KEBERHASILAN INISIASI MENYUSU DINI SELAMA SATU JAM PERTAMA SETELAH BAYI LAHIR NORMAL DI KLINIK TRANS HUSADA KABUPATEN KAMPAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

Sugiarti dan Vera Talumepa

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

PENDAHULUAN. Dwi Rukma Santi STIKES NU TUBAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSEPSI DIRI TERHADAP PERILAKU INISIASI MENYUSUI DINI. Yuli Trisnawati ABSTRACT

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Inisiasi Menyusui Dini. bayi dan kulit ibu. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, setelah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

Linda Januarti Kamariatmi*), Sigit Ambar W.**), Gipta Galih Widodo***)

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

GAMBARAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI BPM HUSNIYATI PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB I PENDAHULUAN. kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA MELAHIRKAN TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD UJUNGBERUNG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, baik

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjenis kelamin pria. Seorang pria biasanya menikah dengan seorang wanita

ABSTRAK PENGARUH ASI EKSKLUSIF TERHADAP MORBIDITAS BAYI SAMPAI USIA 6 BULAN

PENGARUH PENATALAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO, Wirdawty S.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi 2014

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

KORELASI WAKTU PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA III

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. baru lahir untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara meletakkan

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS BUNGAH KECAMATAN GRESIK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI FACTORS RELATED TO INITIATION OF BREAST-FEEDING EARLY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP SUHU BADAN BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Lampiran 1. Surat Persetujuan resmi (Informed Concent)

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke

Petunjuk Pengisian Kuesioner : Usia : tahun. 2. Tamat SD. 3. Tamat SMP. 4. Tamat SMA. 5. Tamat PT. : 1. Ibu Rumah Tangga 2. PNS. 3.

INISIASI MENYUSU DINI ( IMD ) MERUPAKAN AWAL SEMPURNA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PENYELAMAT KEHIDUPAN BAYI. Sri Handayani

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan

Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

PENDAHULUAN. sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Ni Nyoman Sumiasih 1. 1 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

MOTIVASI BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA

Noor Cholifah a, Dwi Astuti b a,b. STIKES Muhammadiyah Kudus a. b

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

PERILAKU PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PELAKSANAAN DALAM PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA IBU YANG MELAHIRKAN SECARA NORMAL DI RSIA

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI UPT PUSKESMAS GAJAH MADAKABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Transkripsi:

KEBERHASILAN INISIASI MENYUSU DINI SELAMA SATU JAM PERTAMA SETELAH BAYI LAHIR NORMAL DI KLINIK TRANS HUSADA KABUPATEN KAMPAR LIA FENTIA Stikes Tengku Maharatu fentialia@ymail.com Abstract: Early breastfeeding initiation provides an opportunity for babies to seek and suck their own milk within the first 1 hour after birth. IMD is not widely known by the public and health workers. The benefits of IMD can be the success of exclusive breastfeeding and can also save a baby's life. In BPS, Sri Rahayu has never done an IMD within 10 minutes of not yet determining the schedule in the IMD. In the theory of the implementation of the IMD performed at least 1 hour after the baby is born. IMD during the first 1 hour in general and knowing the success of IMD, I, II, III, IV and V in particular after the baby is born normally at the Trans Husada Clinic. The study was conducted at the Trans Husada Clinic using a descriptive research design using cross sectional data collection and data collection using secondary data. The population in this study were all newborns in the first hour at the Trans Husada Clinic. Sampling was done using a total sampling technique of 36 respondents. Data is presented in table form. The results showed that all respondents who managed to do IMD I, II and III were equal to 100.0%. Stage IV as many as 91.7%. Stage V as many as 58.3% and those who managed to do 1 hour IMD were 58.3%. Based on the results of these studies are expected to improve health services. Provide an opportunity for babies to find their own milk for at least 1 hour and can socialize IMD to other health workers. Keywords: Success, Early Initiation of Breastfeeding. Abstrak:Inisiasi menyusu dini adalah memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri dalam 1 jam pertama setelah lahir. IMD belum banyak diketahui oleh masyarakat dan petugas kesehatan. Manfaat IMD dapat menyukseskan pemberian ASI eksklusif dan juga dapat menyelamatkan nyawa bayi. Di BPS Sri Rahayu pernah melakukan IMD dalam waktu 10 menit belum menunjukkan tahapan perilaku dalam IMD. Dalam teori pelaksanan IMD dilakukan minimal selama 1 jam setelah bayi lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keberhasilan IMD selama 1 jam pertama pada umumnya dan mengetahui keberhasilan IMD tahap I, II, III, IV dan V pada khususnya setelah bayi lahir normal di Klinik Trans Husada. Penelitian dilakukan di Klinik Trans Husada dengan menggunakan desain penelitian deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional dan pengambilan data menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir satu jam pertama di Klinik Trans Husada. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik total sampling sebanyak 36 responden. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden yang berhasil melakukan IMD tahap I, II dan III yaitu sebanyak 100,0%. Tahap IV sebanyak 91,7%. Tahap V sebanyak 58,3% dan yang berhasil melakukan IMD 1 jam sebanyak 58,3%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan. Memberikan kesempatan kepada bayi untuk menemukan puting susu sendiri minimal 1 jam dan dapat mensosialisasikan IMD kepada tenaga kesehatan lain. Kata Kunci: Keberhasilan, Inisiasi Menyusu Dini. 64

