BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Bank Bank menurut Iskandar (2008) adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

KLIPPING BANK OLEH : NUR. FRATIWI KELAS : X IPS 4

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Sistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

RUANG LINGKUP PERBANKAN KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN, MANAJEMEN, 2 SKS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Mengenai Perbankan di Indonesia. Di Indonesia, bank merupakan prime source (sumber utama)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER PADA PT BANK OCBC NISP, Tbk.

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

Analisis Rentabilitas Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada umumnya masyarakat mendefinisikan bank adalah tempat untuk

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. atas dana yang diterima dari nasabah. Sesuai dengan Undang undang RI nomor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yuda Dwi Nurcahya (2014) yang membahas tentang Pengaruh Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pengertian, Asas, Fungsi dan Tujuan Bank

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktiva, Efisiensi dan Solvabilitas Terhadap ROA (Return On Asset) Pada Bank

yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank menurut Iskandar (2008) adalah sebagai berikut : Badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan yang berfungsi sebagai pengumpul dana, pemberi pinjaman dan menjadi perantara dalam lalu lintas pembayaran giral. Menurut Kasmir (2014) pengertian Bank adalah : Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa jasa bank lainnya. Pengertian Bank yang tercantum dalam UU No. 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adapun pengertian bank yang dinyatakan oleh Hasibuan (2015) adalah sebagai berikut : 1. Bank adalah badan usaha kekayaan terutama didalam bentuk aset keuangan dan juga bermotifkan profit serta sosial, bukan hanya mencari keuntungan saja. 2. Bank ialah pencipta dan juga pengedar uang kartal (uang kertas dan uang logam). 3. Bank adalah penyalur dana dan juga penyalur kredit. 7

8 4. Bank selaku pelaksana lalu lintas pembayran (LLP) yang berarti bank menjadi pelaksana penyelesaian pembyaran transaksi komersial ataupun finansial dari pembayar kepada penerima. 5. Bank selaku stabilisator moneter yaitu bank mempunyai suatu kewajiban yang ikut serta menstabilkan nilai tukar uang, nilai kurs, ataupun harga barang barang relatif stabil atau juga tetap. Dari beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa bank merupakan lembaga yang usahanya meliputi tiga kegiatan seperti menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. 2.1.2 Fungsi Bank Menurut M. Ramli Faud (2015) fungsi dari bank adalah : 1. Penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan dan deposito. 2. Penyalur dana ke masyarakat dalam bentuk kredit. 3. Memperlancar dalam transaksi perdagangan dan pembayaran yang dilakukan oleh masyarakat. Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006) menyatakan secara lebih spesifik fungsi dari bank adalah sebagai berikut : 1. Agent of trust 2. Agent of development 3. Agent of service Dan berikut adalah penjelasan mengenai ketiga fungsi bank di atas : 1. Agent of trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.

9 Pihak bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 2. Agent of development Kegiatan perekonomian masyarakat disektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sektor riil tidak dapat bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak dapat bekerja dengan baik pula. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan sektor perekonomian riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi dan juga konsumsi barang barang dan juga jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi distribusi konsumsi saling berkaitan dengan penggunaan uang. 3. Agent of service Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana bank juga memberikan penawaran jasa jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat. Secara umum jasa perbankan yang ditawarkan antara lain berupa jasa pemindah uang (transfer), jasa penagihan (inkaso), jasa kliring, jasa penjualan valuta asing, jasa save deposits, travelers cheque, bank card, letter of credit, bank garansi. 2.1.3 Tujuan Bank Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tujuan dari bank adalah: Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan dalam meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

