Vol 4 No 1. Jan Juni 2015 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

Vol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

BAB I. PENDAHULUAN A.

ISSN Abstract

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU Hp

PENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

Givo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

APLIKASI SOLID PADA MEDIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN NURSERY

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

APLIKASI TRICHO-KOMPOS JERAMI PADI DAN ABU SERBUK GERGAJI PADA PEMBIBITAN AWAL KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) F ahmi, Sampoerno, Armaini

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS ABU BOILER PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PEMBIBITAN UTAMA (Main Nursery)

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

ABSTRACT. Key Words: Subsoil, compost, plant medium, palm oil, pre-nursery

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Agrium, April 2013 Volume 18 No 1

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

PEMANFAATAN PUPUK BIO-SLURRY PADA JENIS TANAH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PRE-NURSERY

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

PENDAHULUAN. tersebar di 32 provinsi. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan

PEMBERIAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) DAN NPK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA PEMBIBITAN UTAMA

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PRE NURSERY DENGAN PEMUPUKAN SERUM DARAH KAMBING DAN PUPUK CAMPURAN (NPK DAN UREA) DI TANAH LATOSOL

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. Perkebunan merupakan sektor yang strategis bila dilihat dari tingkat

THE EFFECT OF MINERAL SOIL AND OIL PALM BUNCH ASH ON PEAT MEDIUM ON THE GROWTH OF OIL PALM SEEDLINGS (Elaeis guineensis Jacq.

Pengaruh Campuran Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kubis Bunga (Brassica oleracea L.)

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

Prosiding Seminar NasionalLahan Suboptimal 2014, Palembang September 2014 ISBN:

UJI PEMBERIAN VOLUME AIR MELALUI SISTEM IRIGASI TETES PADA PEMBIBITAN UTAMA (Main nursery) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY AKIBAT PEMBERIAN PUPUK MELALUI DAUN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (634);

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

PERTUMBUHAN DAN SERAPAN KALIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN-NURSERY DENGAN EFEK SISA PEMUPUKAN PADA BEBERAPA MEDIUM TUMBUH

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pertambahan luas areal pertanaman kelapa sawit dari tahun ke tahun di karenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Respon Rumput Meksiko (Euchlaena mexicana) Terhadap Pemberian Kompos Rumen pada Tanah Berpasir

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT DI MAIN NURSERY

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk pada saat

PENGARUH PUPUK NPK DAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) FASE MAIN NURSERY

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT DI TANAH GAMBUT

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

Pengaruh Kompos Limbah Sagu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pembibitan Utama

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

PERTUMBUHAN BIBIT SAWIT (Elaeis Guineensis. Jacq) DI MAIN NURSERY PADA BEBERAPA MEDIUM TUMBUH DAN PUPUK ORGANIK

I. LATAR BELAKANG MASALAH. Tanaman kelapa sawit mulai dibudayakan secara komersial pada tahun 1911.

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

Growth Response of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) Pre Nursery Seedling to Application of Palm Oil Mill Effluent and NPKMg (15:15:6:4) Fertilizer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor kedua adalah dosis Dregs (D) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: DO = Tanpa pemberian dregs DI = 10 g dregs /kg gambut D2 = 20 g dregs /kg gambut

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOS LIMBAH SAYUR-SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

RESPON BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) TERHADAP ABU JANJANG KELAPA SAWIT PADA TANAH BEKAS TAMBANG BATUBARA DI POLYBAG (Response of Oil Palm Seedlings (Elaeis guineensis Jacq) to Oil Palm Bunch Ash in Ex-Coal Mining Soil in Polybag ) Padhila Sari 1) dan Gusniwati 2) )1) Fakultas Pertanian Universitas Jambi Mendalo Darat, Jambi email : gusniwatipertanian@yahoo.com Citasi:Sari, P. dan Gusniwati ABSTRACT This study aims to determine the response of oil palm seedlings to oil palm bunch ash and get the composition of palm bunch ash as the optimum media mix for planting oil palm seedlings in the ex-coal mining soil in polybag. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments, the composition between ex-coal mining soil and oil palm bunch ash (75%:25%), (50%:50%), (25%:7 5%) and six replicates. The results showed that the composition of ex-coal mining soil and oil palm bunch ash have significant effect on seedling height, seedling diameter, number of leaves, leaf area, dry weight and root dry weight. The composition between ex-coal mining soil and oil palm bunch ash (75%:25%) gave the best results to all parameter observed. Keywords : oil palm, ex-coal mining, soil, ash, bunch PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi subsektor perkebunan unggulan Indonesia. Kelapa sawit digunakan secara luas didalam berbagai industri pangan seperti minyak goreng, mentega dan dalam industri non pangan sebagai bahan baku minyak, alkohol, sabun, lilin, farmasi dan industri kosmetika. Perkembangan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada Tahun 2008 luas areal perkebunan kelapa sawit 7.363.847 Ha dengan volume produksi CPO sebesar 17.539.788 ton. Selanjutnya pada Tahun 2012 luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat menjadi 9.074.621 Ha dengan volume produksi CPO sebesar 23.521.071 ton (Direktorat Jendral Perkebunan, 2012). Selain itu, Indonesia merupakan negara produsen Minyak Sawit Mentah (CPO) terbesar di dunia khususnya di daerah Sumatera. Sebagai negara pengekspor CPO tentu saja membutuhkan areal yang luas untuk pembibitan kelapa sawit, sehingga kebutuhan ekspor bisa terpenuhi. Masalah dalam perluasan areal kelapa sawit pada masa sekarang adalah ketersediaan lahan semakin menurun dengan adanya alih fungsi untuk kegiatan di luar Program Studi Agroekoteknologi, Fakulas Pertanian Universitas Jambi 8

