Sinergitas Pengembangan KUMKM melalui Penguatan Peran Antar Lembaga

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

Strategi UKM Indonesia

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

Rully Indrawan, Jakarta, 29 Juli 2015

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

SAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: SEKTOR PERTANIAN-PERDESAAN

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara:

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

REDISTRIBUSI ASET UNTUK MENURUNKAN KETIMPANGAN DI INDONESIA

SISTEM PEREKONOMIAN NASIONAL BERDASARKAN AMANAH PASAL 33 UUD 1945

Jakarta, 10 Maret 2011

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kebijakan Pemerataan dan Keadilan Pelaku Ekonomi Dengan Memperkuat Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian

Analisis Perkembangan Industri

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

Statistik KATA PENGANTAR

LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Statistik KATA PENGANTAR

KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

NOTA DINAS KP.06. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp Rp Rp

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

LAPORAN BULANAN PERIODE JANUARI 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM. Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

KEBERADAAN PAJAK UMKM BAGI PEMBANGUNAN INDONESIA. Oleh : Rum Riyanto.S. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah penyumbang

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

PROGRAM REFORMASI KOPERASI

NOTA DINAS. Indikator Kinerja. Indikator Kinerja RPJMD Persentase Koperasi Aktif terhadap Jumlah Koperasi

LAPORAN BULANAN PERIODE NOVEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

SAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA. Pada PUNCAK PERINGATAN HARI KOPERASI KE-70 TANGGAL 12 JULI 2017

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

LAPORAN BULANAN PERIODE OKTOBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

PENDAHULUAN. Paska krisis global tahun 2008, perekonomian Indonesia mampu. tumbuh tinggi disertai dengan stabilitas yang terjaga.

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL

BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015

LAPORAN BULANAN PERIODE DESEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

VII. SIMPULAN DAN SARAN

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

REALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO)

Transkripsi:

Sinergitas Pengembangan KUMKM melalui Penguatan Peran Antar Lembaga Disampaikan dalam acara: Rapat Kerja Nasional Oleh: Prof. Dr. Rully Indrawan, M.Si Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Sanur, 23 Agustus 2019 @Kemenkopukm

RULLY INDRAWAN Sekretaris Kementerian KUKM RI Dosen PNS Kopertis Wilayah IV dpk di Unpas (gol IVE) Guru Besar (sejak 2001). Wadir Bidang Akademik Pasca Sarjana Unpas, Ketua Dewan Penasehat Dekopinwil Jabar, Ketua Persatuan Guru Besar Indonesia Jabar. Pengalaman Deputi Kelembagaan Kementerian KUKM RI (2018-2019); Wakil Ketua Umum Dekopin (2015-2018); Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden RI (2010-2014); Rektor IKOPIN (2007-2011); Universitas Pasundan, Pembantu Rektor II (2004-2008); Pembantu Rektor I (2003-2004); Ketua Lembaga Penelitian (1994-2004); Sekretaris Lembaga Penelitian (1991-1994); Sekprod Ekonomi Koperasi di FKIP (1985-1991); Anggota Komite Perencana Jabar (2009-2012); Profesor Assistent Waseda University (2008-2010); Waket Forum PT Perumahan di Kemenpera RI (2008-2010); Staf Ahli Ketua DPD RI (2007-2010); Ketua Korpri Kopertis Wilayah Jabar-Banten (2007-2010). Penghargaan. Dosen Teladan I Kopertis Wilayah IV dan Finalis Dosen Teladan Nasional (1991). Satyalencana Kesetiaan 10 Tahun (2000). Bakti Koperasi dari Menteri KUMKM sebagai Rektor IKOPIN (2011). Satya Lencana Pembangunan bidang Perkoperasian dari Presiden RI sebagai Rektor IKOPIN (2012). Satyalencana Kesetian 20 Tahun dari Presiden RI (2013).