10 2.1.4 Jenis - jenis Bank Menurut Kasmir (2012) praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang Undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Di dalam Undang Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, terdapat beberapa jenis perbankan dilihat dari : 1. Segi fungsi 2. Segi kepemilikannya 3. Segi status 4. Segi cara menentukan harga Dan berikut penjelasan mengenai ke empat jenis bank : 1. Dilihat dari Segi Fungsinya a. Bank Sentral Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu negara. Di setiap negara hanya ada satu saja bank sentral yang dibantu oleh cabang cabangnya. Di Indonesia fungsi bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI). Fungsi Bank Indonesia di samping sebagai bank sentral adalah sebagai bank sirkulasi, bank to bank, dan lender of the last resort. b. Bank Umum Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama bank komersil dan dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas daripada bank yang berstatus non devisa. Bank devisa antara lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank keluar negeri, sedangkan bank non devisa tidak. c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

11 Bank perkreditan rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Bank perkreditan rakyat berasal dari Bank Desa, Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai dan bank lainnya yang kemudian dilebur menjadi Bank Perkreditan Rakyat. 2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya a. Bank milik pemerintah Di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh dari bank milik pemerintah antara lain : 1. Bank Negara Indonesia (BNI) 2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) 3. Bank Tabungan Negara (BTN) 4. Bank Mandiri Bank milik Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing masing provinsi yaitu : 1. BPD Sumatera Utara 2. BPD Sumatera Selatan 3. BPD DKI Jakarta 4. BPD Jawa Barat 5. BPD Jawa Tengah 6. BPD Jawa Timur 7. BPD Kalimantan Timur 8. BPD Sulawesi Selatan 9. BPD Bali 10. BPD Nusa Tenggara Barat, dan 11. BPD lainnya. b. Bank milik Swasta Nasional Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Akta pendiriannya menunjukan kepemilikan swasta,

12 begitu pula pembagian keuntungannya untuk pihak swasta. Contoh bank swasta nasional adalah : 1. Bank Central Asia 2. Bank Bumi Putra 3. Bank Danamon 4. Bank Universal c. Bank milik Koperasi Kepemilikan saham saham bank ini dimiliki oleh badan hukum koperasi. Contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN). d. Bank milik Asing Bank asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Contoh bank asing antara lain: 1. Bangkok Bank 2. Hongkong Bank 3. American Express Bank e. Bank milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham bank campuran secara mayoritas dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : 1. Mitsubishi Buana Bank 2. Inter Pacific Bank 3. Bank Sakura Swadarma 3. Dilihat dari Segi Status a. Bank Devisa Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C), dan transaksi luar negeri lainnya.

13 Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. b. Bank Non Devisa Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas batas suatu negara. 4. Dilihat dari Segi Menentukan Harga a. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini disebabkan tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip kovensional menggunakan dua metode, yaitu : 1. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu (spread based). 2. Untuk jasa jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi biaya provisi, sewa, iuran, dan biaya biaya lainnya (fee based). b. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah terhadap produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

14 Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara : 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) 2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) 5. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina) 2.2 Laporan Keuangan Bank 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Bank Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil hasil yang telah dicapai oleh yang bersangkutan. Laporan keuangan dapat memberikan data data yang diperlukan oleh mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2012) laporan keuangan perbankan adalah : Laporan yang menunjukan kondisi keuangan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Adapun pengertian laporan keuangan yang diungkapkan oleh M. Ramli Faud (2015) adalah : Laporan yang menunjukan kondisi keuangan bank pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas, dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang berisi data data keuangan dan

15 digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. 2.2.2 Pengguna Laporan Keuangan Bank Dalam Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008) menyebutkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional. Oleh karena itu, informasinya harus dapat dipahami oleh pelaku bisnis dan ekonomi serta pihak-pihak lain yang berkepentingan antara lain meliputi: 1. Deposan 2. Kreditur 3. Pemegang saham 4. Otoritas pengawasan 5. Bank Indonesia 6. Pemerintah 7. Lembaga penjamin simpanan 8. Masyarakat. 2.2.3 Komponen Laporan Keuangan Bank Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008) menyebutkan bahwa laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen seperti : 1. Laporan keuangan bank untuk tujuan umum terdiri dari: a. Neraca Laporan keuangan yang menggambarkan keadaan harta bank, kewajiban atau utang bank serta modal bank pada akhir periode tertentu. b. Laporan laba rugi Laporan ini menggambarkan posisi hasil usaha suatu bank, berupa pendapatan yang diterima serta pengeluaran pengeluaran pada periode tertentu. c. Laporan arus kas

