BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sikap kerja merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat kenyamanan kerja. Sikap kerja yang kurang sesuai dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletal seperti rasa nyeri pada otot. Adanya ketidaknyamanan kerja tentu meningkatkan beban kerja dan berpengaruh terhadap produktivitas. Salah satu sikap kerja yang berbahaya adalah postur jongkok. Postur jongkok dalam bekerja sangat umum ditemui di berbagai tempat terutama di bengkel otomotif, usaha pembuatan konstruksi bangunan, sektor agribisnis dan bengkel-bengkel pengrajin usaha kecil. Postur kerja jongkok dalam banyak hal tidak direkomendasikan sebagai postur kerja yang sehat karena beberapa alasan antara lain yaitu tidak semua orang mampu melakukan postur jongkok karena adanya keterbatasan fisik. Agar kesetimbangan tubuh stabil posisi jongkok mengakibatkan kurva tulang berubah menjadi membungkuk (overflexed). Kondisi jongkok tanpa penyangga postur dalam jangka panjang terbukti dapat mengakibatkan cidera tulang belakang secara perlahan (Chung,et.al 2002:267-277). Hubungan antara postur kerja dengan cedera otot adalah terjadinya cidera otot disebabkan karena postur kerja yang salah. Cedera lutut kerap terjadi pada postur kerja dimana paha dan betis berhimpit saat jongkok (overflexed knee) dalam rentang waktu lama. Keyserling (1988:87-92) juga melaporkan bahwa kondisi bekerja sambil membungkuk menciptakan rasa tidak nyaman pada otot punggung dan pinggang yang dikenal sebagai sindroma sakit pinggang (low back pain). Pada posisi membungkuk
terjadi penyempitan jarak antar ruas tulang belakang yang mengakibatkan terjadinya kompresi berlebihan pada bantalan antar ruas (invertebral disc). Akibat kompresi ini bantalan menekan serabut syaraf yang menyebabkan rasa nyeri di sekitar tulang belakang. Selain itu berakibat tertekannya otot pada bagian perut, sudut yang terlalu sempit dapat mengakibatkan terhambatnya peredaran darah di sekitar kaki dan tungkai bagian bawah. Penelitian mengenai efek postur kerja jongkok pernah dilakukan Andar Bagus Sriwarno pada 14 pria dewasa yang biasa melakukan pekerjaan dalam posisi berjongkok pada tahun 2008. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan mengukur aktifitas elektrik otot punggung dan kaki, analisis gerak, distribusi beban tubuh, pengukuran denyut jantung, dan keluhan subjektif. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh ketinggian duduk terhadap pengurangan beban kerja fisik. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada posisi jongkok dan ketinggian duduk antara 10 cm, 15 cm dan 20 cm mengalami pengurangan beban kerja setiap kenaikan tinggi duduk. CV. Kompaki Amin Bjaya adalah suatu unit usaha yang bergerak dalam bidang penghasil suku cadang mesin untuk memenuhi kebutuhan mesin-mesin yang di perusahaan besar di seluruh wilayah Medan dan Deli Serdang. Kegiatan produksi dari usaha ini meliputi proses pemotongan, proses scrap, proses pelobangan, proses pengelasan dan proses pembubutan terhadap benda kerja. Pekerjaan dilakukan secara repetitif dengan jam kerja normal 8 jam per hari. Dari hasil pengamatan pendahuluan dengan menyebarkan kusioner SNQ, diperoleh bahwa operator bagian pemotongan merasakan keluhan sakit sebesar 41,9 % dan keluhan sangat sakit sebanyak 34,56 %. Hal ini mengindikasikan adanya keluhan musculoskeletal yang dirasakan operator. Hal inilah yang menjadi dasar dipilihnya stasiun pemotongan untuk menjadi subjek
penelitian. Operator yang melakukan proses pemotongan berusia antara 30 sampai 40 tahun, dimana pekerjaan dilakukan selama 2 jam tiap harinya dan operator sudah bekerja lebih dari 5 tahun. Pekerjaan yang dilakukan setiap hari selama bertahun-tahun akan berpotensi menimbulkan keluhan Musculosceletal Disorders (Neville Stanton, 2004, hal. 4-5). Adapun operator dalam melakukan proses pemotongan dengan postur jongkok dan membungkuk. Dari gambaran di atas, maka perlu dilakukan perbaikan fasilitas kerja pada stasiun pemotongan agar lebih ergonomis. Diharapkan dengan adanya perancangan fasilitas kerja kerja maka postur kerja operator selama bekerja dapat diperbaiki sehingga keluhan MSDs dapat berkurang. 1.2. Perumusan Masalah Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka perumusan masalah adalah keluhan musculoskeletal yang dirasakan operator pada proses pemotongan yang disebabkan oleh postur tubuh yang mambungkuk dan berjongkok saat melakukan pekerjaan, sehingga diperlukan perbaikan fasilitas kerja yang berupa perancangan untuk mengurangi risiko cedera musculoskeletal pada operator.
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan secara lengkap tujuan dan manfaat dari tugas sarjana 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengusulkan rancangan perbaikan fasilitas kerja yang ergonomis di bagian pemotongan untuk mengurangi keluhan musculoskeletal pada operator. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi keluhan operator di bagian pemotongan dengan pendekatan kuesioner SNQ. 2. Menganalisis pengaruh postur kerja terhadap level resiko operator pada bagian pemotongan dengan metode QEC. 1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori dan metode ilmiah yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan mengaplikasikannya di lapangan.
2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan untuk dapat merancang fasilitas kerja yang benar, sehingga dapat mengatasi masalah MSDs di Perusahaan. 3. Bagi Departemen Teknik Industri USU Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU dan sebagai tambahan informasi yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti, maka penulis membuat batasan masalah dan asumsi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan rancangan hanya dilakukan pada fasilitas kerja di stasiun pemotongan tanpa dipengaruhi oleh komponen stasiun kerja lainnya. 2. Data keluhan muskuloskeletal diidentifikasi dengan menggunakan Standart Nordic Questionnaire (SNQ). 3. Data antropometri yang digunakan untuk penentuan dimensi fasilitas kerja adalah data antropometri operator laki-laki di CV. Kompaki Amin Bjaya yang berusia antara 30 sampai 40 tahun dan dengan data Laboratoriun E&PSK yang terdiri dari tinggi tubuh, tinggi bahu, lebar bahu, tinggi pantat ke punggung, jangkauan tangan, panjang lengan bawah, tinggi siku, tinggi popliteal, jarak popliteal ke pantat, dan tinggi lutut.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Proses produksi, mesin dan prosedur kerja tidak berubah selama penelitian dilaksanakan. 2. Proses produksi berlangsung secara normal dan tidak ada gangguan atau perubahan urutan operasi yang mempengaruhi jalannya proses produksi. 3. Operator yang diteliti sudah mengerti dan paham akan tugasnya 1.5. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Menjelaskan gambaran umum secara ringkas tentang objek studi meliputi sejarah perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi, proses produksi, pemasaran dan ringkasan lain. BAB III TINJAUAN PUSTAKA Memuat penjelasan konsep dan teori dasar untuk memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk pembahasan masalah.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Memaparkan langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Mengidentifikasi data dari pengamatan pada pengumpulan data dan pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang dilanjutkan untuk membahas dan menyajikan hasil-hasil analisa penelitian. BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH Menganalisis hasil yang diperoleh dari pengolahan data. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dari penelitian maka kesimpulan dan saran dapat diambil oleh penulis.