ANALISIS CREEP TERHADAP MATERIAL PENGISI LUMPUR YANG DIGUNAKAN DI KAWASAN REKLAMASI

dokumen-dokumen yang mirip
MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

Jl. Raya Kaligawe Km. 4, Semarang Jawa Tengah 2

I. PENDAHULUAN. Mendirikan bangunan di atas tanah lempung akan menimbulkan beberapa

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

MEKANIKA TANAH SOIL SETTLEMENT/ PENURUNAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

Rekayasa Fondasi 1. Penurunan Fondasi Dangkal. Laurencis, ST., MT. Modul ke: Fakultas TEKNIK PERENCANAAN & DESAIN. Program Studi Teknik Sipil

STUDI PEMAMPATAN KONSOLIDASI SEKUNDER TANAH GAMBUT DI KOTA PONTIANAK

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

I. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

ABSTRAK

PENGARUH JARAK DAN POLA PRE-FABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD) PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN REKLAMASI DI PELABUHAN PANASAHAN CAROCOK PAINAN ABSTRAK

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

I. PENDAHULUAN. beban lainnya yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PENGARUH TEBAL LAPISAN TANAH KOHESIF TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER AKIBAT TIMBUNAN ABSTRAK

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Ir. Endang Kasiati, DEA

PENGARUH BAHAN CAMPURAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP KONSOLIDASI SEKUNDER PADA LEMPUNG EKSPANSIF

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

Mata kuliah MEKANIKA TANAH Dr. Ir. Erizal, MAgr.

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

I. PENDAHULUAN. yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke dalam tanah

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435


Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

Korelasi Kandungan Mineral Terhadap Parameter Kuat Geser Dan Kompresibilitas Tanah

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

BAB I PENDAHULUAN. daerah laut seluas kira-kira 1400 ha (kirakira

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

Soil Compressibility and Consolidation Settlement

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

MODUL 4 (MEKANIKA TANAH II) Penurunan Konsolidasi Tanah Consolidation Settlement

PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PRELOADING DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAINS (PVD)

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Gambut... 45

ANALISIS KESTABILAN LERENG METODE BISHOP/TRIANGLE (STUDI KASUS : KAWASAN MANADO BYPASS)

ANALISIS PENURUNAN PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG KASONGAN ABSTRACT

PENGARUH TEKANAN AIR PORI TANAH TERHADAP PERKUATAN TEMBOK PENAHAN DAN GEOTEXTILE

Pemodelan Numerik Pada Perbaikan Tanah Menggunakan Stone Column Di Tanah Lempung Lunak Di Bawah Tanah Timbunan

STUDI PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK DENGAN PENGARUH GEJALA ELEKTROOSMOSIS

BAB I 1.2 Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan 1.4 Batasan Masalah 1.5 Manfaat

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

PENURUNAN KONSOLIDASI EMBANKMENT DI ATAS TANAH LEMPUNG LUNAK

TEORI TERZAGHI KO K N O S N O S L O I L DA D S A I S SA S T A U T U DI D ME M N E S N I S

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN VACUUM PRELOADING DENGAN PROGRAM PLAXIS2D DAN PERHITUNGAN MANUAL DENGAN DATA AKTUAL LAPANGAN

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)


ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)

METODOLOGI PENELITIAN Tanah yang diuji adalah jenis tanah gambut yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur. Sampel tanah yang ditelit

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN PERKUATAN ANYAMAN KAWAT (STUDI KASUS : KAWASAN TINOOR)

DESAIN KEBUTUHAN PVD UNTUK TANAH LUNAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. melongsorkan lereng tanah tersebut setelah diberi perkuatan. Besarnya beban

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH

Analisis Perilaku Timbunan Tanah Pasir Menggunakan Uji Model Fisik

DISUSUN OLEH : HENY KURNIA AGUSTINE DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUWARNO, M.Eng. MUSTA IN ARIF, ST. MT.

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

Denny Nugraha NRP : Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK

Pemodelan 3D pada Perbaikan Tanah Lunak Menggunakan Metode Deep Mixed Column

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di daerah kota yang padat dan sekaligus daerah dimana

TINJAUAN JARAK PENGAMBILAN SAMPEL PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DARI Ds. JONO Kec. TANON Kab. SRAGEN YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM PASIR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print)

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KADAR AIR TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF ARAH VERTIKAL

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

ABSTRAK. Kata kunci : Daya dukung, pondasi menerus, geotekstil, anyaman bambu, pasir, BCI

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MUHADI, 2013

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

PENENTUAN PARAMETER KONSOLIDASI SEKUNDER PADA TANAH ANORGANIK DAN ORGANIK DI KABUPATEN KUBU RAYA, PONTIANAK

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY

STUDI PERILAKU TEGANGAN-DEFORMASI DAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH DENGAN METODE ELEMEN HINGGA STUDI KASUS PENIMBUNAN PADA TANAH LEMPUNG LUNAK ABSTRAK

