BAB I PENDAHULUAN. imajinatif. Karya sastra biasanya berisikan tentang gambaran kehidupan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Dengan demikian, melalui pengajaran sastra, peserta didik. memiliki kemampuan memahami dan menghargai seni budaya.

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. melalui para tokoh imajinatifnya, dan memberikan cara-cara memahami

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk karya seni yang bersifat imajinatif. Karya sastra biasanya berisikan tentang gambaran kehidupan yang diimajinasikan oleh pengarang ke dalam sebuah karya. Al-Ma ruf (2012:1) menggungkapkan bahwa karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Sebuah karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dihayati, dinikmati dan dipahami maknanya. Tarigan (dalam Al-Ma ruf 2017:1) mengungkapkan bahwa karya sastra merupakan media pengarang untuk menuangkan dan mengungkapkan ide- ide hasil perenungan tentang makna dan hakikat hidup yang dialami, dirasakan dan disaksikan. Sebagai karya seni bermediumkan, sastra berisi ekspresi pikiran spontan dari perasaan mendalam penciptanya. Ekspresi tersebut berisi ide, pandangan, perasaan, dan semua kegiatan mental manusia, yang diungkapkan dalam bentuk keindahan. Sementara itu, bila ditinjau dari potensinya, sastra disusun melalui refleksi pengalaman, yang memiliki berbagai macam bentuk representasi kehidupan. Sastra merupakan sumber pemahaman tentang manusia, peristiwa, dan kehidupan manusia yang beragam (Al-Ma ruf, 2017:2). 1

2 Sastra sebagai hasil sebuah seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, kemudian dengan adanya imajinasi yang tinggi seorang pengarang tinggal menuangkan masalah-masalah yang ada disekitarnya menjadi sebuah karya sastra. Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan. Karya fiksi dengan demikian menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan dengan data empiris. Ada tidaknya, atau dapat tidaknya sesuatu yang dikemukakan dalam suatu karya dibuktikan secara empiris inilah antara lain yang membedakan karya fiksi dengan karya nonfiksi. Tokoh, peristiwa dan tempat yang disebut-

3 sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajinatif, sedang pada karya nonfiksi bersifat faktual (Nurgiyantoro, 2013:2) Terdapat banyak pendekatan yang bisa digunakan untuk mengkaji sebuah karya sastra, salah sastunya dengan pendekatan sosiologi sastra. Sosiologi sastra berasal dari akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersamasama, bersatu, kawan teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertmubuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antar manusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris (Ratna, 2013:1). Esensi sosiologi sastra adalah memandang karya sastra sebagai produk sosial budaya, dan bukan hasil dari estetik semata. Nada historis memang penting dalam studi sosiologi sastra, untuk menangkap kebermanfaatan sastra dari sebuah periode. (Endraswara, 2012:1) Rene Wellek dan Austin Warren (dalam Al-Ma ruf, 2017:99) membagi telaah sosiologi sastra menjadi tiga klasifikasi. Pertama, sosiologi pengarang, yakni yang mempersalahkan tentang status sosial, ideologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang. Kedua, sosiologi karya sastra, yakni mempersalahkan tentang suatu karya sastra. Yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikanya. Ketiga, sosiologi sastra yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.

4 Ada berbagai macam bentuk karya sastra, salah satunya adalah novel. Novel dapat dikaji dalam berbagai pendekatan. Salah satunya dengan pendekatan sosiologi sastra, yang banyak membahas tentang segala sesuatu fenomena sosial yang terdapat di dalam sebuah karya sastra. Berangkat dari situ, penulis ingin mengangkat sebuah penelitian dengan judul Dimensi Sosial dalam Novel Cerita Calon Arang Karya Pramoedya Ananta Toer : Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya pada Pembelajaran Sastra di SMA. Novel Cerita Calon Arang merupakan salah satu karya yang diadaptasi dari cerita dongeng yang sudah lama berkembang di masyarakat Indonesia. Pramoedya mencoba menceritakan kembali kisah Calon Arang dalam sebuah karya sastra berbentuk novel. Di sini penulis ingin meneliti Cerita Calon Arang dari segi dimensi sosialnya dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Echols dan Shadily (2005:165) menyatakan dimensi dapat diartikan sebagai matra, ukuran atau norma. Sedangkan, sosial diartikan sebagai segala sesuatau yang mengenai masyarakat, berkaitan dengan kemasyarakatan. Novel Cerita Calon Arang memiliki banyak dimensi sosial yang menarik untuk dikaji. Berceritakan tentang kehidupan pada masa kerajaan Hindu-Jawa sekitar tahun 1019 sampai 1042 masehi. Belatarkan waktu pada masa kerajaan Jawa di masa lampau, terdapat banyak dimensi sosial yang terdapat di dalamnya, seperti dimensi sosial keagamaan, politik, maupun ekonomi. Hal ini dapat diterapkan sebagai bahan ajar di SMA guna melestarikan cerita dongeng yang diadaptasi dari kisah sejarah kerajaan pada

5 masa lampau, sekaligus bisa diambil pelajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Agar nantinya, makna dan amanat yang terkandung dalam karya tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran positif bagi peserta didik, khsusunya siswa SMA. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini disajikan guna membatasi objek penelitian agar tidak terlalu luas. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah dimensi sosial yang terdapat di dalam novel Cerita Calon Arang serta implementasinya pada pembelajaran sastra di SMA. C. Fokus Kajian Berdasarkan latar belakang di atas, ada empat fokus kajian yang akan dibahas di dalam penelitian ini. 1. Bagaimana latar sosio historis pengarang novel Cerita Calon Arang? 2. Bagaimana struktur yang membangun novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer? 3. Bagaimana dimensi sosial yang terdapat di dalam novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer? 4. Bagaimana implementasi hasil penelitian novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer pada pembelajaran sastra di SMA? D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan fokus penelitian di atas, ada empat tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini.

6 1. Mendeskripsikan latar sosio historis pengarang novel Cerita Calon Arang. 2. Mendeskripsikan struktur yang membangun novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer. 3. Mendeskripsikan dimensi sosial yang terdapat di dalam novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer. 4. Mendeskripsikan implementasi hasil penelitian novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer pada pembelajaran sastra di SMA E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis. Adapun kedua manfaat tersebut dapat diuraikan di bawah ini. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama pada peningkatan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran karya sastra novel. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan anak terkait nilai-nilai pendidikan yangh terdapat dalam suatu karya sastra khsusunya novel. b. Bagi Guru

7 Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai referensi dalam pembelajaran sastra mengenai nilai-nilai yang terdapat di dalam sebua karya sastra khususnya novel. c. Bagi Sekolah Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru. F. Penjelasan Istilah Penjelasan istilah berisi uraian deskripsi istilah dalam penelitian yang disusun guna mempermudah pembaca dalam memahami hasil penelitian. 1. Dimensi adalah matra, ukuran, atau norma. 2. Sosial adalah segalah sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, berkaitan dengan kemasnyarakatan. Secara luas sosial dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. 3. Implementasi adalah penerapan dari suatu rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.