BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional dimana pembangunan kesehatan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang dirumuskan di dalam Visi Indonesia Sehat 2010. 1 Salah satu program untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut yang dilakukan secara terpadu yaitu program pemberantasan penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru). 2 TB Paru merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2004 menyatakan bahwa 8,8 juta jumlah penderita baru TB Paru dengan 3,9 juta kasus Basil Tahan Asam (BTA) positif pada tahun 2002. 3 Prevalensi TB Paru di beberapa negara seperti Oseania 7/100.000, AS dan Kanada 14/100.000, Eropa dan Rusia 24/100.000, Amerika Latin 80/100.000, Asia 110/100.000, Afrika 165/100.000. 4 Di dunia terdapat sekitar 9 juta kasus baru TB dan kira-kira 2 juta kematian karena TB pada tahun 2005 dan yang termasuk menderita kasus HIV komplikasi dengan TB Paru sebesar 219.000. 5
Di negara-negara miskin TB Paru masih merupakan masalah besar. 6 Laporan WHO tahun 2004 menyatakan jumlah terbesar kasus TB Paru terdapat di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus TB Paru di dunia, tetapi jika dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182 per 100.000 penduduk. Di Afrika yang hampir 2 kali lebih besar dari Asia Tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk. Angka mortalitas TB Paru terbesar di Asia Tenggara sebesar 39 per 100.000 penduduk. 3 Di Indonesia TB Paru merupakan pembunuh nomor satu diantara penyakit menular yang menyebabkan sekitar 100.000 kematian setiap tahunnya dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia. 3,5 Penelitian Merryani Girsang tahun 2002 yang bersumber dari data dari Pencegahan dan Pemberantasan Tuberkulosis (P2TB) Paru menyatakan adanya peningkatan kasus TB Paru setiap tahun di Indonesia. Diperkirakan ada sekitar 450.000 penderita TB Paru dan sekitar 175.000 kematian akibat TB Paru dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 39%. 7,12 Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan 2005 diperkirakan jumlah kasus TB Paru di Indonesia sebanyak 259.969 kasus dimana 158.640 kasus BTA positif dengan proporsi sebesar 61% dan Angka Penemuan Penderita/Case Detection Rate (CDR) sebesar 53,53 %. 8 Data dari Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2005 jumlah kasus penyakit TB Paru paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 48.765 kasus dengan CDR sebesar 69,28%, kasus baru BTA + sebanyak 28.541 kasus dengan proporsi 58,5%. Jawa Tengah sebanyak 41.628 kasus dengan CDR sebesar 51,15%, kasus baru BTA + sebanyak 17.523 kasus dengan proporsi 42%. Jawa Timur
sebanyak 34.650 kasus dengan CDR sebesar 54,86%, kasus baru BTA + sebanyak 21.592 kasus dengan proporsi 62%. Sumatera Utara merupakan urutan 4 terbesar setelah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan jumlah kasus sebanyak 15.517 kasus dengan CDR sebesar 66,44%, kasus baru BTA + sebanyak 3.401 kasus dengan proporsi 21,9%. 8 Menurut penelitian Lambok Nita di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Harapan Pematang Siantar tahun 2003 penderita TB Paru yang rawat jalan sebesar 131 orang dimana 70 kasus BTA+ dan 61 kasus TB Paru BTA - rontgen positif dengan proporsi 24,13% dari seluruh penderita penyakit paru rawat jalan di rumah sakit tersebut. Dan menurut penelitian Domen Silalahi di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar penderita TB Paru tahun 2004 sebanyak 334 kasus (0,24%) dari 141.788 jumlah kunjungan penderita. 9,10 Data di RS. Santa Elisabeth jumlah kasus penderita TB Paru yang dirawat inap pada tahun 2004-2007 sebanyak 732 kasus (1,66%) dari 44.070 jumlah kunjungan penderita. Berdasarkan uraian pada latar belakang maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru rawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2007. 1.2. Rumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik Penderita TB Paru yang rawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2007.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik Penderita TB Paru yang rawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2007. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui kecendrungan kunjungan kasus penderita TB Paru berdasarkan bulan pada tahun 2004-2007 di RS. Santa Elisabeth. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berdasarkan sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, umur dan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berasarkan kebiasaan merokok. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berdasarkan status gizi. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berdasarkan keluhan utama yang dialami penderita. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis (bakteriologi). g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berdasarkan tipe penderita TB Paru. h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berdasarkan status komplikasi.
i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berdasarkan kategori pengobatan. j. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata. k. Untuk mengetahui Case Fatality Rate (CFR) penderita TB Paru. l. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru berdasarkan keadaan sewaktu pulang. m. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan umur. n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi status perkawinan berdasarkan umur. o. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan tipe penderita. p. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe penderita. q. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan komplikasi. r. Untuk mengetahui perbedaan proporsi kategori pengobatan berdasarkan tipe penderita. s. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata penderita TB Paru berdasarkan keadaan sewaktu pulang. t. Untuk mengetahui Case Fatality Rate (CFR) berdasarkan tipe penderita TB Paru.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RS. Santa Elisabeth dalam hal meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya bagi pasien penderita TB Paru. 1.4.2. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan Penulis dari pengalaman belajar selama di FKM USU.