BAB I PENDAHULUAN kasus dan perempuan kasus. 2 Menurut World Health Organization

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lapisan, yaitu pleura viseral dan pleura parietal. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah penyakit paru kronik

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

KANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Oleh. Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit. tersering, menempati kira-kira 70% dari semua keganasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirasi benda asing pada saluran nafas, terutama pada traktus trakeobronkhial sangat

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab utama kematian dalam kelompok kanker. 1 Pada tahun 1990 diseluruh dunia, terdapat sebanyak 1.04 juta kasus baru kanker paru, yaitu lakilaki 772.000 kasus dan perempuan 265.000 kasus. 2 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 diseluruh dunia terdapat 1.2 juta kasus baru kanker paru atau sebanyak 12.3% dari keseluruhan jenis kanker. 3 Kematian yang disebabkan oleh kanker paru pada tahun 1990 adalah sebanyak 921.000 atau 18% dari keseluruhan jumlah kematian karena kanker. 2 Di Amerika Serikat pada tahun 1990 didapati 1.2 juta kanker kasus baru, 14% (171.600) adalah karsinoma bronkogenik. Kanker paru pada laki-laki didapati sebanyak 94.000 atau 15% dari jumlah keseluruhan kanker kasus baru laki-laki dan merupakan urutan kedua setelah kanker prostat. Kanker paru pada perempuan didapati sebanyak 77.600 atau 13% dari jumlah keseluruhan kanker kasus baru pada perempuan dan merupakan urutan kedua, setelah kanker payudara (176.300). Insiden kanker paru pada perempuan dari tahun 1973 sampai awal tahun 1990an terus mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena jumlah perempuan perokok meningkat. Jumlah Kematian karena kanker paru pada tahun 1990 adalah sebanyak 158.900 atau 28% dari jumlah keseluruhan kematian karena kanker. 2 Pada tahun 2008 terdapat 215.020 kasus baru kanker paru dan 161.840 kematian akibat kanker paru. 1 Kantor Pencegahan Penanganan Tumor Nasional Departemen Kesehatan Republik Rakyat Cina tahun 2000, memperkirakan insiden kanker paru adalah 62.1/100.000, yaitu

43.0/100.000 pada laki-laki dan 19.1/100.000 pada perempuan, sedangkan angka kematian akibat kanker paru adalah 52.8/100.000 terdiri dari 36.7/100.000 pada laki-laki dan 16.1/100.000 pada perempuan. Secara keseluruhan mortalitas kanker paru di Cina masih terus meningkat karena jumlah perokok meningkat secara dramatis dalam dua dekade terakhir. 3 Sekitar 85% kanker paru berhubungan dengan rokok, baik itu perokok aktif maupun pasif. 4 The American Cancer Society tahun 2002, memperkirakan bahwa sekitar 170.000 kematian disebabkan oleh kanker paru dapat dicegah setiap tahunnya, apabila berhenti merokok. 2 Amerika Serikat telah berhasil menurunkan prevalensi jumlah perokok dari 42.4% pada tahun 1965 menjadi 17.9 % tahun 2009, namun jumlah perempuan perokok mulai meningkat pada 1973 sampai awal tahun 1995. Keberhasilan dalam upaya menurunkan prevalensi jumlah perokok di Amerika Serikat, menjadi penyebab mengapa kanker paru lebih banyak ditemukan pada orang yang sudah berhenti merokok dibandingkan dengan orang yang masih sedang merokok. 4 Prevalensi perokok tinggi di negara berkembang, sehingga tidak mengejutkan jika 58% kanker paru kasus baru terdapat di negara tersebut. 2 Menurut survei epidemiologi tentang prilaku merokok penduduk Cina tahun 1996, didapati laki-laki perokok sebanyak 66.9% dan perempuan perokok sebanyak 4.2%, jumlah total keseluruhan perokok adalah sebayak 37.6%, dan sebanyak 53.48% akan menjadi perokok pasif. 3 Sekitar dua pertiga laki-laki dewasa di Cina adalah perokok, jumlah ini mewakili sepertiga dari jumlah keseluruhan perokok yang ada di dunia. Menurut survei pada Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOK) oleh Benjamin tahun 1990 dan Hariadi tahun 1993 pada guru sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), didapati lebih dari 60% laki-laki adalah perokok dan lebih

