28 hal aspal beton baja hidro

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN TENTANG HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN MENGGUNAKAN METODE BELL (STUDI KASUS JALAN PAJAJARAN, SUKASARI-BARANANG SIANG)

ANALISIS FUNGSI DAN PELAYANAN JALAN KOTA BOGOR

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 ( ) ISSN:

HUBUNGAN KECEPATAN, KEPADATAN DAN VOLUME LALU LINTAS DENGAN MODEL GREENSHIELDS (STUDI KASUS JALAN DARUSSALAM LHOKSEUMAWE)

HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN, DAN KEPADATAN LALULINTAS DI RUAS JALAN H.R. RASUNA SAID (JAKARTA) 1. Ofyar Z. Tamin 2

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

ANALISIS WAKTU TEMPUH ANGKUTAN PERKOTAAN TERMINAL AMPLAS TERMINAL SAMBU DI KOTA MEDAN

EFEKTIFITAS MODEL KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN RAYA RUNGKUT MADYA KOTA MADYA SURABAYA ( PERBANDINGAN MODEL GREENSHIELD DAN GREENBERG)

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.

PENGARUH PENYEMPITAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS JALAN (STUDI KASUS: JL. P. KEMERDEKAAN DEKAT MTOS JEMBATAN TELLO)

ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA LENGAN PERSIMPANGAN TERHADAP ALIRAN ARUS LALULINTAS

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lingkungannya. Karena persepsi dan kemampuan individu pengemudi

STUDI TUNDAAN PADA PUTARAN DI DEPAN GERBANG TOL CILEUNYI

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

SIMULASI LAJU PERTUMBUHAN PENJUALAN AUTOMOTIF DENGAN METODE EKSPONENSIAL DAN GUI MATLAB DI JAWA TIMUR

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

Model Hubungan Parameter Lalu Lintas Menggunakan Model Greenshields dan Greenberg

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

MODEL HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS BERDASARKAN METODE GREENSHIELD PADA RUAS JALAN PROF. DR. JHON ARIO KATILI KOTA GORONTALO

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN INDEKS TINGKAT LAYANAN JALAN PASIR PUTIH DI KOTA PEKANBARU DITINJAU DARI ARUS PERGERAKAN LALU LINTAS

Perbandingan Panjang Antrian Dan Waktu Pelayanan Pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional Terhadap Sistem Pengumpulan Tol Elektronik

KAJIAN TENTANG KAPASITAS, KECEPATAN, DAN TUNDAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DENGAN ADANYA BUKAAN MEDIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

ANALISIS KAPASITAS DAN TINGKAT LAYANAN PADA GERBANG TOL CIKARANG UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengevaluasi travel time dan headway, tidak akan terlepas dari

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

PENGARUH PUSAT HIBURAN HERMES PLACE POLONIA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN W. MONGONSIDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISA KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN BRIGJEN SUDIARTO (MAJAPAHIT) KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

STUDI EVALUASI KINERJA RUAS JALAN JENDERAL AHMAD YANI KOTA CILEGON BANTEN

ANALISIS POLUSI SUARA YANG DITIMBULKAN KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

TINJAUAN PERPARKIRAN PADA BADAN JALAN TERHADAP TINGKAT PELAYANAN (Studi kasus : Pada Jln. Gajah Mada Meulaboh Aceh Barat)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. studi yakni Jl. Laksda Adisucipto Simpang Janti antara lain :

EVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI PO. RUKUN JAYA ( STUDI KASUS TRAYEK SURABAYA - BLITAR )

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menentukan Tujuan Penelitian. Studi Literatur. Pengumpulan Data

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

PENGGUNAAN INDEKS PELAYANAN JALAN DALAM MENENTUKAN TINGKAT PELAYANAN JALAN

PERHITUNGAN ANTRIAN DAN TUNDAAN PADA PINTU TOL GROGOL MENGGUNAKAN METODA GELOMBANG KEJUT

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tingkat aksesibilitas dapat dikategorikan sebagai aksesibilitas tinggi, karena dari hasil pengolahan data diperoleh :

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Jalan Ahmad Yani, frontage road, Jalan layang tol,kinerja, travel time.

