JURNAL BUANA JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNP E-ISSN : VOL-2 NO

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

TINJAUAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SAMBIROTO 2 KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

Kajian Karakteristik Sampah Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Pendidikan UNDIP Tembalang

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Keywords: Perception, management, place of selling, parking lots, landfills and tools

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PADANG

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DAYA TARIK WISATA PEMANDIAN TIRTA ALAMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN NINI FEBRINA

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh. Mita Fauzia. Afrizal Sano. Ahmad Zaini ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

MENGGAMBARKAN MANFAAT PROGRAM PARENTING MENURUT ORANG TUA DI KECAMATAN LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

STUDI TENTANG HIGIENE DAN SANITASI PADA USAHA SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

IMPLIKASI LOKASI BERJUALAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI WISATA GUCI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMAN 1 PELEPAT ILIR

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM.

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENERUSKAN TULISAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG SKRIPSI

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN PERMAINAN ANAK USIA DINI DI JORONG BUKIT MINDAWA KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

OVERVIEW OF ACADEMIC ADVISER ASSIGNMENT IMPLEMENTATION IN CIVIL ENGINEERING DEPARTEMENT OF ENGINERING FACULTY PADANG STATE UNIVERSITY (UNP)

Edu Geography

LENI EXTRISNAWELI NPM

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

PENERAPAN SAPTA PESONA DI OBJEK WISATA BENTENG FORT DE KOCK BUKITTINGGI

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

Key Words : Reading Comprehension, Answer the Questions

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

Oleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

PENGELOLAAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT (HUSEMAS) DI SMA NEGERI 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

KAJIAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI JALAN KALIBENING KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 GAMPING

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL ILMIAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

BUDAYA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PASAR MANDAU KELURAHAN DURI TIMUR KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS JURNAL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

ETIKA LINGKUNGAN PARA PEDAGANG SAYUR DAN IKAN DI PASAR BANYUASRI KOTA SINGARAJA (STUDI DENGAN PENDEKATAN KELINGKUNGAN) Oleh

EVALUASI KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH TABANAN

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP N 13 PADANG DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berekreasi, membuka lapangan pekerjaan dan berbelanja. Pada mulanya

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT DI TAMAN KANAK-KANAK SE- KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

Transkripsi:

JURNAL BUANA JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNP E-ISSN : 2615 2630 VOL-2 NO-4 2018 PARTISIPASI PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR BAWAH KOTA BUKITTINGGI Mentari 1, Yurni Suasti 2, Fitriana Syahar 2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang Email: mtari2607@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah Pasar Bawah Kota Bukittinggi yang terletak di kecamatan Guguak Panjang Kota Bukittinggi. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan selama 3 bulan. Populasi dalam penelitian ini seluruh pedagang yang berjualan di Pasar Bawah Kota Bukittinggi berjumlah 577 orang. Teknik sampel menggunakan Random sampling dengan rumus slovin dan jumlah sampel 85 pedagang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket dan data diolah menggunakan formula persentase. Berdasarkan hasil analisis deskriptif maka dapat diketahui tingkat partisipasi pedagang kaki dalam pengelolaan sampah di Pasar Bawah Kota Bukittinggi tergolong baik dengan keseluruhan yang di dapat yaitu 1910. Bentuk partisipasi tertinggi yaitu partisipasi membayar retribusi sampah dengan persentse 12,77 %. Kata Kunci : Partisipasi,, Pengelolaan Sampah Abstract This study aims to determine the level of participation of street vendors in waste management in Pasar Bawah Bukittinggi city which located in Guguak Panjang Sub-district, Bukittinggi city. This type of research uses quantitative descriptive method which is carried out for 3 months. The population in this study all the street vendors selling in the Pasar Bawah of Bukittinggi City totaled 577 people. The sample tecnique uses Random Sampling with Slovin formula and the number of samples is 85 street vendors. Data collection tools used are questionnaires and data processed using percentage formulas. Based on the results of the descriptive analysis, it can be seen that the participation level of street vendors in the Pasar Bawah management of Bukittinggi is classified as good with an overall score of 1910. The highest form of participation is participation in paying waste retribution with a percentage of 12,77%. Keywords : participation, street vendors, waste management 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi 2 Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang dengan Pembimbing I Dra. Yurni Suasti, M.Si dan Pembimbing II Fitriana syahar, S.Si. M.Si.