dari 80% perokok ini sudah memulai kebiasaan merokok sejak berusia dibawah 20 tahun, bahkan Sutji tahun 2001 mendapati bahwa 14% perokok sudah merokok sejak masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) kelas 5 dan 6. Kanker paru dibagi menjadi kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) dan kanker paru karsinoma sel kecil (KPKSK), hampir 85% kanker paru di Amerika Serikat adalah KPKSBK. 1 Karsinoma sel skuamosa adalah jenis histologi paling banyak pada lakilaki, namun insidensinya sudah menurun sejak awal tahun 1980an, berbeda dengan adenokarsinoma, insidensinya terus meningkat. 6 Adenokarsinoma menjadi jenis histologi paling sering ditemukan pada perempuan maupun laki-laki di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990, menggantikan kedudukan dari karsinoma sel skuamosa. Adenokarsinoma paling sering ditemukan pada perempuan bukan perokok, walaupun sebagian besar penderita kanker paru jenis adenokarsinoma adalah perokok. Peningkatan proporsi adenokarsinoma secara umum terjadi karena perubahan jenis rokok yang digunakan pada tahun 1960an dan 1970an menjadi rokok filter rendah tar. 6,7 Bryant dkk tahun 2007 melaporkan dari 730 penderita kanker paru, didapati 77% perokok (79% laki-laki dan 21% perempuan) dan 33% bukan prokok (41% laki-laki dan 59.9% perempuan). 54% penderita kanker paru ditemukan pada perokok lebih dari 40 pak pertahun dan 35% didapati pada perokok antara 20-40 pak pertahun. Jenis histologi kanker paru pada perokok paling banyak adalah karsinoma sel skuamosa 42%, kemudian diikuti oleh adenokarsinoma 39%. Jenis histologi kanker paru pada bukan perokok paling banyak adalah adenokarsinoma 35%, kemudian diikuti karsinoma sel skuamosa 33%. Stadium kanker paru paling banyak adalah stadium I (42%) dan stadium III (37%). Penderita kanker 5

paru pada bukan perokok paling banyak adalah perempuan. Adenokarsinoma lebih sering didapati pada perempuan karena berhubungan secara hormonal dan faktor genetika. Mong dkk tahun 2011melaporkan, dari 626 penderita kanker paru, terdiri dari 51.3% laki-laki dan 48.7% perempuan. Berdasarkan usia penderita dikelompokkan menjadi usia kurang dari 70 tahun 48.6% dan lebih dari 70 tahun 51.4%. Sebanyak 77% penderita memiliki riwayat merokok, namun hanya 11.3% penderita masih tetap merokok. Pada penderita yang sudah berhenti merokok, kanker paru paling banyak didapati pada penderita yang sudah berhenti merokok selama 1-10 tahun 26.8. Kanker paru paling banyak ditemukan pada penderita perokok 21-50 pak pertahun 33.1%, kemudian pada penderita perokok 51-100 pak pertahun 20.9 %. Jenis histologi paling banyak didapati adalah adenokarsinoma 67.9%, kemudian karsinoma sel skuamosa 13.9%. Stadium kanker paru paling banyak didapati pada stadium I 58.8% dan stadium III 23.8%, hal ini sangat berbeda pada populasi umum, karena hampir setengah dari penderita kanker sudah dalam stadium 8 lanjut ketika didiagnosis sebagai kanker paru. 4 Guntulu dkk tahun 2007, melaporkan dari 1340 penderita kanker paru dari Januari 1990 - Desember 2005, usia penderita dikelompokkan menjadi dua yaitu usia muda (kurang dari 50 tahun) 13.4% dan usia tua (diatas 50 tahun) 86.6%. Jenis histologi kanker paru pada periode 5 tahun pertama didapati karsinoma sel skuamosa 46.4% dan adenokarsinoma 12.78%, periode 5 tahun kedua didapati karsinoma sel skuamosa 43.2% dan adenokarsinoma 16.8%, pada periode 5 tahun ketiga didapati karsinoma sel skuamosa 39.3% dan adenokarsinoma 21.6%. Pada kelompok usia muda jenis histologi paling banyak adalah adenokarsinoma 43.7% dan KPKSK 34.6%, sedangkan jenis histologi pada kelompok usia tua paling banyak adalah karsinoma sel skuamosa 43.7%. Selama periode 15 tahun

