Ilma Alfianarrochmah 1 dan Adityawan Sigit 2

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

APLIKASI METHOD PRODUCTIVITY DELAY MODELPADA ANALISA PENGARUH WASTEPEKERJA TERHADAP INDEKS KOEFISIEN PRODUKTIVITAS

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

ANALISIS PRODUKTIVITAS JUMLAH TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PASANGAN BATA DENGAN METODE WORK STUDY

KAJIAN PENERAPAN HARGA SATUAN SNI DAN HARGA SATUAN JADI DI KOTA MANADO

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study.

ANALISIS PRODUKTIVITAS JUMLAH TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PLESTERAN DINDING DENGAN METODE WORK STUDY NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

DiajukanKepadaUniversitas Islam Indonesia YogyakartaUntukMemenuhi PersyaratanMemperolehDerajatSarjana Strata SatuTeknikSipil

ANALISIS PERBANDINGAN KOEFISIEN HARGA SATUAN UPAH PEKERJAAN BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN DI LAPANGAN DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

ESTIMASI ANGGARAN BIAYA STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL QUAD MAKASSAR MENGGUNAKAN METODE SNI

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

Teknik, 36 (2), 2015, ANALISIS BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN BEST WESTERN STAR HOTEL & STAR APARTEMENT SEMARANG

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN UPAH METODE SNI DENGAN UPAH BERDASARKAN PRODUKTIVITAS

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI. Siti Rahmawati 1) Indrayadi, 2) Rafie.

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

ANALISIS PRODUKTIVITAS TUKANG KERAMIK

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEMBANGUNAN 1 UNIT RUMAH TYPE 45 (STUDI KASUS : PROYEK PERUMAHAN CEMPAKA MAS DALUNG)

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 ( ) ISSN:

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEPTIAJI PRATAMA

proyek, sehingga hams dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin agae diperoleh biaya

TINJAUAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PEMASANGAN BATU GRANIT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bukopin Kantor Cabang Solo)

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

KAJIAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU TERHADAP BEBAN KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 4 No.1 Januari 2017 ISSN:

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN BATA MERAH PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

KAJIAN KOEFISIEN UPAH KERJA PEKERJAAN PEMASANGAN BATA RINGAN PADA PEMBANGUNAN GEREJA KRISTEN INDONESIA BROMO KOTA MALANG

ANALISIS KOEFISIEN HARGA SATUAN TENAGA KERJA DI LAPANGAN DENGAN MEMBANDINGKAN ANALISIS SNI DAN ANALISIS BOW PADA PEMBESIAN DAN BEKISTING KOLOM

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP BAJA RINGAN PADA PERUMAHAN DI KALIMANTAN SELATAN

METODE KERJA DAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU PADA PEKERJAAN PLESTERAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono

Pandu Sugoro, M. Hamzah Hasyim, dan Saifoe El Unas

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI


PRIYANTO D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI TENTANG UPAH DAN UPAH LEMBUR TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

DOSEN PEMBIMBING. YURNALISDEL. Ir., MT :... SUHUDI, ST., MT :...

Metode Earned Value untuk Analisa Kinerja Biaya dan Waktu Pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Condotel De Vasa Surabaya

Oleh : Dwi Sri Wiyanti. Abstrack

Aplikasi Metode Nilai Hasil (Earned Value Method) pada Sistem Pengendalian Proyek

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH DENGAN METODE TIME STUDY

ANALISA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG. Oleh : Mohamad Harun. Abstrak

BAB IV DATA DAN ANALISIS

KAJIAN PRODUKTIVITAS PADA PEKERJAAAN PENUTUP ATAP

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

Dhani Mardhika, S.T., Ir. Endang Larasati Suryaningrum, M.T.