MEKANIKA TANAH (CIV -205)


PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

MODEL STABILISASI TANAH DASAR UNTUK DISPOSAL AREA KALI SEMARANG

PERILAKU PEMAMPATAN TANAH GAMBUT BERSERAT

STUDI PARAMETER PERENCANAAN STONE COLUMN UNTUK PERBAIKAN BEARING CAPACITY DAN SETTLEMENT PADA TANAH LEMPUNG

PENGARUH GEOTEKSTIL PADA KUAT DUKUNG PONDASI TELAPAK DI ATAS TANAH GAMBUT

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Transkripsi:

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 2, No. 1, Februari 2019: hlm 105-113 EISSN 2622-545X ANALISIS CREEP TERHADAP MATERIAL PENGISI LUMPUR YANG DIGUNAKAN DI KAWASAN REKLAMASI Max Suyatno Samsir 1 dan Chaidir Anwar Makarim 2 1 Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen S. Parman No.1 Jakarta Email: maxsamsir4@gmail.com 2 Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen S. Parman No.1 Jakarta Email: chaidir259@gmail.com ABSTRAK Reklamasi daratan adalah proses pembuatan daratan baru dari dasar laut dengan cara menimbun areal reklamasi tersebut dengan menggunakan material pengisi. Material pengisi tersebut dapat berupa batu, pasir bahkan lumpur. Penggunaan lumpur sebagai materal pengisi dapat dikatakan kontroversial mengingat lumpur dapat mengalami konsolidasi primer dan sekunder. Konsolidasi sekunder atau yang biasa disebut creep, adalah penurunan yang berjangka panjang dan berkemungkinan besarnya melebihi konsolidasi primer. Namun dalam realita, fenomena creep jarang sekali diperhitungkan oleh perencana. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa fenomena creep sangat penting untuk diperhitungkan. Untuk menganalisisnya digunakan program dengan metode boussinesq. Penelitian ini dilakukan dengan menghitung besar creep yang terjadi pada material pengisi lumpur dengan menggunakan embankment load dengan tinggi yang berbeda. Simulasi ini menunjukkan bahwa creep sangat penting untuk diperhitungkan. Kata kunci: reklamasi daratan, lumpur, konsolidasi, creep, boussinesq 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Adanya kebutuhan manusia untuk menciptakan lahan yang digunakan untuk berbagai macam aktifitas meningkat seiring dengan berjalannya waktu serta pembangunan, namun lahan yang dapat langsung dikembangkan bisa jadi tidak mencukupi peningkatan kebutuhan tersebut. Salah satu cara untuk dapat mengubah lahan yang tidak layak digunakan tersebut menjadi layak adalah dengan mengadakan reklamasi. Menurut Suharto (2018), reklamasi adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Pada dasarnya reklamasi merupakan kegiatan yang mengubah wilayah perairan pantai menjadi daratan yang dimaksudkan untuk mengubah permukaan tanah yang rendah (biasanya terpengaruh oleh genangan air) menjadi lebih tinggi (biasanya tidak terpengaruh genangan air). Menurut Wagiu, (2011), ditinjau dari aspek fisik dan lingkungannya, tujuan reklamasi yaitu: 1. Untuk mengembalikan tanah yang hilang akibat gelombang laut. 2. Untuk mengembalikan tanah baru di Kawasan depan garis pantai untuk mendirikan bangunan yang nantinya difungsikan sebagai benteng perlindungan garis pantai. 3. Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau untuk mendirikan konstruksi bangunan dalam skala yang lebih besar. Namun dalam pelaksanaannya, sering terjadi permasalahan khususnya permasalahan geoteknik di lokasi diadakannya reklamasi tersebut. Salah satunya adalah creep atau yang biasa disebut dengan rangkak. Menurut Bowless dan Hainim (1991), creep adalah suatu kondisi dimana tanah mengalami penurunan tanpa adanya perubahan beban. Kondisi ini sama dengan secondary settlement atau secondary consolidation, yang berlanjut setelah primary consolidation. Melalui studi ini, akan dianalisa besarnya potensi creep pada material pengisi yang dapat terjadi di suatu proyek reklamasi. Sehingga dapat diketahui seberapa besar dan berbahaya potensi creep material pengisi yang akan terjadi di proyek reklamasi tersebut. 105

