BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perekonomian sekarang ini, di mana setiap perusahaan baik itu yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa dituntut untuk tidak hanya mampu bertahan tetapi juga harus mempersiapkan diri secara matang, profesional dan fleksibel. Maka salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang kegiatan perusahaan yaitu permodalan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan suatu perusahaan, dimana struktur keuangan secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu sumber pendanaan jangka pendek yang jatuh tempo pelunasannya kurang dari satu tahun dan sumber pendanaan jangka panjang yang jatuh tempo pelunasannya lebih dari satu tahun Sumber pendanaan jangka panjang dapat berupa pinjaman dan ekuitas. Bila sumber pendanaan berupa ekuitas berarti kewajiban perusahaan berada pada pihak pemilik perusahaan, sedangkan bila sumber pendanaan berasal dari pinjaman berarti kewajiban perusahaan berada pada pihak ketiga (kreditur). Sumber pendanaan dari kreditur yang berupa pinjaman dapat diperoleh dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Peran perbankan sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha di Indonesia. Hal ini terlihat dari besarnya dukungan pemerintah terhadap dunia perbankan. Pemerintah menyadari bahwa peran bank adalah sangat penting dan menjadi salah satu tiang penyangga dalam perekonomia di Indonesia. Kenyataan bahwa perbankan sangatlah esensial dan berpengaruh dapat dilihat pada masa krisis ekonomi yang terjadi sejak bulan Juli tahun 1997. Krisis ini bermula sebagai akibat dari tidak stabilnya kondisi politik dan keamanan dalam negeri yang akhirnya menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap US$ dimana pada akhirnya akan meruntuhkan seluruh sendi perekonomian Indonesia dan dunia perbankan adalah salah satunya. Dengan situasi perekonomian yang memburuk dan tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan prospek perbankan terancam dengan kata lain tidak semua 1
Bab I Pendahuluan 2 bank mampu hidup dalam kondisi seperti itu, terutama bank-bank yang kekurangan likuiditas ketika sektor perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan, maka dunia perbankan pun ikut mengalami keterpurukan karena kredit macet. Untuk menjaga agar pemberian kredit dapat berhasil dengan baik maka beberpa persyaratan yang harus diperhatikan bagi bank antara lain adalah dalam hal pelaksanaan secara konsekuen prinsip-prinsip perkreditan, memiliki kebijakan perkreditan yang baik dan up to date, dan harus mempunyai sistem internal kontrol yang baik untuk dapat memenuhi beberapa persyaratan tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah pelaksanaan analisis mengenai kelayakan pemberian kredit di bank tersebut. Dengan dilaksanakannya analisis pemberian kredit yang memadai maka resiko timbulnya kredit bermasalah dapat ditekan sehingga pemberian kredit dapat dilaksanakan dengan baik dimana mengacu kepada persyaratan persyaratan yang disebut di atas. Demikian pula analisis kelayakan dalam pemberian kredit maka aspekaspek tersebut juga tercakup didalamnya, selanjutnya dibutuhkan analisis kredit dan 3 R ( Risk, Rate, Return ) dan 5 C ( Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy) yang mana menjadi dasar dalam penentuan kelayakan pemberian kredit. Analisis 3 R dan 5 C ini merupakan salah satu bagian dari taktik manajemen kredit dalam dunia perbankan, dimana dari hasil analisis ini dapat dinilai kemampuan debitur dalam mengembalikan pokok pinjaman beserta bungannya. Laporan keuangan perusahaan merupakan syarat penting untuk memperoleh kredit, dimana berdasarkan Laporan Keuangan perusahaan yang akan dibiayai dapat diketahui. 1. Berapa besar kebutuhan dana dalam pembiayaan perusahaan 2. Kemampuan berkembangnya usaha debitur dimasa yang akan datang termasuk kemampuan debitur dalam membayar kreditnya kepada bank. Atas dasar Laporan Keuangan perusahaan, bank menilai keadaan finansial perusahaan serta mempertimbangkan aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan perusahaan.
