BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENDAMPINGAN. A. Pendekatan Penelitian dan Pendampingan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research (PAR) adalah

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut

BAB III METODE PENELITIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. riset aksi sering dikenal dengan Participatory Action Research (PAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

PAR. Dr. Tantan Hermansah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

BAB III METODE PENELITIAN

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah

PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB 6 DINAMIKA PENGORGANISIRAN MASYARAKAT. dalam bentuk deskriptif. Deskriptif ini akan penulis sesuaikan dengan prinsipprinsip

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. jaraknya kurang lebih 30 km dari pusat Kabupaten Trenggalek. Keberadaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

BAB I PENDAHULUAN. masalah kemiskinan dan keterbelakangan. 1. Pendapatan mayoritas penduduk pedesaan yang rendah.

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. agar tetap mendukung kehidupan manusia. 1. dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

BAB III METODE PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH) Pendekatan penelitian yang dipakai adalah riset aksi. Di antara namanamanya,

BAB II TINJAUAN TEORITIK...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB V PENUTUP. Sinorang tidak bisa diseragamkan dengan pola pendampingan yang dipahami. CSR di Desa Sinorang dapat terpetakan sebagai berikut:

PRINSIP PARTISIPASI

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1) R. Rosnawati 2)

[ Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi] 2012

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (SDM). pendidikan yang bertumpu pada pengajian. Kendala sarana fisik masjid

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

VI. PROGRAM DAN STRATEGI PENANGANAN

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

KAJI TINDAK: BENTUK APLIKASI PEMBERDAYAKAN MASYARAKAT OLEH PERGURUAN TINGGI 1 Ravik Karsidi 2

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pada

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan dengan Cepu (Jawa Tengah). Kabupaten Bojonegoro memiliki. dan ' sampai dengan ' Bujur Timur.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) Yoyo Mulyana. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menggunakan pendekatan Participation Action Research (PAR). Penelitian PAR

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi.

Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

PEMBINAAN GENERASI MUDA DALAM RANGKA PENINGKATAN PENGAMALAN IBADAH REMAJA MASJID DI DESA TUMPAK KECAMATAN PUJUT - LOMBOK TENGAH. H.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari

RISET TINDAKAN Bahan fasilitasi lokakarya penelitian tindakan guru-guru SMP Darul Hikam Bandung

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB III METODE PENELITIAN. riset aksi sering dikenal dengan PAR atau Participatory Action

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN PARTISIPATORY ACTION RESEARCH (PAR) di sebut dengan berbagai sebutan, di antaranya adalah : Action research,

BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN

METODE PENELITIAN. Pendekatan Penelitian dan jenis penelitian dalam karya tulis ilmiah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

Pemberdayaan Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA. 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Transkripsi:

35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENDAMPINGAN A. Pendekatan Penelitian dan Pendampingan Dalam penelitian ini pendamping memilih pendekatan PAR. Dimana PAR sendiri memiliki kepanjangan parsticipatory action research. PAR sendiri tidak memiliki sebutan tunggal. Dalam berbagai literature PAR juga bisa disebut dengan action research, lerning by doing, action learning, action science, dan lain-lain. PAR sendiri merupakan salah satu paradigma yang muncul dari dunia yang memiliki beragam varian tentang kebenaran dan realitas sebagai cara untuk membantu manusia dalam mencapai kebenaran memalui realitas dan pengalaman mereka sendiri. Salah satu definisi PAR yang di kemukakan oleh Yoland Wadworth PAR adalah istilah yang memuat seperangkat asumsi mendasari paradigm baru ilmu pengetahuan tradisional atau kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut menggaris bawahi arti penting proses social dan kolektif dalam mencapai kesimpulan-kesimpulan mengenai apa kasus yang sedang terjadi dan apa implikasi perubahannya yang dipandang berguna orang-orang yang berada pada situasi problematis, dalam mengantarkan untuk melakukan penelitian awal. Pada dasarnya PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan yang 35

36 sedang berlangsung (dimana pengalaman mereka sendiri sebagai persoalan) dalam upaya melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik. Untuk itu mereka harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik, budaya, ekonomi, geografis, dan konteks-konteks lain yang terkait. Yang mendasari mengapa PAR dilakukan adalah kepentingan untuk mendapatkan perubahan seperti apa yang dibutuhkan.42 PAR memiliki tiga kata yang selalu berhubungan yakni partisipasi, riset, dan aksi. Semua hasil riset harus diimplementasikan dalam aksi. Oleh karena itu semua perubahan yang terjadi merupakat akibat dari riset. Untuk selanjutnya mengapa pendamping menggunakan pendekatan PAR ini karena setelah melihat kondisi social yang terjadi PAR dinilai sangat mendukung dalam proses pendampingan yang akan dilakukan dengan subyek mantan pecandu obat-obatan. Pendamping melihat semangat dan komitmen dari mantan pecandu obat-obatan yang sangat besar sehingga nantinya partisipasi dalam menciptakan perubahan dinilai sangat besar. Sehingga apa yang selanjutnya dilakukan dapat berjalan dengan baik sehubungan dengan kerjasama yang baik pula dari pihak-pihak yang terlibat. Karena pada dasarnya PAR sangat menekankan keterlibatan aktif dari pihak-pihak terkait untuk mengkaji tindakan yang dilakukan melalui riset kritis, sehingga nantinya diperoleh kesadaran bersama. 42 Agus Afandi,dkk,Modul Participatory Action Research(PAR) Untuk Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing),(Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat(LPM) UIN Sunan Ampel, 2016), hal. 89-91

37 B. Prinsip-prinsip Participatory Action Research ( PAR) Participatory action research (PAR) merupakan salah satu pendekatan yang dalam pelaksanaanya dilapangan sangat mengutamakan peran aktif dari pihak-pihak yang terkait dalam mengkaji kehidupan sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat sebagai upaya untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Sehingga dalam pelaksanaan PAR ini dipahami sebagai penelitian yang dilakukan atas dasar telaah, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi yang dilakukan bersama masyarakat. Hal ini sudah sesuai dengan apa yang telah dilakukan bersama para mantan pecandu obat-obatan terlarang yang ada di desa Wedoroanom yang sangat mengutamakan peran aktif dan keterlibatan mantan pecandu obat-obatan dalam setiap prosesnya. Secara tidak langsung dengan proses yang dilakukan bersamasama menambah pengetahuan masyarakat serta pendamping sehingga bersama-sama dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Hal mendasar yang mempengaruhi keberhasilan dalam PAR ini adalah kemampuan membangun tim, dengan adanya komitmen, kerja sama yang baik antara pendamping dengan mantan pecandu obat-obatan maka keberhasilan yang di inginkan akan mudah tercapai. Sedangkan salah satu nilai lebih dari pendekatan ini adalah hubungan antara subyek dampingan dengan pendamping yang tidak menunjukkan gap atau kesenjangan. Dalam pendekatan ini pendamping memang dituntut untuk menjalin hubungan yang intensif dengan subyek dampingan. Karena dengan komitmen serta

38 kerjasama yang baik akan menimbulkan kepercayaan antar pihak yang akan mampu menciptakan perubahan serta kemandirian dalam pendampingan ini. Terdapat beberapa prinsip PAR yang harus dipahami utamanya sebagai seorang pendamping ada 16 prinsip akan tetapi dalam pemaparan kali ini akan di ambil 5 yang dinilai mendasar yakni : 1) Sebuah pendekatan yang harus mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupan sosial dan praktek-prakteknya dengan cara melakukan refleksi dari akibat-akibat dari perubahan itu untuk melakukan aksi lebih lanjut secara berkesinambungan. Hal ini Nampak dalam proses pendampingan mantan pecandu obat-obatan terlarang yang dilakukan didesa Wedoroanom dari proses awal hingga proses perencanaan. 2) Secara keseluruhan partisipasi yang dilakukian merupakan partisipasi yang murni(autentik) membentuk siklus (lingkaran) yang berkesinambungan mulai dari analisa sosial, rencana aksi, aksi, evaluasi, serta refleksi (teoritisasi pengalaman) dan kemudian analisa sosial, kembali begitu seterusnya mengikuti proses siklus lagi. Dalam proses pendampingan kali ini dimulai dari memahami persoalan yang dialami oleh remaja desa Wedoroanom secara umum yang selanjutnya diarahkan khusus kepada para remaja yang masuk dalam lingkaran pengunaan narkoba yang langkah selanjutnya akan direncanakan proses aksi yang mampu menciptakan kemandirian serta keberdayaan

