BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB HUKUM PT. PELINDO I TERHADAP KAPAL YANG BERSANDAR (Studi PT. PELINDO I ) SKRIPSI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1. Latar Belakang Permasalahan

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

KAJIAN PENGARUH KEBERADAAN PELABUHAN TANJUNG EMAS TERHADAP LINGKUNGAN MASYARAKAT ( STUDI KASUS : KELURAHAN BANDARHARJO DAN TANJUNGMAS) TUGAS AKHIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai eksistensi buruh Batak

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab I. Pendahuluan. Globalisasi mencerminkan hubungan tanpa batas antara negara satu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

4 PERUMUSAN KRITERIA INTERNATIONAL HUB PORT. Definisi dan Persyaratan Hub Port

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. perairan dua per tiga dari luas wilayah Indonesia. Sebagai negara

I. PENDAHULUAN. bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang. Oleh karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PELABUHAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASIA SAMUDRA PASIFIK SAMUDRA HINDIA AUSTRALIA

I-1 BAB I PENDAHULUAN

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG DI SUNGAI BARITO DALAM WILAYAH KABUPATEN BARITO UTARA

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah laut terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

I. PENDAHULUAN. Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan. ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DARI PURUK CAHU BANGKUANG BATANJUNG

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB II GAMBARAN UMUM PEKERJA ANAK DI KOTA TANJUNGBALAI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negeri yang memiliki wilayah yang terdiri dengan kepulauan

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting bagi sebuah negara, terutama pada negara maritim seperti Indonesia. Dengan adanya pelabuhan maka kegiatan ekonomi suatu negara akan dapat berjalan dengan lebih efisien serta mendorong meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Dalam pengembangan bidang ekonomi, pelabuhan memiliki beberapa fungsi yang dapat meningkatkan ekonomi. Pelabuhan bukan hanya digunakan sebagai tempat merapat bagi sebuah kapal melainkan juga dapat berfungsi untuk tempat penyimpanan stok barang, seperti sebagai tempat penyimpanan cadangan minyak dan peti kemas (container), karena biasanya selain sebagai prasarana transportasi manusia, pelabuhan juga kerap menjadi prasarana transportasi untuk barang ekspor impor. Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Tinjauan mengenai pengaruh pelabuhan terhadap perkembangan ekonomi suatu negara dijelaskan juga oleh Abdul Haris (2011) infrastruktur berpengaruh penting bagi peningkatan

kualitas hidup dan kesenjangan manusia, antara lain peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta peningkatan kemakmuran masyarakat sekitar. Dalam usaha meningkatkan perolehan devisa dan perekonomian, pemerintah perlu menetapkan suatu langkah untuk membenahi fungsi dan produktivitas daripada pelabuhan itu sendiri. (Sudjatmiko, 1997) Perdagangan internasional tidak hanya merupakan salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi tetapi juga merupakan salah satu dari faktor utamanya (Salvatore, 1997). Perdagangan tidak dapat terjadi tanpa angkutan dan karena itu kapal tetap merupakan sarana transportasi laut internasional yang penting untuk perdagangan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pelabuhan telah memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan (interface) dua moda angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat (truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi yang dapat mempengaruhi serta membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik.

Pelabuhan Belawan adalah salah satu pelabuhan di Indonesia yang memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan arus barang baik itu impor maupun ekspor di wilayah pantai timur Indonesia yang berada di arus lalu lintas selat malaka yang sangat aktif dalam perdagangan internasional. Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah Kotamadya Medan yang terletak ± 27 KM dari Pusat Kota, dimana juga terletak di Muara Sungai Belawan sepanjang pantainya labil dan berlumpur. Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan utama sekunder yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan yang luas serta merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut internasional. Menurut Oloan dan Hariyadi (2007), pelabuhan umum (publik) pada dasarnya memiliki karakteristik; terbuka untuk tipe kargo (sea borne trade) dan jasa pelayaran, pola jasanya mengikuti sifat kedatangan kapal dengan operasi yang tetap (liner) atau tidak tetap (tramper) serta kepemilikannya oleh negara melalui badan usaha milik negara dan pemerintah pusat atau lokal. Lebih lanjut pelabuhan umum dapat diklasifikasikan juga ke dalam dua domain besar yaitu pelabuhan yang diusahakan (komersil) atau pelabuhan tidak diusahakan (tidak komersil). Seiring dengan visi misi pemerintah pusat yang saat ini akan terfokus kepada sektor kelautan dan maritim, maka Pelabuhan Belawan menjadi salah satu pelabuhan yang akan ikut memberikan sumbangsinya bagi pendapatan devisa negara. Perdagangan Internasional yang dilakukan oleh Pelabuhan Belawan setiap tahunnya tercatat yakni arus ekspor dan impor Pelabuhan Belawan pada tahun