16 Laporan yang menunjukan penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. d. Laporan perubahan ekuitas Laporan yang menunjukan perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktivitas bersih atau kekayaan bank selama periode pelapora. e. Catatan atas laporan keuangan. Laporan ini berkaitan dengan pos pos dalam neraca, laba rugi, dan laporan arus kas yang sifatnya memberikan penjelasan, baik yang bersifat kualitas maupun kuantitas termasuk komitmen dan kontijensi serta transaksi transaksi lainnya. 2. Laporan keuangan bank yang menyediakan informasi-informasi untuk pengambilan keputusan, seperti : a. Laporan Posisi Keuangan Posisi keuangan bank dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kemampuan bank di masa depan dalam menghasilkan kas dan setara kas, kebutuhan investasi, pendistribusian hasil pengembangan dan arus kas, memprediksi kemampuan bank dalam memenuhi komitmen keuangan pada saat jatuh tempo, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi posisi keuangan bank tergambar dalam neraca. b. Laporan Kinerja Informasi kinerja bank diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kapasitas bank dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Selain itu, informasi ini berguna dalam perumusan tentang efektivitas bank dalam

17 memanfaatkan sumber daya. Informasi kinerja bank tergambar dalam laporan laba rugi. 3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan Informasi perubahan posisi keuangan bank, antara lain: a. Perubahan kas dan setara kas Informasi perubahan kas dan setara kas berguna untuk menilai kemampuan bank menghasilkan arus kas dan setara kas serta kebutuhan bank untuk menggunakan arus kas pada setiap aktivitas. Informasi ini bermanfaat untuk menilai aliran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi perubahan kas dan setara kas tergambar dalam laporan arus kas. b. Perubahan ekuitas Informasi perubahan ekuitas bank menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Informasi ini bermanfaat untuk mengetahui perubahan aset bersih yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham dan jumlah keuntungan atau kerugian yang berasal dari kegiatan bank selama periode yang bersangkutan. Informasi perubahan ekuitas tergambar dalam laporan perubahan ekuitas. 2.3 Analisis Laporan Keuangan Bank 2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Bank adalah : Menurut Harahap (2008) mendefinisikan analisis laporan keuangan bank Menguraikan pos pos laporan keuangan bank bank menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

18 Adapun menurut Jumingan (2006) analisis laporan keuangan adalah : Suatu penelaahan hubungan dan kecenderungan untuk mengetahui seberapa besar kemajuan keuangan suatu badan usaha apakah memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis ini dilakukan dengan mengukur hubungan yang ada di dalam laporan keuangan dan bagaimana perubahannya dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. 2.3.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan Bank Tujuan dan Manfaat dari dilakukannya analisis laporan keuangan bank menurut Kasmir (2012) adalah : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan bank dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan bank. 3. Untuk mengetahui kekuatan kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan bank saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan bank sejenis tentang hasil yang mereka capai. 2.3.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan Bank Menurut Prastowo dan Juliati (2008) adalah sebagai berikut : 1. Memahami latar belakang data keuangan bank Pemahaman latar belakang data keuangan mencakup pemahaman tentang bidang usaha perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh bank.