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKTIVITAS KELOMPOK TENAGA KERJA PADA GEDUNG BERTINGKAT (PEKERJAAN PLESTERAN)

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI GEDUNG BERDASARKAN INDEKS HARGA BAHAN DAN UPAH TENAGA KERJA (KABUPATEN BADUNG DAN KABUPATEN TABANAN)

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKTIVITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6)

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015


ANALISIS PRODUKTIVITAS CONCRETE PUMP PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI

PERBANDINGAN PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMODELAN DESAIN PARAMETER UNTUK ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah. untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

PENGGUNAAN METODE EARNED VALUE UNTUK MENGANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL HOLIDAY INN EXPRESS SURABAYA

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

Allahlah satu-satunya tempat bergantung. (QS. Al Ikhlaas : 2) (QS. Alam Nasyrah : 6-8)

BAB I PENDAHULUAN BAB I-1

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan

Yunita A. Messah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana - Kupang

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI BAJA KONVENSIONAL DAN KAYU SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP BANGUNAN

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING)

ANALISIS WAKTU PEKERJAAN FINISHING PADA PROYEK APARTEMEN

ANALISIS PRODUKTIVITAS TUKANG KERAMIK DENGAN MEMPERHITUNGKAN MUTU HASIL DI PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana. pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Transkripsi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN PEMASANGAN KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE (Studi Kasus Proyek Rumah Kost Daerah Sleman, Yogyakarta) Ilma Alfianarrochmah 1 dan Adityawan Sigit 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Email:14511398@students.uii.ac.id 2 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Email: adityawan.sigit@uii.ac.id Abstract: Labor is an influential factor on the success of a project. Then the required high productivity to labor handyman. Method Productivity Delay Model the method of calculation of productivity by weighing several factors, namely: environment, equipment, labor, material, and management. This research was conducted on the project the construction of a boarding house the area of Sleman, Yogyakarta with the observation in the field using a video camera and interview about some of the things related to the work of the installation of ceramics tile. Take the data from the 4 installers ceramic that is sourced from 3 of the project. The unit production of each artisan 5 job cycle, with 1 cycle covering an area of 2,5 m 2, which is equivalent to 16 pieces of ceramic the size of 40x40 cm. Taken into account the actual costs of the wages of the artisan. With the aim of knowing how large the overall comparison and designed according to the method of and a comparison of plan and realization of the cost of the wages of the artisan ceramic per m 2. The obtained results of the research, namely the comparison of the average productivity according to Candy PU 28/PRT/M/2016 with productivity according to the amounted to 1,143 m2/h compared to 3,409 m2/h with the difference between the results of the productivity of 2,266 or the percentage that is produced by 33,526 %. Comparison of the average cost according to overall productivity and according to Candy PU 28/PRT/M/2016 ceramist per m2 based on the calculation of the coefficient of the productivity of the overall Rp 28.438 and Rp 9.642 with the difference between the results of Rp 18.796. While the comparison based on the coefficient of productivity ideal of Rp 28.438 and Rp 9.479 with the difference between the results of Rp 18.959. keywords : productivity, procrastination (delay), and. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, nilai konstruksi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2012-2016 yaitu sebesar 440 juta 696 juta. Adanya peningkatan nilai konstruksi di Indonesia, menyebabkan peningkatan pada daya serap tenaga kerja. Hal ini berpengaruh pada keberhasilan suatu proyek konstruksi secara. Salah satu faktor yang harus menjadi perhatian dalam mengukur kinerja tukang adalah. Dimana nilai setiap tukang akan berbeda yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda dilapangan. Dengan rendahnya tenaga kerja, maka semakin besar resiko terjadinya keterlambatan pekerjaan yang kaitannya