A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar mereka dapat melanjutkan perjuangan nasional. Sarana yang dapat diandalkan untuk membangun SDM berkualitas adalah dengan pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar (Roesli, 2014). ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan (Christian, 2017). Dunia kedokteran sependapat bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir berdampak sangat positif bagi kelangsungan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan ibu dan bayi. Pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur enam bulan mampu menekan angka kematian bayi dan angka kematian ibu (Cholil, 2015). Para ahli meneliti di Amerika Serikat bayi yang tidak pernah mendapat ASI beresiko meninggal 21% lebih tinggi sesudah kelahiran daripada yang mendapat ASI. Mempromosikan pemberian ASI berpotensi menyelamatkan 720 bayi dari kematian sesudah kelahiran setiap tahunnya (Chen A, Rogan W.J, 2016). Bayi di Brazil yang diberi ASI secara parsial memiliki resiko meninggal akibat diare 4,2 kali lebih tinggi (Roesli, 2008). Bayi di Bangladesh yang diberi ASI secara parsial atau sama sekali tidak diberi ASI beresiko mengalami kematian akibat infeksi pernafasan akut 2,4 kali lebih tinggi daripada yang diberi ASI secara eksklusif (Roesli, 2014). Setiap ibu dapat menghasilkan air susu yang kita sebut air susu ibu (ASI) sebagai makanan bayi. Tetapi masih banyak ibu-ibu yang mengalami kesulitan untuk menyusui atau dalam proses menyusui bayinya. Hal ini disebabkan kemampuan bayi untuk menghisap ASI kurang sempurna. Keadaan ini disebabkan oleh terganggunya proses alami dari bayi untuk menyusui sejak dilahirkan. Selama ini setelah bayi lahir langsung memisahkan bayi dari ibunya segera setelah lahir untuk dibersihkan, ditimbang, ditandai dan diberikan pakaian. Tindakan itu sangat mengganggu proses alami bayi untuk menyusui (Roesli, 2014). Inisiasi menyusu dini adalah proses alami mengembalikan bayi untuk menyusu yaitu dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri dalam 1 jam pertama pada awal kehidupan. Sebenarnya bayi manusia seperti bayi mamalia mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Ini dapat terjadi jika bayi setelah lahir dibiarkan kontak kulit dengan kulit ibunya, setidaknya selama 1 jam untuk menjamin berlangsungnya proses menyusui yang benar. Cara menyusu secara baik dan benar dapat dihindari kematian bayi serta gangguan perkembangan bayi. Inisiasi menyusu dini merupakan upaya mengoptimalkan pemberian ASI secara eksklusif (Roesli, 2014). Dari beberapa penelitian terhadap bayi yang begitu lahir, tali pusatnya dipotong, kemudian dikeringkan dengan cepat dan diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu yang dibiarkan selama 1 jam. Pada usia 20 menit bayi mulai merangkak ke arah payudara dan dalam usia 50 menit bayi menyusu dengan baik. Kelompok bayi yang lahir normal tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur dan dibersihkan hasilnya 50% bayi tidak dapat menyusu sendiri (Roesli, 2014). Inisiasi menyusu dini selain bermanfaat dapat menyukseskan pemberian ASI eksklusif ternyata manfaatnya lebih dari itu yaitu dapat menyelamatkan nyawa bayi. Semakin ditundanya inisiasi menyusu dini semakin meningkat resiko kematian bayi (Roesli, 2008). Dari penelitian yang dilakukan di dalam dan luar negeri menunjukkan jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu (setidaknya selama satu jam) maka 22% nyawa bayi dibawah 28 hari P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 65