pertanian. Untuk mengatasinya maka salah satu hal cara adalah meningkatkan kualitas lahan marginal agar dapat kembali berfungsi sebagai tanah pertanian. Salah satu lahan marginal di Provinsi Jambi yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian adalah lahan bekas tambang batubara. Propinsi Jambi memiliki 757.241,10 Ha areal Izin Usaha Penambangan Batubara (IUP) (Dinas Sumber Daya Energi Dan Mineral Provinsi Jambi, 2010). Berdasarkan dari data tersebut terlihat bahwa lahan yang akan menjadi lahan bekas tambang batubara sangat luas dan dapat dimanfaatkan untuk perluasan areal misalnya untuk pertanaman kelapa sawit. Ketersediaan unsur hara yang terdapat pada lahan bekas tambang batubara sangat sedikit. Horison-horisonnya sudah bercampur antara yang satu dengan yang lain, banyak terdapat batuan induk sehingga kandungan C-organik sangat rendah. Kondisi lainnya adalah kemasaman tanah dengan ph <3 karena bahan galian mengandung senyawa S yang mencapai 6 % (Widyati et al., 2005). Salah satu cara untuk menambah kandungan unsur hara pada lahan bekas tambang batubara adalah dengan pemberian pupuk. Salah satu pupuk yang bisa digunakan adalah abu janjang kelapa sawit. Selain ph yang tinggi, abu janjang kelapa sawit juga mengandung kalium yang cukup tinggi. Dasar penggunaan abu janjang kelapa sawit sebagai pengganti pupuk kimia buatan yang mengandung kalium karena abu janjang kelapa sawit merupakan pupuk yang murah dan mudah diperoleh dibandingkan dengan pupuk KCL, disamping itu pupuk abu janjang kelapa sawit dapat memperbaiki kondisi tanah, karena pupuk abu janjang kelapa sawit selain mengandung K yang cukup tinggi, abu janjang juga mengandung unsur hara lain seperti P, Mg, Ca, Fe, Mn, Zn, Cu. Berdasarkan penelitian oleh Hanibal (2010), subtitusi kalium dengan abu janjang kelapa sawit dengan dosis 39,475 gram abu janjang kelapa sawit + 18 gram KCL memberikan pertumbuhan bibit kelapa sawit terbaik di pembibitan utama dibandingkan dengan subtitusi lainnya. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Jambi yang terletak di Jalan Jambi Simpang III Sipin dengan ketinggian tempat ± 30 m di atas permukaan laut. Bahan yang digunakan adalah tanah bekas tambang batubara yang berasal dari CV. Krista Jaya Perkasa Sungai Gelam, kecambah kelapa sawit varietas Dura x Psifera (Bah Jambi) yang berasal dari PPKS Medan, abu janjang kelapa sawit, tanah lapisan atas (top soil), pupuk majemuk NPKMg (15:15:6:4), polybag ukuran 22 cm x 14 cm. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, sekop, ayakan tanah, meteran, paranet, kayu, gembor, mistar, jangka sorong, oven dan timbangan analitik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuannya adalah abu janjang kelapa sawit yang terdiri dari 4 perlakuan : A 0 = Tanah top soil sebagai kontrol (tanpa abu janjang) Program Studi Agroekoteknologi, Fakulas Pertanian Universitas Jambi 9

