PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI (IUJK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut dari Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa Konstruksi, serta untuk meningkatkan pelayanan dan kelancaran dalam rangka pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi di Kabupaten Kutai Barat, maka dipandang perlu diatur pelaksanaannya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3835); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848); 4. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2324); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3955); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3957); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4099); 15. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15); 16. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa; 17. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2001 Nomor 03); 18. Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2001 Nomor 33). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT dan BUPATI KUTAI BARAT MEMUTUSKAN : 2
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI (IUJK). Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud : 1. Daerah adalah Kabupaten Kutai Barat; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 2. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Kutai Barat; 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 4. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Barat sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kutai Barat; 7. Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil Kabupaten Kutai Barat; 8. Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional yang selanjutnya disebut Badan Usaha adalah Badan Usaha yang bergerak di bidang Konstruksi; 9. Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disingkat IUJK adalah ijin untuk melakukan usaha di bidang Jasa Konstruksi; 10. Lembaga adalah Lembaga sebagaimana dimaksud oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. BAB II PERIJINAN USAHA JASA KONSTRUKSI Pasal 2 (1) Badan Usaha Nasional yang menyelenggarakan Usaha Jasa Konstruksi wajib memiliki Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah; (2) Ijin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang kembali; (3) Permohonan perpanjangan IUJK diajukan selambat-lambatnya 4 (empat) minggu sebelum berakhir masa berlakunya; (4) Ijin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada Badan Usaha Nasional yang telah memenuhi persyaratan, yaitu : a. Memiliki tanda registrasi/sertifikat badan usaha yang dikeluarkan oleh lembaga; b. Melengkapi ketentuan yang dipersyaratkan oleh Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku sesuai dengan kegiatan usahanya. Pasal 3 Instansi Pelaksana Pemberi Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) adalah Bupati melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil. Pasal 4 3
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil memberikan rekomendasi Teknis untuk mendapatkan IUJK dari Bupati dalam melaksanakan kegiatan di bidang Usaha Jasa Konstruksi. Pasal 5 Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil mempunyai tugas dan wewenang : a. Memberikan informasi seluas-luasnya tentang ketentuan perijinan di bidang usaha jasa konstruksi; b. Menyelenggarakan administrasi perijinan; c. Menyiapkan formulir; d. Mendistribusikan Formulir Surat Permohonan Ijin (SPI) dan menerima kemnali SPI BAB III KETENTUAN BESARNYA BIAYA ADMINISTRASI Pasal 6 (1) Ijin Usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) dipungut biaya administrasi sebagai berikut : a. Pengambilan Formulir Rp. 50.000,- b. Pengambilan Sertifikat Ijin Usaha : 1. Perusahaan Klasifikasi K.3 Rp. 100.000,- 2. Perusahaan Klasifikasi K.2 Rp. 150.000,- 3. Perusahaan Klasifikasi K.1 Rp. 250.000,- 4. Perusahaan Klasifikasi M.2 Rp. 500.000,- 5. Perusahaan Klasifikasi M.1 Rp. 750.000,- 6. Perusahaan Klasifikasi B Rp. 1.000.000,- (2) Pelaksanaan pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil; (3) Hasil Pungutan atas diterbitkannya Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) disetorkan ke kasir Penerima melalui Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Barat. BAB IV SANKSI ADMINISTRASI Pasal 7 Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 2 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) yang dilakukan oleh Badan Usaha Nasional dikenakan sanksi berupa : a. Peringatan Tertulis; b. Pembekuan Ijin Usaha; atau c. Pencabutan Ijin Usaha. Pasal 8 Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 dikenakan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. BAB XII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 9 4
Selain Pejabat penyidik Polisi Republik Indonesia yang bertugas menyidik, penyidikan atas tindakan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 32 (1) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para pejabat sebagaimana dimaksudkan pasal 25 Peraturan Daerah ini berwenang : b. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; c. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan pemeriksaan ; d. Menyuruh berhenti seorang tersangka dari perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; e. Melakukan penyitaan benda dan atau surat ; f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang tersangka; g. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; i. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarga; j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Pejabat penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan tersangka; b. Pemeriksaan rumah; c. Pemeriksaan surat; d. Pemeriksaan benda; e. Pemeriksaan saksi; f. Pemeriksaan ditempat kejadian. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 9 (1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan perundangundangan yang telah ada yang mengatur hal yang sama sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah atau diatur kembali berdasarkan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku; (2) Badan Usaha yang telah memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi dinyatakan masih berlaku sampai dengan berkakhirnya masa berlaku Ijin Usaha tersebut; (3) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini akan diatur kemudian dengan peraturan bupati. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 5
Hal-hal yang belum diatur/belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Peraturan Bupati. Pasal 11 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat. Ditetapkan di Sendawar pada tanggal 07 November 2006 BUPATI KUTAI BARAT, ttd ISMAIL THOMAS Diundangkan di Sendawar pada tanggal 07 November 2006 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT, ttd YAHYA MARTHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2006 NOMOR 19 SERI D 6