terhadap keuangan proyek. Salah satu bagian pekerjaan yang dapat diperhatikan nya adalah pemasangan keramik. Produktivitas pekerjaan pemasangan keramik memiliki faktor yang berperan besar karena pekerjaan tersebut tidak dapat dikerjakan dengan sebatas mesin. Salah satu cara untuk menghitung tenaga kerja adalah dengan (Method Poduktivity Delay Model). Maka dari itu, penelitian ini berfokus pada Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Tukang pada Pekerjaan Pemasangan Keramik dengan Menggunakan Metode 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dengan ini rumusan masalah sebagai berikut : 1. Seberapa perbandingan rata-rata tenaga kerja tukang pada pekerjaan pemasangan keramik Permen PU/28/PRT/M/2016 dan metode di lapangan? 2. Seberapa perbandingan rata-rata biaya upah tukang pada pekerjaan pemasangan keramik per m 2 koefisien Permen PU/28/PRT/M/2016 dan? 3. Apa saja faktor penundaan yang terjadi di lapangan? 1.3. Tujuan Penelitian Berikut adalah tujuan penelitian yaitu: 1. Mengetahui perbandingan rata-rata tenaga kerja tukang pada pekerjaan pemasangan keramik Permen PU/28/PRT/M/2016 dan metode di lapangan. 2. Mengetahui perbandingan rata-rata biaya upah tukang pada pekerjaan pemasangan keramik per m 2 koefisien Permen PU/28/PRT/M/2016 dan. 3. Mengetahui faktor penundaan yang terjadi di lapangan. 1.4. Batasan Penelitian Batasan penelitian ini dimaksudkan agar penelitian sesuai dengan sasaran yang ditinjau. Adapun sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pengambilan data pada 3 proyek rumah kost di daerah Sleman Yogyakarta. 2. Pengamatan pada 4 aktivitas tenaga kerja tukang pemasangan keramik. 3. Obyek pengamatan hanya pada tenaga kerja tukang pekerjaan pemasangan keramik bagian utuh dengan ukuran keramik 40 40 cm.. 4. Pengamatan dilakukan 5 siklus setiap 1 tukang, yang mana 1 siklus seluas 2,5 m 2. 5. Metode yang digunakan untuk analisis adalah. 6. Produktivitas yang dihasilkan dengan satuan m 2 /jam. 7. Perhitungan biaya terdiri dari biaya upah tukang dan pekerja pemasangan keramik per m 2. 8. Harga satuan upah tukang keramik berasal dari proyek penelitian. 9. Siklus pekerjaan pemasangan keramik diluar atau tanpa pemasangan nat. 2. TINJAUAN PUSTAKA Contoh-contoh penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam analisis ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Produktivitas Pekerjaan Pemasangan Keramik pada Daerah Luas dan Sempit kaitannya dengan RAB dan RAP (Studi Kasus Proyek Pembangunan EL Kost Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta) oleh Istiyati (2017). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui besarnya perbandingan dan ideal pada pekerjaan pemasangan keramik pada daerah luas dan daerah sempit dan mengetahui pengaruh kaitannya dengan RAB (Rencana Anggaran ) dan RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan). 2. Studi Analisis Perbandingan Komposisi Tenaga Kerja pada Pekerjaan Pemasangan Keramik antara SNI 2013 dan di lapangan oleh Nasrul (2016). Penelitian tersebut bertujuan untuk

membandingkan komposisi tenaga kerja pada pekerjaan pemasangan keramik 30 30 cm antara SNI 2013 dan dilapangan yang dalam hal ini yang diamati adalah proyek gedung sekolah. 3. Studi Gerakan, Waktu, dan Kualitas Kerja Tukang Ahli Tiling pada Pekerjaan Pemasangan Dinding Keramik oleh Rohmad (2016). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas kerja tukang pada pekerjaan konstruksi. 3. LANDASAN TEORI 3.1. Produktivitas dan Tenaga Kerja Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengertian memiliki dua dimensi yaitu efektivitas dan efisien yang dapat diukur berdasarkan pengukuran berikut (Mali, 1978). Produktivitas Output yang dihasilkan Input yang digunakan (1) Koefisien pekerja Jumlah pekerja (2) Produktivitas ( unit hari ) Tenaga kerja konstruksi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut: 1. Pengawas, bertugas untuk mengawasi serta mengarahkan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja lapangan. 2. Buruh lapangan, terdiri dari berbagai macam tukang yang dilengkapi keahlian tertentu, diantaranya tukang kayu, tukang besi, tukang batu, tukang keramik, dan seterusnya. 3.2. Method Productivity Delay Model () Method Productivity Delay Model merupakan salah satu metode yang dapat difungsikan untuk menghitung kerja pada suatu proyek konstruksi. Metode ini menghitung nilai atau tingkat kerja dengan mengacu pada lamanya penundaan yang terdiri dari 5 faktor antara lain lingkungan (environment), peralatan (equipment), tenaga kerja (labor), material, dan manajemen. adalah modifikasi waktu tradisional dan konsep penelitian untuk segala aktivitas atau gerakan dalam pekerjaan agar aktivitas yang tidak seharusnya dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat ditingkatkan (Halpin dan Riggs, 1992). ini dapat digunakan untuk mengukur, memprediksi, dan memperbaiki konstruksi. diterapkan pada 4 tahap, terdiri atas pengumpulan data, pengolahan data, penyusunan data, serta implementasi data. Tahap pengumpulan data harus didahului dengan menjelaskan tiga konsep dasar. Konsep-konsep tersebut yaitu pengertian dari : 1. Unit produksi. Unit produksi ialah didasarkan pada model yang akan diukur, diramal, dan diperbaiki pekerjaannya. 2. maksudnya ialah sebagai waktu diantara kejadian-kejadian yang berurutan dari setiap unit produksi. Siklus ini harus merupakan satu kesatuan yang dengan mudah dapat diatur dan mewakili dari masing-masing metode yang diamati. 3. Sumber daya utama, ialah konsep dasar yang sulit dimengerti dan hanya mudah digunakan dari banyak orang yang telah terbiasa dengan proses metode saja. Ini merupakan dasar yang paling mendasar digunakan dalam metode konstruksi. 3.3. Permen PU 28/PRT/M/2016 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai untuk bangunan rumah dan gedung ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menghitung harga satuan pekerjaan di bidang bangunan rumah dan gedung. Tata cara ini bertujuan untuk memperoleh keseragaman dasar perhitungan harga satuan pekerjaan. Tata

