ABSTRAK. : Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan

dokumen-dokumen yang mirip
Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks, meliputi hal-hal nonteknis seperti wanita dan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BIDAN DALAM MELAKUKAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

Sejarah Penurunan AKI PERTEMUAN 3 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN 58 LANGKAH APN DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mengingat dampak yang buruk depresi postpartum yang diderita seorang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI


Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Jurnal Kesehatan Kartika 27

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KB SUNTIK DENGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB DALAM MELAKUKAN KB SUNTIK DI BIDAN DESA SELO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN 1) 2) Oleh; Festy Mahanani Mahanani 1). Mun Aminah 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, Email; megawae39@yahoo.co.id Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, Email: mun_aminah@yahoo.com ABSTRAK Latar Belakang Kontrasepsi merupakan cara yang efektif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Kontrasepsi ada beberapa macam yang salah satunya adalah kontrasepsi suntik. Dalam penggunaan kontrasepsi suntik, akseptor harus melakukan suntik kembali sesuai dengan jadwal yang diberikan petugas adalah penting karena apabila terlambat dapat menyebabkan kehamilan. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan akseptor tentang KB suntik dengan kepatuhan akseptor KB dalam melakukan KB Suntik di Bidan Desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Metode Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah incidental sampling dan didapatkan 111 responden yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, kuesioner tingkat pengetahuan untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang KB suntik dan kuesioner kepatuhan akseptor KB untuk mengetahui kepatuhan akseptor KB. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis datanya dengan program SPSS for Windows versi 16.0 menggunakan uji Spearman Rank dengan taraf signifikansi 95 %. Hasil Berdasarkan hasil analisa data (1) tingkat pengetahuan akseptor KB adalah sedang sebesar 55 responden (49,5%), (2) kepatuhan akseptor KB adalah sedang sebesar 54 responden (48,6%) dengan ρ hitung 0,769 dan nilai p value 0.000. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji Spearman Rank disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan akseptor tentang KB suntik dengan kepatuhan akseptor KB dalam melakukan KB Suntik di Bidan Desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan 1

PENDAHULUAN Kependudukan di Provinsi Jawa Tengah menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 yang lalu menunjukkan hal yang cukup menggembirakan karena laju pertumbuhan penduduk hanya 0,37 % per tahun. Namun hal ini tentu bukan menjadikan aparat yang diberi tugasi mengendalikan pertumbuhan penduduk menjadi terlena, karena jumlah total penduduk provinsi Jawa Tengah kurang lebih 32.380.687 jiwa dan angka Total Fertility Rate (TFR) masih 2,3 (SDKI dan kabarnya turun lagi 2,2 ). Selanjutnya menyangkut masalah KB, ada yang harus diperhatikan serius karena jumlah wanita usia subur kelompok umur 16-18 tahun sekitar 5,14%, kelompok umur 19-21 tahun 4,24 % dan kelompok umur 22-24 tahun 4,63%. Jika ditotal jumlah pasangan usia subur 15-49 tahun mencapai angka 72,47 %. Selanjutnya prosentase pasangan usia subur yang sedang menggunakan alat KB 19.07 %, dan yang tidak pernah menggunakan alat KB sebesar 17,26 %. Kenyataan ini merupakan tantangan ke depan, agar program pengendalian jumlah penduduk dapat ditekan. Berbagai perubahan lingkungan strategis baik nasional, regional maupun Internasional, telah memberi pengaruh pula dalam pelaksanaan program kependudukan dan KB Nasional di Indonesia. Perubahan paradigma kependudukan dan pembangunan dunia seperti yang telah dihasilkan dalam International Conference on Population and Development (ICPD) Cairo tahun 1994, serta kesepakatan para pemimpin Negara di PBB tahun 2000 tentang Millenium Development Goals (MDG s), perkembangan globalisasi,kerjasama regional ASEAN dan Asia Pasific (APEC), serta tuntutan perubahan di tanah air telah memberi nuansa baru dan perubahan mendasar dalam pengelolaan dan pelaksanaan program Kependudukan dan KB Nasional di Indonesia. Dengan berbagai perubahan dukungan strategi tersebut maka UU No.10 tahun 1992 itu telah dilakukan amandemen di DPR, sehingga pada tahun 2009 terbit UU No.52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Pada UU ini Badan Kependudukan dan KB Nasional mempunyai tugas dan fungsi tidak hanya di ruang lingkup penyelenggaraan bidang KB saja tetapi juga mencakup bidang Kependudukan. Terutama dalam era reformasi dewasa ini Program Kependudukan dan KB Nasional masih tetap menjadi perhatian dan komitmen pemerintah, sehingga program ini tercantum dan diamanatkan pula dalam 2