dapat diselamatkan (Roesli, 2014). Bayi mulai menyusu pertama, saat bayi berusia diatas 2 jam dan dibawah 24 jam pertama, tinggal 16% nyawa bayi di bawah 28 hari yang dapat diselamatkan (Roesli, 2014). Penelitian di Jakarta menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif (Fika dan Syafig, 2013). Pengetahuan tentang inisiasi menyusui dini belum banyak diketahui masyarakat bahkan juga petugas kesehatan. Inisiasi menyusui dini belum dipraktekkan di Indonesia karena sosialisasi yang belum meluas dan juga kekhawatiran terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan pada bayi, walaupun sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu karena ibu dan bayi selalu dalam pengawasan. Pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Klinik Trans Husada, sudah pernah dilakukan tetapi waktunya hanya 10 menit sehingga belum menunjukkan tahapan-tahapan perilaku dalam inisiasi menyusu dini. Sementara didalam referensi yang telah ada menunjukkan bahwa pelaksanaan inisiasi menyusu dini dilakukan selama 1 jam. Berdasarkan pengalaman tersebut di Klinik Trans Husada, kemudian tidak dilakukan lagi inisiasi menyusu dini. Bayi setelah lahir dipotong tali pusatnya, dibersihkan, dibungkus kain bersih, kemudian diletakkan di samping ibu, kadang-kadang diletakkan di tempat tidur sendirian setelah ibu selesai dilakukan perawatan bayi diberikan kepada ibunya untuk disusui yang sebelumnya dilakukan penimbangan dan pengukuran. Berdasarkan fenomena yang ada peneliti lebih lanjut akan meneliti gambaran keberhasilan inisiasi menyusu dini selama satu jam pertama setelah bayi lahir di Klinik Trans Husada. B. Metodologi Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan jenis rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan keberhasilan inisiasi menyusu dini selama satu jam pertama setelah bayi lahir normal. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat atau waktu yang bersamaan (Hidayat, 2017).Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir satu jam pertama yang lahir di Klinik Trans Husada pada bulan februari sampai mei 2019 sejumlah 36 bayi yang sesuai dengan kriteria.sampel adalah merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang sudah ada sejumlah 36 bayi yang lahir pada bulan februari sampai mei 2019. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik total sampling, yaitu pengambilan sampel dari seluruh jumlah populasi yang kurang dari 100 (Arikunto, 2012). Disini seluruh populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden serta memenuhi kriteria inklusi. Hal ini berarti setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sampel. C. Hasil dan Pembahasan Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini Tahap I Berdasarkan analisa data menunjukkan bahwa seluruh responden sebanyak 36 responden (100%) berhasil melakukan IMD tahap I. Menurut Roesli (2014), pada tahap ini bayi lahir tali pusatnya dipotong, dikeringkan badannya kecuali kedua tangan kemudian langsung diletakkan di perut ibu sehingga terjadi kontak kulit bayi dengan ibu menunjukkan perilaku bayi dalam stadium istirahat atau diam dalam keadaan siaga. Bayi diam tidak bergerak sesekali mata terbuka melihat ibu, masa ini merupakan 66

