Waktu rata rata penggulungan benang



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk membuat bentuk gulungan benang yang sudah dipilin. atau dipintal dengan menggunakan tenaga putaran manusia sesuai

BAB I PENDAHULUAN. penggerak manual tenaga manusia untuk menggulung benang wool yang

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI PROSES PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENGGERAK MESIN DIESEL DAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI TAHU

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB I PENDAHULUAN. membuat semua pelaku usaha sangat berhati-hati dalam mengelola kegiatan

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU PROSES PENGGULUNGAN BENANG (WINDING) DENGAN MESIN EKSPERIMEN 1 SAMPAI 4 SPINDEL DAN MESIN TRADISIONAL 1 SPINDEL

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS

TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN DAYA DAN PENGUJIAN MESIN PENGEPRESS SANDAL

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN KURSI RODA BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN RUANG GERAK PENGGUNA. Oleh : ANGGA ARYA PRADANA DEKA RAMADHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB IV BAHASAN UTAMA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Tabel 3.5 Kapasitas Aliran Air Q rata-rata setiap hari dari jam 00 sampai dengan jam05[pdam].

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 4.1. Hasil pengujian alat dengan variasi besar beban. Beban (kg)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC

OPTIMASI RANCANG BANGUN ALAT PEMERAS BUAH JERUK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERPUTARAN MOTOR LISTRIK 0,3 HP

Pada dasarnya proses dari sebuah engine dapat dituliskan dengan persamaan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KINERJA SUATU MENARA PENDINGIN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

PEMANFAATAN TENAGA MEKANIK MOTOR INDUKSI PADA MESIN PRESS SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TALI TAMPAR DARI BAHAN LIMBAH PLASTIK. Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Percepatan Grafitasi (g) = 9,81m/s 2. Beda ketinggian air (Δh) = 0,83 m

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KERJA DAN ENERGI. r r. kx untuk pegas yang teregang atau ditekan, di mana. du dx. F x

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

RUMUS DAYA 3 PHASE MANUALS DOWNLOAD

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

LAMPIRAN A TAMPILAN PERANGKAT LUNAK

Optimasi Pengaktifan Motor Penggerak pada Prototipe Sepeda Motor Hibrid untuk Menurunkan Konsumsi Bahan Bakar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

AUDIT ENERGI UNTUK MENGETAHUI KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA MESIN PEMOTONG PLAT PT. TJAHAJA AGUNG TUNGGAL. Oleh: Rengganis Rizki Nastiti

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB 4 USAHA DAN ENERGI

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan waktu pengujian tanpa kardus a. Waktu rata-rata pengujian tanpa kardus Dari pengujian benang 1 kg diperoleh gulungan sebanyak 38 buah, kemudian diperoleh waktu rata-rata sebagai berikut : Tabel 4.1. waktu rata-rata pemasangan Jenis data Waktu pemasangan benang Eksperimen Eksperimen Klaten 1 (dt) 1 (dt) 1 (dt) Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa pada pengujian benang 1kg, waktu rata-rata masing-masing pemasangan sama yaitu 1 detik. waktu (dt) 20 15 10 Waktu rata rata penggulungan benang 5 0 data dari Klaten Series1 17.346 13.61 11.125 Gambar 4.2. Perbandingan waktu rata-rata penggulungan 28

Dari gambar 4.2. dapat dilihat bahwa pada pengujian 1 kg benang, waktu rata-rata dari penggulungan dengan penggulungan waktunya lebih cepat pada yaitu pada 13,61 detik. waktu (dt) Waktu rata rata pelepasan benang 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 data dari Klaten Series1 7.341 8.053 6.604 Gambar 4.3. perbandingan waktu rata-rata pelepasan Dari gambar 4.3. dapat dilihat bahwa pada pengujian 1 kg benang, waktu rata-rata pelepasan pada dan,waktu tercepat pada yaitu pada 7,341 detik. 29