39 bagi para mantan pecandu obat-obatan ini hingga proses aksi dan juga diakhiri dengan evaluasi terhadap kekurangan-kekurangan yang terdapat dari setiap proses yang memberikan dampak terhadap hasil akhir yang dicapai. Sebab tiap proses mempengaruhi keberhasilan yang dicapai begitu juga hasil akhir yang dicapai tentu dipengaruhi oleh setiap proses atau tahap yang dilakukan oleh karena itu bentuk siklusnya seperti lingkaran yang setiap tahapnya berkesinambungan. 3) Mengutamakan kerjasama untuk melakukan perubahan, melibatkan semua pihak yang memiliki tanggungjawab atas perubahan dalam upaya peningkatan kemampuan mereka secara terus menerus serta memperluas kelompok-kelompok yang mampu diajak untuk bekerjasama dalam menyikapi persoalan sosial hingga menyelesaikan problem tersebut. Seperti yang terlihat dalam proses pendampingan mantan pecandu obat-obatan didesa Wedoroanom ini banyak pihakpihak yang terlibat untuk mencapai tujuan yang diharapkan setiap elemen memiliki tugas dan peran masing masing diantara pihak-pihak yang terlibat diantaranya, fasilitator, remaja mantan pecandu obatobatan, perangkat desa, masyarakat pada umumnya, perwakilan lembaga serta remaja pada umumnya dan masih banyak lagi. 4) PAR merupakan suatu proses membangun kesadaran bersama yang sistematis, dengan menggunakan kesadaran kritis dengan cara mendiskusikan tindakan mereka dan mengembangkanya, sehingga tindakan-tindakan yang mereka lakukan dapat menciptakan perubahan

40 sosial. Segala sesuatu yang dilakukan bertahap selama proses pendampingan tidak semata hanya kegiatan saja akan tetapi memiliki tujuan untuk menciptakan perubahan sosial kearah yang lebih baik. 5) PAR merupakan proses suatu proses yang melibatkan semua elemen yang ada ditengah masyarakat dengan mengharapkan mereka mau walaupun hanya sekedar sharing pengalaman. Dalam hal ini para mantan pecandu obat-obatan selain sebagai subyek dampingan mereka juga sebagai narasumber. Karena salah satu tema kajian tentu yang berhubungan dengan mereka. C. Langkah Kerja Pendampingan 1. Pemetaan awal Langkah pertama dalam melakukan pendampingan kali ini dimulai dengan memahami kondisi dan karakteristik remaja serta lingkungan pendampingan. Pemetaan awal ini sebagai suatu pintu untuk memasuki kondisi sosial yang terjadi di tengah-tengah kehidupan remaja desa Wedoroanom. Setelah pendamping memahami kondisi desa baik secara relasi, antar elemen dan juga identifikasi tokoh pengerak yang dinilai memiliki pengaruh besar didalam pergaulan remaja. pemetaan awal dibantu dengan adanya data-data yang bersumber dari desa sehingga sedikit banyak membantu proses awal. 2. Membangun Hubungan Kemanusiaan Pendamping melakukan inkulturasi serta berupaya membangun kepercayaan dengan mantan pecandu obat-obatan terlarang, sehingga

41 terjalin hubungan yang baik dan bisa bekerja sama selama proses pendampingan. Pendamping dan mantan pecandu obat-obatan menyatu membentuk kerja sama yang saling menguntungkan untuk melakukan riset belajar memahami, mengetahui hingga menyelesaikan problem yang terjadi dalam rangka menciptakan sebuah perubahan. Dalam upaya membangun hubungan kemanusiaan ini pendamping berbaur dengan para mantan pecandu obat-obatan dengan mengikuti kegiatan mereka seperti nongkrong, main kartu, main playstation dengan batasan-batasan tertentu. Langkah ini dilakukan agar keberadaan pendamping dapat diterima sehingga sedikit demi sedikit dapat memberikan pengaruh positif terhadap mereka. 3. Penentuan Agenda Riset Untuk Perubahan Sosial Dalam melakukan riset pendamping tidak sendirian. Pendamping dibantu beberapa remaja desa Wedoroanom. Untuk membangun kesadaran bersama serta menumbuhkan spirit entrepreneurship pada setiap diri mantan pecandu obat-obatan. Mereka yang ingin berdaya akan siap meneliti bersama pendamping tentang apa saja yang berhubungan dengan kewirausahaan sosial. Sudah ada beberapa mantan pecandu obat-obatan yang dinilai memiliki niat serta komitmen yang kuat untuk berubah salah satunya bernama mujib. Langkah selanjutnya merencanakan riset dengan teknik PRA. Dengan teknik ini akan mempermudah proses-proses pendampingan yang dilakukan. Teknik PRA dinilai pendamping dapat mempermudah