19 2. Memahami kondisi kondisi yang berpengaruh pada bank Kondisi kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai trend(kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, perubahan faktor faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan per kapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak, dan perubahan yang terjadi. 3. Mempelajari, mereview, dan menganalisis laporan keuangan bank Memastikan bahwa laporan keuangan bank cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. 2.3.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Bank Menurut Prastowo dan Juliati (2008) menjelaskan bahwa metode analisis laporan keuangan bank diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : 1. Metode Analisis Horizontal (Dinamis) Merupakan metode analisis yang digunakan dengan membandingkan laporan keuangan bank untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut metode analisis yang dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). Teknik teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis laba kotor. 2. Metode Analisis Vertikal (Statis) Merupakan metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan bank pada tahun (periode) teretentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya pada laporan keuangan bank yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan bank yang sama, maka disebut metode vertikal. Disebut metode

20 statis karena metode ini hanya membandingkan pos pos laporan keuangan bank pada tahun periode yang sama. Teknik teknik yang termasuk pada klasifikasi metode ini antar lain teknik analisis presentase per komponen, common size, analisis rasio, analisis impas. Menurut Kasmir (2012) selain metode analisis terdapat teknik analisis laporan keuangan bank yang biasa digunakan, antara lain : 1. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan Bank Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Artinya minimal dua periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan perubahan yang terjadi berupa kenaikan atau penurunan dari masing masing kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara lain : a. Angka angka dalam rupiah b. Angka angka dalam persentase c. Kenaikan atau penurunan jumlah rupiah d. Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase 2. Analisis Trend atau Tendensi Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakuka dari period eke periode sehingga akan terlihat apakah mengalami perubahan yaitu naik, turun atau tetap serta seberapa besar perubahan tersebut dihitung dalam persentase. 3. Analisis persentase per komponen Analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laba rugi. 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Dilakukan untuk mengetahui sumber sumber dana dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga dilakukan untuk mengetahui jumlah

21 modal kerja dan sebab sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Analisis yang digunakan untuk mengetahui sebab sebab berubahnya jumlah uang kas dalam suatu periode. Selain itu untuk mengetahui sebab sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu. 6. Analisis Rasio Digunakan untuk mengetahui hubungan pos pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos pos antara laporan keuangan neraca dan laba rugi. 7. Analisis Kredit Analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikeluarkan oleh suatu lembaga keuangan seperti bank. 8. Analisis Laba Kotor Analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode yang kemudian juga untuk mengetahui sebab sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode. 9. Analisis Titik Pulang Pokok / Analisis Titik Impas / Break Even Point Digunakan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan bank tidak mengalami kerugian. 2.4 Rasio Keuangan Bank 2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan Bank Menurut Kasmir (2012) mengungkapkan bahwa pengertian dari rasio keuangan bank adalah: Kegiatan membandingkan angka angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan yang kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

22 Rasio keuangan yang digunakan oleh bank dengan perusahaan non bank sebenarnya relativ tidak jauh berbeda. Perbedaannya terutama terletak pada jenis rasio yang digunakan untuk menilai suatu rasio yang jumlahnya lebih banyak. Hal ini wajar karena komponen neraca dan laporan laba rugi yang dimiliki bank berbeda dengan laporan neraca dan laba rugi perusahaan nonbank. Bank merupakan perusahaan keuangan yang mengandalkan kepercayaan dari masyarakat dalam mengelola dananya. Risiko yang dihadapi bank jauh lebih besar ketimbang perusahaan nonbank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk memperhatikan rasio ini. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk menganalisis suatu laporan keuangan maka seseorang setidaknya harus mengetahui dan memahami laporan keuangan. Rasio keuangan dapat dihitung dan dipahami artinya jika sebelumnya kita bisa memahami keterkaitan antar komponen dalam laporan keuangan. 2.4.2 Jenis jenis Rasio Bank Menurut Irham Fahmi (2015) menjelaskan bahwa ada tiga rasio keuangan bank yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja keuangan, yaitu : 1. Rasio Likuiditas Bank 2. Rasio Solvabilitas Bank 3. Rasio Rentabilitas Bank Ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian investor karena secara dasar dianggap sudah mempresentasikan analisis awal tentang kondisi suatu perusahaan. Adapun menurut Kasmir (2012) ada tiga rasio keuangan perbankan yang di anggap paling penting dalam mengukur kinerja keuangan bank, yaitu : 1. Rasio Likuiditas Bank yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu : a. Quick Ratio