2010 sebesar 5.633.472 ton, tahun 2011 sebesar 6.006.531 ton, tahun 2012 sebesar 5.505.222 ton, tahun 2013 sebesar 6.588.125 ton dan tahun 2014 s/d bulan Agustus sebesar 4.308.524 ton. Ini menunjukkan bahwa tingkat arus ekspor impor Pelabuhan Belawan memiliki volume yang besar dalam kegiatan ekspor impor (barang dan jasa). Disisi lain infrastruktur pendukung lainnya dalam mendukung kegiatan pelabuhan belum sepenuhnya dapat dikatakan optimal karena adanya beberapa faktor yang diantaranya adalah masalah infrastruktur; belum optimalnya operasional stasiun kereta api Medan Belawan. Terlihat dalam kegiatan operasionalnya sangat jarang terlihat dilalui oleh naik-turunnya penumpang, baik apakah itu penumpang dalam negeri ataupun penumpang dari luar negri. Tingkat arus penumpang turun naik (dalam dan luar negeri) Pelabuhan Belawan tercatat pada tahun 2010 sebesar 127.163 orang, tahun 2011 sebesar 151.467 orang, tahun 2012 sebesar 147.319 orang, tahun 2013 sebesar 143.692 orang dan tahun 2014 s/d bulan Agustus sebesar 114.654 orang. Dengan besarnya volume arus penumpang naik-turun di Pelabuhan Belawan per tahunnya, maka infrastruktur dalam mendukung aktivitas pelabuhan harus lebih dapat dioptimalisasikan. Hal ini menjadi perhatian penting bagi Pemkot Medan untuk lebih bekerjasama dengan PT. KAI bagaimana meningkatkan kembali fasilitas publik yang dalam hal ini aktivitas pelayanan jasa kereta api Medan Belawan sehingga menjadi lebih efisien disamping stasiun kereta api Medan Belawan ini diharapkan dapat membantu mendorong kegiatan Pelabuhan Belawan dalam mendukung aktivitas pelabuhan seperti ekspor impor (barang dan jasa) melalui jalur darat, yang

nantinya akan berdampak pada berkembangnya konektivitas intra dagang antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya. Sebagaimana aktivitas pelabuhan yang terlihat, maka dampak keberadaan Pelabuhan Belawan akan sangat mempengaruhi aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Berkembangnya aktivitas kegiatan masyarakat tersebut tidak terlepas dari pengaruh dampak aktivitas kegiatan pelabuhan. Dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar adalah semakin banyaknya aktivitas masyarakat seperti pertokoan, perkantoran, perbankan serta aktivitas aktivitas lainnya. Sebagian masyarakat Kecamatan Medan Belawan penduduknya dominan bekerja sebagai nelayan dan tinggal dipinggir-pinggir pantai atau sungai yang mengarah ke muara laut lepas. Situasi kondisi fisik kehidupan masyarakat sekitar masih hidup dibawah garis kemiskinan dengan beban tanggungan anggota keluarga yang ditanggung rata rata sebanyak 2 9 orang per kepala rumah tangga. Hal ini dapat terlihat di masing masing kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Belawan diantaranya Kelurahan/Desa Belawan I, Kelurahan/Desa Belawan II, Kelurahan/Desa Belawan Sicanang, Kelurahan/Desa Bagan Deli, Kelurahan/Desa Belawan Bahari dan Kelurahan/Desa Belawan Bahagia. Kelurahan Bagan Deli yang merupakan kawasan yang berada di kawasan pesisir pantai didominasi masyarakatnya adalah sebagai nelayan dengan penghasilan sebesar Rp50.000 - Rp100.000 per hari atau memiliki penghasilan sebesar Rp1.500.000 - Rp3.000.000 (per bulan). Kelurahan Belawan I, Belawan II, Kelurahan Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Bahagia dan Kelurahan

