BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang meliputi perubahan dalam struktur sosial, perubahan dalam sikap hidup masyarakat dan perubahan dalam kelembagaan nasional. Selain itu, pembangunan juga meliputi perubahan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan pendapatan nasional dan pemberantasan kemiskinan. Pencapaian sasaran dalam pembangunan wilayah tentu sangat diinginkan, maka pembangunan diarahkan pada tiga hal pokok, yaitu: meningkatkan ketersediaan dan distribusi kebutuhan pokok bagi masyarakat, meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses, baik kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial dalam kehidupannya (Todaro, 2000). Proses pembangunan tidak hanya ditentukan oleh aspek ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi juga merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah. Tingginya pertumbuhan ekonomi masih merupakan target utama pembangunan dalam rencana pembangunan wilayah disamping pembangunan sosial. Sedangkan target pertumbuhan ekonomi tersebut sangat bervariasi sesuai dengan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing wilayah. Melalui pertumbuhan ekonomi wilayah yang tinggi, diharapkan kesejahteraan masyarakat secara bertahap dapat ditingkatkan (Syafrizal, 2008: 86). Menurut Lincolin (1997), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari kenaikan jumlah penduduk atau perubahan pola dan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Secara agregat, pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari PDB suatu negara. Tingginya nilai PDB diasumsikan bahwa kondisi perekonomian suatu negera tersebut juga baik. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan ekonomi. Menurut Dewi (2013), proses pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilihat dari peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Indikasi peningkatan produksi barang dan jasa dalam ekonomi daerah dapat diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto. Pertumbuhan ekonomi daerah mendapat perhatian yang semakin meningkat dalam era otonomi daerah. Hal tersebut dikarenakan dalam era otonomi, masing-masing daerah 1
berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonominya guna peningkatan kemakmuran masyarakatnya. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah otonom yang memiliki jumlah penduduk sebesar 33,7 juta jiwa (BPS, 2015) dan sedang mengalami proses pembangunan ekonomi. Berdasarkan tabel I.1, Provinsi Jawa Tengah memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 5,29% dan Provinsi Jawa Tengah masih kalah bersaing dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Rata-rata pertumbuhan ekonomi tertinggi dimiiki oleh provinsi DKI Jakarta sebesar 6,22%. Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari Provinsi Jawa Tengah dengan pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 5,89%, 6,09% dan 6,28%. Provinsi Jawa Tengah hanya unggul dari Provinsi D.I Yogyakarta, dengan kata lain rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah menduduki posisi terendah kedua di pulau Jawa. TABEL I. 1 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI-PROVINSI DI PULAU JAWA TAHUN 2011-2015 Provinsi Pertumbuhan Ekonomi (%) Rata-Rata 2011 2012 2013 2014 2015 DKI Jakarta 6,73 6,53 6,07 5,91 5,89 6,22 Jawa Barat 6,5 6,5 6,33 5,09 5,04 5,89 Jawa Tengah 5,3 5,34 5,11 5,27 5,47 5,29 DI Yogyakarta 5,21 5,37 5,47 5,17 4,95 5,23 Jawa Timur 6,44 6,64 6,08 5,86 5,44 6,09 Banten 7,03 6,83 6,67 5,51 5,4 6.28 Jawa 6,2 6,2 5,95 5,45 5,36 5,83 Indonesia 6,17 6,03 5,56 4,88 5,03 5,53 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018 Berdasarkan data diatas, selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah terjadi sedikit fluktuasi dan cenderung mengalami kenaikan pada setiap tahunnya, meskipun memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa dan Nasional. Provinsi Jawa Tengah tidak kalah dari segi sarana prasarana maupun dari segi kekayaan sumber daya alam (Prastaywan, 2016). Provinsi Jawa Tengah juga memiliki keunggulan letak yang strategis karena terletak diantara Jawa Barat dan Jawa Timur sehingga terdapat mobilitas yang tinggi, selain itu mudah dijangkau dari arah manapun. Provinsi Jawa Tengah juga memiliki sumber daya pertanian yang melimpah dan berkualitas. Selain pertanian, Jawa Tengah juga memiliki potensi ekonomi yang besar dibidang industri dan perdagangan, terlihat dari banyak perusahaan yang bergerak di 2