penyesuaian dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Menurut Harahap (2018), bayi setelah lahir kemudian tali pusat dipotong dan dikeringkan seluruh badannya kecuali kedua tangan kemudian diletakkan di dada ibu, perilaku bayi akan diam selama 20 30 menit. Hal ini dikarenakan bayi menyesuaikan keadaan setelah trauma kelahirannya. Jika bayi sudah dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dari dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan bayi merasa dalam suasana yang aman. Suasana aman ini akan membuat bayi siap untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya dalam pencarian ASI atau dalam melakukan inisiasi menyusu dini. Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini Tahap II Hasil penelitian yang dilakukan pada 36 responden (100%) menunjukkan bahwa seluruh responden berhasil melakukan IMD tahap II. Menurut Roesli (2014), pada tahap ini bayi menunjukkan perilaku gerakan mulut seperti mau minum, mencium dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangan bayi. Bau cairan ketuban, baunya sama dengan bau yang dikeluarkan oleh payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. Menurut Harahap (2018), pada tahap II setelah bayi merasa lebih tenang kaki bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Gerakan kaki bayi yang seperti merangkak tersebut memasase perut ibu. Masase pada perut akan menimbulkan kontraksi pada rahim. Kontraksi rahim ini berfungsi membantu pengeluaran placenta dan menjepit pembuluh darah pada rahim. Jika pembuluh darah rahim terjepit maka perdarahan dapat dicegah atau perdarahan tidak terjadi pada ibu yang melahirkan. Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini Tahap III Berdasarkan analisa seluruh responden sebanyak 36 responden (100%) berhasil melakukan IMD tahap III. Menurut Roesli (2014), pada tahap ini bayi mengeluarkan air liur. Bayi menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya kemudian bayi mulai mengeluarkan air liur dari mulutnya. Menurut Harahap (2018), setelah melakukan gerakan di kaki, bayi mulai mulai mencium tangan yang berbau air ketuban. Bau air ketuban tersebut memiliki bau yang sama dengan bau yang ada di sekitar puting susu ibu. Bayi mulai bergerak mendekati puting susu ibu, setelah mendekati puting susu ibu bayi akan menjilat-jilat dada ibu. Pada saat menjilat dada ibu, bayi menelan bakteri dari kulit ibu. Bakteri ini tidak berbahaya. Bakteri ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi. Bakteri yang pertama kali masuk ke tubuh bayi yang berasal dari ibu kebanyakan tidak berbahaya kemudian direspon dengan faktor pelindung yang tersedia dalam ASI, sehingga inisiasi menyusu dini ini juga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi. Lama kegiatan ini tergantung dari bayi karena bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada ibu. Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini Tahap IV Berdasarkan analisa pada IMD tahap IV dari 36 responden yang berhasil melakukan sebanyak 33 responden (91,7%), sedangkan yang tidak berhasil melakukan IMD tahap IV sebanyak 3 responden (8,3%). Menurut Roesli (2008), pada tahap ini bayi yang berhasil melakukan IMD tahap IV menunjukkan perilaku seperti bayi mulai bergerak ke arah payudara, kaki bayi menekan perut ibu kemudian mulut bayi menjilat-jilat, kepala bergerak menoleh ke kanan atau kiri, tangan menyentuh dan memegang daerah puting susu dan sekitarnya. Menurut Harahap (2008), pada tahap IV ini bayi mulai meremas-remas puting susu ibu yang bertujuan untuk merangsang air susu ibu untuk segera berproduksi dan ASI dapat keluar. Lama kegiatan ini tergantung P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 67