Bab I Pendahuluan 3 Dalam dunia perkreditan, bank bukanlah satu-satunya lembaga keuangan yang mempunyai fungsi menyalurkan kredit kepada masyarakat, namun bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi dan moneter di Indonesia, bank memegang peranan bagi pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi sehingga segala potensi, inisiatif dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menjadi suatu kekuatan nyata bagi peningkatan kemakmuran rakyat. Jadi jika terjadi suatu masalah dalam dunia perbankan nasional, maka dampaknya akan sampai pada kemunduran perekonomian nasional, maka peranan kredit sebagai sumber utama penghasilan, sekaligus risiko operasi bisnis terbesar bagi bank menjadi masalah yang penting untuk mendapat perhatian karena bila bank terjerat dalam banyak kredit bermasalah, maka mereka akan menghadapi kesulitan besar. Adapun yang menjadi alasan penulis melakukan penelitian pada bank Jabar adalah untuk mengetahui apakah dengan diberikannya fasilitas kredit kepada calon debitur mengakibatkan terjadinya kredit macet dan apakah bank dalam memberikan kredit dapat menambah penghasilan atau laba. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penyusunan skripsi ini penulis memilih judul Manfaat Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pada Bank JABAR Cab.Utama Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Mengingat luasnya aspek yang mungkin dihubungkan dengan judul di atas, masalah yang akan dibahas secara garis besarnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Apakah Bank melaksanakan analisis Laporan Keuangan perusahaan mengenai pengajuan pinjaman/kredit dengan memadai? 2. Apakah proses pengambilan keputusan pemberian kredit yang dilakukan oleh bank telah efektif?
Bab I Pendahuluan 4 3. Apakah analisis laporan keuangan bermanfaat dalam efektifitas keputusan pemberian kredit? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan yang ingin dicapai penulis adalah : 1. Untuk mengetahui apakah analisis laporan keuangan perusahaan yang dilakukan oleh Bank untuk pengambilan keputusan pemberian kredit atau pinjaman. 2. Untuk mengetahui efektifitas pengambilan keputusan pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank. 3. Untuk mengetahui manfaat analisis laporan keuangan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan, penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna bagi : a. Bagi pihak pengelola Bank, hasil penelitian mengenai Manfaat Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit dapat dijadikan bahan pembanding yang berguna bagi usaha pengendalian kredit di Bank. b. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan informasi yang jelas bagi berbagai pihak tentang pelaksanaan pemberian kredit yang dilakukan oleh bank dan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan kajian lebih lanjut. c. Bagi penulis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai dunia perbankan khususnya dalam mengetahui proses pemberian kredit oleh pihak bank, disamping itu penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang sarjana ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Widyatama.
Bab I Pendahuluan 5 1.5 Kerangka Pemikiran Bank adalah salah satu bentuk lembaga keuangan yang memegang peranan penting dan menjadi salah satu tiang penyangga dalam perekonomian nasional, perbankan merupakan lembaga intermedian dana masyarakat yang mempunyai peranan cukup berarti dalam penyesuaian antara kebutuhan masyarakat baik sebagai pihak penyimpan dana maupun pengguna dana. Menurut B.N. Ajuha (2002;2), pengertian bank adalah : Bank menyalurkan modal dari mereka yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat membuatnya lebih produktif untuk keuntungan masyarakat. Bank juga berarti saluran untuk menginvestasikan tabungan secara aman dan dengan tingkat bunga yang menarik. Menurut UU no. 10 tahun 1998, tentang Perbankan : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian kredit di atas dapat diartikan bahwa kegiatan pokok bank adalah pemberian kredit, dari hasil aktivitas pemberian kredit pihak bank memperoleh keuntungan berupa bunga. Lazimnya sebagai suatu perusahaan, bank dalam melaksanakan usahanya menginginkan tercapainya keuntungan yang maksimal dengan risiko minimal. Dalam pemberian kredit terhadap nasabahnya, suatu bank perlu mengetahui terlebih dahulu tujuan pemanfaatan kredit dan kemudian melakukan analisis terhadap kondisi perusahaan calon debitur. Dengan mengetahui kondisi perusahaan, dapat diperkirakan apakah tujuan pemanfaatan kredit yang diajukan merupakan suatu hal yang menunjang keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang atau sebaliknya. Hal itu bukan hanya bermanfaat bagi bank sebagai kreditur tapi juga bagi perusahaan sebagai calon debitur dalam menilai kebijakan ekspansinya. Keputusan pemberian kredit tergantung pada fungsi pokok atau tujuan intern bank yang bersangkutan. Menurut Suyatno dkk (2000;12) tujuan intern bank memberikan kredit adalah :