b. Jumlah waktu proses untuk satu gulung benang tanpa kardus waktu (dt) Jumlah waktu proses satu gulung benang 30 25 20 15 10 5 0 data dari Klaten Series1 25.687 22.663 18.729 Gambar 4.4. Perbandingan waktu proses untuk mendapatkan satu gulung benang Dari gambar 4.4 pada pengujian diperoleh hasil waktu proses untuk mendapatkan satu gulung benang waktu penggulungan yang paling efektif yaitu pada pengujian dengan waktu 22,663 detik. Jika dibanding dengan data acuan dari Klaten efektifitas waktu dari masih belum tercapai. Hasil pengujian penggulungan tanpa kardus, perbedaan waktu rata-rata penggulungan benang disebabkan karena perbedaan tegangan tali dan putaran penggerak, pada putaran kait pemandu mencapai ± 632 rpm sedangkan pada listrik putaran kait pemandu mencapai ± 884 rpm. Tegangan tali juga mempengaruhi waktu 30

rata-rata pelepasan benang dari spindle penggulung, semakin besar tegangan tali maka semakin lama proses pelepasan benang dari spindle penggulung. Faktor yang mempengaruhi perbedaan waktu proses satu gulung benang yaitu waktu ratarata penggulungan dan waktu rata-rata pelepasan. Dari setiap pengujian waktu yang diperoleh masih belum bisa sama dengan data acuan dari pengrajin. 4.2. Perbandingan waktu pengujian menggunakan kardus a. Waktu rata-rata pengujian menggunkan kardus Dari pengujian benang 1 kg dengan menggunakan kardus diperoleh gulungan sebanyak 52 buah, kemudian diperoleh waktu rata-rata sebagai berikut : waktu (dt) 14 12 10 8 6 4 2 0 Waktu rata rata pemasangan banang data dari Klaten Series1 13.272 12.756 9.682 Gambar 4.5. perbandingan waktu rata-rata pemasangan 31

Dari gambar 4.5. dapat dilihat bahwa pada pengujian 1 kg benang berkardus, waktu rata-rata pemasangan yang tercepat antara dan diperoleh pada yaitu pada 12,756 detik. waktu (dt) 13 12.5 12 11.5 11 10.5 10 9.5 Waktu rata rata penggulungan data dari Klaten Series1 12.602 10.686 10.674 Gambar 4.6. perbandingan waktu rata-rata penggulungan Dari gambar 4.6. dapat dilihat bahwa pada pengujian 1 kg benang, waktu rata-rata penggulungan paling cepat antara dan yaitu pada dengan waktu 10,686 detik. 32

10 Waktu rata rata pelepasan 8 waktu (dt) 6 4 2 0 data dari Klaten Series1 7.984 8.657 6.254 Gambar 4.7. perbandingan waktu rata-rata pelepasan Dari gambar 4.7. dapat dilihat bahwa pada pengujian 1 kg benang, waktu rata-rata pelepasan tercepat dari dan yaitu pada dengan waktu 7,984 detik. b. Jumlah waktu proses untuk satu gulung benang berkardus waktu(dt) Jumlah waktu proses satu gulung benang 40 30 20 10 0 data dari Klaten Series1 33.858 32.099 26.623 Gambar 4.8. perbandingan waktu proses untuk mendapatkan satu gulung benang berkardus 33

