PERTEMUAN KE-1 PENGETAHUAN PERPAJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

Perpajakan. Aryo Prasetyo, S.Kom., MMSI Vokasi Akuntansi UI, STIE Dewantara, IBI K-57. (Sesi 1)

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

PERTEMUAN 2 DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Pengantar Perpajakan MINGGU 1

FUNGSI PAJAK. 2.Fungsi Mengatur Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan berbagai kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

PENGANTAR PERPAJAKAN. Amanita Novi Yushita, M.Si

Perpajakan I. Modul ke: 01FEB. Pengantar Perpajakan. Fakultas. Dra. Muti ah, M.Si. Program Studi AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

PENGANTAR PERPAJAKAN. Pengantar Pajak

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

Dasar-dasar Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DASAR DASAR PERPAJAKAN. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt.,CA

PERTEMUAN 1 DASAR DASAR PERPAJAKAN

Modul ke: Perpajakan. Pengantar Perpajakan. Fakultas FAKULTAS EKONOMI & BISNIS. Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP. Program Studi MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

PERPAJAKAN PENGANTAR PERPAJAKAN. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

BAB I DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

PENGERTIAN PAJAK FUNGSI PAJAK

BAB II BAHAN RUJUKAN

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB 1 BUKU SAKU PERPAJAKAN BAGI UMKM

PENGGOLONGAN PAJAK, JENIS PAJAK, TARIF PAJAK, DAN SANKSI DALAM PAJAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STELSEL PAJAK ASAS PEMUNGUTAN PAJAK PENGELOMPOKAN JENIS- JENIS PAJAK. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

TINJAUAN UMUM HUKUM PAJAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI. sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ahli pada saat merumuskan. Definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut:

Pengantar Perpajakan. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Iuran rakyat ke negara. berdasarkan UU (memaksa) kepentingan negara. penggunaan publik. tanpa timbal balik ( non kontraprestasi)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep-konsep pajak akan terdiri dari pengertian pajak, fungsi pajak, jenis pajak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munawir Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang

Modul ke: Pengantar Perpajakan. 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yusar Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

TITIS RONALITA RESMADEWI NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Sedangkan menurut R.Santoso Brotodihardjo, hukum pajak adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian pajak adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di negara Indonesia pajak sangatlah penting untuk menambah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpajakan. Menurut Soemitro (2010:1), pengertian pajak adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM PAJAK** (EB) KODE / SKS : KD / 2 SKS

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

Transkripsi:

PERTEMUAN KE-1 PENGETAHUAN PERPAJAKAN

Pokok Bahasan 1. Pengertian Pajak 2. Unsur Pajak 3. Fungsi Pajak 4. Manfaat Pajak 5. Hukum Pajak 6. Pembagian Pajak 7. Pemungutan Pajak 8. Timbulnya Utang Pajak 9. Hapusnya Utang Pajak 10.Hambatan Pemungutan Pajak

Pengertian Pajak Menurut UU No. 28 tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (UU No. 28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan)

Pengertian Pajak Menurut Prof Dr. Rochmat Soemitro SH Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Pengertian Pajak Menurut S.I. Djajadiningrat Pajak adalah kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan tetapi tak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untk memelihara kesejahteraan secara umum.

Unsur Pajak 1. Pajak dipungut harus berdasarkan peraturan Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya 2. Pajak digunakan sebagai keperluan pembiayaan umum pemerintah (pembiayaan rumah tangga negara) dalam menjalankan dan menyelesaikan fungsi pemerintahan. 3. Tidak diperuntukan untuk menerima imbalan atau ada kontra prestasi individual oleh pemerintah; 4. Sifat pajak dapat dipaksakan, dimana disebabkan pada suatu kejadian, keadaan dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada seseorang. 5. Sifat pajak dapat dipaksakan, dimana disebabkan pada suatu kejadian, keadaan dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada seseorang.

Manfaat Pajak Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerima-an dan pospos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.

Manfaat Pajak (lanjutan) Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barangbarang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal.

Fungsi Pajak Fungsi budgetair Artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Fungsi regulerend Artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Contoh: Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Tarif pajak progresif dikenakan atas PPh Tarif pajak ekspor 0%

Hukum Pajak Materiil Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagai wajib pajak. Hukum pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (obyek pajak), siapa yang dikenai pajak (subyek pajak) berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.

Hukum Pajak Formil Hukum pajak formil, memuat bentuk/tata cara unt mewujudkan hukum pajak materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil). Hukum ini memuat antara lain: Tata cara penyelenggaraan (prosedur penetapan suatu utang pajak) Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak. Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan, dan hak-hak wajib pajak misalnya mengajukan keberatan dan banding.

Pajak Menurut Golongan Pajak langsung Adalah pajak yang pembebanannya langsung kepada wajib pajak yang berkewajiban membayar pajaknya. Ini artinya wajib pajak yang bersangkutran harus memikul beban pajak dan beban pajak ini tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh: PPh Pajak tidak langsung Adalah pajak yang pembebanannya dapat dialihkan kepada pihak lain. Contoh PPN dan PPnBM Pajak ini dipungut oleh Wajib Pajak (Pengusaha Kena Pajak) terlebih dahulu dan yang memikul pajak adalah pengguna jasa atau barang yang dihasilkan oleh Wajib Pajak tersebut.