I. GAMBARAN PEREKONOMIAN NASIONAL

Problem Struktural Gambaran Struktur Pelaku Ekonomi dan Proporsi Kekayaan Nasional di Indonesia saat ini 1 2 Pertumbuhan ekonomi melambat CAD melebar Pelaku Ekonomi Komposisi Pelaku* Serapan Tenaga Kerja* Kontribusi thd PDB* Distribusi Pembiayaan Perbankan* 1 2 3 4 5 Large Enterprises 0,01% 3% 40% 80% Micro, Small and Medium Enterprises 99,99% 97% 60% 20% 80 60 40 20 Proporsi Kekayaan Nasional yang dikuasi oleh 1%, 5% dan 10% Rumah Tangga (%)*** 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 75,3 65,4 46,6 3 BOP defisit Telah terjadi ketidakadilan dalam pembagian kue ekonomi 4 Neraca perdagangan defisit Dengan struktur seperti ini, sejak 2014, Indonesia terjebak dalam pertumbuhan 5% 5 Inequality masih tinggi 5% Growth Trap!!! 6 Job creation terbatas dan tak berkualitas Sumber: * Kementerian Koperasi dan UKM (2017) ** Statistik Kredit UMKM, Bank Indonesia *** Global Wealth Databook Credit Suisse 4

Profil UMKM di Indonesia KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Struktur Usaha di Indonesia 5.550 unit Besar Definisi UMKM sesuai Undang-Undang No. 20/2008 60.702 unit Menengah Aset >Rp 500 juta 10 milyar Omset >Rp 2,5 milyar 50 milyar 783.132 unit Kecil Aset Omset >Rp 50 juta 500 juta >Rp 300 juta 2,5 milyar 63.5 juta unit Mikro Aset Omset maksimum Rp 50 juta maksimum Rp 300 juta Kontribusi UMKM dalam Angka Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM 2018 97% total tenaga kerja 99% total lapangan kerja 60,34 % total PDB Nasional 14,17% total ekspor 58,18% total investasi Source: Statistic Indonesia 2016 Sumber: Sensus Ekonomi BPS 2016 5

Profil UMKM di Indonesia Distribusi Sektor Pertanian dan Tenaga Kerja menurut ST 2013 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Distribusi Sektor dan Tenaga Kerja UMKM menurut hasil SE 2016 Distribusi Sektor Distribusi TK Distribusi Sektor Distribusi TK 31,03% 33,89 % 19,01 % -17,78% -10,14 % -39,94% Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan 3,14 % 28,87 % 16,91 % 19,98% 20,86 % 10,26 % 46,17 % 16,72 % 16,53 % 5,00 % 4,35 % 2,42 % 2,32 % Perdagangan Akomodasi dan Makanan Minuman Industri Transportasi &Pergudangan Jasa Lainnya Informasi dan Komunikasi Pendidikan 11,97 % 3,51 % 3,47 % 1,69 % 9,16 % 22,75 % 31,81 % 1,48 % Properti 1,08 % 1,44 % Layanan Perusahaan 2,49 % 0,97 % Jasa Konstruksi 5,45 % 0,91 % Layanan Sosial dan Kesehatan 2,21 % 0,65 % Pertambangan 1,33 % 0,56 % Jasa Keuangan & Asuransi 2,45 % 0,36 % Air 0,35 % 0,13 % Listrik & Gas 0,28 % Sumber: Statistic Indonesia 2016 Sumber: Sensus Ekonomi BPS 2016 6

Fact: Keterlibatan Sektor UKM Indonesia dalam Rantai Nilai Global Masih Sangat Rendah Dari 5 (lima) negara terpilih, keterlibatan sektor UKM Indonesia dalam rantai nilai global paling rendah. Hanya 6,3 persen dari total UKM yang ada di Indonesia yang mampu terlibat dalam rantai perdagangan di wilayah Asia Tenggara. Peran UKM dalam Rantai Nilai Global (GVC) di Wilayah Asia Tenggara 82,4 91,1 72,1 64,6 Persentase UKM yang terlibat dalam GVC 46,2 29,6 51,1 52 Persentase Perusahaan Besar yang terlibat dalam GVC 22 20,1 21,4 6,3 Seluruh Negara Terpilih Malaysia Thailand Filipina Indonesia Vietnam Sumber: Wignaraja, G., (2013), Can SMEs particapate in global production networks, in Elms, D., and Low P., (ed) Global Value Chains in a Changing World, World Trade Organization: Geneva 7