Dari gambar 4.8. pada pengujian diperoleh hasil waktu proses untuk mendapatkan satu gulung benang waktu penggulungan yang paling efektif dari dan yaitu pada pengujian dengan waktu 32,099 detik. Hasil pengujian penggulungan berkardus, perbedaan waktu rata-rata pemasangan disebabkan adanya perbedaan teknik pemasangan benang pada spindle penggulung, selain itu kekakuan kardus juga mempengaruhi waktu proses pemasangan benang pada spindle penggulung. Perbedaan waktu rata-rata penggulungan benang disebabkan karena perbedaan tegangan tali dan putaran penggerak, pada putaran kait pemandu mencapai ±632 rpm sedangkan pada listrik putaran kait pemandu mencapai ±884 rpm. Tegangan tali juga mempengaruhi waktu rata-rata pelepasan benang dari spindle penggulung, semakin besar tegangan tali maka semakin lama proses pelepasan benang dari spindle penggulung. Faktor yang mempengaruhi perbedaan waktu proses satu gulung benang yaitu waktu ratarata pemasangan, waktu rata-rata penggulungan dan waktu rata-rata pelepasan. Dari setiap pengujian waktu yang diperoleh masih belum bisa sama dengan data acuan dari pengrajin. 34

4.3. Tenaga dan biaya pada penggulung benang berpenggerak listrik tanpa kardus. Pemakaian daya (P) pada satuan kilowatt (KW) P = V. I = 206. 2 = 412 Watt = 0,412 KW Dimana : t = waktu proses satu gulung benang X jumlah gulungan untuk 1 kg = 13,610 dt X 38 buah = 517,18 dt = 0,143 jam Energi (W) yang dihasilkan dalam menggulung benang untuk 1 kg adalah : W = P. t = 0,412 KW. 0,143 jam = 0,059 kwh Jadi biaya yang harus ditanggung oleh pengrajin dalam 1 kg proses menggulung benang jika tiap kwh = Rp 790,- adalah : Biaya per satu kg = W harga listrik tiap KWh = 0,059 Rp 790,- = Rp 47,- 35

4.4. Tenaga dan biaya pada penggulung benang berpenggerak listrik dengan menggunakan kardus. Pemakaian daya (P) pada satuan kilowatt (KW) P = V. I = 206. 2,1 = 432.6 Watt = 0,432 KW Dimana : t = waktu proses satu gulung benang X jumlah gulungan untuk 1 kg = 10,686 dt X 52 buah = 555,67 dt = 0,154 jam Energi (W) yang dihasilkan adalah : W = P. t = 0,432 KW. 0,154 jam = 0,066 kwh Jadi biaya yang harus ditanggung oleh pengrajin dalam 1 kg proses menggulung benang berkardus jika tiap kwh = Rp 790,- adalah : Biaya per satu kg = W harga listrik tiap kwh = 0,066 Rp 790,- = Rp 52,- 36

4.5. Perbandingan biaya produksi untuk 1 kg benang tabel 4.9. biaya produksi Jenis data Biaya untuk proses menggulung 1kg benang Data dari Klaten Rp 1000 per kg Eksperimen tanpa kardus Rp 47+ upah per kg Eksperimen berkardus Rp 52+ upah per kg biaya (rupiah) 1060 1050 1040 1030 1020 1010 1000 990 980 970 Data dari Klaten Biaya Produksi Eksperimen tanpa kardus Eksperimen berkardus Series1 1000 1047 1052 Gambar 4.9. perbandingan biaya produksi per 1 kg Dari tabel 4.9. dan gambar 4.9. dapat dilihat bahwa pada biaya proses penggulungan 1 kg benang. Biaya proses penggulungan satu spindle dengan listrik relatife lebih mahal dibanding dengan proses penggulungan, hal ini dikarenakan konsumsi listrik dari listrik sedikit menambah biaya untuk produksi. 37

4.6. Analisa dan Efisiensi kebutuhan tenaga pada penggulungan benang tanpa kardus Pada pemakaian listrik dengan daya ½ HP diperoleh: Pemakaian daya listrik (P listrik ) Dari pengukuran diperoleh : V= 206 V I = 2,0 A P listrik = V. I = 206. 2,0 = 412 watt Pemakaian daya mekanis (P mekanis ) T = F. R = 1kgf. 0,1m = 9,8 N. 0,1m = 0,98 Nm ω =.. =.. =15,7 rad/detik P mekanis = T. ω = 0,98. 15,7 = 15,386 watt Efisiensi mekanis η mekanis = 100% =, 100% = 3,7% 38