Pajak Menurut Sifat Pajak subyektif Adalah pajak yang waktu pengenaannya yang pertama diperhatikan adalah subyek pajaknya. Setelah subyeknya diketahui barulah menentukan obyeknya. Contohnya: wajib pajak adalah PPh. Pajak obyektif Adalah pajak yang pada waktu pengenaannya yang pertama diperhatikan adalah obyeknya. Setelah obyeknya diketahui barulah menentukan subyeknya. Contohnya: adalah PPN dan PBB

Pajak Menurut Instansi Pemungut Pajak Pusat Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contoh: PPh, PPN, PPnBM, dan Bea Materai. Pajak Daerah Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (propinsi, kabupaten /kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah dibedakan menjadi pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.

Syarat Pemungutan Pajak 1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan) 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang (syarat yuridis) 3. Tidak menganggu perekonomian (syarat ekonomis) 4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil) 5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem Pemungutan Pajak Office Assisment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenang-an kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Self Assisment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yg bersangkutan) yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku

Asas pemungutan pajak Domisili Asas Domisili menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di wilayahnya baik atas penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sumber Asas Sumber menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber atau berasal dari wilayahnya tanpa memperhatikan di mana tempat tinggal Wajib Pajak apakah di wilayahnya atau di luar wilayahnya Kebangsaan Asas Kebangsaan menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan status kewarganegaraan atau kebangsaan seorang Wajib Pajak.

Stelsel Pemungutan Pajak Riel Stelsel Riel Stelsel (Stelsel Nyata) Adalah pengenaan pajak didasarkan pada keadaan dari objek (penghasilan) yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan sesungguhnya telah dapat diketahui Fictive Stelsel Fictive Stelsel (Stelsel Anggapan) Adalah pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh UU. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak terutang untuk tahun pajak berjalan.

Stelsel Pemungutan Pajak (lanjutan) Stelsel Campuran Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, pada akhir tahun, besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus me-nambah kekurangannya. Apabila lebih kecil demikian pula sebaliknya, maka kelebihannya dapat diminta kembali

Ajaran Formil Timbulnya Utang Ajaran formil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh pemerintah (fiskus). Untuk menentukan apakah seseorang dikenakan pajak atau tidak, berapa jumlah pajak yang harus dibayar, dan kapan jangka waktu pembayarannya dalam surat ketetapan pajak tersebut. Ajaran ini konsisten dengan penerapan official assessment system. Ajaran Materiil Ajaran materiil menyatakan bahwa utang pajak timbul krn berlakunya undang-undang perpajakan. Dalam ajaran ini seseorang akan secara aktif menentukan apakah dirinya dikenakan pajak atau tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Ajaran ini konsisten dengan penerapan self assessment system.

Hapusnya Utang Pajak Pembayaran /pelunasan Utang pajak yang melekat pada wajib pajak akan dihapus karena pembayaran pajak yang dilakukan ke kas negara. Kompensasi Sebagai kompensasi kerugian maupun kompensasi karena kelebihan pembayaran pajak. Daluwarsa Berarti telah lewat batas waktu tertentu. Jika dalam jangka waktu tertentu, suatu utang pajak tidak ditagih oleh pemungutnya maka utang pajak dianggap telah lunas/dihapus/berakhir dan tidak dapat ditagih lagi.

Hapusnya Utang Pajak (Lanjutan) Pembebasan/Penghapusan Kewajiban pajak oleh wajib pajak tertentu dinyatakan hapus oleh fiskus karena setelah dilakukan penyelidikan ternyata wajib pajak tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya. Hal ini biasanya karena wajib pajak mengalami kebangkrutan maupun mengalami kesulitan likuiditas.

Contoh Kompensasi Kerugian Pada awal kepemilikan tahun 2006 wajib pajak A menderita kerugian sebesar Rp10.000.000. Pada tahun 2007 mulai memperoleh laba sebesar Rp5.000.000. Seharusnya pada tahun 2007, wajib pajak A terutang pajak sebesar presentase dari laba tahun 2007. Akan tetapi utang pajak tahun 2007 terhapus karena jumlah kerugian pada tahun 2006 dapat dikompensasikan atau dikurangkan dari laba tahun 2007.

Contoh Kompensasi Kelebihan Bayar Pajak Wajib pajak B pada tahun 2007 membayar pajak sebesar Rp8.000.000. Setelah dilakukan perhitungan kembali pada akhir tahun 2007 ditemukan bahwa pajak yang sebenarnya terutang oleh wajib pajak B adalah Rp5.000.000. Kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp3.000.000 di tahun 2007 tersebut dapat dikompensasikan atau dikurangkan dari total pajak pada tahun 2008

Contoh Kompensasi Lebih Bayar Pajak Lain Wajib pajak C kelebihan membayar PPh tahun 2007 sebesar Rp1.000.000; sedangkan untuk jenis PPN terdapat kekurangan pajak sebesar Rp1.500.000. Kelebihan pembayaran PPh tahun 2007 sebesar Rp1.000.000 tersebut dapat dikompensasikan pada kekurangan PPN di tahun yang sama sehingga utang PPN yang sebesar Rp1.000.000 pada tahun 2007 menjadi terhapus. Sisa utang PPN menjadi Rp500.000

Hambatan Pemungutan Pajak Perlawanan pasif Berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi. Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan antara lain: Perkembangan intelektual dan moral masyarakat. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik.

Hambatan Pemungutan Pajak (Lanjutan) Perlawanan aktif perbuatan tujuan untuk menghindari pajak. Bentuknya antara lain: Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang. Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-undang (menggelapkan pajak). Misalnya dengan cara tidak melaporkan sebagian penjualan/ memperbesar biaya dengan cara fiktif.

LATIHAN SOAL PERTEMUAN KE-1