23 b. Investing Policy Ratio c. Banking Ratio d. Assets to Loan Ratio e. Cash Ratio f. Loan to Deposit Ratio g. Investment Risk Ratio h. Liquidity Risk Ratio i. Credit Risk Ratio j. Deposit Risk Ratio 2. Rasio Solvabilitas Bank yang terdiri dari beberapa jenis yaitu : a. Primary Ratio b. Risk Asseets Ratio c. Secondary Risk Ratio d. Capital Ratio e. Capital Adequacy Ratio f. Gross Yield on Total Assets g. Gross Profit Margin on Total Assets h. Net Income on Total Assets 3. Rasio Rentabilitas Bank yang terdiri dari beberapa jenis yaitu : a. Gross Profit Margin b. Net Profit Margin c. Return on Equity Capital d. Return on Total Assets e. Rate Return on Loan f. Interest Margin on Earning Assets g. Interest Margin on Loan h. Laverage Multiplier i. Assets Utilization j. Interest Expense Ratio k. Cost of Fund l. Cost of Money

24 m. Cost of Loanale Fund n. Cost of Operable Fund 2.4.3 Rasio Likuiditas Bank Menurut Kasmir (2012) rasio likuiditas bank merupakan : Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Makin besar rasio ini maka akan semakin likuid. Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Oleh karena itu bank dikatakan likuid apabila : 1. Bank tersebut memiliki cash asset sebesar kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi likuiditasnya. 2. Bank tersebut memiliki cash asset yang lebih kecil dari kebutuhan likuiditasnya, tetapi mempunyai asset yang dapat dicairkan sewaktu waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya. Untuk melakukan pengukuran rasio ini, terdapat beberapa jenis rasio yang masing masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Menurut Kasmir (2012) adapun jenis jenis rasio likuiditas adalah : 1. Quick Ratio Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan, dan deposito) dengan harta yang paling likuid dimiliki oleh bank. Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut :

25 Cash Assets Quick Ratio = x 100% Total Deposit a. Cash assets terdiri dari : - Kas - Giro pada Bank Indonesia - Giro pada Bank lain - Aset likuid dalam valuta asing b. Deposit : - Giro - Tabungan - Deposito berjangka 2. Investing Policy Ratio Investing Policy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat surat berharga yang dimilikinya. Rumus untuk mencari investing policy ratio adalah: Securities Investing Policy Ratio = x 100% Total Deposit a. Securities : - Efek-efek - Deposito b. Deposit - Giro - Tabungan - Deposito berjangka

26 3. Banking Ratio Banking Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Makin tinggi rasio ini, tingkat likuiditas bank makin rendah karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit makin kecil, demikian pula sebaliknya. Rasio ini mengukur likuiditas dari perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana yang diterima. Kredit yang dimaksud dalam hal ini meliputi : 1. Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian kredit sindikasi yang dibiayai bank lain. 2. Penanaman pada bank lain dalam bentuk kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan. 3. Penanaman pada bank lain dalam bentuk kredit dalam rangka kredit sindikasi. Sedangkan yang diterima bank adalah : a. Deposito dan tabungan masyarakat b. Pinjaman bukan dari bank lainm dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan diluar pinjaman subordinasi c. Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan d. Modal inti e. Modal pinjaman Rumus untuk mencari banking ratio adalah : Total Loans Banking Ratio = x 100% Total Deposit a. Loans - Pinjaman yang diberikan dalam rupiah - Pinjaman dalam valuta asing