penelitian ini, persentase kanker paru pada perempuan meningkat dua kali lipat yaitu dari 4.6% pada 5 tahun periode pertama menjadi 9.5% periode ketiga. Pada kelompok usia muda keluhan paling banyak adalah nyeri dada, sedangkan pada kelompok usia tua keluhan paling banyak adalah batuk dan sesak napas. Faktor risiko kanker paru pada kelumpok usia muda adalah karsinogen yang terdapat di lingkungan tempat bekerja, sedangkan pada kelompok usia tua adalah merokok. Rasio kanker paru pada perempuan terus meningkat, terjadi karena perubahan sosiobudaya dan status ekonomi. Gambaran radiologi toraks pada kelompok usia muda didapati gambaran massa 47.5%, pembesaran hilus 33.5%, pelebaran mediastinum 17.3%, efusi pleura 14.0%, atelektasis 14.5%, pneumonia 11.2%, nodul 5.0%, kavitas 5.6%, sedangkan kelompok usia tua didapati gambaran massa 43.7%, pembesaran hilus 44.1%, pelebaran mediastinum 15.8%, efusi pleura 14.6%, atelektasis 15.8%, pneumonia 13.1%, nodul 5.8%, kavitas 3.4%. 9 Marlen dkk tahun 2009, melaporkan dari 43 penderita KPKBSK pascabedah di RS Persahabatan tahun 1997 2008, terdiri dari laki-laki 69.8% dan perempuan 30.2%. Penderita kanker paru 72.1% adalah perokok dan 27.9% bukan perokok. Jenis histologi pada perokok paling banyak adalah adenokarsinoma 58.1%, kemudian karsinoma sel skuamosa 41.9%. Jenis histologi penderita kanker paru pada bukan perokok paling banyak adalah adenokarsinoma 58.3% kemudian karsinoma sel skuamosa 41.7%. Rerata usia 56.19 ± 8.33 tahun dengan median 56 tahun, pasien termuda 39 tahun dan tertua 72 tahun. Berdasarkan stadium kanker paru, stadium IA 6.9%, stadium IB 23.3%, stadium IIA 2.3%, stadium IIB 46.5%, stadium IIIA 20.9%, stadium IIIB dan IV 0%. Data epidemiologi kanker paru di Indonesia belum ada data, Rumah Sakit Persahabatan tahun 2004 melaporkan bahwa total keganasan dirongga toraks tercatat 10