329 PENDAHULUAN Partisipasi sangat diperlukan dalam kelancaran suatu pembangunan. Salah satu indikator dalam pembangunan adalah kebersihan. Dalam menjaga kebersihan terutama untuk kebersihan pasar, pedagang memiliki andil besar. Salah satunya pedagang. Partisipasi menurut djalal dkk (2001) adalah pembuat keputusan, menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran atau pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya. Tilaar (2009) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Kaki Lima (PKL) merupakan bagian dari salah satu jenis usaha sektor informal yang meliputi berbagai jenis usaha antara lain pembantu rumah tangga, ojek, pedagang keliling dan lain-lain. Pengertian Kaki Lima (PKL) berasal dari zaman Raffles yaitu 5 (five) feets yang berarti jalur pejalan kaki dipinggir jalan selebar lima kaki dikemukakan oleh Manning dalam Sumarwanto (2012). Dari pengertian atau batasan tentang pedagang sebagaimana dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa pedagang merupakan bagian dari kelompok usaha kecil yang bergerak di sektor informal. Secara khusus, pedagang dapat diartikan sebagai distribusi barang dan jasa yang belum memiliki izin usaha dan biasanya berpindah-pindah. Dalam menjaga kebersihan pasar dibutuhkan partisipasi aktif dari pedagang, khususnya pedagang kaki lima yang mempunyai tempat tidak tetap. Partisipasi akan berdampak baik sehingga membuat lingkungan pasar tersebut menjadi bersih dan bebas dari sampah. Bukittinggi merupakan salah satu kota pariwisata yang ada di Sumatera Barat. Dimana rata-rata tiap tahunnya banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah untuk berwisata ataupun berbelanja ke kota ini. Bukittinggi juga merupakan salah satu kota yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata di tahun 2017 sebagai salah satu kota yang dinilai berhasil dalam menjaga lingkungan hidupnya. Bukittinggi mempunyai 3 pasar utama yaitu pasar aur kuning, pasar atas dan pasar bawah yang menjual berbagai kebutuhan, ada yang menjual pakaian, sandang dan pangan. Pasar Bawah Kota Bukittinggi merupakan pasar yang rata-rata pedagangnya berjualan sayuran, buahbuahan dan jualan muda lainnya. Di pasar ini banyak terdapat pedagang kaki lima (PKL). PKL yang berjualan di Pasar ini pada hari pasar (Rabu/Sabtu)