42 serta memberikan hasil yang lebih akurat dalam pengidentifikasian masalah, serta melihat potensi, dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi secara pastisipatif. 4. Pemetaan Pastisipatif Proses ini dilakukan bersama mantan pecandu obat-obatan dengan pemetaan wilayah ataupun pemetaan masalah. Dalam proses ini setidak-tidaknya harus mampu memetakan berapa jumlah pecandu obat-obatan terlarang di desa Wedoroanom dan juga memperoleh data berapa banyak para pecandu yang sudah bisa terbebas dari kecanduan pengkonsumsian obat-obatan. Data yang diperoleh ini nantinya digunakan untuk analisis potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu strategi pemecahan masalah yang terjadi di desa Wedoroanom. Dalam mapping ini sendiri bukan hanya memetakan unsur fisik saja yang mendukung permasalah yang terjadi. Dalam pemetaan partisipatif ini dilakukan pada tanggal 15 Februari 2016 bersama remaja mantan pecandu obat-obatan terlarang. hal ini dilakukan untuk memahami bersama tentang karakteristik remaja desa Wedoroanom dari berbagai aspek. Pada tahap awal ini belum begitu terlihat partisipasi remaja desa Wedoroanom. Pemetaan pastisipatif diikuti oleh Udin, Sahidin, Su udi, Hanip, Mujib, Koirul, Wahyu, Dika, Supri.

43 Gambar 3.1 Pemetaan Wilayah dan Masalah 5. Merumuskan Masalah Kemanusiaan Perumusan masalah dilakukan bersama-sama melalui FGD. Partisipasi mantan pecandu obat-obatan terlarang sangat diharapkan dalam mengidentifikasi permasalahan yang mereka alami setelah mereka lepas dari belenggu obat-obatan. Teknik PRA yang digunakan sangat membantu pendamping dan manta pecandu obat-obatan dalam kegiatan ini. 6. Menyusun Strategi Gerakan Penyusunan strategi perubahan dilakukan dengan musyawarah bersama. Selain untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang dinilai mempunyai peranan penting, juga menyusun rencana program, monitoring, hingga evaluasi dalam proses pendampingan. Hal yang paling penting dan harus diingat adalah peranan penting dari mantan pecandu obat-obatan dimana mereka sendirilah yang akan merubah keadaan yang terjadi menjadi lebih baik. Hal tersebut yang menjadi salah satu ciri khas dari pendekatan PAR.

44 7. Pengorganisasian Mantan Pecandu Obat-Obatan Para remaja mantan pecandu obat-obatan didampingi untuk menentukan media pendekatan baik kepada masyarakat ataupun untuk mereka sendiri dalam upaya menciptakan perubahan sosial. Pendamping bersama mantan pecandu obat-obatan menganalisis peranan lembaga serta organisasi kepemudaan yang ada. Jika memang bisa dimaksimalkan peran lembaga serta organisasi tersebut maka digunakan sebagai pendekatan. Akan tetapi jika dinilai tidak bisa digunakan atau dimaksimalkan sebagai pendekatan maka harus dibentuk media baru sebagai salah satu alternatif pendekatan. 8. Melakukan Aksi Perubahan Dalam upaya menciptakan perubahan sosial terhadap mantan pecandu obat-obatan perlu dilakukan sebuah aksi nyata berupa kegiatan sebagai bukti bahwa mereka para mantan pecandu obatobatan memang berkeinginan untuk berubah. aksi yang dilakukan ini nantinya bukan hanya program sesaat yang berorientasi menyelesaikan persoalan yang terjadi saat ini. Yang terpenting dalam melakukan aksi adalah terbangunya kesadaran mantan pecandu obat-obatan untuk selalu berubah dengan selalu mengevaluasi masalah-masalah yang terjadi sehingga selalu ada perubahan kearah yang lebih baik setiap waktunya.