Bab I Pendahuluan 6 1. Profitability; yaitu kemampuan memperoleh keuntungan dari bunga sebagai sumber utama pendapatan bank. 2. Safety; yaitu keamanan fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat tercapai. Menurut Amir R. Batubara (2001;6) menyatakan bahwa : Kredit itu adalah suatu pemberian prestasi yang kontra prestasinya akan terjadi sewaktu-waktu di hari yang akan datang. Menurut UU No. 10 th 1998, tentang perbankan : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari definisi kredit di atas dapat diartikan bahwa kredit itu diberikan berdasarkan kepercayaan ke dua belah pihak yaitu pemberi kredit (kreditur) dan penerima kredit (debitur). Bagaimanapun juga aktivitas pemberian kredit ini mengandung tingkat risiko tertentu, untuk menghindari maupun untuk memperkecil risiko kreditur yang terjadi maka bank harus mengadakan penilaian yang seksama atas dasar syarat-syarat teknis bank yang terkenal dengan 5C yaitu character, capacity, capital, collateral, condition of economy. Hal tersebut bertujuan untuk melihat kondisi dan potensial pemohon kredit dan akan diperoleh gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan finansial perusahaan. Menurut S. Munawir di samping formula 5C tersebut di atas, di dalam pemberian kredit, bank akan memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit untuk menilai kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai oleh kredit bank. Secara umum aspek-aspek pertimbangan kredit tersebut meliputi : aspek umum, aspek ekonomi/komersil, aspek teknis, aspek yuridis, aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja serta aspek terakhir yang harus dianalisis dan yang merupakan aspek paling penting adalah aspek keuangan. Dengan melakukan penilaian terhadap aspek keuangan, di samping akan dapat diketahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta stabilitas usaha, juga akan dapat diketahui berapa lama suatu investasi dapat dikembalikan. Dengan
Bab I Pendahuluan 7 demikian dapat dikatakan bahwa keputusan yang diambil dalam pemberian kredit didasarkan atas simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian keuangan serta penilaian atas syarat-syarat teknis bank. Untuk mengetahui kondisi keuangan calon debitur dapat diketahui salah satunya dengan cara analisis terhadap laporan keuangan calon debitur. Analisis terhadap laporan keuangan ini memegang peranan penting untuk menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh debitur. Hasil analisis ini akan menjadi salah satu bentuk pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan apakah kredit layak atau tidak untuk diberikan. Para kreditur dan bankers sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Posisi atau keadaan keuangan perusahaan peminta kredit akan dapat diketahui melalui penganalisaan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Alasan kreditur memberikan kreditnya dilihat dari kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dan beban-beban bunganya, juga untuk mengetahui apakah kredit yang diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan tersebut yang digambarkan atau terlihat pada kemampuan perusahaan untuk mendapat keuntungan di masa yang akan datang. Sebagai tahap selanjutnya dilakukan interpretasi atas hasil-hasil analisis, untuk kemudian menjadi dasar penarikan simpulan apakah suatu permohonan kredit diterima atau ditolak. Kemudian penulis melakukan evaluasi atas hasil laporan keuangan tersebut, untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi keuangan pemohon kredit, sebagai dasar penarikan simpulan apakah suatu permohonan kredit akan diterima atau ditolak dan berapa besar jumlah yang akan diberikan bilamana permohonan kredit diterima oleh pihak bank. Hipotesis penulis adalah bahwa laporan keuangan bermanfaat dalam efektifitas dalam pengambilan keputusan pemberian kredit.
Bab I Pendahuluan 8 1.6 Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan pendekatan studi kasus dan metode deskriptif analisis, yaitu analisis yang menggambarkan masalah-masalah yang diteliti secara sistematis, aktual dan akurat kemudian membandingkan dengan teori-teori yang menunjang untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, maka ditempuh beberapa cara yaitu : Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian ke perusahaan yang diteliti untuk memperoleh data yang dilakukan, teknik pengumpulan datanya yaitu : a. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada pejabat atau yang berwenang yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pejabat yang berwenang yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. c. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung masalah yang diteliti. Penelitian kepustakaan (Library Research) Yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memperoleh dasar teoritis yang akan digunakan dalam pembahasan ini. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis mengadakan penelitian pada Bank JABAR Cab. Utama Jl. Braga No.12 Bandung dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2007 sampai dengan selesai.