BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju usia dewasa, pada masa remaja individu mengalami perubahan dalam sikap, perilaku sejajar dengan tingkat pertumbuhan fisiknya, remaja sangat mudah dipengaruhi dengan faktor yang ada diluar dirinya seperti keluarga, lingkungan, pergaulan, teman sebaya dan teman sekolah. masa remaja adalah masa transisi perkembangan yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal 20 tahun (Papalia dan Old, 2001). Perubahan yang paling mencolok pada masa remaja adalah perubahan fisik, perubahan fisik yang terjadi merupakan proses yang alamiah, namun seringkali ketidaktahuan remaja terhadap perubahan tersebut membuat mereka cemas dan malu (Fajarina, 2007). Remaja disebut juga sebagai usia pencarian identitas atau jati diri. Proses pencarian tersebut, mereka selalu mencoba dan mencoba apa yang cocok pada dirinya. Masa remaja juga merupakan masa yang sulit karena mereka harus melewati masa penuh perubahan biologis. Dalam perubahan biologis mereka mengalami perubahan fisik yang membedakan remaja pria dan wanita Selain itu remaja juga mengalami perkembangan psikologis
dimana remaja mengalami perubahan-perubahan pada dirinya yaitu perubahan emosi dan prilaku (Yusuf, 2004). Perubahan tersebut terjadi pada masa pubertas, terjadi cukup menyolok pada umur 9 sampai 15 tahun. Pada saat itu tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga perubahanperubahan didalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi atau berketurunan. Datangnya perubahan fisik yang berkaitan dengan kematangan seksual ini tidak sama pada setiap orang. Pria merasa bahwa proporsi tubuh, wajah dan gigi menjadi hal yang amat penting. Seseorang selalu merasa tidak puas dengan bentuk badan, rambut, gigi, berat badan, ukuran dada dan tinggi badan. Terlihat bahwa perhatian individu menilai penampilan dirinya atau orang lain tertuju pada perbagian tubuh misalnya hidung pesek atau besar, mata sipit, bibir tebal, atau keseluruhan tubuhnya misalnya badan kurus kering dan kulit hitam (Atkinson, 1992). Salah satu aspek psikologis dari perubahan tubuh dimasa puber sudah pasti remaja cemas mangenai tubuh mereka dan membentuk citra diri mengenai bagaimana keadaan tubuh mereka, mungkin mereka melihat kedalam cermin setiap hari dan kadang setiap jam, untuk melihat apakah anda mendeteksi sesuatu yang berbeda mengenai tubuhnya yang sedang berubah, kecemasan mengenai citra tubuh seseorang kuat selama masa remaja, tetapi secara khusus akut pada masa puber waktu dimana remaja merasa lebih tidak puas dengan tubuh mereka dibandingkan dengan pada masa remaja akhir (Santrock, 2007).
Akibat adanya perubahan fisik, proporsi tubuh remaja juga berubah, dimana proporsi tubuh menjadi lebih besar dan tidak seimbang, sehingga sering membuat remaja menjadi canggung dengan tubuhnya sendiri dan menyebabkan mereka ingin mengubahnya. Jersild (1965) juga mengemukakan hal senada bahwa ketika anak mulai memasuki awal remaja, mereka mulai memperhatikan keadaan dirinya dan mereka berharap ingin mencapai penampilan yang baik. Untuk mencapai keinginan tersebut gambaran diri mempunyai peran dalam mengevaluasi dirinya. Terjadinya perubahan pada remaja yang berkaitan dengan fisik dan seksualitas mempuyai dampak terhadap gambaran diri mereka daripada aspek lainya dari konsep diri (Potter and Perry, 1993). Gambaran diri biasanya dipengaruhi oleh harapan lingkungan, keluarga, dan teman. Gambaran yang dimiliki remaja terhadap tubuhnya sangat dipengaruhi oleh teman-teman disekelilingnya. Ketika mereka menemui beberapa perbedaan dengan teman sebaya dalam hal pertumbuhan dan perkembangan tubuh, hal ini akan menjadikan suatu pengalaman yang sulit bagi mereka. Kemudian agar penampilanya baik mereka butuh pendapat orang lain, terutama pendapat orang tua, kalau berbeda dengan temantemanya. Kondisi inilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi secara terbuka dan memberi pengertian yang benar dan jelas tentang apa yang terjadi pada anak ketika mulai memasuki masa remaja. Sementara itu pada kenyataanya banyak orang tua yang tidak mampu menjelaskan berbagai perubahan fisik yang terkait dengan perkembangan