Fact : Kontribusi Sektor UMKM terhadap Ekspor Nasional di Indonesia Masih Rendah Dibandingkan Negara Lain Amerika Serikat Kontribusi Sektor UMKM terhadap Ekspor Nasional Bangladesh Indonesia Malaysia Sri Lanka Vietnam Filipina Pakistan Thailand Korea Selatan India Jepang Jerman 11,30% 15,80% 19,00% 20,00% 20,00% 20,00% 25,00% 29,50% 30,90% 33,70% 40,00% 53,80% 55,90% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% Defisit neraca perdagangan yang terjadi pada 2018 menuntut pemerintah untuk melakukan langkah strategis agar kondisi ekonomi nasional lebih stabil. Salah satu langkah yang bias dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mendorong kegiatan ekspor produk pelaku usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM). Namun faktanya, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih rendah yaitu sebesar 15.80% atau sekitar US$23 miliar dari total ekspor nonmigas. Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan negara Asean lainnya seperti Vietnam 20.00% dan Thailand 29.50% Sumber : Yoshino dan Wignaraja (2015) 8

22 21,5 21 20,5 20 19,5 19 18,5 18 17,5 17 Fact : Masih Rendahnya Kucuran Kredit yang Ditujukan untuk Sektor UMKM Kredit UMKM terhadap Total Kredit Perbankan (%) 21,77 21,44 19,87 18,9 20,31 19,89 19,98 20,28 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Sep-18 19,63 Pemberian kredit masih didominasi oleh Bank Umum Nasional, yang memeng telah diinstrusikan oleh Pemerintah untuk lebih memperhatikan UKM melalui isntrumen kebijakan ekonomi Paket 4. Perbankan lain, terutama Bank Asing perlu didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pemberian permodalan bagi UMKM dan mempermudah proses administrasinya agar UMKM mampu meningkatkan kapasitas usahanya. Sumber : Statistik Kredit UMKM, Bank Indonesia (diolah), data per September 2018; https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150512151359-78-52811/50-juta-ukmmasuk-daftar-negatif-kredit-perbankan? Indonesia memiliki sekitar 58 juta unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mencapai 99.90% dari total unit usaha yang tersebar di seluruh negeri ini. Ini adalah usaha-usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh para petani, nelayan, perempuan di pelosok daerah, tukang sayur di pasar tradisional dan semacamnya. Banyak diantara mereka yang belum memiliki akses pinjaman ke bank. Terkonsentrasinya pelaku ekonomi di sector ini tidak serta merta diikuti dengan kucuran kredit yang mencukupi. Dari Rp 5.300 triliun total kredit yang dikucurkan oleh bank umum di Indonesia tahun lalu, kurang dari 20 persen atau sekitar Rp 1.000 triliun saja yang ditujukan bagi UMKM. Keterangan Penyaluran Kredit UMKM (Miliar Rp) Persentase Bank Persero (BUMN) 536,924.30 51.70% Bank Swasta Nasional Devisa Bank Swasta Nasional Non Devisa 318,208.60 30.70% 46,526.50 4.50% BPD 75,872.10 7.30% Bank Campuran 6,686.70 0.60% Bank Asing 967.2 0.10% BPR-BPRS 52,433.80 5.10% Total 1,037,619.10 100% 9

II. POTENSI OPTIMALISASI PERANAN KUMKM

Finding: Dampak Simulasi Mendorong Omset UMKM Jika pemerintah fokus mendorong kenaikan omset UMKM, dengan target kenaikan omset usaha mikro sebesar 30%, usaha kecil sekitar 10% maka perekonomian nasional setidaknya dapat tumbuh 7%, bahkan mencapai 9% (yoy). Kelompok Usaha 1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) - Usaha Mikro (Umi) - Usaha Kecil (UK) - Usaha Menengah (UM) Usaha Besar (UB) Total Unit Usaha 2 62,922,617 62,106,900 757,090 58,627 5,460 62,928,077 Pertumbuhan PDB Nominal Pertumbuhan PDB Rill PDB Harga Berlaku (Rp. Triliun) Rata-rata Omset Per Unit Usaha (Rp Juta) 3 4 7,705 4,728 1,234 1,742 5,136 12,841 122 76 1,630 29,721 940,700 204 Simulasi Kenaikan Omset UMKM Kenaikan Omset Omset Akhir (Rp Juta) PDB Harga Berlaku (Rp. Triliun) 5 6 7 30% 10% 0% 0% 147 99 1,793 29,721 940,700 229 9,246 6,146 1,358 1,742 5,136 14,383 12% 7% Sumber: Hasil analisis KLEIN terhadap data Kementerian KUKM (2017) Catatan: Kenaikan rata-rata omset usaha mikro sebesar 300% setara dengan kenaikan omset sekitar Rp.23 juta per tahun atau sebesar Rp.63 ribu/hari Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah menurut UU Nomor 20 Tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Mikro : omset per tahun sampai dengan Rp.300 juta Kecil : omset per tahun lebih dari Rp.300 juta s.d. Rp.2,5 miliar Menengah : omset per tahun lebih dari Rp.2,5 miliar s.d Rp.50 miliar 11