dari kemauan bayi. Selain untuk merangsang pengeluaran ASI remasan pada puting susu akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta. Kontraksi rahim membuat pembuluh darah terjepit sehingga dapat menghentikan perdarahan ibu setelah melahirkan. Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini Tahap V Berdasarkan analisa pada IMD tahap V dari 36 responden yang berhasil melakukan IMD tahap V sebanyak 21 responden (58,3%) sedangkan yang tidak berhasil melakukan IMD tahap V sebanyak 15 responden (41,7%). Menurut Roesli (2014), pada tahapan ini bayi yang berhasil melakukan IMD sampai pada tahap V menunjukkan perilaku seperti menemukan puting susu, menjilat puting susu, mengulum puting susu kemudian mulut melekat dengan baik pada puting susu ibu. Hisapan tersebut mendorong keluarnya ASI dari payudara ke dalam mulut. Keberhasilan inisiasi menyusu dini sampai tahap V secara alamiah akan mengurangi rasa sakit pada ibu. Bayi juga dilatih motoriknya pada saat proses menyusu berlangsung sehingga mengurangi kesulitan menyusu di kemudian hari. Selain itu juga dapat membantu perkembangan sistem persyarafan bayi (nervous system) yang lebih penting inisiasi menyusu dini ini mampu mencegah terlewatnya puncak reflek menghisap pada bayi yang terjadi 1 jam pertama setelah lahir. Jika bayi menyusu reflek hisap akan berkurang dengan cepat dan akan muncul kembali 40 jam kemudian (Rahardian, 2015). Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini Selama 1 Jam Bayi manusia sama seperti bayi mamalia lain yaitu mempunyai kemampuan utuk menyusu sendiri, jika dilakukan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya selama 1 jam segera setelah lahir. Bayi mulai menyusu sendiri segara setelah lahir dinamakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Cara bayi melakukan IMD dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara.bayi begitu lahir dipotong tali pusatnya, dikeringkan badannya kecuali kedua tangan kemudian diletakkan di dada ibu. Biarkan bayi mencari puting payudara ibu selama 1 jam. Bayi akan melalui 5 tahapan perilaku sebelum berhasil menyusu. Bayi tergolek di dada ibunya, seketika bayi berhenti menangis. Matanya sesekali membuka. Tangan serta kaki bergerak perlahan-lahan merayap mencari sesuatu. Menit demi menit berlalu. Bayi menunjukkan refleknya menuju ke payudara ibu. Setelah menemukan payudara mulut bayi terbuka dan lidahnya mengecap daerah areola memastikan apakah benar yang dicari. Kemudian mulut bayi akan melekat dengan baik dan mulai menyuysu. Berdasarkan analisa data dari 36 responden yang berhasil melakukan IMD selama 1 jam pertama menunjukkan bahwa responden yang berhasil melakukan IMD tahap I, II dan III sebanyak 36 responden (100,0%). Kemudian yang dapat melakukan IMD sampai tahap IV sebanyak 33 responden (91,7%) dan yang tidak berhasil melakukan sampai tahap IV sebanyak 3 responden (8,3%). Kemudian yang berhasil melakukan IMD sampai tahap V sebanyak 21 responden (58,3%) dan yang tidak berhasil sampai tahap V sebanyak 15 responden (41,7%) dengan waktu yang dibutuhkan < 60 menit sebanyak 21 responden (58,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dr. Lennard bahwa bayi yang dilahirkan pada umur kehamilan 37 42 minggu dengan berat badan normal antara 2500 4000 gram pada persalinan normal setelah dipotong tali pusatnya, dan dikeringkan seluruh badan kecuali kedua tangan kemudian ditengkurapkan di perut ibu 68

sehingga terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu, umumnya berhasil menemukan puting susu dalam waktu 50 menit tanpa bantuan orang lain (Elizabethtanti, 2013). Menurut Suari (2016) ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan IMD yaitu tergantung dari kesiapan fisik dan psikologi ibu yang sudah dipersiapkan dari awal. Persiapan awal tersebut seperti perawatan putting payudara ibu dan pemberian informasi mengenai IMD selama pemeriksaan kehamilan.pada penelitian ini ada responden yang membutuhkan waktu > 60 menit untuk melakukan IMD yaitu sebanyak 15 respnden (41,7%). Bayi berhasil melakukan IMD >60 menit bukan suatu masalah karena IMD dapat dilakukan 1-2 jam setelah lahir (Roesli, 2014). Menurut Suari (2016),rasa cemas,tidak nyaman,nyeri selama proses persalinan dn juga pemberian obat penghilang rasa nyeri dapat memperlambat ibu untuk menyusui sesegera mungkin. Bayi juga tidak siap untuk melakukan IMD. Puting ssusu yng tidak menonjol menjadikan bayi kesulitan untuk menemukan putting susu ibu karena bayi tidak dapat memegang atau meremas putting susu ibu sehingga pada saat bayi membuka mulut tidak dapat melekat dengan baik pada putting susu ibu.menurut Soraya (2017), suasana yang layak, nyaman dan penuh dukungan pada ibu pada saat pesalinan dapat mempengaruhi IMD sehingga bayi dapat berkonsentrasi penuh untuk mencari putting susu ibu. Situasi ruangan yang ramai atau bisisng menyebabakan bayi tidak dapat konsentrasi melakukan IMD. Bayi hanya menunjukkan perilaku seperti kepala menoleh kekanan atau kekiri. Bayi hanya menunjukkan keberhasilan IMD sampai tahap III. Setiap tahapan-tahapan proses inisiasi menyusu dini diperoleh beberapa manfaat bagi ibu dan juga bayi. Manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu antara lain meningkatkan hubungan ikatan ibu dan bayi, membantu pengeluaran hormon oksitosin sehingga plasenta terlepas dan mencegah perdarahan, mengurangi rasa nyeri/sakit setelah melahirkan. Sedangkan manfaat inisiasi menyusu dini bagi bayi antara lain bayi tidak kedinginan, meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stress dan tenaga yang dipakai bayi, memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu untuk mulai menyusu, mengatur tingkat kadar gula dalam darah dan biokimia lain dalam tubuh bayi, mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban), bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu, embantu perkembangan persyarafan bayi (nervous system) dan memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bayi sistem kekebalan bayi. D. Penutup Hasil penelitian tentang gambaran keberhasilan inisiasi menyusu dini selama 1 jam pertama setelah bayi lahir normal di Klinik Trans Husada dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Seluruh responden sebanyak 36 responden berhasil melakukan IMD tahap I; 2) Seluruh responden sebanyak 36 responden berhasil melakukan IMD tahap II; 3) Seluruh responden sebanyak 36 responden berhasil melakukan IMD tahap III; 4) Sebagian besar responden berhasil melakukan IMD tahap IV yaitu sebanyak 33 responden (91,7%) dari 36 responden; dan 5) Responden yang berhasil melakukan IMD tahap V dengan waktu < 60 menit yaitu sebanyak 21 responden (58,3%) dari 36 responden. P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 69

Daftar Pustaka Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Budiarto, E. 2013. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC. Christian, M. & Yusron, N. 2017. 1001 Tentang Kehamilan. Bandung: Tri Exs Media. Danim, S & Darwis. 2013. Metodole Penelitian Kebidanan: Prosedur, Kebijakan Etik. Jakarta: EGC. Harahap, E. 2018. Apa sihinisiasi Menyusu Dini?.Retrieved: 1 Agustus 2008 from: http://www.erwin2h.wordpress.com/2008/04/25/a-miracle-bayi-yang-barudilahirkan Hidayat, A. 2017. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Mardalis. 2014. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Roesli, U. 2014. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. 70