seksualitas yang terjadi pada anak mereka ketika menginjak remaja padahal anak butuh bantuan dari orang tuanya untuk mengerti hal tersebut. Akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan prilaku. Namun ada bukti yang menunjukan bahwa perubahan dalam sikap dan prilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada akibat perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima anak puber dari orang tua, kakak, adik, guru-guru dan teman-teman dan semakin besar harapan-harapan sosial pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan fisik (Hurlock, 1980). Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga juga mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja. Meskipun akibatnya biasanya sementara, namun cukup menimbulkan perubahan dalam pola prilaku, sikap dan kepribadian (Hurlock, 1980). Apabila anak puber tidak dipersiapkan secara psikologis atau tidak diberitahu tentang perubahan yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan perubahan itu dapat merupakan pengalaman traumatis. Akibatnya, anak cenderung mengembangkan sikap yang kurang baik yang lebih cenderung menetap daripada menghilang. Apapun alasan dari kurangnya persiapan anak menghadapi masa puber, hal ini merupakan bahaya psikologis yang serius, terutama pada anak yang matangnya lebih awal dan lambat. Hal ini
disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi mendorong anak untuk berfikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya atau bahwa perkembanganya sedemikian abnormalnya sehingga tidak mungkin sama seperti teman-teman lainya (Hurlock, 1980). Studi awal yang dilakukan terhadap 9 siswa laki-laki dengan metode wawancara, 5 siswa merasa khawatir dengan tinggi badan, mereka berfikir apakah masih bisa bertambah. Mereka juga merasa tidak nyaman dengan adanya rambut disekitar alat kelamin, dan 3 diantaranya juga mengeluh adanya jerawat membuat mereka malu dan jengkel dan berfikir bisa hilang atau tidak, (wawancara, 6 November 2009). Dengan alasan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan gambaran diri remaja putra di SLTP Negeri 29 Semarang. Kemudian pertimbangan pemilihan sampel pada siswa kelas 1 yang berumur 12-15 tahun. Dimana umur tersebut digolongkan pada masa awal remaja dan pada masa tersebut merupakan masa rentan dan kritis bagi mereka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya (perubahan fisik, kematangan alat reproduksi, emosi, perilaku). B. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan gambaran diri remaja putra di SLTP Negeri 29 Semarang?
C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan gambaran diri remaja putra di SLTP Negeri 29 Semarang. Tujuan khusus penelitian ini adalah 1. Mengetahui gambaran tentang : a. Tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas b. Sikap remaja tentang perubahan fisik pada masa pubertas c. Tingkat gambaran diri remaja pada masa pubertas 2. Mengetahui analisis hubungan antara : a. Pengetahuan pada masa pubertas dengan gambaran diri b. Sikap pada masa pubertas dengan gambaran diri D. Manfaat Penelitian 1. Institusi SLTP Negeri 29 Semarang a. Mengetahui sejauh mana pengetahuan dan Sikap siswa putra tentang perubahan fisik pada masa pubertas dan gambaran dirinya b. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak terkait yang bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa agar dapat memberikan penjelasan tentang perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas. 2. Profesi Keperawatan Memberikan masukan data tentang pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan gambaran diri, selanjutnya diharapkan dapat memberikan intervensi lanjut sehubungan dengan hasil yang dicapai.
3. Peneliti a. memberikan informasi tentang pengetahuan remaja tentang perubahan fisik pada masa pubertas dan gambaran diri mereka. b. Mengembangkan wawasan peneliti dan merupakan pengalaman berharga dalam melatih kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian 4. Peneliti lain Bahan acuan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap tentang perubahan fisik dengan gambaran diri remaja putra. E. Bidang Ilmu Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kesehatan jiwa dan maternitas