27 b. Deposit - Giro - Tabungan - Deposito berjangka 4. Assets to Loan Ratio Assets to Loan Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Makin tinggi tingkat rasio, menunjukan makin rendahnya tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari assets to loan ratio adalah sebagai berikut : Total Loans Assets to Loan Ratio = x 100% Total Assets 1. Loans : - Pinjaman yang diberikan dalam rupiah - Pinjaman dalam valuta asing 2. Total Assets 5. Cash Ratio Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Rumus untuk mencari cash ratio adalah: Liquid Assets Cash Ratio = x 100% Short Term Borrowing 1. Liquid Assets 2. Short Term Borrowing

28 - Giro - Kewajiban segera harus dibayar dalam Rupiah - Kewajiban segera harus dibayar dalam Valuta Asing 6. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya loan to deposit ratio menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110%. Rumus untuk mencari loan to deposit ratio adalah: Total Loans Loan to Deposit Ratio = x 100% Total Deposit + Equity a. Loans : - Pinjaman yang diberikan dalam rupiah - Pinjaman dalam valuta asing b. Deposit : - Giro - Tabungan - Deposito berjangka c. Equity Capital - Modal disetor - Dana setoran modal - Cadangan umum - Cadangan lainnya - Sisa laba tahun lalu - Laba tahun berjalan 7. Pengukuran Risiko risiko 1. Investment Risk Ratio

29 Investment risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur risiko yang terjadi dalam imnvestasi surat surat berharga, yaitu dengan membandingkan harga pasar surat berharga dengan harga nominalnya. Makin tinggi rasio ini makin besar kemampuan bank dalam menyediakan alat alat likuid. Untuk mengetahui rasio harus diketahui terlebih dahulu harga pasar securities yang dibeli serta harga nominalnya. Rumus untuk mencari investment risk ratio adalah sebagai berikut : Market Value of Securities Investment Risk Ratio = x 100% Statement Value of Securities 2. Liquidity Risk Liquidity risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur risiko yang akan dihadapi bank apalagi gagal untuk memenuhi kewajiban terhadap para deposannya dengan harta yang dimilikinya. Rumus untuk mencari Liquidity Risk sebagai berikut: Liquid Assets Short Term Borrowing Liquidity Risk Ratio = x 100% Total Deposit a. Liquid Assets b. Short Term Borrowing : - Giro - Kewajiban segera yang harus dibayar dalam rupiah - Kewajiban segera yang harus dibayar dalam valuta asing c. Deposit : - Giro - Tabungan - Deposito berjangka

30 3. Credit Risk Ratio Credit Risk Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur risiko terhadap kredit yang disalurkan dengan membandingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang disalurkan. Rumus untuk mencari credit risk ratio adalah sebagai berikut : Bad Debts Credit Risk Ratio = x 100% Total Loans atau Capital Risk Equity Capital Capital Risk Ratio = x 100% Risk Assets a. Loans : - Pinjaman yang diberikan dalam rupiah - Pinjaman dalam valuta asing b. Equity Capital : - Modal disetor - Dana setoran modal - Cadangan umum - Cadangan lainnya - Sisa laba tahun lalu - Laba tahun berjalan 2.4.4 Rasio Solvabilitas Bank Menurut Irham Fahmi (2015) rasio solvabilitas bank merupakan : Rasio yang digunakan untuk mengetahui ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Biasa juga

31 dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut. Untuk melakukan pengukuran rasio ini, terdapat beberapa jenis rasio yang masing masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis jenis rasio solvabilitas adalah : 1. Primary Ratio Primary ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital equity. Rumus untuk mencari primary ratio dapat kita gunakan sebagai berikut : a. Equity Capital : - Modal disetor Equity Capital Primary Ratio = x 100% - Dana setoran modal - Cadangan umum - Cadangan lainnya - Sisa laba tahun lainnya - Laba tahun berjalan b. Total Assets 2. Risk Assets Ratio Total Assets Risk asset ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets. Rumus untuk mencari risk assets ratio adalah sebagai berikut : Equity Capital Risk Assets Ratio = x 100% Total Assets Cash Assets Securities