cara ini membuat indeks bahan bangunan yang diperlukan, indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan penutup lantai. Tabel 1 Indeks Tenaga Kerja Penutup Ubin Keramik ukuran 40x40 cm No Jenis Pekerjaan 1 1 m 2 penutup lantai keramik ukuran 40x40 cm Pekerja 0,25 OH 3.4. Analisis Tenaga Kerja Tukang Batu 0,125 OH Kepala Tukang 0,013 OH Mandor 0,013 OH Konsep biaya pada proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis biaya (Moore, 1989) yaitu : 1. Langsung atau Direct Cost 2. Tidak Langsung atau Indirect Cost Analisis biaya digunakan pada penelitian ini yang terhitung sebatas biaya langsung (direct cost) yaitu biaya upah tenaga kerja tukang pemasangan keramik. Untuk menghitung biaya tersebut, digunakan rumus sebagai berikut: upah koefisien harga satuan (rupiah/hari) (3) 3.5. Pemasangan Keramik Pekerjaan keramik merupakan salah satu pekerjaan finishing pada proyek pembangunan gedung yang dipasang pada dinding atau lantai dengan menggunakan material keramik. Pekerjaan ini berkaitan langsung dengan tenaga kerja. Konsep penting yang dikemukakan oleh Oglesby et al. (1989) adalah bahwa bekerja disebut efektif jika secara langsung memberikan tahap penyelesaian pada produk. Telah dilakukan penelitian pada berbagai jenis pekerjaan untuk mengetahui persentase tindakan-tindakan yang termasuk dalam kelompok bekerja efektif, mempersiapkan pekerjaan utama, dan menganggur. Adapaun sebagai berikut: 1. Bekerja efektif: Mengambil semen, meratakan semen, mengambil keramik, memasang keramik, dan mengisi semen nat. 2. Mempersiapkan pekerjaan utama: Mengukur, mendiskusikan pekerjaan, memasang benang, merendam keramik, memotong keramik, dan membersihkan sisa semen pada keramik. 3. Menganggur: Menunggu material, bergerak tanpa bekerja, dan tidak melakukan apapun. 4. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan (observasi) dan wawancara (interview) di lapangan sehingga data mengenai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan serta adanya penundaan (delay) yang terjadi di lapangan diketahui. Setelah data diperoleh di lapangan, dilakukan pencatatan dalam bentuk lembar kerja proses. Dan kemudian dianalisis perhitungan dan ideal dengan metode. Selain itu dilakukan juga metode wawancara terkait data profil tukang yang meliputi nama, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, dan umur pengalaman menjadi tukang. 4.2. Langkah-langkah Analisis Data Adapun dilakukan langkah analisis perhitungan biaya sebagai berikut: 1. Perhitungan yang dilakukan akan didapatkan hasil analisis yang menunjukkan Permen PU/28/PRT/M/2016 dan di lapangan. Maka dapat diketahui selisihnya. 2. Perhitungan biaya tukang pada pekerjaan pemasangan keramik per m 2. 3. Hasil analisis dibuktikan dengan data kemudian dapat ditarik kesimpulan penelitian mengenai faktor penundaan pekerjaan di lapangan.

