BAB I PENDAHULUAN. hipertensi pada orang dewasa di Amerika sebesar 29-31%, dan hipertensi di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MANAJEMEN STRES TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. beban yang luar biasa secara global pula.menurut Lawes et al., disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI BANGSAL ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan kelainan pada system kardiovaskular yang masih menjadi beban kesehatan di masyarakat global karena prevalensinya yang tinggi. Data dari The National Heart and Nutrition Examination Survey (NHNES), dalam dua dekade terakhir menunjukkan peningkatan insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika sebesar 29-31%, dan hipertensi di kenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat (Yogiantoro, 2006). Di Indonesia sendiri ada beberapa sumber dapat menggambarkan prevelensi hipertensi, yaitu Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang yang berusia di atas 35 tahun adalah lebih dari 15,6%. Sedangkan untuk prevalensi hipertensi pada usia di atas 50 tahun berkisar antara 15%-20% (Depkes, 2010). Suatu penelitian di Jawa Timur menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Pulau Jawa yang adalah 41,9%, dengan kisaran di masing-masing provinsi yaitu 36,6% - 47,7%. Prevalensi di perkotaan mencapai 39,9% (37,0% - 45,8%) dan di pedesaan 44,1% (36,25 51,7%) (Setiawan, 2004). Hipertensi itu sendiri memiliki berbagai faktor resiko yang meliputi genetic, ras, usia, jenis kelamin, merokok, obesitas, serta stres psikologis dan 1

2 factor yang menyebabkan kambuhnya hipertensi antara lain pola makan, merokok dan stres (Yogiantoro, 2006 & Marliani, 2007). Komplikasi yang paling umum dari hipertensi adalah stroke, penurunan kognitif, target organ penyakit yang terjadi di jantung (penyakit jantung hipertensi), otak (penyakit serebrovaskular), pembuluh darah perifer (penyakit pembuluh darah perifer), ginjal (nephro sclerosis) dan mata (retina demage) ( Margaret, 2005). Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hipertensi akan mudah muncul pada orang yang sering stres dan mengalami ketegangan pikiran yang berlarut-larut (Sutaryo, 2011). Modifikasi pola hidup merupakan langkah pencegahan yang baik agar penderita hipertensi tidak mengalami kekambuhan. Kambuh sendiri memiliki arti suatu keadaan dimana muncul gejala penyakit yang sama seperti sebelumnya dan biasanya justru lebih parah. Stres dapat diatasi dengan cara mengubah cara kita bereaksi pada suatu keadaan. Mengurangi stres dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti olahraga secara teratur, dan melakukan relaksasi. Lansia memang identik dengan penyakit hipertensi, namun ada beberapa terapi untuk dapat mengendalikan hipertensi tersebut agar tidak kambuh. Melakukan manajemen stres merupakan bentuk tindakan nyata untuk mencegah kekambuhan hipertensi. Manajemen stres sendiri

3 berfungsi untuk membuka pikiran yang positif dan mengurangi tingkat stres yang di alami oleh seseorang (Dorland, 2002 & Prabowo, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, di dapatkan data yang di ambil peneliti dari Panti Werda Dharma Bakti Surakarta, dari hasil wawancara dengan Kepala Panti di dapatkan data dari keseluruhan lansia yang ada di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta pada bulan Desember 2011 berjumlah 85 orang, dan hampir sebagian lansia menderita hipertensi dan tingkat kekambuhan relatif besar. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan 6 lansia penderita hipertensi, mereka mengatakan belum mengerti mengenai manajemen stres untuk mengendalikan hipertensi sehingga masih banyak lansia yang mengalami kekambuhan, dan 5 diantara mereka menyatakan sering mengalami kekambuhan hipertensi rata-rata 3 sampai 4 kali dalam 6 bulan terakhir. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Stres terhadap Tingkat Kekambuhan Pada Penderita Hiptensi Di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, dikemukakan rumusan masalah penelitian sebagai berikut ; Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen stres terhadap tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta?.

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang manajemen stres terhadap tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Panti 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang manajemen stres di Panti b. Mengetahui tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Panti D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan untuk menambah pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang masih sering terjadi di masyarakat khususnya tentang penyakit hipertensi. 2. Bagi Profesi Bagi ilmu keperawatan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan serta memperdalam pengetahuan tentang penyakit hipertensi yang terjadi di masyarakat dan sebagai masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang manajemen stress pada penderita hipertensi.

5 3. Bagi Peneliti Penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti yaitu menjadi sebuah pengalaman yang berharga dan menjadi sebuah kebanggaan dan kepuasan tersendiri ketika mampu memberikan suatu hal yang berarti bagi perkembangan ilmu keperawatan. E. Keaslian Penelitian 1. Missesa (2007), Manajemen Stres Pada Penderita Hipertensi Di Kelurahan Tembalang. Penelitian ini menggunakan tehnik sampling yaitu purposive sample. Hasil penelitian adalah pengetahuan penderita hipertensi cukup baik, adanya respon fisik dan emosional terhadap penyakit hipertensi, sumber dukungan berasal dari keluarga, petugas kesehatan dan teman, berbagai manajemen stres seperti koping, relaksasi, refreshing, gaya hidup sehat serta keefektifan dalam manjemen. 2. Gde (2008). Hubungan Kebiasaan Hidup Dan Dukungan Keluarga Lansia Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Rendang Karang Asem Bali. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain kasus kontrol. Analisis data dengan uji Chi Square. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dengan panduan kuesioner.