Tindakan Korporat dalam Tanggung Jawab Sosial. Yuniawan Heru, M.Si. http://antro.fisip.unair.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
Tri Suswanto Saptadi Tujuan

Pertemuan ke-5 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Disarikan dari Ashur, Julius, Wiwik dan Berbagai Sumber Yang Relevan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB V TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN

Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen. Manajemen Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN - MANAJEMEN

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR )

School of Communication & Business Telkom University

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian-penelitian yang khusus mengenai Perusahaan Daerah Air

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP MSDM HENDRA WIJAYANTO

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (investor) serta sebagai pimpinan

Yuniawan Heru S.

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

PEMBAHASAN SOAL SOSIOLOGI PAKET A TAHUN Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

HAK ATAS PENDIDIKAN. Materi Perkuliahan HUKUM & HAM (Tematik ke-3)

PERUMUSAN GAGASAN AWAL DALAM ORGANISASI

MANAJEMEN & LINGKUNGAN ORGANISASI

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global,

PANCASILA AKTUALISASI PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK DAN KEHIDUPAN AKADEMIK. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

27/01/2015 AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK. Akuntansi Manajemen Sektor Publik PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

Business Ethic & Good Governance

Manajemen Mutu Pendidikan

ETIKA BISNIS INTERNASIONAL. Week 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TOPIC 2 STAKEHOLDER RELATIONSHIPS (HUBUNGAN BERKEPENTINGAN)

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

Pengertian. Audit SDM:

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR)

MASALAH PARTISIPASI. Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest)

2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis

ETIKA DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Penelitian. Masalah lingkungan di Indonesia merupakan problem khusus bagi

MK Etika Profesi. Pertemuan 10 Analisa Isu Etika. Diadopt dari materi Heru Priyanto, S.T.,MBA

Penyempurnaan Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut adanya strategi efektif dalam mengembangkan industri, sehingga

EKONOMI MANAJERIAL & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Lingkungan Organisasi dan Managerial

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

3. Perilaku dirancang untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, kemungkinan melalui cara-cara yang bersifat memecah belah dan PENGERTIAN POLITIK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

SAGE PUBLICATION CALIFORNIA,

Organizational Theory & Design

Profesi dibidang Teknologi Informasi

ETIKA PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

BAB V PE N U T U P A. Simpulan

Pengantar Bisnis. Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial. Dosen : Fitria Nursanti, SE, MPd. Modul ke: 03Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Isu Sosial dan Etika Pada Sistem Informasi

dan merupakan standar untuk membantu kita menentukan apa yang benar atau salah, dan baik bukan hanya menunjukkan apa yang di-inginkan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi memiliki peranan yang sangat penting

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT. Chriswardani S FKM MIKM UNDIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13

MAKALAH Etika bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial

Etika Dalam Teknologi Informasi

Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara)

MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN

Etika Bisnis. Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan: Ferly David, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

STRUKTUR & DESAIN ORGANISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

PENDIDIKAN PROFESI GURU. Oleh: Dr. H. KAMIN SUMARDI, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building)

Transkripsi:

Tindakan Korporat dalam Tanggung Jawab Sosial Yuniawan Heru, M.Si. http://antro.fisip.unair.ac.id

Social Responsibility Dimulai sejak era tahun 1970an, ketika muncul gerakan untuk menuntut tanggung jawab perusahaan (firma) terhadap lahirnya isu-isu anti kemiskinan yang tengah berkembang di masyarakat Pada era tahun 1970an, social responsibility hanya menyangkut isu-isu tentang HAM dan ketidakadilan sosial lainnya Pada era tahun 1990an, isu-isu social responsibility tidak hanya berbicara tentang ketidakadilan sosial, namun juga mengangkat permasalahan tentang proteksi lingkungan, obat-obatan, dan beberapa masalah sosial yang lain Woods, RH, Social Responsibility and Ethics