4.3. Bagan Alir Penelitian Gambar 1 Bagan Alir Penelitian 5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. Perhitungan Produktivitas Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei lapangan yang bersifat studi kasus. Penelitian studi kasus termasuk penelitian yang dilakukan secara cermat pada suatu aktivitas, peristiwa, dan proses suatu pekerjaan tertentu. Studi kasus dibatasi oleh ruang dan waktu yang meliputi pengumpulan informasi secara komprehensif dengan prosedur pengumpulan data berdasarkan siklus pekerjaan tertentu. Kesimpulan yang diperoleh bersifat khusus dan tidak dapat digeneralisasikan terhadap obyek pekerjaan dan kurun waktu yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan studi kasus pembangunan rumah kost pada pekerjaan pemasangan keramik ukuran 40 40 cm, dipasang sejajar pada bagian keramik utuh. Pengamatan dilakukan kepada aktivitas 4 tukang keramik yang diambil dari 3 proyek pembangunan rumah kost yang ada di daerah Sleman, Yogyakarta. Pengambilan data diambil dengan menggunakan camera video serta perhitungan lapangan digunakan metode dan dibandingkan dengan Permen PU 28/PRT/M/2016 kemudian dilakukan perhitungan biaya tukang pada pekerjaan pemasangan keramik per m 2. Unit produksi pengukuran pengamatan keramik setiap sampel siklusnya adalah 2,5 m 2. Pada perhitungan satu siklus keramik ukuran 40 40 cm yang terpasang 16 buah keramik dengan luas 2,56 m 2 yang setara juga dengan nilai unit produksi tujuan awal pengamatan yaitu 2,5 m 2. Adapun ringkasan jumlah waktu untuk 4 tukang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Perhitungan Waktu 4 Tukang Pemasangan Keramik Tukang 1 2 3 4 Uraian Siklus 1 2 3 4 5 Waktu (detik) 3086 2721 2479 3121 2880 Keterangan Delay Delay Non Delay Delay Non Delay Waktu (detik) 2105 2763 2131 2091 2197 Keterangan Delay Delay Non Delay Delay Delay Waktu (detik) 1954 2748 3059 2431 3054 Keterangan Non Delay Non Delay Non Delay Delay Delay Waktu (detik) 3189 3042 3074 2557 2647 Keterangan Non Delay Non Delay Non Delay Non Delay Delay Jumlah (detik) 14287 11287 13246 14509 Total (detik) 53329

Adapun ringkasan lembar kerja proses pada 4 tukang pemasangan keramik ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Ringkasan Lembar Kerja Proses Pemasangan Keramik Tukang Unit Waktu produksi total (detik) Jumlah siklus Rata-rata waktu siklus (detik) (Waktu siklus-waktu tak tertunda)/n 1 2 3 4 tak tertunda tak tertunda tak tertunda tak tertunda 5359 2 2679,5 200,5 14287 5 2857,4 258,1 2131 1 2131 0 11287 5 2257,4 152,8 7761 3 2587,0 422,0 13246 5 2649,2 377,8 11862 4 2965,5 204,3 14509 5 2901,8 227,1 Berdasarkan cara (Method and Delay Model) pendekatan untuk perhitungan yaitu sebagai berikut (Halpin dan Riggs, 1992). Produktivitas riil 1 Rata rata Waktu Siklus Keseluruhan Produktivitas ideal 1 Rata rata Waktu Siklus Tak Tertunda tak tertunda Waktu Siklus Produksi Rata rata Waktu Tak Tertunda n Waktu Siklus Produksi Rata rata Waktu Tak Tertunda n (4) (5) (6) (7) Produktivitas riil (8) ideal (1 E en E eq E la E mt E mm ) dimana : Een perkiraan % penundaan akibat lingkungan / 100 Eeq perkiraan % penundaan akibat peralatan / 100 Ela perkiraan % penundaan akibat tenaga kerja/100 Emt perkiraan % penundaan akibat material/100 Emm perkiraan % penundaan akibat manajemen/100 Semua satuan dalam unit/jam. Apabila digunakan rumus yang disebutkan diatas maka unit pekerjaannya harus diketahui. Tetapi pengamatan menggunakan luasan yang ditentukan diawal maka unitnya harus dicari dengan diasumsikan bahwa waktu yang dihasilkan ialah nya dan rumus yang digunakan ialah pertimbangan pada pekerjaan pemasangan keramik. Diketahui : Tukang 1 Waktu total 5 siklus 14287 detik Waktu penundaan 354 detik Waktu efektif 13933 detik Luas 5 siklus 12,5 m 2 Produktivitas 1 unit produksi waktu siklus menit 60 jam 60 detik menit 14287 detik 3,150 m 2 /jam 12,5 m 2