Analisis Creep terhadap Material Pengisi Lumpur yang Digunakan di Kawasan Reklamasi Max Suyatno Samsir, et al. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya creep terhadap material pengisi lumpur di sebuah proyek reklamasi menggunakan program berbasis boussinesq dalam kurun waktu 100 tahun dengan pemodelan embankment load setinggi 1 m, 1.5 m dan 2 m. 2. CREEP PADA TANAH Menurut Braja M. Das (1995), creep (biasa disebut secondary consolidation atau secondary compression) adalah penurunan yang berlanjut setelah konsolidasi primer. Penurunan ini terjadi seiring dengan waktu berlalu dan biasanya terjadi sangat lama setelah beban mulai bekerja, di mana partikel tanah mengalami creep. Penurunan ini terjadi saat semua tegangan air pori berlebih di dalam tanah telah terdisipasi dan saat tegangan efektif yang terjadi berada dalam keadaan konstan. Menurut Budhu dan Bowles (2015), creep terjadi pada tegangan efektif yang konstan, yaitu setelah penurunan konsolidasi primer berhenti. Menurut Wesley (1997), besar penurunannya merupakan fungsi waktu (t) dan kemiringan kurva indeks pemampatan sekunder (Cα). Penurunan akibat konsolidasi sekunder, dihitung dengan persamaan: S s = Cα 1+ e p H log t 2 t 1 (1) dengan C α = indeks pemampatan sekunder, e p = angka pori saat akhir konsolidasi primer, H = tebal lapisan lempung dan t 2 = waktu setelah konsolidasi primer berhenti. 3. PEMODELAN PROGRAM Input Data Berdasarkan hasil uji laboratorium, lapangan dan korelasi, dapat dianalisis untuk mendapatkan parameter-parameter yang akan digunakan untuk melakukan pemodelan. Data didapat dari proyek di wilayah Jakarta namun tidak diperbolehkan untuk dipublikasi. Berikut merupakan kesimpulan parameter yang digunakan untuk pemodelan creep dengan menggunakan program berbasis boussinesq yang dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Parameter Tanah yang Digunakan (Data Proyek di Wilayah Jakarta) Parameter Upper Holocene Clay Lower Holocene Clay Cutter Suction Dredged Mud γ Unit Weight (kn/m 2 ) 14.3 14.6 12 γ sat Sat. Unit Weight (kn/m 2 ) 16.3 16.3 14 ν Poisson Ratio 0.2 0.2 0.15 Cc Compression Index 0.96 0.85 1.08 Cr Recompression Index 0.146 0.108 0.18 K Permeability (m/year) 0.8979 0.22557 5.7305 Cα/C c Ratio 0.06 0.06 0.06 e o Initial Void Ratio 3 2.54 3.5 OCR Over-Consolidation Ratio 1 1 1 Dalam pemodelannya, diperlukan ketebalan per lapisan tanah. Ketebalan per lapisan tanah dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut. Tabel 2. Ketebalan Lapisan Tanah (Data Proyek di Wilayah Jakarta) Jenis Material Kedalaman Lapisan 1 Cutter Suction Dredged Mud 30 m Lapisan 2 Upper Holocene Clay 25 m Lapisan 3 Lower Holocene Clay 45 m Karena analisis dilakukan dengan kurun waktu 100 tahun, maka stage per year harus dikonfigurasikan pada program tersebut. Konfigurasi tahun yang digunakan dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut. 106

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 2, No. 1, Februari 2019: hlm 105-113 EISSN 2622-545X Gambar 1. Konfigurasi Tahun yang Digunakan Dalam pemodelan digunakan pula wick drain. Wick drain digunakan untuk mempercepat rate of settlement agar konsolidasi berjalan lebih cepat. Spesifikasi wick drain didapat dari data proyek di wilayah Jakarta namun tidak diperbolehkan untuk dipublikasi. Spesifikasi wick drain yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Spesifikasi Wick Drain yang Digunakan (Data Proyek di Wilayah Jakarta) Installation Stage Cross Section Shape Width Thickness Drain spacing Drain length Drain pattern Ratio of diameter of smear zone to diameter of drain 1 Ratio of undistributed to smear zone permeability 1 Double drainage Discharge capacity 0 = 0y Strip 0.1 m 0.005 m 1.2 m 20 m Square Yes 10 m 3 /year = 0.833 m 3 /month Dalam pemodelan embankment load, akan digunakan tinggi dengan variasi 1 m, 1.5 m dan 2 m. Embankment load dimodelkan menjadi jenis tanah pasir dengan berat jenis sebesar 16.2 kn/m 3 dalam pemodelannya. 107

Analisis Creep terhadap Material Pengisi Lumpur yang Digunakan di Kawasan Reklamasi Max Suyatno Samsir, et al. Pemodelan Creep dengan Embankment Load Setinggi 1 m Berdasarkan hasil parameter yang sudah ditentukan, akan dilakukan input ke program berbasis boussinesq. Hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut ini. Gambar 2. Pemodelan Analisis Pertama dalam Bentuk 3D Gambar 3. Total Consolidation Settlement pada Analisis Pertama Gambar 4. Total Secondary Settlement pada Analisis Pertama 108