Etika / CSR dalam Manajemen Strategik Mele and Guillen, 2006

Relationship between Business and Society Profit Maximization Management Perusahaan memandang bahwa pihaknya hanya bertanggung jawab kepada pihak yang mengatur kesuksesannya. Pada periode ini, perusahaan percaya bahwa aturan pemerintah akan melindungi mereka dari intervensi pihak luar. Trustee Management Pada tahun 1930an, pemerintah mulai mengembangkan regulasi yang lebih luas terhadap aktivitas bisnis yang ada. Pemerintah negara Federal di AS waktu itu, mulai melakukan intervensi terhadap banyak aktivitas bisnis yang ada Quality of Life Management Pada era tahun 1960an, terjadi pergeseran hubungan antara pemerintah dan bisnis. Pimpinan bisnis mencoba untuk turut menyembuhkan penyakit masyarakat. Masyarakat mulai berharap banyak terhadap dunia bisnis, dan korporasi terbaik adalah mereka yang mengakui peran mereka dalam masyarakat dan berusaha untuk turut memecahkan masalah dalam masyarakat. Woods, RH, Social Responsibility and Ethics

Perspektif Filosofis Traditional Philosophy Masih didominasi oleh pimpinan bisnis. Mereka percaya bahwa apa yang bagus untuk bisnis mereka, juga akan bagus untuk masyarakat. Setiap manajer hanya akan mempertanggungjawabkan kepada pimpinan mereka. Pemerintah memegang segala peraturan dalam dunia bisnis. Stakeholder Philosophy Manajer juga bertanggung jawab kepada stakeholders, sebagai kelompok masyarakat yang ada di dalam atau di luar organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Para manajer dituntut untuk mendapat pengakuan atas respon perusahaan terhadap stakeholders, dan ini diyakini akan dapat berakibat baik bagi bisnis perusahaan. Affirmative Philosophy Perusahaan mulai melakukan antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dari para stakeholder. Mulai mengurangi aktivitas yang sekiranya dapat membawa kerusakan bagi masyarakat. Woods, RH, Social Responsibility and Ethics

Responses to Social Responsibility Obstructive Sebuah perusahaan yang mengambil sikap obstruktif terhadap tanggung jawab sosial mereka, mencoba untuk mempertahankan prioritas ekonomi dengan menghalangi setiap upaya untuk menunjukkan atas kurangnya tanggung jawab sosial milik perusahaan mereka. Sebuah perusahaan obstruktif tidak membuat usaha tanggung jawab sosial. Membuat keuntungan, adalah aspek yang paling penting dari bisnisnya. Beberapa orang melihat bisnis obstruktif sebagai tidak bermoral karena mereka dapat mengeksploitasi karyawan mereka, mencemari alam atau menipu pelanggan. Source: Kanobi, B., 2011

Responses to Social Responsibility Defensive Perusahaan yang mengambil sikap defensif terhadap social responsibility, akan tampak tidak terlalu bertanggung jawab. Perusahaan menganggap dirinya netral, dan mereka membuat motif keuntungan lebih penting daripada melakukan tindakan social responsibility. Perusahaan membuat titik mengikuti hukum untuk memastikan bahwa orang lain tidak bisa mengambil tindakan hukum terhadap mereka. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat menciptakan limbah lebih dari yang diperlukan, tetapi mereka memilih akan menghilangkan limbah dalam metode hukum daripada membuangnya secara ilegal. Source: Kanobi, B., 2011

Responses to Social Responsibility Accommodating Sikap akomodatif menandakan bahwa perusahaan berpendapat social responsibility adalah penting dan mungkin sama pentingnya dengan keuntungan. Perusahaan memenuhi semua persyaratan hukum dan berusaha untuk memenuhi standar etika. Sebuah perusahaan yg mengakomodasi dan tidak berusaha untuk menyembunyikan tindakannya, serta tetap terbuka tentang mengapa diperlukan tindakan khusus. Sebagai contoh, Perusahaan mulai dapat menurunkan penciptaan limbah, produk sumber yang tidak diuji pada binatang dan membayar karyawannya dengan upah yang layak. Perusahaan akan menyimpan catatan yang terbuka untuk umum. Meskipun perusahaan-perusahaan ini sering bertanggung jawab secara sosial, namun dalam menanggapi kritik, mereka ttp dapat mengubah kebijakannya. Source: Kanobi, B., 2011