Produktivitas ideal Produktivitas Keseluruhan (1 E en E eq E la E mt E mm ) 3,150 (1 0 0 0,0144887 0 0,010289) 3,230 m 2 /jam Berikut ditampilkan Tabel 4 ideal dan. Tabel 4 Produktivitas Tukang Pemasangan Keramik No Waktu Produksi Total (detik) Jam Efektif (detik) Produktivitas Keseluruhan (m 2 /jam) Produktivitas Ideal (m 2 /jam) 1 14287 13933 3,150 3,230 2 11287 10857 3,987 4,145 3 13246 13119 3,397 3,430 4 14509 14496 3,102 3,104 Rata-rata 3,409 3,477 5.2 Perhitungan Produktivitas Permen PU 28/PRT/M/2016 Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengenai Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Umum pada pekerjaan pemasangan keramik ukuran 40 40 cm. Perhitungan waktu berdasarkan Permen PU 28/PRT/M/2016 1 m 2 (7 jam). Produktivitas tukang keramik harian volume pekerjaan 1 m2 indeks tukang batu 0,125 OH 8 m 2 /orang/hari Produktivitas tukang pasang keramik tukang harian 8 jam kerja efektif per hari 7 1,143 m 2 /orang/jam Hasil yang didapatkan tenaga kerja tukang pada pekerjaan pemasangan keramik sebesar 1,143 m 2 /orang/jam. 5.3 Analisis Upah Tukang Keramik per m 2 Adapun biaya upah tenaga kerja tukang pekerjaan pemasangan keramik tukang 1: Harga satuan tukang keramik Rp 80.000 Harga satuan pekerja Rp 70.000 1. tukang pemasangan keramik per m 2 koefisien Permen PU 28/PRT/M/2016: Koefisien tukang keramik 0,125 OH Koefisien pekerja 0,25 OH (koefisien tukang keramik harga) + (koefisien pekerja harga) (0,125 Rp80.000) + (0,25 Rp70.000) Rp 27.500 2. tukang pemasangan keramik per m 2 koefisien. a. Menurut koefisien Koefisien tukang keramik 0,045 OH Koefisien pekerja 0,091 OH (koefisien tukang keramik harga) + (koefisien pekerja harga) (0,045 Rp80.000)+(0,091 Rp70.000) Rp 9.978 b. Menurut koefisien ideal Koefisien tukang keramik 0,044 OH Koefisien pekerja 0,088 OH (koefisien tukang keramik harga) + (koefisien pekerja harga) (0,044 Rp80.000)+(0,088 Rp70.000) Rp 9.731 Adapun hasil perhitungan biaya seluruh tukang pekerjaan pemasangan keramik per m 2 Permen PU 28/PRT/M/2016 dan pada Tabel 5.