330 sekitar 557 PKL dan pada hari biasa sekitar 288 PKL. Para PKL ini berjualan dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Setelah mereka berjualan pada sore hari masih banyak sampah yang tercecer dan tertinggal di tempat mereka berdagang. Sampah yang tertinggal ini menyebabkan lingkungan menjadi kotor, seperti yang kita ketahui Bukittinggi adalah salah satu kota yang mendapat penghargaan Adiwiyata, adiwiyata yang diperoleh merupakan kolaborasianatara pedagang dan Dinas Lingkungan Hidup. Oleh karena itu sangat disayangkan apabila masyaraktnya kurang berpartisipasi di dalam kebersihan lingkungan hidup. Pasar bawah yang masih dipenuhi sampah yang bertebaran membuat lingkungan menjadi tidak bersih. Karena pedagangnya hanya mengandalkan petugas kebersihan yang akan membersihkan lingkungan pasar. Oleh karena itu dibutuhkan partisipasi dari para PKL agar lingkungan pasar menjadi lebih bersih lagi, baik itu partisipasi berupa gagasan, tindakan atau partisipasi dalam bentuk lainnya dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah adalah proses mengolah sampah dari mengumpulkan sampah, sampai dengan pembuangan sampah akhir. Pengelolaan sampah di Kota Bukittinggi dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan kota. Walaupun sudah ada DLH, pengelolaan sampah masih mengharapkan partisipasi dari PKL baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam pengelolaan sampah diharapkan ada partisipasi dari PKL hingga tahapan pengumpulan dan pembuangan sampah ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Pengumpulan sampah yang dilakukan oleh DLH bersama PKL akan membuat lingkungan pasar menjadi lebih bersih. Kemudian sampah itu di angkut ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dan menjadi tanggung jawab Dinas lingkungan hidup. Kerja sama yang baik antara PKL dengan DLH dapat membuat lingkungan pasar menjadi bersih, terhindar dari banyaknya bibit penyakit, polusi udara yang menjadikan kawasan pasar bau dan tidak nyaman. Namun jika PKL tidak berpartisipasi dan semua urusan pengelolaan sampah diserahkan pada DLH akan mengakibatkan banyaknya sampah tertinggal dan membuat lingkungan pasar tidak bersih dan berbau. Hal tersebut dapat merugikan pedagang karena pembeli tidak tahan berlama-lama di pasar akibat bau dan bisa menjadi sarang penyakit. Sesuai dengan permasalahan diatas peneliti ingin mengetahui bagaimana partisipasi pedagang kaki lima dalam pengelolaan sampah di Pasar Bawah Kota Bukittinggi. Dalam penelitian ini diharapkan akan memperoleh kesimpulan apakah pedagang tersebut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah. Pemikiran ini yang kemudian melatarbelakangi penelitian ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua pedagang yang berjualan di Pasar Bawah Kota Bukittinggi dengan

331 total 577 pedagang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Random Sampling dengan jumlah sampel 85 pedagang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, angket atau kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase yaitu : Dan memakai kriteria persentase dari Arikunto (2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Partisipasi Memiliki Tempat Sampah Sendiri Tempat sampah adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah. Partisipasi memiliki tempat sampah sendiri artinya pedagang (PKL) memiliki tempat sampah sendiri seperti tong sampah kecil dan sebagainya. Tabel 1. partisipasi pedagang memiliki tempat sampah sendiri 1 Punya tempat sampah 3 8 9,41 24 sendiri 2 Membuangnya ke 2 60 70,59 120 dalam kantong plastik 3 Tidak punya tempat 1 17 20,00 17 sampah senidiri 85 100 161 Sumber: Data Primer (2018) Partisipasi Membayar Retribusi Sampah Retribusi sampah adalah suatu biaya yang dibayarkan kepada pengelola pasar untuk biaya kebersihan pasar. Retribusi di bayar setiap hari oleh pedagang (PKL) kepada petugas pasar. Partisipasi membayar retribusi sampah artinya apakah PKL membayar kewajibannya setiap berdagang atau tidak atau apakah PKL membayar retribusi sampah sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Disini setiap pedagang membayar retribusi berdasarkan luas tempat berjualan yang permeternya berkewajibannya membayar Rp.1500 per hari. Dapat dilihat pada tabel 2.

332 Tabel 2. partisipasi pedagang membayar retribusi sampah 1 Selalu membayar 3 78 91,76 234 retribusi sampah 2 Membayar apabila 2 3 3,53 6 dimimta pengelola 3 Tidak bayar retribusi 1 4 4,71 4 85 100 244 Partisipasi Membuang Sampah Ke TPS Partisipasi membuang sampah ke TPS artinya apakah pedagang langsung ke TPS. Disini PKL secara langsung membawa sampahnya ke TPS tanpa bantuan orang lain ataupun petugas kebersihan dapat dilihat dalam (PKL) membuang sampah secara tabel 3. Tabel 3.persentase Partisipasi pedagang Membuang Sampah Ke TPS No. Tingkat Partisipasi 1 Selalu membuang 3 34 40,00 102 sampah ke TPS 2 Kadang- kadang 2 6 7,06 12 membuang ke TPS 3 Sampah di tinggal di 1 45 52,94 45 tempat berjualan karena ada petugas kebersihan 85 100 159 Partisipasi Menjaga Kebersihan Tempat Berjualan Menjaga kebersihan tempat berjualan artinya disini apakah para pedagang (PKL) membersihkan tempat berjualannya setiap hari dalam hal ini memperhatikan sampah dapat dilihat pada tabel 4.