PP No.5 tahun 2010, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, dan Perpres No. 62 tahun 2010 tentang kelembagaan BKKBN. Kebijakan KB dalam RPJMN 2010 1014 difokuskan kepada sentralisasi program KB dan penyerasian kebijakan kependudukan secara nasional. Secara khusus dalam bidang kesehatan pada tahun 2011 telah dicanangkan pula program jaminan persalinan untuk seluruh ibu hamil, guna mempercepat penurunan angka kematian ibu melahirkan, yang didalamnya termasuk pelayanan KB. Dalam menghadapi dan mengantisipasi perubahan dan tantangan tersebut, maka pada awal tahun 2010 BKKBN telah melakukan perubahan Visi dan Misi. Visi baru BKKBN yaitu Mewujudkan Tumbuh Seimbang tahun 2015. Untuk mencapai Visi tersebut, maka Misi yang ditetapkan adalah Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera sebagai langkah lanjut maka kebijakan pembangunan kependudukan dan KB dalam RPJMN 2010 2014 diarahkan pada pengendalian penduduk, yang salah satunya difokuskan kepada peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu. Upaya untuk menunjang penyediaan data dan informasi bagi pengelolaan program KKB (Kependudukan dan Keluarga Berencana) Nasional, terutama yang berkaitan dengan data potensi, proses keluarga dan hasil kegiatan pelayanan KB diberbagai tempat pelayanan KB, seperti klinik KB di Puskesmas, di Rumah Sakit praktik swasta dan pelayanan Dokter dan Bidan praktik swasta dilakukan melalui sub system pencatatan dan pelaporan program KKB Nasional dalam bentuk penyediaan Buku Petunjuk Teknis Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi Program KKB Nasional (BKKBN, 2012). WHO sejak tahun 1990 telah meluncurkan strategi Making Pregnancy Safe (MPS ), yang salah satunya adalah mendapatkan Safe Motherhood. Sebagai prioritas utama dalam rencana Pembangunan Nasional dan Internasional. Salah satu upaya untuk menurunkan AKI adalah melalui empat pilar Safe Motherhood dengan intervensi sebagai berikut yaitu mengurangi kemungkinan seorang perempuan menjadi hamil dengan upaya KB, mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi obstetric dalam kehamilan dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai melalui pelayanan antenatal, persalinan yag bersih dan aman : memastikan bahwa semua penolong 3

