SOSIALISASI PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN ZI MENUJU WBK/WBBM PADA UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN POM Dra. Reri Indriani, Apt, M.Si Inspektur Utama Badan POM Hotel Grand Mercure Kemayoran, 16 Mei 2019
OUTLINE BAB I. PENDAHULUAN BAB II. LATAR BELAKANG BAB III. PELAKSANAAN RB DALAM PEMBANGUNAN ZI MENUJU WBK/WBBM BAB IV. MONEV RB BAV V. KESIMPULAN BAB VI. PENUTUP 2
BAB I PENDAHULUAN Indeks Persepsi Korupsi Harapan dan Tantangan APIP Peran Inspektorat Utama Dasar Hukum 3
TREN INDEKS PERSEPSI KORUPSI, INDEKS KEMUDAHAN BERUSAHA, DAN INDEKS EFEKTIVITAS PEMERINTAH INDONESIA 4
5 Harapan dan Tantangan APIP Ke Depan Pelayanan yang Adil Peningkatan Pemahaman Hukum HARAPAN Internet of Things (IoT) Kemampuan adaptasi terhadap penggunaan IoT dalam penyelenggaraan pelayanan publik Digital Ekonomi Digitalisasi pelayanan publik yang akan menggeser pelayanan publik konnvensional Independen Pemerintah yang Akuntabel TANTANGAN Kebijakan Emerging Risk Pemahaman terhadap perubahan kebijakan dalam rangka implementasi program dan kegiatan BPOM Ketidakpastian dalam berbagai level dan dimensi
PERAN INSPEKTORAT UTAMA ASSURANCE CONSULTING AUDIT INTERNAL CONTROL GOVER NANCE KONSULTASI REVIU BIMBINGAN TEKNIS PEMANTAUAN FRAUD CONTROL RISK MANAGEMENT PENGAWALAN EVALUASI PENDAMPINGAN NN6
Dasar Hukum Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2015 Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180) 1. 2. 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah 7
Dasar Hukum Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah 4. 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 8
Dasar Hukum Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2015 Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan 6. 7. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan 9
BAB II LATARBELAKANG Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Ruang Lingkup Pengertian Umum 10
Latar Belakang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kendala: a.penyalahgunaan Wewenang b.praktek KKN c.lemahnya Pengawasan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Sasaran hasil utama: a.peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi b.pemerintah yang bersih dan bebas KKN c.peningkatan Layanan Publik Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPOM Diperlukan pedoman sebagai upaya menyiapkan Unit Kerja untuk membangun Zona Integritas pada masing-masing Unit Kerja 11
Tujuan Untuk memberikan panduan dan keseragaman pemahaman dan tindakan bagi Unit Kerja di lingkungan BPOM dalam melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka pembangunan ZI Menuju WBK WBBM. 12
Sasaran 1. 2. 3. 4. Meningkatkan komitmen dan konsistensi pimpinan Unit Kerja terhadap pelaksanaan program RB di unitnya Mengelola sumber daya secara efektif, efisien, dan akuntabel pada Unit Kerja di lingkungan BPOM Meningkatkan pelayanan internal dan eksternal yang diberikan oleh Unit Kerja di lingkungan BPOM Membangun ZI Menuju WBK dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani pada Unit Kerja di lingkungan BPOM 5. Meningkatkan Indeks Reformasi Birokrasi BPOM 13
Ruang Lingkup Pedoman RB wajib menjadi acuan Unit Kerja BPOM untuk melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM sesuai dengan Road Map RB BPOM. 14
Pengertian Umum Reformasi Birokrasi (RB) adalah upaya melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK WBBM melalui RB. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu Unit Kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah predikat yang diberikan kepada suatu Unit Kerja yang sebelumnya telah mendapat predikat WBK dan memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik. 15
BAB III PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI Pencanangan Pembangunan ZI Pembentukan Tim RB Unit Kerja Perencanaan Reformasi Birokrasi Unit Kerja Target, Indikator, dan Output Pelaksanaan RB pada Unit Kerja 16
Pencanangan Pembangunan Zona Integritas Dilakukan oleh instansi pemerintah yang pimpinan dan seluruh atau sebagian besar pegawainya telah menandatangani Dokumen Pakta Integritas Dilaksanakan secara terbuka dan dipublikasikan secara luas Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan ZI di lingkungan BPOM dilaksanakan oleh Kepala BPOM, pejabat pimpinan tinggi madya, dan Kepala Unit Kerja. 17
Pembentukan Tim RB Unit Kerja Dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Unit Kerja dilaksanakan secara terbuka dan dipublikasikan secara luas Pelaksanaan tugas Tim RB Unit Kerja mengacu Pola Koordinasi Tim RB BPOM Dalam hal Unit Kerja telah ditetapkan sebagai Unit yang mengembangkan ZI Menuju WBK/WBBM, Tim RB Unit Kerja berperan sebagai Tim Kerja ZI Menuju WBK/WBBM Unit Kerja di lingkungan BPOM. 18
Perencanaan Reformasi Birokrasi Unit Kerja Penataan Tatalaksana Penataan Manajemen SDM Penguatan Pengawasan Penguatan Akuntabilitas Kinerja 19
Target, Indikator, dan Output Pelaksanaan RB pada Unit Kerja KOMPONEN PENGUNGKIT Manajemen Perubahan Penguatan Tata Laksana Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Penguatan Akuntabilitas Kinerja Penguatan Pengawasan Penguatan Kualitas Pelayanan Publik 20
KOMPONEN PENGUNGKIT Manajemen Perubahan (5%) TUJUAN TARGET Mengubah secara sistematis dan konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya kerja individu atau Unit Kerja sesuai dengan tujuan dan sasaran RB 1. Meningkatnya komitmen pimpinan dan pegawai di Unit Kerja dalam melakukan RB 2. Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan, baik resistensi oleh internal Unit Kerja, maupun stakeholders eksternal Unit Kerja 3. Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja Unit Kerja 21
KOMPONEN PENGUNGKIT Penguatan Tata Laksana (5%) TUJUAN TARGET Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses bisnis, dengan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur di Unit Kerja 1. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di Unit Kerja 2. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan di Unit Kerja 3. Meningkatnya kinerja di Unit Kerja 4. Meningkatnya kualitas pengelolaan arsip Unit Kerja 22
KOMPONEN PENGUNGKIT Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur (15%) TUJUAN TARGET Meningkatkan profesionalisme SDM aparatur Unit Kerja, yang didukung oleh implementasi sistem merit dalam manajemen SDM aparatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 1. Meningkatnya ketaatan dalam implementasi sistem merit dalam manajemen SDM aparatur Unit Kerja sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan 2. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur Unit Kerja 3. Meningkatnya disiplin SDM aparatur Unit Kerja 4. Meningkatnya efektivitas manajemen SDM Aparatur Unit Kerja 5. Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur Unit Kerja 23
KOMPONEN PENGUNGKIT Penguatan Akuntabilitas Kinerja (10%) TUJUAN TARGET Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja Unit Kerja. 1. Meningkatnya kinerja Unit Kerja 2. Meningkatnya akuntabilitas Unit Kerja 24
KOMPONEN PENGUNGKIT Penguatan Pengawasan (15%) TUJUAN TARGET Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN di Unit Kerja 1. Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara di Unit Kerja 2. Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara di Unit Kerja 3. Meningkatkan status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negara organisasi BPOM 4. Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang di Unit Kerja 25
KOMPONEN PENGUNGKIT Penguatan Kualitas Pelayanan Publik (10%) TUJUAN TARGET Meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan publik Unit Kerja secara berkala sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat dan/atau pelanggan serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik 1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau) Unit Kerja 2. Meningkatnya jumlah unit/jenis layanan yang memperoleh standardisasi pelayanan internasional di Unit Kerja 3. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat dan/atau pelanggan terhadap penyelenggara pelayanan publik oleh Unit Kerja 26
Target, Indikator, dan Output Pelaksanaan RB pada Unit Kerja KOMPONEN HASIL 27
KOMPONEN HASIL Terwujudnya BPOM yang Bersih dan Bebas KKN (20%) INDIKATOR OUTPUT Indeks tentang persepsi korupsi Persentase penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) oleh Inspektorat/BPK/BPKP. Laporan Monitoring dan Evaluasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat/BPK/BPKP minimal 70% (tujuh puluh persen) temuan hasil pemeriksaan APIP/BPK/BPKP telah ditindaklanjuti dan berstatus Sesuai Saran. 28
KOMPONEN HASIL Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (20%) INDIKATOR OUTPUT Nilai persepsi kualitas pelayanan Laporan hasil survei eksternal dan/atau internal tentang Persepsi dan/atau Indeks Kualitas Pelayanan di Unit Kerja. 29
BAB IV MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA UNIT KERJA Monitoring Evaluasi Pelaporan Pelaksanaan RB 30
Monitoring 1. Pertemuan rutin dengan Pimpinan Unit Kerja 5. Pertemuan dalam rangka PMPRB Unit Kerja 2. Survei kepuasan masyarakat Dapat dilakukan dengan: 4. Pengisian LKE monitoring dan evaluasi pelaksanaan RB Unit Kerja 3. Pengukuran target kegiatan RB 31
Evaluasi 1. Pertemuan rutin dengan Pimpinan Unit Kerja 5. Pertemuan dalam rangka PMPRB 2. Evaluasi berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan RB pada Unit Kerja 3. Dapat dilakukan dengan: Survei kepuasan masyarakat 4. Pengukuran target kegiatan RB 32
Evaluasi Evaluasi pelaksanaan RB pada Unit Kerja juga dilakukan melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) berdasarkan kategori berikut: No. Kategori Nilai Angka 1 AA > 90-100 Istimewa 2 A > 80-90 Memuaskan 3 BB > 70-80 Sangat Baik Interprestasi 4 B > 60-70 Baik, perlu sedikit perbaikan 5 CC > 50-60 Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar 6 C > 30-50 Kurang, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar 7 D > 50-60 Sangat kurang, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar 33
Pelaporan Pelaksanaan RB Laporan hasil pengisian Lembar Kerja Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan RB dilaporkan a. Paling lambat tanggal 20 April untuk triwulan I setiap tahunnya. b. Paling lambat tanggal 20 Juli untuk triwulan II setiap tahunnya. c. Paling lambat tanggal 20 Oktober untuk triwulan III setiap tahunnya. d. Paling lambat tanggal 20 Januari tahun berikutnya untuk triwulan IV setiap tahunnya. Koordinator Tim Asesor PMPRB dan Monev RB BPOM dilaporkan Laporan hasil PMPRB Unit Kerja Paling lambat tanggal 20 Januari tahun berikutnya bersamaan dengan penyampaian laporan monitoring dan evaluasi triwulan IV 34
BAB V KESIMPULAN 35
Kesimpulan Birokrasi BPOM harus dikelola berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik dan profesional. Pedoman diharapkan menjadi panduan bagi Unit Kerja di lingkungan BPOM dalam melaksanakan RB sekaligus sebagai upaya BPOM untuk membangun ZI Menuju WBK WBBM. Dengan diimplementasikannya pedoman ini, diharapkan dapat mendorong perbaikan dan peningkatan kinerja birokrasi di lingkungan BPOM. 36
BAB VI PENUTUP 37
38 INSPEKTORAT UTAMA 2020 Pengawalan Reformasi Birokrasi Pengawasan Intern WTP Lestari Indeks Reformasi Birokrasi > 85 Indeks SAKIP > 85 WBK/WBBM 8 Unit Kerja Unit Yanblik Zona Hijau Teknik Pengawasan Intern Berbantuan Komputer (TPBK) Digitalisasi Manajemen Pengawasan Intern Pembangunan Continuous Audit melalui pengembangan SKP KIA Lebih Dini, Lebih Tinggi, Lebih Peduli Assurance dan Consulting Meningkatkan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Unit Meningkatkan Kinerja BPOM Kapabilitas APIP Menuju APIP Level 4
PENUTUP Arah Kebijakan Arah Kebijakan Ittama 2020 : Peningkatan efektifitas tata kelola, pengendalian intern dan manajemen risiko Pengembangan maturitas SPIP dan Kapabilitas pengawasan intern Pengembangan pengawasan intern berbasis teknologi informasi dan penggunaan Teknik Pengawasan Intern Berbantuan Komputer (TPBK) Penguatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan budaya anti korupsi untuk mewujudkan aparatur yang, berkinerja dan berintegritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Inspektorat Utama Tahun 2020 disusun untuk mendukung Kebijakan dan Program Kepala Badan POM dapat terlaksana dengan efektif, efisien, dan akuntabel Pengarusutamaan Tata Kelola Mengawal Pengarusutamaan Tata Kelola pada RPJMN 2020 sd 2024 Kualitas Manajemen ASN Evektifitas Tata Kelola Pemerintahan Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Trusted Advisor Inspektorat Utama terus mewujudkan diri sebagai organisasi APIP Trusted Adviser Menyediakan layanan bernilai tambah dan saran strategis proaktif untuk organisasi, jauh melampaui pelaksanaan rencana audit yang efektif dan efisien. 39
40