kedua bidang tersebut. Disamping itu dengan banyaknya situs-situs purbakala dan kondisi alam yang menarik sehingga sektor pariwisata juga merupakan potensi lain yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Tengah. Apabila potensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik, tentu akan dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah yang dijadikan sebagai lingkup wilayah penelitian merupakan sebuah provinsi atau wilayah yang memiliki potensi dan permasalahan sendiri, sehingga terdapat justifikasi dibalik pemilihan wilayah ini sebagai wilayah studi. Dengan segala potensi yang dimiliki tersebut, Provinsi Jawa Tengah juga memiliki beberapa masalah dalam kemajuan perekonomiannya. Menurut Andreas (2013), terdapat beberapa faktor yang menjadi masalah krusial terkait masalah kemajuan perekonomian di Jawa Tengah, diantaranya tidak meratanya pembangunan antar daerah, kebijakan pemerintah yang lebih pro kepada pihak pemodal dibandingkan masyarakat, tidak adanya keseriusan dalam mendorong industri berbasis kerakyatan dan semakin maraknya tindak korupsi di tubuh pemerintahan. Teori Mahzab Klasik Adam Smith mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat didorong dengan jumlah penduduk. Bertambahnya penduduk akan memperluas pasar, dengan begitu tingkat spesialisasi dalam perekonomian akan bertambah pula. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan memberikah jumlah tenaga yang lebih produktif dan lebih banyak sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Sedangkan teori pertumbuhan neoklasik berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi bersumber dari beberapa faktor, yaitu: kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja, penambahan modal serta penyempurnaan teknologi (Todaro,2011). Inflasi dapat memberikan efek baik maupun buruk dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Sadono dalam (Pramesti, 2005) inflasi yang dalam keadaan taraf tetap merayap akan menimbulkan efek yang baik dalam perekonomian. Keuntungan perusahaan akan meningkat dan investasi akan semakin bergairah. Dengan begitu, kesempatan kerja dan pendapatan akan meningkat sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, indlasi juga memiliki dampak buruk yaitu terganggunya stabilitas ekonomi, berkurangnya investasi yang produktif, meningkatnya impor dan berkurangnya kegiatan ekspor sehingga dalam kondisi tersebut dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di suatu negara (Hidayat R., 2017). Menurut Tambunan (2004), faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah ekspor. Ekspor berperan sangat penting dalam penggerak perekonomian. Ekspor tersebut dapat menghasilkan devisa yang selanjutnya dapat digunakan untuk membangun sektor-sektor ekonomi dalam negeri, sehingga dapat 3
disimpulkan secara teoritis bahwa ekspor, cadangan devisa dan pertumbuhan ekonomi memiliki korelasi. Dalam Laporan Perekonomian Indonesia (2014) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, beberapa alasan yang menyebabkan ekonomi melambat adalah menurunnya investasi. Menurut Luh (2015) dalam (Yunan, 2009), investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Investasi dapat berasal dari sektor pemerintah maupun sektor swasta dimana investasi pemerintah dilakukan dan dibiayai melalui APBN/APBD sedangkan investasi swasta dilakuan melalui dalam negeri dan asing. Investasi asing tersebut dapat meningkatkan produktivitas, yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Syafrizal (2008), kemampuan daerah untuk berkembang dan tumbuh ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi yang satu sama lain tidak menutup kemungkinan saling mempengaruhi. Faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi tersebut perlu diketahui secara rinci. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengkajian ilmiah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Dalam hal ini, faktor-faktor yang dianalisis adalah nilai inflasi, jumlah penduduk, tenaga kerja, tingkat pengangguran, ekspor dan investasi. Faktor-faktor tersebut didasarkan pada teori ekonomi yang sudah dijelaskan. Hasil dari penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai salah satu masukkan bagi Pemerintah Daerah Provinsi dalam menentukan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerahnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk dalam suatu negara. Pelaksanaan pembangunan ekonomi tersebut salah satunya adalah pembangunan ekonomi daerah yang didasarkan pada ciri khas dari daerah tersebut dengan melihat potensi sumber daya alam dan manusia. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam penentuan keberhasilan ekonomi. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi, maka kesejahteraan rakyat yang mendiami wilayah tersebut juga akan tinggi, terlebih dengan adanya peraturan otonomi daerah yang bertujuan untuk pemerataan wilayah sehingga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat akan meningkat. Provinsi Jawa Tengah memiliki pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat selama kurun waktu lima tahun. Namun, jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang ada di Pulau Jawa, Jawa Tengah berada pada posisi terbawah kedua setelah Provinsi D.I Yogyakarta. Hal tersebut terindikasi bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi 4