Responses to Social Responsibility Proactive Seperti halnya perusahaan akomodatif, sebuah perusahaan proaktif membuat social responsibility sebagai prioritas. Sebuah perusahaan proaktif mencoba untuk tetap di depan, ketika datang sebuah panggilan terhadap social responsibility. Terdapat etika pernyataan misi dan upaya untuk menghindari kerugian bagi lingkungan atau karyawannya. Sebuah perusahaan proaktif, memberikan semua karyawannya upah yang layak dan bermanfaat, serta menyumbangkan sebagian dari keuntungannya untuk amal. Source: Kanobi, B., 2011

AUDIT SOSIAL DALAM BUDAYA KORPORAT Sumber: Rudito, B., 2007

Monitoring Deteksi dini yang merujuk pada penemuan dan pengenalan gejala dan sumber-sumber yg dianggap berpotensi memunculkan perbedaan pemahaman yg dapat berakibat munculnya konflik dan atau kemungkinan munculnya konflik lanjutan. Pemetaan Sosial Langkah I Langkah II Langkah III Langkah IV Identifikasi perbedaan yg ada dlm korporat (suku bangsa, agama, stratifikasi sosial, politik dan ekonomi Bisa diperoleh dari data sekunder Gambaran pemanfaatan suatu sumber daya yg sama yg dilakukan oleh beberapa kelompok yg berbeda. Tentang bagaimana masing-masing kelompok memperlakukan sumber daya tersebut Gambarkan bentuk jaringan-jaringan sosial masing-masing kelompok utk melihat siapa yg menjadi patron dlm kelompok, khususnya yg berkenaan dgn penguasaan sumber daya Identifikasi tempat-tempat pertemuan antar kelompok yg berbeda dan gambarkan aktivitas yg terjadi di tempat-tempat tersebut

Monitoring Deteksi Gejala Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali : Keterangan Model solidaritas yg dimunculkan Cakupan Data Pengelompokan karyawan dgn basis suku bangsa, profesi, politik, strata sosial, alamater Pengelompokan yg terbangun berdasarkan penguasaan sumber daya atau perebutan pengaruh Pengelompokan yg bisa memunculkan penggalangan solidaritas atau sentimen kelompok

Monitoring Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali : Keterangan Basis Kepentingan terhadap sumber daya ekonomi dan politik Keterangan Riwayat Hubungan Sosial antar Kelompok Cakupan Data Distribusi sumber daya berkaitan dengan jumlah anggota kelompok Variasi sumber daya yg dapat menunjang perebutan sumber daya antar kelompok Kecenderungan kelompok yg terisolasi terhadap akses sumber daya Cakupan Data Pertentangan antar kelompok yg berbeda Kuantitas kemunculan pertentangan Bentuk perpecahan yg pernah dilakukan

Monitoring Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali : Keterangan Aspek-aspek Kebijakan Cakupan Data Cara-cara yg dilakukan di arena formal birokrasi dalam suatu korporasi Penggunaan hubungan primordial kelompok di arena formal Prosentase personal pada struktur organisasi berdasarkan kelompok ttu Etika dan Bisnis Keterangan Cakupan Data Keterkaitan dengan aturan yg berlaku Penggunaan azas profesionalitas

Monitoring Deteksi Gejala Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda Langkah 2 Menditeksi pranata sosial yg digunakan utk berhubungan sosial antar kelompok dlm organisasi, utk mengenali : Keterangan Keberadaan Pranata Sosial Lokal untuk menyelesaikan konflik Cakupan Data Efektivitas frekuensi kesenian yg ada Ada atau tidaknya sistem ganti rugi Pengalaman penggunaan pranata sosial yg menyebabkan konflik