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 2, No. 1, Februari 2019: hlm 105-113 EISSN 2622-545X Tabel 4. Secondary Settlement per Tahun pada Analisis Pertama Time (y) Secondary Settlement (cm) 0 0 1 0 1.35221 4.40469 2 11.7041 5 30.3809 10 46.3216 20 67.0563 50 109.801 100 153.347 Gambar 5. Grafik Time vs. Secondary Settlement pada Analisis Pertama Pemodelan Creep dengan Embankment Load Setinggi 1.5 m Dengan parameter yang sama, tinggi embankment load divariasikan menjadi 1.5 m, kemudian akan dilakukan input ke program berbasis boussinesq. Hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 6. Pemodelan Analisis Kedua dalam Bentuk 3D 109

Analisis Creep terhadap Material Pengisi Lumpur yang Digunakan di Kawasan Reklamasi Max Suyatno Samsir, et al. Gambar 7. Total Consolidation Settlement pada Analisis Kedua Gambar 8. Total Secondary Settlement pada Analisis Kedua Tabel 5. Secondary Settlement per Tahun pada Analisis Kedua Time (y) Secondary Settlement (cm) 0 0 1 0 1.35221 4.44812 2 11.8118 5 30.6444 10 46.7085 20 67.5772 50 110.592 100 154.492 110

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 2, No. 1, Februari 2019: hlm 105-113 EISSN 2622-545X Gambar 9. Grafik Time vs. Secondary Settlement pada Analisis Kedua Apabila dibandingkan dengan hasil analisis pertama, dapat dilihat dari hasil analisis kedua bahwa besar consolidation settlement yang didapatkan adalah sebesar 118 cm dan besar secondary settlement yang didapatkan adalah sebesar 154.492 cm dalam kurun waktu 100 tahun. Besar secondary settlement mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Pemodelan Creep dengan Embankment Load Setinggi 2 m Dengan parameter yang sama, tinggi embankment load divariasikan menjadi 2 m, kemudian akan dilakukan input ke program berbasis boussinesq. Hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 10. Pemodelan Analisis Ketiga dalam Bentuk 3D 111

Analisis Creep terhadap Material Pengisi Lumpur yang Digunakan di Kawasan Reklamasi Max Suyatno Samsir, et al. Gambar 11. Total Consolidation Settlement pada Analisis Ketiga Gambar 12. Total Secondary Settlement pada Analisis Ketiga Tabel 13. Secondary Settlement per Tahun pada Analisis Ketiga Time (y) Secondary Settlement (cm) 0 0 1 0 1.352211 4.48746 2 11.9109 5 30.8909 10 47.0677 20 68.0605 50 111.258 100 155.307 112

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 2, No. 1, Februari 2019: hlm 105-113 EISSN 2622-545X Gambar 10. Grafik Time vs. Secondary Settlement pada Analisis Ketiga Apabila dibandingkan dengan hasil analisis kedua, dapat dilihat dari hasil analisis ketiga bahwa besar consolidation settlement yang didapatkan adalah sebesar 149 cm dan besar secondary settlement yang didapatkan adalah sebesar 155.307 cm dalam kurun waktu 100 tahun. Besar secondary settlement mengalami peningkatan seperti sebelumnya namun tidak terlalu signifikan. 4. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan program berbasis boussinesq, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis dengan program Settle3D terhadap material pengisi lumpur, dalam kurun waktu 100 tahun dengan menggunakan embankment load berupa pasir setinggi 1 m didapatkan secondary settlement sebesar 153.347 cm. Dengan memvariasikan tinggi embankment load menjadi sebesar 1.5 m dan 2 m, didapatkan secondary settlement sebesar 154.492 cm dan 155.307 cm. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penambahan tinggi embankment load tidak terlalu mempengaruhi besarnya secondary settlement. 2. Dari hasil grafik time vs. secondary settlement, dapat disimpulkan bahwa menggunakan material pengisi berupa cutter suction dredged mud dapat mengakibatkan secondary settlement yang cukup besar dalam kurun waktu 100 tahun. 3. Dari hasil perbandingan antara consolidation settlement dengan secondary settlement dalam kurun waktu 100 tahun, didapatkan hasil secondary settlement lebih besar daripada consolidation settlement. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dalam merencanakan konstruksi di kawasan reklamasi dengan menggunakan material filler berupa cutter suction dredged mud, creep sangat penting untuk diperhitungkan DAFTAR PUSTAKA Bowless, J.E. and Hainim, J.K. (1991). Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Jakarta: Penerbit Erlangga Budhu, M. and J.E. Bowles (2015). Soil Parameters and Correlation. New York: John Wiley & Sons Das, Braja M. (1995). Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga Das, Braja M. (2002). Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga Harwadi, Fuad. Teknik Reklamasi. Universitas Borneo, Tarakan Wesley, L.D. (1997). Mekanika Tanah. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum 113

114