A 1 = Komposisi tanah bekas tambang batubara + abu janjang kelapa sawit dan (75% :25%) A 2 = Komposisi tanah bekas tambang batubara + abu janjang kelapa sawit (50% :50%) A 3 = Komposisi tanah bekas tambang batubara + abu janjang kelapa sawit 75% :25%) Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali, sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 4 tanaman, sehingga jumlah keseluruhan tanaman adalah 96 tanaman dan diambil 2 tanaman sebagai tanaman sampel. Variabel yang diamati adalah tinggi bibit, diameter bibit, jumlah daun dan luas daun. Pengamatan dilakukan setelah bibit berumur 1 bulan dan diulang dengan interval 2 minggu. Pengamatan berat kering akar dan berat kering pupus dilakukan setelah bibit berumur 4 bulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis ragam terhadap tinggi bibit, diameter bibit, jumlah daun, luas daun, berat kering akar dan berat kering pupus menunjukkan bahwa pemberian abu janjang kelapa sawit berpengaruh nyata pada tiap-tiap komposisi media tanam. Data tinggi bibit, diameter bibit, jumlah daun, luas daun, berat kering akar dan berat kering pupus tiap-tiap komposisi media tanam dapat dilihat pada Tabel 1.. Tabel 1. Perlakuan (Komposisi Tanah bekas tambang batu bara : Abu janjang kelapa sawit (%/polybag) Data Tinggi Bibit, Diameter Bibit, Jumlah Daun, Luas Daun, Berat Kering Akar dan Berat Kering Pupus Berdasarkan Komposisi Media Tanam Tinggi bibit (cm) Diameter bibit (mm 2 ) Jumlah daun (helai) Luas daun (cm 2 ) Berat kering akar (g) Berat kering pupus (g) 0 ( Tanah top soil) 31.21 a 8.35 a 5.83 a 226.49 a 0.60 a 2.27 a 75: 25 31.49 a 8.03 a 5.25 b 182.12 b 0.53 ab 2.12 a 50 :50 25.28 b 7.36 b 4.75 c 101.05 c 0.23 bc 1.55 bc 75: 25 19.82 c 5.72 c 4.50 c 78.6 d 0.12 c 0.85 c Keterangan : Angka-angka dalam kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji BNT dengan taraf = 5 % Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa komposisi tanah bekas tambang batu bara abu janjang kelapa sawit dan tanah (75%:2 5%) tidak berbeda nyata dengan perlakuan menggunakan tanah top soil sebagai kontrol untuk pengamatan tinggi bibit, diameter bibit, berat kering akar dan berat kering pupus. Hal ini disebabkan oleh penambahan Program Studi Agroekoteknologi, Fakulas Pertanian Universitas Jambi 10

abu janjang kelapa sawit yang secara langsung akan menaikkan ph dan menambah ketersediaan unsur hara pada media yang digunakan. ph pada tanah bekas tambang batubara yang pada awalnya 3,68 naik menjadi 6,35, K pada awalnya 0,27 ppm naik menjadi 16,37 ppm setelah ditambah abu janjang kelapa sawit 25% (Tabel 2.). Perlakuan pada komposisi tanah bekas tambang batu bara dan abu janjang kelapa sawit (50%:50%) dan (25%:75%) terjadi penurunan tinggi bibit yang signifikan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi dosis abu janjang kelapa sawit maka semakin tinggi pula ph tanah dan meningkatnya kandungan K pada media yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis kandungan K pada media yang komposisi tanah bekas tambang batu bara dan abu janjang kelapa sawit (50%:50%) adalah 31,37 ppm dengan ph 7.06. Kandungan K pada media yang komposisi tanah bekas tambang batu bara dan abu janjang kelapa sawit (25%:75%) adalah 52,51 ppm dengan ph 7.81 (Tabel 2.). ph tanah yang tinggi dan kandungan K yang sangat tinggi pada komposisi abu janjang kelapa sawit dan tanah bekas tambang batubara (50%:50%) dan (75%:2 5%) menyebabkan pertumbuhan bibit sawit tertekan. Keadaan tersebut disebabkan oleh dua hal yaitu ketersediaan K yang berelebihan dan ph yang terlalu tinggi. Daya serap tanaman untuk unsur K dan Mg bersifat antogis, sehingga ketersediaan K terlalu tinggi dapat menghambat penyerapan Mg, kekurangan Mg ini menyebabkan laju fotosintesis terhambat (Hanibal, 2010). Tabel 2. Analisis Tanah dan Abu Janjang Kelapa Sawit No Analisis ph N-Total (%) P 2 O 5 tersedia (ppm) K (ppm) 1 Tanah bekas tambang batubara * 3,68 0,08 9,8 0,27 2 Abu janjang kelapa sawit * 10,07 0,05 261,07 365,01 3 Tanah top soil ** 4,23 0,1562 4,72 0,098 4 Tanah bekas tambang batu bara : Abu janjang kelapa sawit (75%:25%) * 5 Tanah bekas tambang batu bara :Abu janjang kelapa sawit (50%:50%) * 6 Tanah bekas tambang batu bara :Abu janjang kelapa sawit (25%:75%) * 6,35 0,19 376,19 16,37 7,06 0,13 586,07 31,37 7,81 0,10 646,11 52,51 Sumber : *) Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor **) Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi Program Studi Agroekoteknologi, Fakulas Pertanian Universitas Jambi 11