Analisis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu Lintas dengan Metode Greenshields dan Greenberg

VOLUME LALU LINTAS VOLUME LALU LINTAS. LHR dan LHRT. Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraaan yang melewati suatu titik atau garis tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

ANALISA HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALU LINTAS DAN PRESENTASE PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS JALAN A. A. MARAMIS KOTA MANADO

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN REL KERETA API DI PETERONGAN JOMBANG DITINJAU DARI SEGI EKONOMI

Tabel 1.1 Data Volume dan Kecepatan Pejalan Kaki

Volume 4 Nomor 1, Juni 2015 ISSN

ANALISA KINERJA JALAN MARGONDA RAYA KOTA DEPOK Endang Susilowati Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL (STUDI KASUS: JL. 17 AGUSTUS JL. BABE PALAR)

PERBANDINGAN PENILAIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN MENURUT PM 96/2015 DAN KM 14/2006

BAB IV ANALISA PENELITIAN. Kebon Jeruk - Simprug dan arah Simprug - Kebon Jeruk. Total. rabu dan jum at. Pengambilan waktu dari pukul

MODEL DERAJAT KEJENUHAN DAN KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN PADA RUAS JALAN PIERE TENDEAN

KINERJA PELAYANAN GERBANG TOL TANJUNG MORAWA ABSTRAK

ANALISA PENGARUH PUTARAN BALIK (U-TURN) TERHADAP KINERJA RUAS JALAN( STUDI KASUS )

DAFTAR PUSTAKA. Kusbiantoro, BS, dkk Kumpulan Materi Kuliah Perencanaan Transportasi. Departemen Teknik Planologi ITB.

PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT

Fakultas Teknik Universitas Riau, Jl. Subrantas KM 12,5 Pekanbaru ) ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN TEORI

PERENCANAAN SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG CIUNG WANARA DI KABUPATEN GIANYAR

PENGARUH PENYEMPITAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN FLY OVER DI JALAN RAYA PALUR KM 7,5)

STUDI EVALUASI KINERJA TROTOAR DI JALAN PASAR BESAR KOTA MALANG TUGAS AKHIR. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang

Tugas I Rekayasa Lalu-Lintas Lanjut

Transkripsi:

ANALISIS KECEPATAN RERATA WAKTU DAN RUANG PADA LINTASAN DI REST I ARAH BOGOR-JAKARTA JALAN TOL JAGORAWI Rulhendri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor Email: rulhendri@ft.uika-bogor.ac.id ABSTRAK Telah dilakukan analisis terhadap kecepatan rerata waktu dan ruang dan hubungan antara keduanya. Dalam penelitian ini variabel terukur adalah kecepatan kendaraan, kecepatan rerata waktu dan kecepatan rerata ruang, kemudian dicari hubungan antara kedua kecepatan tersebut. Lokasi dalam penelitian ini dipilih jalan Tol Jagorawi pada rest I dari Bogor menuju Jakarta. Pengambilan data dilapangan dilakukan pada hari kerja dengan periode pengamatan dari pukul 06.00 sampai 18.00 WIB. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan dengan rentang waktu satu jam mulai rentang pukul 06.00-07.00 sampai dengan rentang pukul 17.00-18.00, yaitu (i) nilai kecepatan rerata waktu, (ii) nilai kecepatan rerata ruang, dan (iii) hubungan antara kecepatan rerata waktu dan ruang. Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: (i) kecepatan rerata waktu berkisar 73,846 km /jam sampai 82,508 km/jam, dengan kecepatan rerata waktu terbesar terjadi pada pukul 17.00-18.00 WIB, sedangkan terendah pada pukul 06.00-07.00 WIB; (ii) kecepatan rerata ruang berkisar 67,544 km/jam sampai 76,938 km/jam, dengan kecepatan rerata ruang terbesar terjadi pada pukul 17.00-18.00 WIB, sedangkan terendah pada pukul 06.00-07.00 WIB; dan (iii) hubungan antara kecepatan rerata waktu dan ruang terdapat pada persamaan kecepatan rerata waktu sama dengan kecepatan rerata ruang ditambah (σ s ) dibagi dengan kecepatan rerata ruang. Kata-kata kunci: kecepatan rerata waktu dan ruang, Rest I arah Bogor-jakarta, Jalan Tol Jagorawi. PendahuluanPENDAHULUAN Karakteristik arus lalu lintas sangat perlu dipelajari dalam menganalisis arus lalu lintas. Untuk dapat mempresentasikan karakteristik arus lalu lintas dengan baik dikenal 3 (tiga) parameter utama yang harus doketahui, dimana ketiga parameter tersebut saling berhubungan secara matematis satu dengan lainnya (Wohl and Martin, 1967; Pignataro, 1973; Salter, 1978; Hobbs, 1979; Tamin, 1972), yaitu: (1) Arus (volume) lalu lintas, dinyatakan dengan notasi V adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dalam suatu ruas jalan tertentu dalam satu satuan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam; (2) Kepadatan (density) lalu lintas, dinyatakan dengan notasi D adalah jumlah kendaraan yang berada dalam satu satuan panjang jalan tertentu, biasa dinyatakan dalam satuan kendaraan/km; dan (3) (speed) lalu lintas, dinyatakan dengan notasi S adalah jarak yang dapat ditempuh dalam satu satuan waktu tertentu, biasa dinyatakan dalam satuan km/jam. adalah perubahan jarak dibagi waktu. dapat diukur sebagai kecepatan titik. perjalanana, kecepatan ruang dan kecepatan gerak. Karena kecepatan masing-masing kendaraan yang terdistribusi secara luas bervariasi, maka diperhitungkan sebuah kecepatan perjalanan rata-rata. Jika terdapat waktu tempuh t1, t2, t3,., tn yang diobservasi untuk n kendaraan yang kecepatan perjalanan rata-rata dapat dinyatakan: Time mean speed: kecepatan ratarata semua kendaraan yang melewati sebuah titik pada jalan pada waktu tertentu, space mean speed: kecepatan rata-rata dari semua kendaran yang menempati suatu segmen jalan pada waktu tertentu, average travel speed dan average running speed: keduanya merupakan bentuk sms yang sering digunakan dalam teknik lalu lintas dan ditentukan sebagai jarak dibagi rata-rata waktu melewati suatu segmen jalan. AVS didasarkan pada average travel time, sedangkan ARS berdasarkan average running time. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, perlu dilakukan analisis kecepatan rerata waktu dan ruang pada lintasan di Rest I arah Bogor-Jakarta Jalan Tol Jagorawi, melalui perolehan nilai kecepatan rerata waktu, nilai kecepatan rerata ruang, dan hubungan antara nilai kecepatan rerata waktu dan ruang. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 rerata Waktu dan Ruang Dalam menentukan kecepatan rerata dalam arus lalu lintas dikenal 2 (dua) jenis kecepatan rerata ( Wohl and Martin, 1967; Pignataro, 1973; Salter, 1978; dan Hobbs, 1979), yaitu: (a) kecepatan rerata-waktu (S t ) atau time-mean speed dan (b) kecepatan rerataruang (S s ) atau space-mean speed. Perbedaan mendasar antara kecepatan rerata-waktu dan kecepatan rerata ruang dapat dijelaskan dengan 28 hal 28-34 aspal beton baja hidro