333 Tabel 4. Partisipasi Kaki Lima dalam Menjaga Kebersihan Tempat Berjualan 1 Membersihkan tempat 3 71 83,53 213 berjualan setiap hari 2 Membersihkan saat 2 11 12,94 22 kotor saja 3 Hanya mengandalkan 1 3 3,53 3 petugas kebersihan saja 85 100 238 Partisipasi Memisahkan Sampah Organik Dan Anorganik Sebelum membuangnya Partisipasi memisahkan sampah organik dan anorganik artinya disini adalah pedagang (PKL) memisahkan antara sampah basahnya dengan sampah kering sebelum membuangnya atau tidak. Hal ini dapat di lihat pada tabel 5. Tabel 5. Partisipasi Kaki Lima Yang Memisahkan Sampah Organik Dan Anorganik Sebelum Membuangnya No. Tingkat Partisipasi 1 Selalu memisahkan 3 20 23,53 60 sampah organik dan anorganik 2 Memisahkan tetapi 2 11 12,94 22 masih ada yang tercampur 3 Menyatukan semua 1 54 63,53 54 sampah 85 100 136

334 Partisipasi Membantu Lain Dalam Membersihkan Lingkungan Tempat Berjualan Partisipasi membatu pedagang lain dalam membersihkan lingkungan tempat berjualan artinya apakah para pedagang (PKL) membatu PKL lain mengumpulkan sampah dagangan di tempat berjualannya atau tidak, dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Partisipasi Kaki Lima Yang Membantu Lain Dalam Membersihkan Lingkungan Tempat Berjualan 1 Selalu membatu 3 55 64,71 165 pedagang lain dalam membersihkan lingkungan tempat berjualan 2 Membantu jika ada 2 23 27,06 46 yang minta tolong 3 Hanya mengurus 1 7 8,23 7 tempat berjualan sendiri 85 100 218 Sumber: Data Primer (2018) Partisipasi Memberikan Gagasan Untuk Kegiatan Kebersihan Partisipasi memberikan gagasan untuk kegiatan kebersihan adalah bentuk partisipasi dimana para pedagang (PKL) menyampaikan pendapatnya atau ide nya mengenai kebersihan pasar pada pengelola pasar atau tidak dapat dilihat pada tabel 7.

335 Tabel 7. Partisipasi Kaki Lima Dalam Memberikan Gagasan Untuk Kegiatan Kebersihan 1 Selalu meyampaikan 3 22 25,88 66 ide pada pedagang lain atau pengelola pasar 2 Punya ide tapi tidak 2 45 52,94 90 disampaikan kepada pengelola pasar 3 Tidak mempunyai ide/ 1 18 21,18 18 tidak peduli 85 100 174 Partisipasi Menghadiri Rapat Atau Pertemuan Untuk Membicarakam Masalah Kebersihan Partisipasi menghadiri rapat atau pertemuan untuk membicarakan masalah kebersihan disini apakah para pedagang (PKL) menghadiri rapat atau pertemuan yang diadakan oleh pengelola pasar yang membahas mengenai masalah kebersihan pasar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Partisipasi Kaki Lima Dalam Menghadiri Rapat Atau Pertemuan Untuk Membicarakan Masalah Kebersihan 1 Selalu menghadiri rapat 3 31 36,47 93 yang diselenggarakan pengelola pasar 2 Hadir bila tidak sibuk 2 9 10.59 18 3 Tidak pernah hadir 1 45 52,94 45 85 100 156 a. Partisipasi Menegur Orang Lain Yang Membuang Sampah Sembarangan Partisipasi menegur oarang lain yang membuang sampah sembarangan artinya apakah para pedagang (PKL) yang sedang berdagang mengambil tindakan terhadap orangorang yang tidak peduli terhadap lingkungan dan membuang sampah sembarangan, dapat dilihat pada tabel 9.