4.7. Analisa dan Efisiensi kebutuhan tenaga pada penggulungan benang berkardus Pada pemakaian listrik dengan daya ½ HP diperoleh: Pemakaian daya masuk (P listrik ) Dari pengukuran diperoleh : V= 206 V I = 2,1 A P listrik = V. I = 206. 2,1 = 432,6 watt Pemakaian daya mekanis (P mekanis ) T = F. R = 1kgf. 0,1m = 9,8 N. 0,1m = 0,98 Nm ω =.. =.. =15,7 rad/detik P mekanis = T. ω = 0,98. 15,7 = 15,386 watt Efisiensi mekanis η mekanis = 100% =, 100% =3,5%, 39

4.8. Pembahasan 1. Dalam pengujian mesin penggulungan benang dan, proses pemasangan benang pada pengujian penggulungan tanpa kardus diperoleh waktu rata-rata yang sama yaitu masing-masing 1 detik. Sedangkan pada pengujian penggulungan dengan menggunakan kardus, waktu rata-rata pemasangan tercepat yaitu pada dengan waktu 12,756 detik. Perbedaan waktu pemasangan antara pengujian tanpa kardus dan berkardus dikarenakan adanya perbedaan metode dan teknik pemasangan pada spindle penggulung. 2. Pada waktu rata-rata penggulungan benang berkardus maupun tanpa kardus, pengujian selalu lebih cepat proses penggulungannya dibanding dengan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan putaran pada penggerak kait pemandu yang sangat mempengaruhi lama penggulungan. Pada kait pemandu berputar ±884 rpm sedangkan pada ekperimen kait pemandunya berputar ±632 rpm. 3. Proses pelepasan benang tanpa kardus maupun berkardus pada mesin penggulung benang dan, diperoleh waktu rata-rata tercepat pada. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tegangan tali pada saat proses penggulungan, pada 40

tegangan tali saat proses penggulungan dapat disesuaikan secara. Sedangkan pada proses tegangan talinya tidak bisa dirasakan secara karena tenaga penggulung yang sangat besar. 4. Pada pengujian penggulungan tanpa kardus waktu yang efektif dimiliki oleh namun jika dibandingkan dengan data acuan Klaten lebih efektif data acuan Klaten hal ini dikarenakan pada setiap tahapan proses tanpa kardus waktu prosesnya masih belum bisa sama dengan data acuan dari Klaten. Sedangkan pada penggulungan berkardus waktu efektifnya dimiliki oleh. namun jika dibandingkan dengan data acuan Klaten lebih efektif data acuan Klaten hal ini dikarenakan pada setiap tahapan proses berkardus waktu prosesnya masih belum bisa sama dengan data acuan dari Klaten. Selain itu juga teknik penggulungannya sangat mempengaruhi efektifitas waktunya. 5. Dalam pengujian penggulungan benang, perbandingan biaya produksi per 1 kg antara data dari Klaten dengan diperoleh biaya per satu kg untuk relatif sedikit ada tambahan biaya, pada pengujian tanpa kardus Rp 47+upah pekerja dan 41

berkardus Rp 52+upah, hal itu dikarenakan adanya konsumsi listrik dalam proses penggulungan. 6. Pada pemakaian listrik dengan daya ½ HP diperoleh efisiensi mekanis pada saat pengujian tanpa kardus sebesar 3,7% karena kuat arusnya 2,0A sehingga daya listriknya lebih kecil dari daya listrik pada pengujian berkardus dan 3,5 % pada pengujian berkardus hal ini dikarenakan pada saat proses daya listriknya lebih besar dan kuat arusnya naik sebesar 2,1A kenaikan kuat arus dikarenakan adanya kenaikan temperatur listrik setelah digunakan terus menerus. 42