(INTERNAL AUDIT CHARTERED) PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK INDONESIA TBK PENDAHULUAN Dalam melaksanakan secara efektif fungsi audit internal, Satuan Kerja Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB) Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999, Bab III, pasal 9 ayat a, Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-496/BL/2008, SE BI No 13/23/DPNP perubahan atas SE No5/21/DPNP penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Standards for the Professional Practice of Internal Auditing, The Institute of Internal Auditors. Audit Internal yang efektif dapat dicapai apabila: 1. Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) memiliki: auditor internal yang profesional, posisi yang tepat dan jelas dalam organisasi, struktur organisasi yang memadai, peran, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas, perencanaan yang matang, kebijakan dan prosedur yang jelas, program pengembangan dan pendidikan profesi, serta program pengendalian mutu. 2. SKAI mendapat dukungan dari Direksi dan Dewan Komisaris sehingga para auditor internal dapat memperoleh kerjasama yang memadai dari auditee dalam melaksanakan tugasnya. 3. Auditee dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab menindaklanjuti hasil pemeriksaan audit internal dalam rangka memperbaiki proses kerja. 4. Terdapat kesamaan pemahaman mengenai visi, misi, fungsi, peran dan kewenangan, independensi, serta ruang lingkup dan tanggung jawab SKAI. Halaman 1 dari 8
Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI SKAI dipimpin oleh Kepala SKAI dan organisasi SKAI dalam struktur organisasi PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk(selanjutnya disebut Perusahaan) adalah sebagai berikut: RUPS Dewan Komisaris Komite Audit Direktur Utama SKAI Direktur Kepatuhan (Compliance Director) Direktur Direktur Direktur Direktur Pasal 2 TUJUAN Tujuan dari penyusunan Piagam Audit Internal adalah untuk menegaskan visi, misi, fungsi, ruang lingkup, akuntabilitas, independensi, peran, wewenang, dan tanggung jawab, ketidakberpihakan dan kode etik SKAI. Pasal 3 VISI DAN MISI Visi Menjadi Satuan Kerja Audit Internal yang membanggakan Perusahaan. Misi Menyediakan fungsi asurans yang objektif dan independen dan memberikan advis tentang praktik terbaik untuk memastikan bahwa operasi Perusahaan dilaksanakan sesuai dengan standar tertinggi. Melalui pendekatan yang sistematik dan berdisiplin, SKAI membantu Perusahaan mencapai sasaran- Halaman 2 dari 8
sasarannya dengan mengevaluasi dan menyempurnakan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola. Pasal 4 FUNGSI Memberikan keyakinan (assurance) dan konsultasi yang besifat independen dan obyektif dengan tujuan untuk memberi nilai tambah dan memperbaiki operasional Perusahaan. Auditor internal membantu manajemen Perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui penggunaan metode yang sistematis dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas risk management, pengendalian internal dan governance processes. Auditor internal menjaga, meningkatkan dan menciptakan nilai tambah bagi para stakeholders melalui penyelarasan aktivitas audit internal dengan business objectives Perusahaan, untuk meyakinkan bahwa: 4.1. Kualitas dan perbaikan yang berkesinambungan selalu terpelihara dengan tetap memperhatikan aspek internal control system dengan tujuan untuk mengamankan harta kekayaan, meyakini akurasi dan kehandalan data akuntansi, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien serta mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. 4.2. Risiko telah teridentifikasi dan dikelola secara memadai sesuai kompleksitas kegiatan perusahaan. 4.3. Seluruh aktivitas Perusahaan telah sesuai dengan kebijakan, standar, prosedur serta peraturan dan/atau perundang-undangan yang berlaku. 4.4. Informasi penting keuangan, manajerial dan operasional telah disajikan secara akurat, handal, lengkap dan tepat waktu. 4.5. Program-program, rencana-rencana dan tujuan-tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 4.6. Penilaian atas kecukupan kebijakan dan prosedur yang berlaku dan memberikan usulan untuk perbaikan dilakukan secara berkelanjutan. 4.7. Penilaian laporan profil risiko dilakukan secara berkelanjutan. 4.8. Pelaksanaan audit khusus (special audit) apabila diperlukan. Halaman 3 dari 8
Pasal 5 LINGKUP TUGAS 5.1 Assurance Suatu pengujian obyektif terhadap bukti/fakta yang bertujuan untuk memberikan penilaian yang independen atas risk management, pengendalian internal, dan proses tata kelola dalam kegiatan operasional Perusahaan. 5.2 Consulting Berperan sebagai konsultan bagi pihak-pihak intern bank yang membutuhkan, terutama yang menyangkut ruang llingkup tugasnya antara lain memberikan tanggapan atas usulan kebijakan atau system dan prosedur untuk dapat memastikan bahwa dalam kebijakan maupun system yang baru tersebut telah dimasukkan pula aspek-aspek pengendalian intern sehingga di dalam pelaksanaannya akan dapat tercapai tujuannya secara efektif dan efisien. Namun tidak berarti hal tersebut akan dikecualikan sebagai obyek audit. Pasal 6 AKUNTABILITAS SKAI bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Kewajiban yang harus dilaporkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris meliputi : 6.1 Hal-hal penting terkait dengan proses pengelolaan aktivitas Perusahaan, termasuk peningkatannya dengan cara memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen. 6.2 SKAI bertanggung jawab di dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitor hasil audit termasuk menetapkan ruang lingkup dan waktu pelaksanaan audit. 6.3 Koordinasi dan monitor fungsi audit antara risk management, compliance, audit eksternal serta rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit. 6.4 Assessment tahunan/ laporan kegiatan audit menggambarkan perbandingan antara hasil audit yang telah dicapai dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, realisasi biaya dan anggaran, penyebab terjadinya penyimpangan serta tindakan yang telah dan perlu diambil untuk melakukan penyempurnaan. 6.5 Pelaksanaan rencana audit tahunan harus dipersiapkan dengan baik agar tujuan audit dapat dicapai dengan efisien dengan memperhatikan kecukupan sumber daya SKAI serta menggunakan metode-metode pendekatan yang diperlukan Halaman 4 dari 8
6.6 Untuk mendukung hasil audit, SKAI harus mendokumentasikan dan mengadministrasikan buktibukti dokumen sejak tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, analisis, evaluasi, dan pelaporan hasil audit termasuk hasil tindak lanjut. Pasal 7 INDEPENDENSI SKAI memiliki wewenang, kedudukan, dan tanggung jawab yang khusus dalam organisasi sedemikian rupa sehingga dapat dan mampu untuk melaksanakan tugasnya secara independen, melalui hal berikut ini: 7.1 Untuk memastikan independensinya, Kepala SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan dari Dewan Komisaris, dan dilaporkan kepada Bank Indonesia dan BAPEPAM. Kepala SKAI melapor kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan. 7.2 Untuk menjaga obyektivitasnya, auditor internal harus independen dari kegiatan operasional atas aktivitas yang diperiksa. 7.3 Seluruh kegiatan SKAI harus bebas dari pengaruh semua aspek organisasi, termasuk dalam pemilihan obyek audit, ruang lingkup, prosedur, frekuensi, pemilihan waktu, maupun isi laporan sehingga dapat menciptakan iklim independen dan obyektif yang diperlukan dalam penyusunan laporan. 7.4 SKAI memiliki kebebasan dalam menetapkan metode, cara, teknik dan pendekatan audit yang akan dilakukan. 7.5 Melakukan koordinasi kegiatan dengan kegiatan auditor eksternal. 7.6 Kepala SKAI dapat melakukan komunikasi secara langsung dengan Dewan Komisaris dan Komite Audit untuk mengomunikasikan berbagai hal yang berhubungan dengan audit dengan tembusan Direksi Kepatuhan. 7.7 Fungsi SKAI akan diperiksa oleh pemeriksa independen sesuai keperluan paling tidak setiap 3 (tiga) tahun. Pihak independen dapat merupakan Kantor Akuntan Publik atau pihak lain yang kompeten yang ditetapkan oleh Direktur Utama atas rekomendasi Komite Audit. Halaman 5 dari 8
Pasal 8 TANGGUNG JAWAB 8.1 Menyusun rencana audit internal tahunan dengan pendekatan berbasis risiko (risk based approach) termasuk risiko-risiko dan pengendalian internal yang telah diidentifikasi oleh manajemen, serta menyampaikan rencana audit tersebut kepada Direktur Utama guna mendapatkan reviu dan persetujuannya kemudian menyampaikan rencana audit tersebut kepada Dewan Komisaris. 8.2 Menyiapkan ukuran-ukuran penilaian keberhasilan kinerja organisasi. 8.3 Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan SKAI. 8.4 Menerapkan profesionalisme dalam melaksanakan audit. 8.5 Mengimplementasikan/ mematuhi kode etik secara konsisten yang secara rinci tercantum di dokumen terpisah. 8.6 Melaksanakan rencana audit tahunan yang telah disetujui, termasuk tugas-tugas khusus yang diminta oleh Dewan Komisaris dan Manajemen. 8.7 Pendekatan pelaksanaan audit dipengaruhi oleh besar organisasi, karakteristik, volume dan kompleksitas operasi masing-masing bank. Pelaksanaan audit dibedakan dalam 5 (lima) tahap kegiatan yaitu tahap persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan penugasan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit. 8.8 Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan. 8.9 Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas kegiatan di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan secara langsung (on-site) maupun pemantauan secara tidak langsung (off-site). 8.10 Menyusun rangkuman laporan aktivitas audit kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Bank Indonesia secara periodik. 8.11 Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. 8.12 Bekerjasama dengan Komite Audit. 8.13 Mengembangkan auditor internal yang profesional melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan sertifikasi profesi guna memenuhi kualifikasi yang diharapkan dalam piagam ini. Halaman 6 dari 8
Pasal 9 WEWENANG 9.1 SKAI berwenang untuk: 9.1.1 Mengalokasikan sumber daya, menetapkan jadwal, memilih obyek dan menerapkan teknik/metode/cara/pendekatan yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan audit. 9.1.2 Melakukan akses yang relevan pada seluruh fungsi, catatan, personil dan aset Perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya. 9.1.3 Melakukan komunikasi secara langsung maupun rapat secara berkala maupun insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit. 9.2 SKAI tidak mempunyai kewenangan untuk: 9.2.1 Melakukan tugas-tugas, memproses atau menyetujui transaksi-transaksi operasional Perusahaan di luar SKAI. 9.2.2 Mengarahkan kegiatan karyawan di luar SKAI, kecuali karyawan tersebut sedang ditugasi pada aktivitas SKAI. Pasal 10 PERSYARATAN AUDITOR INTERNAL 10.1 Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, tekun, loyal, dan obyektif dalam menjalankan tugasnya. 10.2 Memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya (spesialisasinya). 10.3 Memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya. 10.4 Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif. 10.5 Wajib mematuhi standard profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi Audit Internal. 10.6 Wajib mematuhi kode etik Audit Internal. 10.7 Wajib menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data Perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Audit Internal kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundangundangan atau penetapan/putusan pengadilan. 10.8 Memahami prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko. 10.9 Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan profesional secara terus menerus. Halaman 7 dari 8
Pasal 11 KETIDAKBERPIHAKAN 11.1 Auditor Internal harus obyektif dan tidak berpihak dalam melaksanakan tugas, walaupun auditor tersebut berasal dari unit kerja internal yang bersangkutan. 11.2 Audit Internal tidak boleh memiliki kepentingan atas obyek atau kegiatan yang diperiksanya sehingga dapat menghindari terjadinya pertentangan/ konflik kepentingan 11.3 SKAI tidak boleh terlibat dalam pemberian keputusan atau mengimplementasikan upaya-upaya pengendalian internal. 11.4 Auditor internal dibolehkan untuk memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. Pasal 12 PENUTUP 12.1 Secara periodik Piagam Audit Internal ini perlu dinilai kecukupannya oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris agar pelaksanaan Audit Internak senantiasa berada pada tingkat yang optimal 12.2 Perubahan Piagam Audit Internal dilakukan dengan membatalkan piagam yang lama dan menerbitkan piagam baru yang ditanda tangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama. 12.3 Piagam Audit Internal ini dibuat dan ditandatangani di Jakarta oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama berlaku efektif mulai tanggal surat ini serta membatalkan Piagam Audit Internal sebelumnya (2 Desember 2009). 12.4 Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur atau terdapat hal-hal yang tidak sesuai, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. -o0o- Halaman 8 dari 8