Finding: Dampak Kenaikan UMKM Naik Kelas terhadap Perekonomian Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong UMKM naik kelas. Jika 10% saja dari UMKM yang ada mengalami kenaikan kelas, hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tembus 7%, bahkan mencapai 9,3% (yoy). Kelompok Usaha Unit Usaha PDB Harga Berlaku (Rp. Triliun) Rata-rata Omset Per Unit Usaha (Rp Juta) Jumlah Unit Usaha Pindah Kelas Simulasi Kenaikan UMKM Naik Kelas Sebanyak 10% Jumlah Unit Usaha Akhir PDB Harga Berlaku (Rp. Triliun) 1 2 3 4 5 6 7 A Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 62.922.617 7.705 122 6.292.262 62.916.754 8.987 - Usaha Mikro (Umi) 62.106.900 4.728 76 6.210.690 55.896.210 4.255 - Usaha Kecil (UK) 757.090 1.234 1.630 75.709 6.892.071 2.974 - Usaha Menengah (UM) 58.627 1.742 29.721 5.863 128.473 1.757 B Usaha Besar (UB) 5.460 5.136 940.700 11.323 5.429 Total 62.928.077 12.841 204 6.292.262 62.928.077 14.416 Pertumbuhan PDB Nominal 12,3% Pertumbuhan PDB Rill 7,3% Sumber: Hasil analisis terhadap data Kementerian KUKM (2017) 12

Benchmarking JEPANG Kontribusi UKM Terhadap Perekonomian Strategi Kebijakan Program Kebijakan Jumlah UKM di Jepang mencapai 99,7% dari total unit usaha di Jepang dan menyerap tenaga kerja hingga 70,2% dari total orang yang bekerja Kontribusi sektor UKM mencapai 50% terhadap PDB Nasional dan 54% terhadap ekspor nasional. Pemerintah Jepang berupaya mengurangi konflik yang terjadi antara pelaku usaha besar dan pelaku UKM serta menindak tegas thd setiap praktik-praktik persaingan tidak sehat yang dapat mematikan UKM. Pemerintah juga mendorong kerjasama antara perusahaan skala besar dan UKM melalui skema linkages. UU promosi sub-kontrak (Sub- Contracting Promotion Act) disahkan untuk mencegah penyalahgunaan yang dilakukan perusahaan besar seperti menunda atau mengurangi pembayaran atas kerjasama yang dilakukan dengan UKM Pemerintah Jepang melarang masuknya perusahaan besar untuk sektor usaha-sektor usaha yang dirasa cocok untuk digarap UKM. Dari sisi pembiayaan, pemerintah membangun berbagai skema untuk membantu masalah pembiayaan, termasuk melalui pembiayaan langsung (direct financing). Center of Excellence (CoE), tempat bagi UMKM untuk berkonsultasi thd setiap permasalahan yang dihadapi, dibangun di setiap daerah di Jepang. CoE menjadi konsultan bagi industri dan perusahaan local untuk mengupgrade teknologi yang digunakan, memperbaiki manajemen tata kelola, quality control produk, hingga melatih tenaga kerja. 13

Benchmarking Kontribusi UKM Terhadap Perekonomian Jumlah UKM di Korea mencapai 99,2% dari total unit usaha di Korea dan menyerap tenaga kerja hingga 87,5% dari total orang yang bekerja; Kontribusi sektor UKM mencapai 49% terhadap PDB Nasional dan 31 % terhadap Ekspor Nasional KOREA Strategi Kebijakan PEMBIAYAAN Di tahun 2006, pemerintah menginisiasi 102 perusahaan pembiayaan khusus untuk UKM (venture capital firms) dan 366 kerjasama modal usaha (venture capital partnerships). Sedangkan untuk pembiayaan tidak langsung, pemerintah memberikan program kredit khusus bagi UKM yang tidak memenuhi syarat untuk pinjaman bank karena kurangnya jaminan. PENCIPTAAN INOVASI Pemerintah Korea aktif mencari UKM yang sukses menghasilkan inovasi produk yang belum ada di market serta memiliki kelebihan dibandingkan produk sebelumnya. Misalnya, produk yang dihasilkan dapat mengurangi penggunaan energi, mengurangi emisi atau memiliki performa yang lebih unggul. Agar inovasi tsb dapat diterima oleh market, pemerintah menerapkan berbagai skema, diantaranya: labelling, market promotion hingga pemberian insentif bagi pelaku ekonomi yang mau menerapkan inovasi tsb. Sumber: 1. Zhu Xueyi & Fang Cunchao, China Institue for Science and Technology Policy, School of Public Polic and Management Tsinghua; 2. Yoshino dan Wignaraja, 2015; 3. Joo-Yong Kim, Director of The APEC SME Innovation Center in TIPA, Korea 14

V. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KUMKM

Moving Forwards Kebijakan Perpajakan Tarif pajak tidak dapat disamaratakan antara usaha mikro, kecil, dan menengah. Ada threshold bagi UMKM yang tidak perlu dikenai pajak. Rentang omset unit usaha yang wajib dikenakan pajak UMKM adalah : Rp 1.1 Miliar Rp 4.8 Miliar. Unit usaha mikro tidak boleh ada yang dikenai pajak. Ekstensifikasi pajak melalui pemberin NPWP secara cuma-cuma dan sistem jemput bola bagi seluruh UMKM yang ada di Indonesia. Kebijakan Inovasi Menerapkan berbagai skema insentif bagi UMKM untuk mendorong penciptaan inovasi produk dan teknologi yang lebih baik, seperti R&D tax incentive dan dana hibah/grants. Kebijakan Sumber Daya Manusia Dalam rangka meningkatkan skill TK di sektor UMKM, pemerintah perlu menerapkan berbagai skema mengumpulkan budger untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Salah satu strategi yang banyak diadopsi oleh berbagai negara adalah training levies yang membebankan iuran/potongan dari total upah yang harus dibayarkan oleh setiap usaha dengan besaran yang berbeda di setiap negara. Iuran tersebut akan diserahkan kepada Lembaga pelatihan nasional untuk memobilisasi kegiatan pelatihan untuk selutuh TK. tax Kebijakan Finansial Meningkatkan skema dan penyaluran pembiayaan untuk mendorong UMKM berkembang dan berinovasi melalui venture capital firms dan melalui kerjasama modal usaha (venture capital partnership) Skema pembiayaan harus fleksibel dan variatif sesuai dengan kebutuhan dan kondisi UMKM Kebijakan Pemasaran Mengusulkan UU promosi sub-kontrak (Sub- Contracting Promotion Act) untuk mencegah praktik penyimpangan yang dilakukan perusahaan besar seperti menunda atau mengurangi pembayaran atas kerjasama yang dilakukan dengan UMKM Menetapkan skema Jual Lepas agar perputaran uang dalam usaha UMKM terus terjadi (dengan tetap menggunakan merk dagang UMKM) Kebijakan Sumber Daya Melarang masuknya perusahaan besar untuk sektor usaha-sektor usaha yang layak untuk digarap UMKM 16

PENURUNAN SUKU BUNGA KUR 22% 12% 9% 2014 2015 2017 7% 2018 Suku Bunga KUR turun sejak tahun 2014 sebesar 22% menjadi 12% pada tahun 2015 dan turun sebesar 9% pada tahun 2017 serta pada tahun 2018 turun kembali menjadi 7%. Sumber : Kemenko Bidang Perekonomian, 2018 17

PENURUNAN TARIF PAJAK UMKM DAN KOPERASI Tahun 2018 tarif PPh Final UMKM turun dari 1% menjadi 0,5% bagi UMKM termasuk koperasi yang memiliki omset/peredaran bruto maksimal sebesar Rp.4,8 miliar per tahun. Sumber : Ditjend Pajak, Kemenkeu : 2018 18

KONTRIBUSI UMKM TERHADAP RASIO KEWIRAUSAHAAN NASIONAL 3,47 % 1,65% Tingkat Rasio Kewirausahaan tahun 2014 sebesar 1,65% meningkat pada tahun 2018 sebesar 3,47%. Keterangan: 2014 2018 1. Pada tahun 2012-2015 perhitungan kewirausahaan didasarkan pada pendekatan 1 (satu) pelaku usaha mempunyai 1 (satu) tenaga kerja tetap/buruh tetap yang dibayar, dibanding dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan; 2. Pada tahun 2016-2018 menggunakan pendekatan 1 (satu) pelaku usaha yang mempunyai bangunan tetap atau permanen, dibanding dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan Sumber : Data Kementerian Koperasi dan UKM dan BPS, diolah: 2019 19