ISSN 2302-4240 menggunakan diagram ruang-waktu seperti yang terlihat pada gambar. Grafik tersebut menyatakan hubungan antara ruang dan waktu dimana sudut kemiringan grafik tersebut menyatakan besarnya kecepatan yang terjadi pada waktu tertentu dan pada ruang tertentu. Penjelasan penurunan persamaan untuk perhitungan kecepatan rerata-waktu dan ruang (Wohl and Martin, 1967; Pignataro, 1973; Salter, 1978, dan Hobbs, 1979). Suatu arus lalu lintas dapat dibagi menjadi beberapa fraksi arus q 1, q 2,, q N dimana setiap fraksi arus tersebut brgerak dengan kecepatan s 1, s 2, s N, sehingga total arus lalu lintas dapat dinyatakan dengan persamaan (1) dan (2). Q = q 1 + q 2 + + q N (1) Q= (2). Untuk kondisi dimana f 1 =, f 2 =,, f N =, sehngga dapat dikatakan, bahwa f 1, f 2,, f N. Hal itu sebenarnya merupakan sebaran pergerakan kendaraan dengan kecepatan masing-masing s 1, s 2,, s N, sehingga dihasilkan. Pertimbangan suatu fraksi arus q 1 yang bergerak dengan kecepatan s 1, maka rerata selang waktu antar kendaraan adalah sebesar dan jarak yang dapat ditempuhnya selama selang waktu tersebut adalah sebesar, kepadatan fraksi arus lalu lintas tersebut dalam ruang adalah jumlah kendaraan yang berada dalam satu satuan panjang jalan tertentu yang dapat dinyatakan dalam persamaan (3). d i =, i = 1, 2,, N (3), nilai d 1, d 2,, d N menggambarkan kepaatan kendaraan pada setiap fraksi arus lalu lintas dimana total kepadatan arus lalu lintas tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan (4). D = (4), dimana f 1 =, merupakan sebaran kecepatan dalam ruang. Kedua jenis sebaran kecepatan tersebut baik dalam ruang maupun waktu, masing-masing mempunyai rerata, sehingga kecepatan rerata waktu (S t ) dapat dinyatakan dengan persamaan (5), sedangkan, kecepatan rerata-ruang (S s ) dapat dinyatakan dengan persamaan (6). S t = = (5) S s = = (6) Substitusi persamaan (3) ke persamaan (6), maka persamaan (6) dapat dinyatakan kembali Untuk setiap melakukan kegiatan pekerjaan dan untuk memperlancar kegiatan itu harus dilakukan secara teratur dan dalam bentuk pentahapan yang sistematis, baik sebelum ke dalam bentuk dasar yang menyatakan hubungan antara volume, kecepatan, dan kepadatan arus lalu lintas, seperti persamaan (7) dan (8). S s = = (7) Q = D S s (8). 2.2 Hubungan antara kecepatan rerata waktu dan kecepatan rerata ruang Berikut ini akan dijelaskan hubungan antara kecepatan rerata-waktu dan kecepatan rerata-ruang(wohl and Martin, 1967; Pignataro, 973; Salter, 1978; dan Hobbs, 1979) persamaan (5) dapat dinyatakan kembali dalam bentuk persamaan (9), (10), dan (11). S t = = karena q i = d i.s i (9) S t = D, karena fi = (10) S t =, karena Q = D S s (11) Selanjutnya, persamaan (11) dapat juga dinyatakan dalam bentuk persamaan (12) dan (13). S t = karena (si) 2 = (S s + s i S s ) 2 (12) S t = (13) Mengingat dan 0, maka persamaan (13) dapat disederhanakan menjadi persamaan (14). S t = = S s + dimana σ s = (14) Akhirnya didapatlah hubungan antara kecepatan rerata-waktu dan kecepatan rerata-ruang sebagaimana dinyatakan dalam persamaan (15), (16), dan (17). 3 BAHAN DAN METODE S t = (15) S s = (16) S t = Ss + dimana σs = (17) kegiatan tersebut dilakukan yaitu masih dalam bentuk gagasan, perencanaan, pelaksanaan dan pembuatan keputusan. Kegiatan penelitian ini, hakikatnya adalah Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 29