Hasil penelitian bahwa pemberian berbagai perlakuan abu janjang kelapa sawit berbeda nyata terhadap jumlah daun dan luas daun pada tiap-tiap komposisi media tanam. Namun jumlah daun dan luas daun tertinggi terlihat pada perlakuan kontrol yaitu menggunakan tanah top soil tanpa abu janjang kelapa sawit, hal ini dikarenakan tanah top soil mengandung unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan bibit sawit. Berdasarkan hasil analisis, ph pada tanah top soil adalah 4,23 dengan kandungan N- Total 0,1562 % (Tabel 2.). Pada awal pembibitan, pertumbuhan tergantung pada cadangan makanan di dalam endosperm. Cadangan makanan berisi karbohidrat, lemak dan protein. Perbedaan nyata pada beberapa perlakuan abu janjang kelapa sawit antara lain bisa diakibatkan oleh media yang digunakan dan lingkungan sekitar pertumbuhan. Media yang tidak baik akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik pula. Data hasil analisis tanah bekas tambang batubara, tanah top soil dan abu janjang kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.. Hasil analisis tanah top soil pada Tabel 2. menunjukkan ph pada tanah top soil yaitu 4,23 dengan kandungan N-Total 0,1562%, P tersedia 4,72 ppm dan K 0,098 ppm. Tanah top soil merupakan tanah yang umum digunakan untuk media tanam dalam pembibitan kelapa sawit. Berdasarkan hasil analisis tanah bekas tambang batubara diketahui bahwa ph pada tanah bekas tambang batubara adalah 3,68 dengan kandungan N-Total 0,08, P tersedia 9,8 ppm dan K 0,27 ppm. ph dan kandungan unsur hara pada tanah bekas tambang batubara relatif rendah sehingga tidak bisa digunakan untuk media tanam dalam pembibitan kelapa sawit. Berdasarkan hasil analisis dengan komposisi tanah bekas tambang : abu janjang kelapa sawit (75%:25%) ph tanah bekas tambang batubara yang awalnya 3,68 naik menjadi 6,35 begitu juga dengan unsur hara N,P,K juga naik. Pada perlakuan dengan komposisi ini pertumbuhan bibit kelapa sawit tidak berbeda nyata dengan perlakuan menggunakan tanah top soil dan menunjukkan hasil terbaik pada pengamatan tinggi bibit (Tabel 1.). Pada komposisi tanah bekas tambang : abu janjang kelapa sawit (50%:50%) dan (25% :75%) ph tanah semakin naik menjadi 7,06 dan 7,08, demikian juga dengan kandungan unsur N, P, K semakin meningkat (Tabel 2.). Pada kondisi ini pertumbuhan bibit kelapa sawit semakin menurun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian abu janjang kelapa sawit sebagai campuran media tanam memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit. Program Studi Agroekoteknologi, Fakulas Pertanian Universitas Jambi 12

2. Perlakuan abu janjang kelapa sawit dengan komposisi tanah bekas tambang : abu janjang kelapa sawit (75%:25%) menunjukkan hasil terbaik pada pengamatan tinggi bibit. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan sampai ke pembibitan utama ( main nursery) untuk lebih mengetahui pengaruh abu janjang kelapa sawit terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada media tanam yang menggunakan tanah bekas tambang batubara. DAFTAR PUSTAKA Dinas Sumber Daya Energi dan Mineral Provinsi Jambi. 2010. Pertambangan Batubara Di Provinsi Jambi. Direktorat Jendral Perkebunan. 2012. Data Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit Menurut Provinsi Di Indonesia. Hanibal. 2010. Subtitusi Kalium Dengan Abu Janjang Kelapa Sawit Pada Bibit Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama. Jurnal Agronomi 14 (2): 48-52. Widyati E., C. Kusuma C, I. Anas dan E. Santoso. 2005. Pemanfaatan Sludge Industri Kertas Sebagai Agen Pembenah Tanah Pada Lahan Bekas Tambang Batubara. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Skripsi. Program Studi Agroekoteknologi, Fakulas Pertanian Universitas Jambi 13