32 a. Equity Capital - Modal disetor - Dana setoran modal - Cadangan umum - Cadangan lainnya - Sisa laba tahun lalu - Laba tahun berjalan b. Risk Assets : - Total Assets - Cash Assets - Securities 3. Secondary Risk Ratio Secondary risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai risiko lebih tinggi. Rumus untuk mencari secondary risk ratio adalah sebagai berikut : Equity Capital Secondary Risk Ratio = x 100% Secondary Risk Assets a. Equity Capital - Modal disetor - Dana setoran modal - Cadangan umum - Cadangan lainnya - Sisa laba tahun lainnya - Laba tahun berjalan b. Secondary Risk Assets : - Total Assets - Cash Assets

33 - Securities - Low Risk Assets : Benda tetap dan Inventaris Rupa-rupa 4. Capital Ratio Capital ratio merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih. Rumus untuk mencari Capital Ratio adalah : Equity Capital + Reserve for Loan Losses Capital Ratio = x 100% Total Loans a. Equity Capital : - Modal disetor - Dana setoran modal - Cadangan umum - Cadangan lainnya - Sisa laba tahun lalu - Laba tahun berjalan b. Loans : - Pinjaman yang diberikan dalam rupiah - Pinjaman dalam valuta asing 5. Capital Adequacy Ratio Merupakan rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi capital adequacy ratio maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit. Untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu diketahui besarnya estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan risiko yang akan terjadi.

34 Rumus untuk mencari capital adequacy ratio adalah : Modal Capital Adequacy Ratio = x 100% ATMR Sedangkan rumus untuk mencari ATMR adalah : Aktiva Tetap dan Inventaris ATMR = x 100% Modal 2.4.5 Rasio Rentabilitas Bank Menurut Kasmir (2012) rasio rentabilitas bank adalah : Rasio yang sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Jadi rasio rentabilitas bank adalah rasio yang digunakan sebagai alat ukur untuk melihat kekayaan bank dan untuk melihat efesiensi bagi pihak manajemen bank tersebut. Rasio rentabilitas bank terdiri dari : 1. Gross Profit Margin Rasio ini digunakan untuk mengetahui presentasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya biaya. Rumus untuk mencari gross profit adalah : Operating Income Operating Expense Gross Profit Margin = x 100% Operating Income a. Operating Income : - Jumlah Pendapatan Bunga

35 - Pendapatan Operasional Lainnya b. Operating Expense : - Beban Bunga - Beban Operasional 2. Net Profit Margin Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegitatan operasi pokoknya. Rumus untuk mencari net profit margin adalah sebagai berikut : Net Income Net Profit Margin = x 100% Operating Income a. Net Income b. Operating Income : - Jumlah Pendapatan Bunga - Pendapatan Operasional Lainnya 3. Return on Equity Capital Return on Equity Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income. Rumus untuk mencari return on equity capital adalah : Net Income Return on Equity Capital = x 100% Equity Capital a. Net Income b. Equity Capital : - Modal disetor - Dana setoran modal

36 - Cadangan umum - Cadangan lainnya - Sisa laba tahun lalu - Laba tahun berjalan 4. Return on Total Assets Dalam menentukan peringkat pada komponen ini maka harus diketahui return on total assets terlebih dahulu. Peringkat perolehan return on total assets terdiri dari 5 kategori. Semakin kecil peringkat bank maka semakin bagus karena bank memiliki laba yang semakin besar. Laba Sebelum Pajak Return on Total Assets = x 100% Rata rata Total Assets 5. Rate Return on Loans Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perkreditannya. Rumus untuk mencari rate return on loans adalah sebagai berikut : Interest Income Rate Return on Loans = x 100% Total Loans a. Interest Income b. Loans : - Pinjaman yang diberikan dalam rupiah - Pinjaman dalam valuta asing 6. Interest Margin on Earning Assets Interest margin on earning assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya biaya. Rumus untuk mencari interest margin on earning assets adalah :

