkan alat dan bahan untuk pembuatan ekstrak buah kurma. 2. Buah kurma matang dijemur sampai menjadi buah kurma kering yang berwarna coklat tua. 3. Kemudian buah kurma tersebut diblender hingga menjadi bubuk.

41 4. Bubuk buah kurma 100 g dimasukkan ke dalam beker gelas dengan ditambahkan 400 ml ethanol. Tutup dan diamkan selama 3x24 jam. Setelah 3x 24 jam, lakukan penyaringan dengan kertas saring hingga terpisah antara ampas dan cairan tersebut. 5. Lakukan penguapan dengan rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak yg kental. 6. Ekstrak kemudian ditimbang dineraca analitik. 4.7.7 Uji efektifitas kepekaan ekstrak buah kurma terhadap MRSA Metode yang akan digunakan untuk tes ini yaitu metode dilusi. Dalam penelitian ini diperlukan beberapa macam kadar ekstrak buah kurma untuk dicampurkan atau diinokulasikan dengan perbenihan cair MRSA. Proses selanjutnya ialah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Hari ke-1: a. Sediakan 8 tabung reaksi steril; tabung 1, tabung 2, tabung 3, tabung 4, tabung 5, tabung 6, tabung 7 dan tabung 8. Masing-masing diberi perlakuan ekstrak buah kurma 6 konsentrasi dan 2 tabung kontrol (kontrol negatif dan kontrol positif) b. Masukkan ekstrak buah kurma pada: - tabung 1 dengan konsentrasi 100% sebanyak 2 ml - tabung 2 dengan konsentrasi 80% yaitu sebanyak 1,6 ml - tabung 3 dengan konsentrasi 60% sebanyak 1,2 ml ekstrak buah kurmayang diencerkan dengan 0,4 ml aquades

42 - tabung 4 dengan konsentrasi 40% sebanyak 0,8 ml ekstrak buah kurma yang diencerkan dengan 0,8 ml aquades - tabung 5 dengan konsentrasi 20% sebanyak 0,4 ml ekstrak buah kurma yang diencerkan dengan 1,2 ml aquades - tabung 6 dengan konsentrasi 10% sebanyak 0,2 ml ekstrak buah kurma yang diencerkan dengan 1,4 ml aquades - tabung 7 dengan konsentrasi 5% sebanyak 0,1 ml ekstrak buah kurma yang diencerkan dengan 1,5 ml aquades c. Masukkan 1,6 ml aquades pada tabung 8 d. Masukkan 0,4 ml nutrient broth yang telah ditumbuhkan bakteri pada tabung 2,3,4,5,6,7,8. e. Campurlah hingga rata f. Dari pengenceran diatas didapatkan konsentrasi awal antibakteri dari masing-masing tabung adalah:100%, 80%, 60%, 40%, 20%, 10%, 5% dan 0% g. Dengan demikian, volume masing-masing tabung menjadi 2 ml. h. Kemudian seluruh tabung diinkubasi ke dalam ruang inkubator dengan suhu 37 o C selama 18-24 jam. 0,4 ml NB 1,6 ml A

43 Hari ke-2: Pada hari ke-2 tabung di keluarkan dari inkubator, akan didapatkan KHM dengan cara melihat kejernihan tabung. Kemudian, dari masingmasing tabung diambil 1 ose dan diinokulasikan pada media nutrient agar plate. Setelah itu, diinkubasikan lagi 18-24 jam pada suhu 37 o C. Hari ke-3: Nutrient agar plate dikeluarkan dari ruang inkubator, kemudian dilakukan pengamatan secara kuantitatif pada masing-masing konsentrasi dengan cara menghitung jumlah koloni bakteri menggunakan colony counter sehingga didapatkan data KBM.

44 4.8 Skema alur penelitian Bakteri MRSA Ekstrak buah kurma Kontrol bakteri 100% (2 ml) Identifikasi bakteri Penuangan ekstrak buah Kontrol bahan 0 % kurma ke dalam tabung (2 ml) dengan berbagai konsentrasi 0,4 ml NB 1,6 ml A Penambahan 0,4 ml nutrient broth yang sudah berisi bakteri MRSA pada masing-masing tabung Inkubasi tabung selama 18-24 jam, pada suhu 37 o C Kekeruhan yang terjadi diamati dan bandingkan dengan kontrol positif (kontrol bahan), kemudian tentukan KHM Ambil 1 ose dari tabung perlakuan Penggoresan pada nutrient agar plate Inkubasi selama 18-24 jam, pada suhu 37 o C Hitung jumlah koloni dan tentukan KBM Analisis hasil

45 4.9 Analisis data Analisis data untuk mengetahui KBM yang dapat membunuh pertumbuhan bakteri MRSA secara in vitro dan KHM yang dapat memhambat pertumbuhan bakteri MRSA secara in vitro dapat dijelaskan secara deskriptif. Analisis data untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak buah kurma terhadap pertumbuhan bakteri MRSA dan untuk menentukan dosis konsentrasi ekstrak buah kurma yang dapat berpengaruh terhadap bakteri MRSA secara in vitro diawali dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila sebaran data yang didapatkan normal digunakan uji One Way ANOVA, lalu uji Posthoc Bonferroni. Uji normalitas yang akan digunakan adalah uji Saphiro-Wilk karena besar sampel yang digunakan 50. Data dianggap normal jika hasil p > 0,05. Jika hasil p < 0,05 maka data dapat ditransformasi dan apabila setelah ditransformasikan data tetap tidak normal maka menggunakan uji Kruskall Wallis dan Post Hoc Mann Whitney U. Uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Levene. Uji Levene digunakan untuk mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data mempunyai varian yang sama. Varian dikatakan sama apabila menghasilkan nilai p > 0,05. Bila uji normalitas dan uji homogenitas didapatkan sebaran data normal dan varian sama, maka akan dilanjutkan Uji One Way ANOVA. Uji tersebut digunakan dalam jenis data yang lebih dari dua kelompok dan tidak berpasangan dengan jenis asosiasi komparatif (perbandingan) dan

46 skala pengukuran variabel numerik. Uji ini digunakan untuk menganalisis perbedaan yang bermakna dari beberapa konsentrasi ekstrak buah kurma terhadap jumlah koloni bakteri MRSA pada colony counter. Hasil uji dikatakan ada perbedaan yang bermakna jika p < 0,05. Bila didapatkan varian sama, setelah uji One Way ANOVA dilakukan uji Post Hoc Bonferroni, namun jika didapatkan varian berbeda, setelah uji One Way ANOVA dilakukan tes uji post hoc Tamhane. Uji regresi linier digunakan sebagai analis multivariat untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tergantung. Uji ini digunakan untuk menilai berapa kuat ekstrak buah kurma mempengaruhi pertumbuhan bakteri MRSA.