Monitoring Langkah 2 Menditeksi pranata sosial yg digunakan utk berhubungan sosial antar kelompok dlm organisasi, utk mengenali : Keterangan Adanya pihak ketiga Cakupan Data Jenis hubungan sosial terhadap pihak ketiga yg menjebatani konflik Sumber daya apa yg digeluti secara bersama Pengalaman konflik yg melibatkan pihak ketiga Keterangan Keterkaitan antar kelompok sosial dlm satu arena sosial Cakupan Data Bentuk atau jenis arena sosial yg menjadi tempat pertemuan antar kelompok Bentuk-bentuk pengucilan yg ada

Monitoring Deteksi Gejala Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda Langkah 3 Menditeksi pengaruh kekuasaan dlm politik lokal dan tingkat lokal, utk mengenali : Keterangan Penggolongan mayoritas dan minoritas Cakupan Data Bentuk-bentuk pranata sosial yg melibatkan lebih dari dua kelompok sosial yg terlibat Prosentase penggolongan Aturan main dlm pranata sosial yg melibatkan dua kelompok atau lebih yg berbeda

Monitoring Langkah 3 Menditeksi pengaruh kekuasaan dlm politik lokal dan tingkat lokal, utk mengenali : Keterangan Pendominasian pranata sosial Keterangan Identifikasi Tokoh Kunci Cakupan Data Identifikasi kelompok yg memegang jabatanjabatan penting dlm pranata sosial Identifikasi pemegang aturan dan kebijakan dlm pranata sosial Cakupan Data Individu yg berperan dalam arena sosial ttu yg melibatkan dua atau lebih kelompok Pengaruh individu sebagai tokoh dlm arena sosial Ketergantungan individu lain di setiap arena terhadap tokoh tersebut

Monitoring Analisis Terhadap Identifikasi Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi Langkah 1 Menilai anggapan dan prasangka dari satu kelompok terhadap kelompok lain Indikator Ada Tidak Adanya solidaritas kelompok berdasarkan pada salah satu dari basis suku bangsa/profesi/almamater/strata sosial, dsb Mayoritas atau minoritas yg memunculkan dominasi kelompok dlm kaitan dengan penguasaan sumber daya Sering muncul pertentangan antar kelompok yg berbasis politik, suku bangsa, ideologi, almamater atau yang lain Kebijakan yg bersifat primordial yg menyebabkan adanya ketidakprofesionalan dlm birokrasi

Monitoring Analisis Terhadap Identifikasi Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi Langkah 2 Menilai banyaknya pranata sosial yg sering dipakai bersama Indikator Ada Tidak Pranata sosial yg ada dalam kelompok dpt dipakai secara bersama Pranata sosial dapat berfungsi sebagai pranata bersama dlm kehidupan dua atau lebih kelompok yg ada Ada pihak ketiga yg juga memanfaatkan sumber daya dan berhubungan dgn kedua kelompok Adanya kerjasama dari lebih dua kelompok dlm menanggapi masalah sosial yg muncul

Monitoring Analisis Terhadap Identifikasi Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi Langkah 3 Menilai kekuasaan dan kekuatan sosial dari salah satu kelompok yg mendominasi Indikator Ada Tidak Adanya kelompok mayoritas dan minoritas yg berdampak pada pengklasifikasian berjenjang terhadap akses sumber daya Kelompok dominan, menggunakan pengetahuannya dlm menterjemahkan aturan formal Ketergantungan yg tinggi dlm hubungan sosial terjadi dlm bentuk patron-klien Penguasaan thdp sumber daya yg dibutuhkan orang banyak, dipegang oleh satu individu tertentu

Menyimpulkan Hasil Memberi Penilaian Memberikan penilaian terhadap variabel yg menciptakan konflik Variabel Anggapan dan Prasangka Pranata Sosial yg sering digunakan untuk berhubungan sosial Pengaruh Kekuasaan dlm tingkat lokal Hipotesis Kualitasnya menebal dan menipis Banyak pranata sosial yg dipakai, dapat memudahkan penyelesaian konflik. Bahkan digunakan untuk mengantisipasi konflik Ada kekuatan sosial yg mendominasi Kekuasaannya diterjemahkan dlm politik formal dgn menggunakan pengetahuan kelompoknya