37 Interest Income Interest Expense Interest Margin on Assets = x 100% a. Interest Income b. Interest Expense c. Loans : Total Loans - Pinjaman yang diberikan dalam rupiah - Pinjaman dalam valuta asing 7. Interest Margin on Loans Interest Income Interest Expense Interest Margin on Assets = x 100% Total Loans a. Interest Income b. Interest Expense c. Loans : - Pinjaman yang diberikan dalam rupiah - Pinjaman dalam valuta asing 8. Leverage Multiplier Leverage multiplier merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan aktiva. Rumus untuk mencari leverage multiplier adalah sebagai berikut : a. Total Assets Total Assets Leverage Multiplier = x 100% Total Equity

38 b. Equity Capital : - Modal disetor - Dana setoran modal - Cadangan umum - Cadangan lainnya - Sisa laba tahun lalu - Laba tahun berjalan 9. Assets Utilization Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan manajemen suatu bank dalam mengelola aset dalam rangka menghasilkan operating income dan non operating income. Rumus untuk mencari assets utilization adalah : Operating Income Non Operating Income Assets Utilization = x 100% Total Asset 10. Interest Expense Ratio Interest expense ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase antara bunga yang dibayar kepada para deposannya dengan total deposit yang ada di bank. Rumus untuk mencari interest expense ratio adalah : Interest Expense Interest Expense Ratio = x 100% Total Deposit a. Interest expense b. Deposit : - Giro - Tabungan - Deposito berjangka

39 11. Cost of Fund Cost of Fund adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk sejumlah deposit yang ada di bank tersebut. Rumus untuk mencari cost of fund adalah: Interest Expense Cost of Fund = x 100% Total Dana a. Interest Expense b. Total Dana (di luar modal) : - Giro - Kewajiban yang harus segera dibayar - Tabungan - Deposito berjangka - Pinjaman yang diterima - Setoran jaminan - Rupa-rupa 12. Cost of Money Merupakan biaya dari dana yang dikumpulkan bank yang terdiri dari biaya bunga yang dibayar bank ditambah biaya overhead. Rumus untuk mengetahui cost of money adalah : Biaya Dana + Biaya Overhead Cost of Money = x 100% Total Dana a. Biaya Dana b. Biaya Overhead : - Biaya tenaga kerja - Penyusutan

40 - Biaya rupa-rupa c. Total Dana : - Giro - Kewajiban yang harus segera dibayar - Tabungan - Deposito berjangka - Pinjaman yang diberikan - Setoran jaminan - Rupa-rupa 13. Cost of Loanable Fund Merupakan biaya dana yang dioperasionalkan (ditempatkan) untuk memperoleh pendapatan. Rumus untuk mencari cost of loanable fund adalah : Biaya Dana Cost of Loanable Fund = x 100% Total Dana Unloanable Fund a. Biaya Dana b. Total Dana : - Giro - Kewajiban yang harus segera dibayar - Tabungan - Deposito berjangka - Pinjaman yang diterima - Setoran jaminan - Rupa-rupa c. Unloanable Fund : - Kas - Rekening koran pada Bank Indonesia - Benda tetap dan Inventaris

41 - Rupa-rupa 14. Cost of Operable Fund Merupakan dana yang sudah dioperasikan oleh bank terutama dalam bentuk kredit yang diberikan pada debitur. Rumus untuk mencari tahu cost of operable fund adalah : Biaya Dana + Biaya Overhead Cost of Loanable Fund = x 100% Total Dana Unloanable Fund a. Biaya Dana b. Total Dana (di luar modal) - Giro - Kewajiban yang harus segera dibayar - Tabungan - Deposito berjangka - Pinjaman yang diterima - Setoran jaminan - Rupa-rupa c. Biaya Overhead : - Biaya tenaga kerja - Penyusutan - Biaya rupa-rupa d. Unloanable fund : - Kas - Rekening koran pada Bank Indonesia - Benda tetap dan inventaris - Rupa-rupa