BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan memaparkan mengenai simpulan dari pembahasan dan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan serta rekomendasi yang bertujuan agar penelitian selanjutnya lebih baik lagi dan bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia. A. Simpulan Berdasarkan pemaparan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bawa pertama: Sebelum metode problem posing learning digunakan, terlebih dahulu dilakukan perencanaan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitian. Hal yang terpenting dalam perencanaan ialah mencari permasalahan yang terjadi dilapangan dengan melakukan observasi terlebih dahulu. Permasalahan yang terjadi setelah dilakukan observasi ialah, kurangnya kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran. Siswa cenderung pasif ketika mengikuti pelajaran sejarah. Yang diharapkan oleh semua guru ialah siswa mampu menyimak materi yang disampaikan oleh guru, mampu bertanya, berpendapat, atau menyampaikan gagasan sehingga pada saat pembelajaran berlangsung siswa akan terlihat lebih aktif dan pembelajaran lebih menarik. Hasil dari observasi yang telah dilakukan, peneliti dapat melihat bahwa dengan kurangnya tingkat keaktifan siswa maka dapat dilihat bahwa kemampuan berbicara siswa terlihat rendah, dengan demikian kemampuan komunikasipun tidak akan terjalin antara siswa dengan guru bahkan siswa dengan siswa. Melihat kurangnya kemampuan komunikasi siswa, peneliti mempersiapkan metode yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi yaitu metode problem posing learning. Metode ini merupakan suatu metode yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Karena dalam langkah-langkah metode problem posing learning terdapat beberapa aspek yang mewajibkan siswa untuk menyimak. Selain itu guru 130
131 mampu mempersiapkan berbagai media yang menarik untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik. Kedua untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, namun cara tersebut harus tepat dan sesuai dengan kondisi kelas. Seperti halnya kelas X IIS I, dengan menggunakan metode problem posing learning awalnya kelas terlihat biasa saja dalam mengikuti pelajaran, sehingga tidak terjadi perubahan pada tindakan I. Namun setelah dilakukan modifikasi pada metode problem posing learning yang awalnya siswa ditugaskan untuk berdiskusi berkelompok dengan diberikan suatu permasalahan, pada tindakan selanjutnya guru mempersiapkan siswa untuk belajara secara individu. Dalam hal ini siswa diberikan video mengenai materi yang sedang dipelajari, kemudian siswa menyimak viddeo tersebut selanjtnya mendiskusikan hasil dari tayangan video bersama teman-teman sekelasnya. Maka dalam hal ini komunikasi siswa akan terlihat peningkatannya. Selain itu siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran. Penerapan metode problem posing learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam pelaksanaannya sangatlah tidak mudah, karena dalam pelaksanaannya terdapat kendala-kndala yang berhubungan dengan kondisi kelas, mulai dari media pembelajaran, antusias siswa mengikuti pembelajaran sampai jadwal atau waktu mengajar yang terganggu dengan berbagai kegiatan sekolah. Hal tersebut menjadikan proses pelaksanaan penerapan metode problem posing learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi kurang maksimal. Ketiga selain keberhasilan yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat kendala-kendala yang dihadapi selain keberhasilan yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Kendala tersebut antara lain :
132 a. Siswa masih kurang dalam menganalisis materi, video atau suatu peristiwa yang sesuai dengan fakta atau berbicara berdasarkan sumber. b. Kurangnya rasa menghargai sesama teman yang dapat menjadi kendala, karena ketika hal tersebut terjadi pada saat diskusi kelas akan sangat tidak kondusif dengan adanya argumen-argumen yang tidak sesuai dengan materi sehingga terjadi perdebatan. c. siswa belum mampu membedakan materi fakta dan opini serta pada saat pembehasan materi siswa masih belum mampu membedakan sumber yang relevan atau tidak, sehingga apa yang diungkapkan oleh siswa masih dalam bentuk wacana dan sumber yang digunakan masih belum bisa dipertanggung jawabkan dengan baik. Kendala-kendala yang terjadi tentu saja tidak akan menyurutkan semangat guru dalam mengajar. Dalam hal ini guru berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan cara meningkatkan kemampuan komunikasi siswa agar pembelajaran lebih menarik serta terdapat komunikasi dua arah antara guru dengan siswa, tanpa hanya guru saja yang menjelaskan materi sedangkan siswa hanya diam mendengarkan. Solusi yang diajukan dalam mengatasi kendala tersebut salah satunya ialah, guru dapat memberikan pemahaman mengenai sumber-sumber belajar yang relevan daan baik digunakan untuk proses pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik sesuai dengan materi ajar, sehingga siswa tidak hanya menyimak apa yang disampaikan oleh guru namun dapat menganalisis apa yang siswa lihat, misalnya dalam bentuk gambar, video dan lain-lain. Dalam upaya mengatasi kendalakendala yang terjadi pada saat pelaksanaan, guru harus mampu mengarahkan siswa agar dapat berbicara di depan kelas dengan cara berdiskusi, guru harus memiliki strategi mengajar yang baik. Strategi tersebut dapat guru gunakan agar siswa mampu mengikuti pelajara tanpa merasa bosan atau jenuh. Seperti halnya guru mampu mempersiapkan media gambar, film atau media-media lain yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Dalam penerapan metdoe problem posing learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, guru dapat menayangkan video yang berhubungan dengan tema pelajaran pada saat itu,
133 sehingga siswa mampu menganalisis dan menyampaikan hasil analisisnya tersebut secara individu sesuai dengan pendapat masing-masing siswa. B. Rekomendasi Penerapan metode problem posing learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Dalam hal ini, peneliti berpikir bahwa perlu adanya perubahan dalam pola pikir siswa, bahwa pada saat pembelajaran pengetahuan yang siswa miliki harus mampu diungkapkan dalam bentuk apapun, baik lisan atau tulisan. kemampuan komuniksi juga tidak haya terpokus pada kemampuan berbicara saja namun bagaimana siswa mampu menyampaikan suatu gagasan dengan baik sesuai dengan fakta yang ada. Penelitian ini belum dapat dikatakan sempurna, karena masih banyak halhal yang harus diperhatikan oleh pihak-pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menerapkan metode problem posing learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, sehingga peneliti mencoba memberikan beberapa saran, yaitu : a. Bagi peneliti selanjtnya, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan yang baru dalam dunia pendidikan. Khususnya dalam pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing learning yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini juga dapat menjadi rujukan dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran. b. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pelajaran sejarah juga pelajaran lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat berdampak positif bagi pembelajaran sejarah di sekolah.
134 c. Bagi guru, hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran terutama dalam pembelajaran sejarah. Penerapan metode problem posing learning dapat digunakan dengan baik untuk meningkatkan komunikasi siswa, sehingga guru tidak harus menyampaikan materi dan siswa hanya mendengarkan namun dalam pembelajaran kali ini akan terjalin komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Penerapan metode problem posing learning, siswa diharapkan dapat terbiasa melatih kemampuan berbicara, bertanya, berpendapat serta menyampaikan suatu gagasan yang sesuai dengan kemampuan siswa pada saat pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah dengan metode problem posing learning mampu menjadikan siswa lebih aktif, dapat berpikir kritis serta dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran sejarah. Adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan agar mampu mengembangkan penerapan metode-metode yang baik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan yang baik sesuai dengan pelaksanaan kurikulum dengan tercapainya tujuan yang diharapkan serta dapat mengembangkan pembelajaran dan menggunakan metode yang ada secara menarik. Demikian kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat oleh peneliti. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi dunia pendidikan di Indonesia, serta bagi peneliti, guru, siswa dan sekolah agar pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.