Belawan Bahari sebagian masyarakatnya adalah nelayan, buruh pelabuhan, supir angkutan umum dan wiraswasta yang memiliki penghasilan sebesar Rp1.000.000 - Rp2.500.000 (per bulan). Minimnya penghasilan matapencaharian kehidupan masyarakat dan ditambah dengan tingginya volume aktivitas kegiatan pelabuhan maka akan sangat dimungkinkan timbulnya kriminalitas akan terjadi di tengah tengah masyarakat. Hal ini dirasakan oleh sebagian besar masyarakat disekitar. Tercatat pada tahun 90an hingga sampai pada tahun 2000an sering terjadi tindakan kejahatan dengan persentase yang tinggi setiap harinya. Pelabuhan Belawan menjadi peluang besar terjadinya tindakan kriminalitas yakni kegiatan penyelundupan barang barang dan jasa ekspor impor (illegal). Disituasi kondisi fisik lainnya yang terlihat dalam realitas kehidupan di Kecamatan Medan Belawan adalah bahwa kelembagaan dan tataruang Kecamatan Medan Belawan adalah masih banyak sekali terlihat dan ditemui rumah rumah kumuh yang tertata di sepanjang pinggiran rel kereta api serta lingkungan kumuh yang sama sekali tidak layak untuk ditempati mulai dari Kelurahan/Desa Belawan Bahari hingga sampai kepada pusat kota Belawan. Penghasilan yang diperoleh disamping sebagai seorang nelayan juga diperoleh oleh masyarakat disepanjang pinggiran rel kereta api tersebut diperoleh disetiap harinya dengan berwirausaha kecil/sederhana seperti kedai atau warung. Melihat situasi kondisi yang seperti ini, maka Kecamatan Medan Belawan kurang menjadi daya tarik bagi para investor baik dalam maupun luar negeri. Kurangnya minat para investor untuk berinvestasi dipengaruhi oleh kondisi fisik Kota Belawan. Semangat investor menanamkan modal untuk mengembangkan usaha di Kecamatan Medan Belawan semakin

surut, mengingat kawasan paling utara Kota Medan itu diselimuti kekumuhan dan status lahan yang masih tumpang tindih ditambah jaminan keamanan yang kurang mendukung. Sisi keamanan menjadi pedoman bagi investor dalam berinvestasi. Seringnya terjadi perkelahian antar kelompok warga, pungutan liar (pungli) terhadap angkutan yang membawa barang dari dan ke Pelabuan Belawan serta lahan di Kecamatan Medan Belawan yang didominasi Pelindo I menjadi tolak ukur tertentu bagi investor. Kekumuhan Kota Belawan terasa sangat merugikan bagi pengusaha angkutan pelabuhan ditambah lagi rusaknya sejumlah jalan di wilayah utara Kota Medan diakibat oleh terendam air laut (pasang). Kondisi fisik kehidupan masyarakat yang seperti ini sangat terlihat memprihatinkan sebab pada realitanya adalah dengan keberadaan pelabuhan maka situasi kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar akan memberikan arah korelasi yang positif atau dengan kata lain keberadaan pelabuhan mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat sekitar. Maka dari itu dengan latar belakang inilah peneliti melakukan analisis lebih lanjut dalam bentuk tugas akhir skripsi yang berjudul Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada beberapa permasalahan yang ada, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti : Penelitiaan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai bagaimana dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan. 2. Bagi masyarakat Medan Belawan : Penelitian ini bertujuan untuk memberikan tambahan informasi, pengetahuan, serta wawasan kepada masyarakat Medan Belawan tentang bagaimana dampak Pelabuhan Belawan bagi masyarakat Medan Belawan.

3. Bagi Peneliti lainnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau tambahan refrensi untuk penelitian yang berhubungan dengan dampak keberadaan pelabuhan terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar.