PENDAHULUAN. sebagai tanaman pangan maupun tanaman pakan. Jagung yang ada di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

Volume 10 Nomor 2 September 2013

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

Varietas Menentukan Hasil Produksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS NUTRISI TANAMAN OROK-OROK DAN JAGUNG MANIS SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI SKRIPSI.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

Lampiran 1. Tongkol jagung manis hibrida 3 x 4A

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENGARUH JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatasturt) PADA SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP DAN VARIETAS JAGUNG DENGAN METODE PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh:

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang sudah lama dikenal oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sungai Niger di Afrika. Di Indonesia sorgum telah lama dikenal oleh petani

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA 2014

Lampiran. Deskripsi Varietas Kedelai Anjasmoro

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

PEMURNIAN GENETIK DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG MANADO KUNING. Oleh: Semuel D. Runtunuwu, Yefta Pamandungan, dan Selvie Tumbelaka

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

Peluang Investasi Agribisnis Jagung

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pangan maupun tanaman pakan. Jagung yang ada di Indonesia diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu jagung hibrida, jagung komposit dan jagung lokal. Jagung hibrida diantaranya terdiri dari jagung manis atau sweet corn. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Strut.) lebih banyak dibudidayakan sebab, jagung manis lebih banyak digemari oleh masyarakat karena bercita rasa manis dibandingkan dengan jagung lokal atau pipil. Jagung manis juga memiliki banyak varietas yang unggul sehingga petani dengan mudah dapat membudidayakan jagung manis. Berdasarkan data statistik jagung yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (2017) luasan panen jagung di Indonesia mencapai 3.750.450 ha dan produktivitas jagung pipil mencapai 5,23 ton/ha. Berdasarkan hal tersebut, semakin luas pengembangan budidaya jagung manis oleh pertani maka semakin banyak juga biomassa tanaman jagung yang dihasilkan atau tanaman jagung yang telah diambil produk utamanya. Kaitannya dengan hal tersebut, peternak dapat memanfaatkan hijauan pakan asal tanaman jagung manis sebagai alternatif untuk ternak ruminansia. Tidak hanya sebagai pakan altermatif, baru-baru ini peternak ternak ruminansia sudah mengalami adanya pergeseran sumber hijauan pakan berupa rumput dan legum menjadi tebon jagung. Berdasarkan hal tersebut, hasil samping tanaman jagung manis berpotensi untuk pakan ruminansia sebagai sumber hijauan pakan.

2 Tanaman jagung manis yang sering dibudidayakan di masyarakat memiliki kualitas jagung yang baik dan jumlah produksinya yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut jumlah produksi tanaman jagung yang sudah diambil produk utamanya yang melimpah dapat dijadikan peluang bagi sektor peternakan dalam rangka mencari sumber bahan pakan alternatif hijaun pakan ruminansia. Namun, harus dapat diklasifikasikan berdasarkan varietas jagung manis mana yang memiliki tingkat keunggulan produksi biomassa tinggi serta kualitas baik. Setiap varietas tanaman jagung manis memiliki karakteristik yang berbedabeda, yaitu dari segi kualitas maupun kuantitas. Salah satu yang menjadi pertimbangan dari segi kuantitas produksi biomassa tamanan jagung manis yaitu, rasio massa batang dan daun. Rasio massa batang dan daun, dilihat dari perbandingan massa antara batang dan daun yang dapat menentukan salah satu kuantitas produksi tanaman jagung manis. Hasil perbandingan tersebut akan menjadi rasio ataupun persentase yang menunjukan besar atau kecilnya perbandingan massa batang dan daun. Semakin kecil nilai rasio massa batang dan daun, maka semakin tinggi nilai kualitas tanaman jagung tersebut. Selain segi kuantitas produksi biomassa tanaman jagung manis, segi kualitas kandungan zat makanannya dapat menentukan klasifikasi keunggulan dari setiap varietas tanaman jagung manis. Salah satunya adalah kandungan protein kasar. Kandungan protein kasar merupakan salah satu kandungan zat makanan yang dapat menentukan tingkat kualitas dan harga pada suatu bahan pakan. Semakin tinggi protein kasar pada suatu bahan pakan maka nilai harga semakin tinggi dan kualitasnyapun semakin baik. Semakin tinggi kandungan protein kasar biomassa tanaman jagung manis maka semakin baik juga kualitas tanaman jagung manis tersebut untuk digunakan sebagai hijauan pakan ruminansia.

3 Setiap varietas akan memilik performa pertumbuhan yang akan menghasilkan produksi yang berbeda maupun kandungan zat makanan seperti kandungan protein kasar yang berbeda pula. Berdasarkan hal tersebut, setiap varietas tanaman jagung manis yang akan menjadi objek penelitian tersebut perlu diteliti lebih lanjut tentang rasio massa batang dan daun serta kandungan protein kasar dari setiap varietas tanaman jagung manis yang akan diteliti. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Berbagai Varietas Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt.) terhadap Rasio Massa Batang dan Daun, serta Kandungan Protein Kasar Biomassa Tanaman Jagung. Adapun Varietas yang digunakan diantaranya adalah Manise, Asia 86 F1, Talenta F1, Paragon F1 dan Bonanza F1. 1.2 Identifikasi Masalah 1) Bagaimana pengaruh berbagai varietas jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt.) terhadap rasio massa batang dan daun, serta kandungan protein kasar biomassa tanaman jagung. 2) Varietas jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) manakah yang memiliki rasio massa batang dan daun terkecil, serta kandungan protein kasar tertinggi. 1.3 Tujuan Penelitian 1) Mengetahui pengaruh berbagai varietas jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) terhadap rasio massa batang dan daun serta kandungan protein kasar biomassa tanaman jagung.

4 2) Mengetahui varietas jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) yang memiliki rasio massa batang dan daun terkecil, serta kandungan protein kasar tertinggi. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi tentang pengaruh berbagai varietas jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) terhadap rasio massa batang dan daun, serta kandungan protein kasar biomassa tanaman jagung. Diharapkan pula, dapat memberikan solusi pengembangan produksi terhadap kurangnya hijauan pakan serta tanaman jagung manis menjadi salah satu alternatif pengganti rumput sebagai hijauan pakan. 1.5 Kerangka Pemikiran Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan komoditas pertanian yang disukai oleh masyarakat karena rasanya lebih manis dari jagung biasa dan pada umumnya disajikan dalam bentuk jagung rebus dan jagung bakar. Jagung manis merupakan jenis jagung paling digemari oleh masyarakat yang bercita rasa manis dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Jagung manis memiliki nilai ekonomis pada biji, daun, batang, malai dan tongkol yang dapat digunakan bermacam-macam produk makanan dan produk sampingan (Kumar dkk.,2012). Jagung manis berbagai varietas memberikan pertumbuhan dan produksi yang beragam. Varietas adalah salah satu di antara banyak faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman. Selain faktor lingkungan, penggunaan varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang terpenting untuk mencapai produksi yang tinggi. Penggunaan varietas unggul

5 mempunyai kelebihan dibandingkan dengan varietas lokal dalam hal produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, respons pemupukan dan ketahanan terhadap perusak luar lainnya sehingga produksi yang diperoleh baik kualitas maupun kuantitas dapat meningkat (Soegito dan Adie, 1993). Varietas tanaman jagung manis memiliki tingkat umur panen yang lebih cepat atau genjah dibandingkan dengan jagung biasa, umur panen tersebut dipengaruhi oleh umur berbunga. Tanaman yang lebih cepat berbunga akan memiliki umur panen lebih genjah. Varietas yang berumur genjah, dimana umur dari tanaman sampai panen kurang dari 85 hari setelah tanam (Soeprapto,1995). Umur panen dapat mentukan kuantitas jagung yang dipanen maupun kualitas tanaman jagung. Kualitas tanaman jagung yang dipanen umur muda atau genjah memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik dibandingkan dipanen dengan umur panen tua. Kandungan zat makanan hijauan jagung muda pada bahan kering (BK) 90% adalah protein kasar (PK) 11,33% dan serat kasar (SK) 28,00% (Sudirman dan Imran, 2007). Rasio massa batang dan daun merupakan nilai perbandingan yang diperoleh dari berat batang : berat daun. Rasio massa batang dan daun dapat dipengaruhi oleh jumlah daun (helai) dan diameter batang. Semakin banyak jumlah daun yang dihasilkan dari suatu varietas dapat mempengaruhi berat daun yang dihasilkan. Sebanding dengan semakin lebar dari diameter batang dari suatu varietas dapat mempengaruhi berat batang. Varietas Bonanza F1 45 HST memiliki jumlah daun 9,86 helai dan varietas manise 45 HST memiliki jumlah daun 9,56 helai. Varietas Bonanza F1 45 HST memiliki diameter batang 21,97 mm dan varietas manise 45 HST memiliki jumlah daun 22,48 mm. Hasil tanaman jagung manis yang lebih baik

6 dijumpai pada perlakuan varietas Bonanza F1, walaupun secara statistik tidak berbeda dengan Varietas Jago F1 dan Varietas Manise (Syafruddin dkk., 2012). Selain jumlah daun dan diameter batang, rasio massa batang dan daun dapat dipengaruhi pula oleh tinggi tanaman. Berdasarkan tinggi tanaman varietas Bonanza F145 HST memiliki tinggi tanaman 175,70 cm. Varietas Bonanza F1 dapat memberikan pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan King Sweet F1 dan Sweet Boy (Irvendi, 2016). Varietas manise 45 HST memiliki tinggi tanaman 137,55 cm (Syafruddin dkk., 2012). Varietas Talenta 42 HST memiliki rataan tinggi tanaman 117,44 cm (Laksono dkk., 2018).Selain tinggi tanaman, tanaman jagung manis memiliki proporsi dalam persentase yang berbeda-beda dari setiap bagian tanamannya. Proporsi batang tanaman jagung bervariasi antara 55,38 62,29% dan proporsi daun antara 22,57 27,38% (Anggraeny dkk., 2006).Semakin tinggi tanaman jagung manis dan proporsi daun serta semakin kecil proporsi batang maka semakin kecil nilai rasio massa batang dan daun. Semakin besar pembagi maka semakin kecil nilai rasio massa batang dan daun. Rasio massa batang dan daun dipengaruhi langsung oleh bobot batang dan bobot daun pada tanaman jagung manis. Varietas Bonanza F1 memiliki bobot brangkasan batang seberat 12,66 gram dan bobot brangkasan daun seberat 7,48 gram pada kondisitanah diolah secara konvensional (Traditional tillage) berupa pecangkulan sedalam 15 20 cm sebanyak dua kali, serta panen pada umur 82 HST (Larosa dkk., 2014). Varietas Talenta 42 HST pada kondisi tanah tanpa perlakuan memiliki bobot segar tanaman 146,47 gram dan bobot kering tanaman 39,83 gram (Wayah dkk.,2014). Bila di konversi menjadi rasio massa batang dan daun dengan membandingkan bobot batang dibagi dengan bobot daun yaitu senilai 1,69. Sedangkan, varietas Talenta bila di konversi menjadi rasio massa batang dan daun

7 dengan membandingkan bobot batang dibagi dengan bobot daun yaitu senilai 2,45. Berdasarkan hasil nilai rasio massa batang dan daun tersebut, maka varietas Bonanza F1 memiliki nilai rasio massa batang dan daun lebih kecil dibandingkan varietas lainnya. Kandungan protein kasar pada jagung umur 60-70 hari memiliki kandungan protein rata-rata 12,57 % sedangkan rumput raja lebih rendah yaitu 10,63 % (Kushartono dan Iriani, 2003). Proporsi kandungan protein kasar pada daun lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi kandungan nutrisi pada batang. Proporsi protein kasar pada tanaman jagung pada bagian batang yaitu 3,7 % sedangkan proporsi kandungan protein kasar pada daun tanaman jagung lebih tinggi yaitu 7,0% (Umiyasih dan Wina, 2008). Berdasarkan hal tersebut, proporsi protein kasar pada daun lebih tinggi dibandingkan dengan protein kasar pada bagian batang. Sesuai menurut Tillman dkk., 1991 menyatakan bahwa daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis dan respirasi sehingga daun mengandung lebih banyak protein dan lemak dibanding batang, yang secara tidak langsung mencerminkan kualitas hijauan. Daun mengandung lebih banyak protein dibandingkan batang sehingga dengan semakin berkurangnya perbandingan daun dan batang akan menyebabkan turunnya kadar protein hijauan Sehingga, semakin kecil rasio massa batang dan daun pada Varietas Bonanza F1 yang memiliki arti proporsi daun lebih banyak dibandingkan proporsi batang maka semakin tinggi kandungan protein kasar biomassa tanaman jagung yang dimiliki Varietas Bonanza F1 tersebut. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, semakin kecil rasio massa batang dan daun maka semakin baik kualitas tanaman jagung manis sebanding dengan kandungan protein kasar tanaman jagung manis. Sehingga, dapat ditarik hipotesis

8 bahwa perlakuan P4 atau Varietas Bonanza F1 memiliki nilai rasio massa batang dan daun lebih kecil serta memiliki kandungan protein kasar yang tinggi dari 4 varietas yang lainnya. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2018 Januari 2019 di Lahan Percobaan Agrostologi, Laboratorium Tanaman Makanan Ternak (TMT) dan Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.