Tabel 5 Perbandingan Upah Tukang Pekerjaan Pemasangan Keramik Produktivitas Permen PU 28/PRT/M/2016 dan Uraian Permen PU Keseluruhan Ideal Tukang 1 Rp 27.500 Rp 9.978 Rp 9.731 Tukang 2 Rp 27.500 Rp 7.883 Rp 7.583 Tukang 3 Rp 29.375 Rp 9.882 Rp 9.787 Tukang 4 Rp 29.375 Rp 10.824 Rp 10.814 Rata-rata Rp 28.438 Rp 9.642 Rp 9.479 Tabel 6 Perbandingan Produktivitas Tukang Keramik Permen PU 28/PRT/M/2016 dan Tukang Produktivitas Permen PU (m 2 /jam) Produtkivitas Keseluruhan (m 2 /jam) Selisih Prosentase Perbandingan (%) 1 1,143 3,150 2,01 36,284 2 1,143 3,987 2,88 28,665 3 1,143 3,397 2,25 33,641 4 1,143 3,102 1,96 36,848 1,143 3,409 2,27 33,526 5.4 Perbandingan Rata-rata 4 Tukang Produktivitas Permen PU dengan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil perhitungan (overall) dan ideal sesuai metode. Pengamatan ini dilakukan pada bagian utuh keramik dengan jumlah 5 siklus yaitu seluas 12,5 m 2. Produktivitas terbesar pada tukang pekerjaan pemasangan keramik diperoleh Tukang 2 yaitu 3,150 m 2 /jam. Produktivitas terkecil pada tukang pekerjaan pemasangan keramik diperoleh Tukang 4 yaitu 3,102 m 2 /jam. Rata-rata tukang pemasangan keramik adalah 3,409 m 2 /jam. Sedangkan ideal terbesar pada tukang pekerjaan pemasangan keramik diperoleh Tukang 2 yaitu 4,145 m 2 /jam. Produktivitas ideal terkecil pada tukang pekerjaan pemasangan keramik diperoleh Tukang 4 yaitu 3,104 m 2 /jam. Rata-rata ideal tukang pemasangan keramik adalah 3,477 m 2 /jam. Produktivitas Permen PU 28/PRT/M/2016 sebesar 1,143 m 2 /jam. Perbandingan ideal dan sesuai dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. 5.5 Perbandingan Upah Tukang Pekerjaan Pemasangan Keramik per m 2 koefisien Permen PU dan metode Pada perhitungan biaya tukang pekerjaan pemasangan keramik, harga satuan berdasarkan dari proyek penelitian yaitu untuk proyek 1 sebesar Rp 80.000 proyek 2 sebesar Rp 80.000 dan proyek 3 sebesar Rp 85.000 serta harga satuan pekerja atau laden proyek 1 sebesar Rp 70.000, proyek 2 sebesar Rp 70.000, dan proyek 3 sebesar Rp 75.000. Perbandingan biaya tukang pekerjaan pemasangan keramik per m 2 Permen PU 28/PRT/M/2016 dan (lapangan) mengalami keuntungan lebih kecil dibandingkan dengan perbandingan biaya tukang ideal dengan selisih hasil yang ditampilkan pada Tabel 7 sebagai berikut. Tabel 7 Selisih Produktivitas Permen PU dan Keseluruhan Tukang Keramik per m 2 Uraian Ratarata Ratarata upah 4 tukang Permen PU Rp 28.438 Rp 9.642 Selisih Rp 18.796

Dan adapun realisasi biaya upah tukang keramik per m 2 yang bersumber dari koefisien ideal (tanpa waktu penundaan). Selisih biaya dari kedua sumbernya ditampilkan pada Tabel 8 sebagai berikut. Tabel 8 Selisih Produktivitas Permen PU dan Ideal Tukang Keramik Per m 2 Uraian Ratarata upah 4 tukang Permen PU Ideal Rp 28.438 Rp 9.479 Selisih Rp 18.959 Maka dapat ditarik kesimpulan keuntungan pada proyek akan semakin besar jika penundaan yang terjadi pada tenaga kerja tukang semakin kecil. 5.6 Faktor Penyebab Penundaan Menurut Halpin D.W., Riggs L.S (1992), terdapat lima tipe penundaan yang dipertimbangkan dalam penentuan pada pekerjaan pemasangan keramik yaitu lingkungan, peralatan, tenaga kerja, material, dan manajemen. Penundaan yang terjadi di lapangan berdasarkan pengamatan adalah penundaan faktor tenaga kerja dan manajemen. Pada perhitungan tukang pemasangan keramik, penundaan yang disebabkan karena tenaga kerja, antara lain: dilakukannya istirahat, makan makanan ringan, minum, mengobrol, merokok, dan memainkan telepon seluler pada jam efektif waktu pekerjaan berlangsung. Berdasarkan penelitian, sesudah bekerja 1,5 jam hingga 2 jam secara terus menerus, orang memerlukan istirahat sejenak untuk memulihkan staminanya (Wignjosoebroto, 2003). Pengaturan waktu istirahat ini dapat mendukung performance tenaga kerja karena akan mengurangi terjadinya delay yang disebabkan tenaga kerja mengambil istirahat sendiri-sendiri secara acak. Dengan berkurangnya delay maka efisiensi akan meningkat. Produktivitas juga meningkat, karena tenaga kerja diberi kesempatan untuk memulihkan stamina. Serta dilakukan pengawasan secara berulang atau pemantauan (monitoring) berarti melakukan observasi dan pengajuan pada tiap interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak yang tidak diharapkan terhadap tukang keramik di lapangan. Penundaan yang tejadi akibat faktor manajemen dikarenakan tukang pada pekerjaan pemasangan keramik menunggu datangnya adukan mortar/spesi, menunggu keramik yang sudah direndam air, dan menunggu adukan pasta semen yang sudah habis. Produktivitas kombinasi antara pekerja dan tukang keramik harus benar benar tepat. Jika tukang keramik tinggi maka harus diimbangi juga produkivitas dari pekerja atau laden yang tinggi. Jika tidak diimbangi maka akan terjadi keterlambatan tukang keramik sehingga akan memicu terjadinya penumpukan material atau penurunan. Perbaikan pada aspek manajemen juga dilakukan dengan pemberian waktu tambahan jam istirahat di luar istirahat tengah hari, yaitu istirahat singkat di antara pagi dan siang hari, serta siang dan sore hari. 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perbandingan rata-rata tenaga kerja tukang pada pekerjaan pemasangan keramik Permen PU 28/PRT/M/2016 dan metode di lapangan sebesar 1,143 m 2 /jam dibanding 3,409 m 2 /jam dengan selisih hasil sebesar 2,266 dan prosentase perbandingan yang dihasilkan 33,526 %. 2. Perbandingan rata-rata biaya upah tukang pekerjaan pemasangan keramik per m 2 koefisien Permen PU 28/PRT/M/2016 dan berdasarkan koefisien sebesar Rp 28.438 dan Rp