KONTRIBUSI PDB KOPERASI TERHADAP PDB NASIONAL 5,1% 1,71% Reformasi Total Koperasi telah berhasil meningkatkan PDB Koperasi terhadap PDB Nasional. PDB koperasi sampai tahun 2014 sebesar 1,71% pada tahun 2018 meningkat menjadi 5,1%. 2014 2018 Sumber : Data Kementerian Koperasi dan UKM dan BPS, diolah: 2019 20

Munculnya Koperasi skala Besar Koperasi Penyalur KUR Koperasi Ranking Dunia Koperasi Masuk Bursa Efek Koperasi Berbasis Digital Koperasi dengan Layanan Usaha menyebar Cooperative Intercorporated 21

VI. KEBIJAKAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM DALAM MENDUKUNG EKSPOR

ALUR KEBIJAKAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM DALAM MENDUKUNG EKSPOR UNIT PENDEKATAN SKEMA TUJUAN (GOAL SETTING) LPDB - KUMKM LLP - KUKM UNIT TEKNIS (DEPUTI) UNIT NON TEKNIS (SEKRETARIAT) Reformasi Birokrasi Pembiayaan Non APBN Pemanfaatan APBN LPDB-KUMKM Pembiayaan SDM LLP-KUKM Promosi dan Pemasaran Produk Deputi ProPasar E K S P O R Keterangan: Deputi SDM 1. Unit teknis (deputi) memberikan fasilitasi sesuai dengan tupoksinya, antara lain: a. Deputi Bidang Pembiayaan memeberikan fasilitasi dan dukungan kebijakan pembiayaan b. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran memberikan fasilitasi dan dukungan kebijakan produksi dan pemasaran (standarisasi dan sertfikasi produk, peningkatan dan perluasan akses pasar); c. Deputi Bidang Pengembangan SDM memberikan fasilitas dan dukungan kebijakan program peningkatan SDM UMKM orientasi ekspor. 2. Badan Layanan Umum (BLU), antara lain: a. LPDB-KUMKM memberikan dukungan perkuatan pembiayaan KUMKM khususnya yang berorientasi ekspor; b. LLP KUKM memberikan dukungan perkuatan promosi dan pemasaran produk KUMKM yang berorientas ekspor (promosi dan pemasaran dalam dan luar negeri). 3. Sekretariat mendukung reformasi birokrasi, koordinasi serta monitoring dan evaluasi. 23

Revitalisasi Internal KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Kelembagaan Perkuatan fungsi hubungan kelembagaan dan pendampingan Kesekretariatan Penguatan Data dan Mutu Perencanaan Pembinaan SDM Revitalisasi sistem pembinaan Propasar Penguatan Hubungan vertikal LLP LPDB Restrukrisasi Usaha Penguatan hubungan Horizontal Pembiayaan Penguatan akses sumber pembiayaan 24

25

Target Penyaluran 2019 Rp 1.500.000.000.000,- (Satu Trilyun Lima Ratus Milyar Rupiah) SYARIAH Rp 525 Milyar KONVENSIONAL Rp 975 Milyar BUKAN DANA HIBAH/BANSOS 26

Tarif Maksimal Pembiayaan LPDB-KUMKM SUKU BUNGA NAWACITA Pertanian Perikanan Perkebunan SUKU BUNGA SEKTOR RILL KUMK Sektor Manufaktur Industri Kreatif Kerajinan SUKU BUNGA SIMPAN PINJAM Koperasi Simpan Pinjam LKB(Bank Umum,BPS/BPR) LKBB (Multifinance/Modal Ventura/Fintech) BLUD 4,5% 5% 7% 60:40 BAGI HASIL SYARIAH Koperasi Syariah (KSPPS/USPPS) LKB Syariah (BUS,BPRS, BPD Syariah)) LKBB Syariah (PBMT Ventura) Tarif Pembiayaan Syariah (PMK 75/2011). Tarif Pembiayaan Syariah di tetapkan dengan akad Mudharabah dan akad Murabahah. 27