Jawa Tengah cenderung rendah secara nasional dan tingkat kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah perlu ditingatkan agar tidak kalah bersaing dengan provinsi-provinsi lain di Pulau jawa. Dengan segala potensi dan permasalahan yang dimiliki Provinsi Jawa Tengah, maka diperlukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, sehingga dapat diketahui langkahlangkah yang dapat dimbil pemerintah Provinsi guna mengatasi masalah tersebut. 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah yang nantinya diharapkan dapat dijadikan masukkan terhadap pemerintah setempat dalam melaksanakan kebijakan dan perencanaan. 1.3.2 Sasaran Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, dapat dilakukan dengan berbagai tahapan, sebagai berikut: 1. Melakukan pemetaan tingkat pertumbuhan ekonomi dan variabel-variabel yang mempengaruhi pada tiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya cukup strategis karena letaknya berada di daratan padat Pulau Jawa, diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Secara Geografis, provinsi Jawa Tengah terletak pada 5 40-8 30 Lintang Selatan dan 108 30-111 30 Bujur Timur. Luas wilayahnya, tercatat sebesar 3,24 juta hektar (32.544,12 km²) atau sekitar 25,04 persen dari luas Pulau Jawa serta 1,70 persen dari luas Indonesia. Berdasarkan posisi geografisnya, provinsi Jawa Tengah berbatasan dengan: Utara : Laut Jawa Selatan : Provinsi D.I Yogyakarta dan Samudera Hindia Barat : Provinsi Jawa Barat Timur : Provinsi Jawa Timur 5
6
1.4.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penyusunan penelitian ini adalah: 1. Identifikasi tingkat pertumbuhan ekonomi pada tiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Identifikasi tingkat pertumbuhan ekonomi beserta variabel-variabel yang mempengaruhi dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi pada tiap Kabupaten/Kota yang kemudian dipetakan menggunakan analisis GIS 2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, untuk melihat faktor-faktor tersebut menggunakan analisis regresi linier berganda. 1.5 Kerangka Pikir Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya aturan mengenai otonomi daerah. Dalam era otonomi, masing-masing daerah berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonominya guna peningkatan kemakmuran masyarakatnya. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah otonom yang berusaha meningkatkan perekonomian guna kemakmuran masyarakatnya. Selama lima tahun terakhir, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah cenderung mengalami peningkatan dan sedikit mengalami fluktuatif. Walaupun pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat, Provinsi Jawa Tengah berada pada peringkat kedua terbawah diantara provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa. Sehingga Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah juga memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi. Unuk Kebijakan dan perencanaan pembangunan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah yang tepat sasaran, dilakukan penelitian mengenai faktor apa saja yang menjadi pengaruh pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah yang ditemukan melalui besaran pertumbuhan ekonomi tiap kabupaten/kota di Jawa Tengah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema bagan Gambar 1.2 7
Gambar 1. 1 Bagan Kerangka Pikir 8
1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan penyusunan laporan penelitian ini adalah BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup, kerangka pikir dan sistematika pembahasan BAB II KAJIAN LITERATUR Berisi penjelasan teori-teori serta referensi lainnya yang mendukung pelaksanaan penelitian, rumusan variabel, metode pengumpulan data, metode analisis, teknik atau alat analisis. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH Berisi gambaran umum wilayah di Provinsi Jawa Tengah serta kondisi eksisting perekonomian BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH Berisi analisis mengenai bagan analisis, klasifkasi kelas pertumbuhan ekonomi beserta variabel-variabel prediksi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, analisis regresi BAB V KESIMPULAN Berisi kesimpulan dan saran dari hasil analisis yang telah dilakukan. 9