sebanyak 448 kasus dengan 262 kasus didiagnosis kanker paru, 76% laki-laki. Sebanyak 93.4% adalah kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) terdiri dari 80% adenokarsinoma, 14.7% karsinoma sel skuamosa, 3.3% karsinoma sel besar dan 2% jenis lainnya dan kanker paru karsinoma sel kecil (KPKSK) sangat jarang ditemukan di Indonesia. 10 Panderita kanker paru ketika datang berobat ke RS Persahabatan sebahagian besar sudah dalam stadium III dan IV dan hampir 90% penderita meninggal dalam 2 tahun. 1 Samat melaporkan bahwa riwayat orang tua menderita kanker paru, maka anaknya memiliki resiko menderita kanker paru lebih dari lima kali. 11 Penelitian yang dilakukan Siagian tahun 2002 di RSUP.H. Adam Malik Medan, melaporkan dari 38 kasus keganasan yang berdasarkan foto toraks, 24 kasus terdapat di sentral (63.2%) dan 14 kasus terdapat di perifer (36.8%). Dari 24 kasus tumor di sentral, didapati 36.8% karsinoma sel skuamous dan 21.1% adenokarsinoma. Dari 14 kasus tumor di perifer, didapati 10.5% karsinoma sel skuamous dan 36,3% adenokarsinoma. Kusuma pada tahun 2011 melaporkan bahwa dari 100 penderita kanker paru yang telah dilakukan bronkoskopi di Intalasi Diagnostik Terpadu (IDT) RSUP.H. Adam Malik Medan, terdiri dari 77% laki-laki dan 23 % perempuan, kelompok usia penderita paling banyak 40-60 tahun yaitu 59%, terbanyak kedua adalah usia lebih dari 60 tahun, yaitu 31%, dan hanya 10% penderita kanker paru berusia kurang dari 40 tahun. Berdasarkan sitologi bronkus, adenokarsinoma menempati urutan pertama sebanyak 45%, yang kedua adalah karsinoma sel skuamosa sebanyak 33%. Pada penelitian ini didapati edenokarsinoma adalah jenis histologi paling banyak ditemukan pada kelompok usia 40-60 tahun, yaitu 64.44%. 12 13

Walaupun telah terdapat penelitian sebelumnya di RSUP.H. Adam Malik Medan mengenai kanker paru, namun belum ada data tentang profil penderita kanker paru secara lengkap. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil uraian dan latar belakang diatas, dimana dijumpai peningkatan jumlah penderita kanker paru baik di Indonesia maupun diseluruh dunia, dan peningkatan prevalensi merokok pada laki-laki maupun perempuan terutama di negara berkembang, maka peneliti ingin meneliti tentang profil penderita kanker paru, yang dirawat di ruang rawat inap Rindu A3 (RA3) RSUP H. Adam Malik Medan pada Januari 2007 - Desember 2010. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran karakteristik penderita kanker paru yang dirawat di RA3 Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Memperoleh deskripsi karakteristik sosiodemografi (jenis kelamin, usia, suku, pekerjaan) penderita kanker paru yang dirawat di RA3 RSUP.H. Adam Malik 2. Mengetahui deskripsi kanker paru dengan kebiasaan merokok pada penderita kanker paru yang dirawat di RA3 RSUP H. Adam Malik. 3. Mengetahui deskripsi manifestasi klinis penderita kanker paru yang dirawat di RA3 RSUP H. Adam Malik.

4. Mengetahui deskripsi foto toraks penderita kanker paru pada penderita kanker paru yang dirawat di RA3 RSUP H. Adam Malik. 5. Memperoleh deskripsi jenis kanker paru berdasarkan pemeriksaan sitologi/histopatologi pada penderita kanker paru yang dirawat di RA3 RSUP H. Adam Malik. 6. Memperoleh deskripsi stadium kanker paru pada penderita kanker paru yang di rawat di RA3 RSUP H.Adam Malik. 7. Memperoleh deskripsi rejimen kemoterapi yang diberikan pada penderita kanker paru yang di rawat di RA3 RSUP H.Adam Malik. 8. Memperoleh hubungan antara jenis histologi kanker paru dengan derajat Indeks Brinkman. 9. Memperoleh hubungan antara jenis histologi kanker paru dengan jenis rokok. 10. Memperoleh hubungan antara jenis histologi kanker paru dengan foto toraks. 11. Memperoleh hubungan antara jenis histologi kanker paru dengan usia. 1.3.3. Manfaat Penelitian 1. Dapat memberi informasi tentang profil penderita kanker paru yang dirawat di RA3 RSUP H.Adam Malik Medan selama periode Januari 2007 - Desember 2010, sehingga data ini dapat dipergunakan sebagai dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Dapat dipergunakan sebagai bahan acuan untuk penyuluhan pencegahan kanker paru.