336 Tabel 9. Partisipasi Kaki Lima Yang Menegur Orang Lain Yang Membuang Sampah Sembarangan 1 Selalu menegur bila 3 26 30,59 78 melihat orang lain membuang sampah sembarangan 2 Menegur bila 2 55 64,71 110 membuang di dekat tempat berjualan 3 Tidak peduli 1 4 4,70 4 85 100 192 Partisipasi Menegur Lain pasar artinya disini apakah para Yang Tidak Peduli Dengan pedagang (PKL) mempunyai Kebersihan Pasar Partisipasi menegur pedagang lain yang tidak peduli dengan kebersihan tingkat kepedulian terhadap sesama pedagang lain dalam hal kebersihan pasar, hal ini dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Partisipasi PKL Yang Menegur Lain Yang Tidak Peduli Dengan Kebersihan Pasar No. Tingkat Partisipasi 1 Mengajak pedagang 3 64 75,30 192 lain untuk ikut serta membersihkan pasar 2 Menegur saja 2 19 22,35 38 3 Membiarkan saja 1 2 2,35 2 85 100 232 Sumber Data Primer (2018) PENUTUP Kesimpulan Partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Bawah Kota Bukittinggi dalam kategori tertinggi yaitu partisipasi dalam bentuk material yaitu membayar retribusi sampah dengan persentase 12,77% dan total indikator 244 hal ini terjadi karena adanya kesadaran pedagang kaki lima akan kewajibannya membayar retribusi sampah. Indikator dalam kategori terendah yaitu partisipasi dalam bentuk tenaga yaitu memisahkan sampah organik dan

337 anorganik sebelum membuangnya dengan persentasenya 7,12% dan total indikator 136 hal ini disebabkan oleh beberapa pedagang yang tidak mengetahui yang mana sampah organik dan anorganik. Berdasarkan analisis deskriptif maka dapat diketahui bahwa angka indeks partisipasi pedagang Pasar Bawah Kota Bukittinggi tergolong tinggi yaitu dengan total keseluruhan partisipasi 1910 yang termasuk kepada rentang partisipasi yang tergolong tinggi. Saran Bagi pedagang diharapkan mampu meningkatkan lagi partisipasinya dalam pengelolaan sampah, karena kebersihan lingkungan adalah tanggungjawab bersama bukan hanya tanggungjawab dari dinas pasar atau dinas lingkungan hidup saja. diharapkan juga kepada pemerintah agar dapat menjalin kerjasama yang lebih baik lagi dengan pedagang. Berdasarkan temuan di lapangan dalam hal memisahkan sampah organik dan anorganik sebaiknya pedagang kaki lima di beri arahan atau penyuluhan oleh pemerintah agar mengetahui pentingnya memisahkan sampah organik dan anorganik supaya para pedagang tidak malas lagi memisahkan sampahnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Ed Rivisi VI. Jakarta : Pt Rineka Cipta Djalal, Fasli Dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Jakarta : Depdiknas Bapenas Adicitakaryanusa Sumarwanto. 2012. Pengaruh Kaki Lima Terhadap Keserasian Ruang Publik Kota Di Semarang. Volome 1 No. 2 ISSN 2302-2752. Tilaar, H.A.R. 2009. Kekuasaan Dan Pendidikan : Kajian Manajemen Pendidikan Nasional Dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta : Depdiknasbud Ri