9.642 dengan selisih hasil Rp 18.796. Sedangkan perbandingan berdasarkan koefisien ideal sebesar Rp 28.438 dan Rp 9.479 dengan selisih hasil Rp 18.959. 3. Penundaan yang dominan terjadi di lapangan klasifikasi adalah penundaan faktor tenaga kerja dan manajemen. Yaitu dilakukannya istirahat, makan makanan ringan, minum, mengobrol, merokok, dan memainkan telepon seluler pada jam efektif waktu pekerjaan berlangsung. Serta penundaan yang disebabkan oleh pekerja yang rendah sehingga tukang juga mengalami penundaan pekerjaan. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis ini adalah sebagai berikut. 1. Proyek yang digunakan pengambilan data proyek yang skalanya lebih besar seperti proyek pembangunan mall, rumah sakit, hotel, dan sekolah agar data tukang lebih mudah diidentifikasi. 2. Tenaga kerja tukang yang menjadi objek pengamatan dapat ditambah jumlahnya agar hasil yang didapatkan lebih valid. 3. Dapat dilakukan perhitungan biaya tidak sebatas pada biaya upah tukang pemasangan keramik per m 2, agar lebih mudah diketahui faktor pekerjaan yang menjadi sebab keuntungan atau kerugian.. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. (https://www.bps.go.id/statictable/2016/ 10/17/918/nilai-konstruksi-yangdiselesaikan--jenis-pekerjaan- juta-rupiah-2004-2016.html. Diakses 21 Januari 2019). Halpin, D.W. and Riggs, L.S. (1992), Planning and Analysis of Construction Operations, John Wiley & Sons, Inc. Istiyati, Y. 2017. Analisis Produktivitas Pekerjaan Pemasangan Keramik Pada Daerah Luas dan Sempit Kaitannya dengan RAB dan RAP. Tugas Akhir. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Mali, P. 1978. Improving Total Productivity. Canada: John Wiley and Sons.Inc. Moore, G.F. et al. 1989. Manajemen Produksi dan Operasi 2. Remadja Karya Offset. Bandung. Nasrul. 2016. Studi Analisis Perbandingan Komposisi Tenaga Kerja pada Pekerjaan Keramik antara SNI 2013 dan di lapangan. Jurnal Momentum. Vol.18 No.1 Februari 2016. Institut Teknologi Padang. Padang Oglesby, C.H., Parker, H.W., and Howell, G.A., 1989. Productivity Improvement in Construction. McGraw-Hill Book Company. New York. Permen PUPR (2016). Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Cipta Karya. JDIH Kementrian PUPR. Rohmad, B. 2016. Studi Gerakan, Waktu, dan Kualitas Kerja Tukang Ahli Tiling Pada Pekerjaan Pemasangan Keramik Dinding. Tugas Akhir. Universitas Negeri Malang. Malang. Soeharto, I. 1995. Manajemen proyek dari Konseptual sampai Operasional. Penerbit Erlangga. Jakarta. Wignjosoebroto. 2003. Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya. Surabaya