45 9. Refleksi Untuk mengukur keberhasilan sebuah program yang dilakukan dapat dilihat dari respon masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan mantan pecandu oabta-obatan. Dalam proses evaluasi program yang dilakukan hendaknya memperhatikan perubahanperubahan yang terjadi setelah program dijalankan. Bahkan hambatan ataupun rintangan selama proses harus didiskusikan bersama-sama. Hal tersebut dinilai penting untuk memperbaiki kekurangan selama proses pendampingan. Salah satu tujuan dari kewirausahaan sosial sendiri selain untuk menumbuhkan spirit entrepreneurship yang dimiliki mantan pecandu obat-obatan juga bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian sosial diantara mereka. Dengan kegiatan kewirausahaan sosial ini selain menjadi sumber dana untuk melakukan kegiatan bersama dalam upaya memperoleh kepercayaan dari masyarakat kegiatan ini juga sebagai kritik kegiatan ekonomi yang belandaskan teori ekonomi kapitalis. 10. Meluaskan Skala Gerakan Dukungan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses pendampingan harus dilakukan terus menerus sehingga lingkaran-lingkaran pergaulan positif ditengah-tengah remaja semakin meluas. Hal tersebut tentu dengan harapan semakin banyaknya pecandu obat-obatan yang ada di Wedoroanom bisa lepas dari belenggu obat-obatan serta bisa berdaya dan mandiri.

46 D. Analisis Stakeholder Dalam melakukan aksi pendamping membutuhkan partisipasi dari stakeholder yakni pihak-pihak yang dinilai mempunyai pengaruh dalam menciptakan perubahan sosial. Serta berbagai lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan yang dimungkinkan dapat membantu pelaksanaan program yang direncanakan. Berikut matrik analisa partisipasi stakeholder di desa Wedoroanom. Tabel 3.2 MATRIK ANALISA PARTISIPASI (MAP) 1 2 3 4 Organisasi/ kelompok Karakteris tik Kepentingan Utama Sumber Sumber Tindakan Yang Harus Daya Yang Daya Yang dilakukan Dimiliki Dibutuhkan Pemerintah desa Wedoroano m Lembaga pemerintah Membantu dan Fasilitas dan mendukung support, kegiatan kebijakan pendampingan yang dilakukan Tim pendamping lapangan Memberikan izin, membuat kebijakan serta mendukung programprogram yang direncanakan bersama sama Remaja mantan pecandu obat-obatan Masyarakat desa Menciptakan perubahan Tim pendamping lapangan Mengikuti serta aktif dalam setiap kegiatan yang telah direncanakan Sekolah, Pondok Pesantren, TPQ Lembaga pendidikan Komitmen, keinginan, kekompakan Memberikan Program dan kesempatan kegiatan berpartisipasi kepada remaja dalam setiap kegiatanya 5 6 Lembaga pendidikan harus mampu memberikan timbal balik dengan memberikan kesempatan parstisipasi kepada remaja dalam setiap kegiatanya, lembaga pendidikan juga harus mampu membuat program kewirausahaan sesuai kemampuanya

47 Masyarakat desa Wedoroano m Masyarakat desa Mendukung kegiatan pendampingan, sehingga tercipta lingkungan yang mendukung para mantan pecandu untuk berubah Dukungan serta kesempatan Aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan Mendukung para remaja untuk melakukan perubahan E. Perencanaan Operasional Dalam proses pendampingan di desa Wedoroanom ini telah dibuat jadwal pelaksanaan kegiatan yang terangkum dalam perencanaan operasional untuk memudahkan dan melancarkan setiap tahap kegiatan tersebut. Perencanaan kegiatan ini disusun secara terstruktur dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Perencanaan ini juga sebagai indikator keberhasilan dari setiap proses yang dilalui. Berikut merupakan susunan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pendampingan.

48 Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan NO Kegiatan Bulan Maret April Mei 1. Pemetaan awal 2. Pengurusan perizinan 3. Pembuatan proposal 4. Proses Pendampingan Juni Juli a. Pengorganisasian dan riset bersama b. Membentuk komunitas bersama Mantan Pecandu Obat-obatan c. Menggurai Problem yang di hadapi d. Merencanakan strategi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi e. Proses aksi f. Evaluasi Aksi 5. Pelaporan a. Bimbingan b. Skripsi