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Strategi Kemitraan Komprehensif dan Inklusif K/L Company/ Private Sector Academia / University Financial Institutions 4 5 KemenkumHAM, BSN, BPOM I Fasilitasi ISO Fasilitasi HACCP Fasilitasi Merek Fasilitasi Halal KOMODITAS NGO / Associations II 6 Kemendag, Kemen PUPR, BUMN, BNPP, Bekraf Kemendag, Bekraft, Kominfo, Kemenpar Layanan Promosi Online Layanan Promosi Offline (Product Gallery & Pameran) Pameran DN/LN Bimbingan E-commerce Pasar Tematik PKL / Dukungan Rest Area III PENGOLAHAN PEMASARAN Korporasi /Industrialisasi Koperasi 2 3 Kemen KKP, Kementan, BPS Kemenperin, Kemenaker, Kemendes PDT, BPS, BPPT 1 KUKM Kementan, Kemen LHK, Kemen ATR/BPN, BPS Pertanian, Perkebunan Pertanian (Beras, Jagung, Kedelai) Perkebunan (Kelapa) Kehutanan (Rotan) Kemenkop UKM LPEI, BKPM, KPPU, Perbankan 1. Pendamping Koperasi 2. Penyuluh Koperasi 1. Kredit Usaha Rakyat 2. Skema Kredit Investasi 3. Pembiayaan Ekspor Perikanan, Peternakan Perikanan Mozarella Rumput Laut Kemenkop UKM, Kemenaker, Kemensos, Kemen KKP 1. Balai Pelatihan Tenaga Kerja, PLUT 2. Pendampingan UMKM (Kelompok Pra Koperasi) Outcome yang Diharapkan 1. Memperkuat produk UKM di pasar domestik; 2. Peningkatan Ekspor Langsung oleh Koperasi dan UKM; 3. Peningkatan Partisipasi Koperasi dan UKM dalam Global Value Chain (GVC); 4. Peningkatan Kontribusi PDB Koperasi dan UKM terhadap PDB Nasional. PERUSAHAAN BESAR / PARTNER STRATEGIS Industri, Jasa Komponen OVOP Kemen PPN/Bappenas, Kemenpora 1. Fungsi pendidikan 2. Kewirausahaan Peningkatan GDP KUKM dalam ekspor nasional Kemenkop UKM, BKPM 1. Pengawasan Koperasi 1. Pembiayaan UKM Kemenkop UKM 28

Ketimpangan Ekonomi KERANGKA PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DALAM RPJPN 2005-2025 (UU NO. 17/2007) MISI RPJPN 2005-2025 ARAH KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025 SASARAN Bangsa yang berdaya saing Pemerataan pembangunan dan berkeadilan Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang berbasis iptek dan berdaya saing Koperasi: Meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya Pemberdayaan usaha mikro: Meningkatkan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah Pertumbuhan Ekonomi Pengurangan Kesenjangan 29

30

31

VIII. RENCANA TINDAK LANJUT PELAKSANAAN RAPAT KOORDINASI TERBATAS (RAKORTAS)

LK Pemprov/pemda KUMKM NGO s PT

RENCANA TINDAK LANJUT PELAKSANAAN RAPAT KOORDINASI TERBATAS (RAKORTAS) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Pasca pelaksanaan penyelenggaraan Rapat Koordinasi Terbatas (RAKORTAS) bidang pemberdayaan UMKM ini, akan ditindaklanjuti beberapa agenda sebagai berikut: 1 Sinkronisasi dan pemantapan penyusunan matriks Rencana Aksi (Renaksi) program dan kegiatan bidang Koperasi dan UMKM antar Kementerian/Lembaga (K/L), pembina Koperasi dan UMKM; 2 3 Kementerian Koperasi dan UMKM secara pararel juga menyusun strategi pengembangan UMKM diharapkan hal-hal strategis dan poin-poin kesepakatan RAKORTAS ini menjadi bahan masukan penyusunan strategi pengembangan UMKM Tahun 2020-2024; Langkah-langkah tersebut diatas diupayakan segera ditindaklanjuti sebagai kerangka regulasi penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) tentang peningkatan Daya Saing dan UMKM Tahun 2020-2024. 34

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA BIRO PERENCANAAN JL. H.R RASUNA SAID, KAV 3-4 JAKARTA SELATAN, 12940 www.depkop.go.id @Kemenkopukm