persalinan mempunyai pengetahuan ketrampilan dan alat untuk memberikan pertolongan persalinan yang aman dan bersih serta memberikan pelayanan nifas bagi ibu dan bayi, mengurangi kemungkinan komplikasi persalinan yang berakhir dengan kematian atau kesakitan melalui PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar ) dan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) yang merupakan pelayanan komprehensif di Rumah Sakit untuk menanggulangi kegawatdaruratan obstetric dan neonatal serta mampu memberikan transfusi darah dan bedah Caesar serta perawatan neonatal secara intensif. 4 pilar Safe Motherhood program KB sebagai pilar pertama telah dianggap berhasil. Penyebab kematian ibu yang terbesar adalah perdarahan, infeksi dan eklamsi (Prasetyowati, 2011). Studi pendahuluan yang dilaksanakan di Bidan Desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan pada bulan Juli 2013 diketahui bahwa masyarakat yang mengikuti program KB dapat digolongkan cukup banyak dibandingkan di Bidan Desa yang lainnya sesuai data hasil jurnal analisa peserta KB dan Sasaran Penggarapan Daerah Grobogan (2013), dimana dari 10 Desa yang ada di Kecamatan Tawangharjo, salah satunya adalah di Bidan Desa Selo yaitu sebesar 62,34 %. Data jumlah akseptor KB yang melakukan KB Suntik yang dilakukan pada bulan September 2013 menunjukkan bahwa peserta KB di Desa Selo mayoritas menggunakan KB Suntik sebanyak 925 orang dan khususnya pada Bidan desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan sebanyak 155 orang. Hasil wawancara pada bulan September 2013 dengan 3 orang akseptor KB yang melakukan KB Suntik 3 bulanan, bahwa memilih KB Suntik 3 bulanan karena dengan alasan lebih aman, merasa nyaman, harga terjangkau, lebih efektif dan mudah mendapatkan pelayanan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian Tingkat Pengetahuan Akseptor tentang KB Suntik dengan kepatuhan akseptor KB dalam melakukan KB Suntik di Bidan Desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. METODOLOGI Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah incidental sampling dengan 111 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, kuesioner tingkat pengetahuan untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang KB suntik dan kuesioner kepatuhan akseptor KB untuk mengetahui kepatuhan akseptor KB. 4

Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis datanya dengan program SPSS for Windows versi 16.0 menggunakan uji Spearman Rank dengan taraf signifikansi 95 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1; Tabel Korelasi Variabel ρ Sig. (2- hitung tailed) Tingkat Pengetahuan 0,769 0.00 Akseptor*Kepatuhan Akseptor Berdasarkan hasil penelitian diatas didapatkan hasil uji korelasi tingkat pengetahuan akseptor terhadap kepatuhan akseptor diketahui ρ hitung (0,769) > r table (0,063) dengan p-value (0.00) < sig (0,05). Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan akseptor tentang KB suntik dengan kepatuhan akseptor KB dalam melakukan KB suntik di Bidan Desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Secara signifikansi tingkat pengetahuan akseptor tentang KB suntik dengan kepatuhan akseptor KB dalam melakukan KB suntik di Bidan Desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan dapat dikatakan kuat. Hal ini sesuai dengan Syarifudin (2010), dimana koefisien korelasi 0,600 0,799 memiliki tingkat keeratan hubungan kuat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan akseptor tentang KB suntik dengan kepatuhan akseptor KB dalam melakukan KB Suntik di Bidan Desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Edisi revisi V. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto,S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian suatu pendeatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Syaifuddin. (2009). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Aspuah, S. (2013). Kumpulan Kuesioner dan Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Danim, S dan Darwis. (2003). Metode penelitian kebidanan : Prosedur, Kebijakan dan Etik. Jakarta: EGC Hendra, AW. 2008. Konsep Pengetahuan. Diperoleh dari http://ajangberkarya.wordpress.co m/2008/06/07/konsep-pengetahuan. 5

Hidayat, A. A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Edisi pertama. Salemba Medika. Jakarta. Hidayat, A. Azis Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Mochtar, R (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis, Edisi 3. Jakarta: Saleba Medika. Oxorn, & Forte. (2010). Ilmu Kebidanan, Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: ANDI; YEM. Pieter, HZ dan Namora LL. (2010). Pengantar psikologi untuk kebidanan. Medan: Kharisma Putra Utama. Potter, & Perry. (2005). Buku ajar Fundamental Keperawatan, volume 2. Jakarta: EGC. Profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2012. 50-51 Smeltzer, S., C. & Bare, B., G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Dahlan, Sopiyudin. (2010). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sulistyaningsih. (2011). Metodologi penelitian kebidanan; Kuantitatifkualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu 6