kegiatan dalam bentuk penelitian dilakukan berdasarkan program kerja berurutan dan saling berkait. Tahapan-tahapan didalam metode penelitian ini, yaitu: a) Penuangan ide atau gagasan yang selanjutnya dituangkan kedalam bentuk latar belakang yang meliputi tujuan/sasaran, pembatasan masalah, penentuan lokasi penelitian dan keterangan pendukung lainnya; b) Melakukan pengkajian studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian rumusrumus yang telah dilakukan perlu untuk dilihat demi lengkapnya pengetahuan tentang penelitian tersebut; Kemudian dilakukan penelitian untuk mendapatkan data yang harus ditetapkan; c) Data kemudian diolah dalam bentuk penghitungan-penghitungan yang berkait, selanjutnya dipakai sebagai dasar analisis; d) Melakukan analisis dengan perumusan yang didapatkan dari pengkajian studi pustaka; dan e) Hasil analisis tersebut dipakai sebagai dasar pembuatan kesimpulan. Selanjutnya untuk lebih memperjelas tahapan-tahapan kegiatan penelitian, secara ringkas disajikan ke dalam bentuk alur diagram program kegiatan. Tahapan kegiatan penelitian, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Latar Belakang : Sasaran dan Batasan Masalah Studi Pustaka : (perhitungan kecepatan) Perhitungan penurunan rumus kecepatan Pemilihan Lokasi dan Kebutuhan Data Pengumpulan Data Pengumpulan Data dan Perhitungan rerata-waktu dan ruang Analisis Data Hubungan kecepatan rerata-waktu dan ruang Gambar 1 Tahapan kegiatan penelitian Dalam penelitian ini variabel terukur adalah kecepatan kendaraan, kecepatan rerata waktu dan kecepatan rerata ruang, kemudian dicari hubungan antara kedua kecepatan tersebut. Lokasi dalam penelitian ini dipilih jalan Tol Jagorawi pada rest I dari Bogor menuju Jakarta. Pengambilan data dilapangan dilakukan pada hari kerja dengan periode pengamatan dari pukul 06.00 sampai 18.00 WIB. Kesimpulan 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Perhitungan Rerata Waktu Pengamatan terhadap kecepatan rerata waktu dilakukan setiap jam dari pukul 06.00-18.00 WIB. Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata waktu dari pukul 06.00 sampai 07.00 WIB, seperti ditunjukkan pada Tabel 1. 30 hal 28-34 aspal beton baja hidro

ISSN 2302-4240 Tabel 1 Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata waktu dari pukul 06.00 sampai 07.00 WIB No. Rentang Nilai Tengah Arus (1) (2) (3) Distribusi Dalam Waktu (%) (4)=((3)/TOT Kepadatan (kendaraan /km) (5) S t (7)=(4)*(2)/ 100 )*100 1 21-30 25 1 0,080 0,040 0,020 2 31-40 35 11 0,876 0,314 0,307 3 41-50 45 90 7,166 2,000 3,225 4 51-60 55 283 22,532 5,145 12,393 5 61-70 65 329 26,194 5,062 17,026 6 71-80 75 218 17,357 2,907 13,018 7 81-90 85 81 6,449 0,953 5,482 8 91-100 95 99 7,882 1,042 7,488 9 101-110 105 27 2,150 0,257 2,257 10 111-120 115 22 1,752 0,191 2,014 11 121-130 125 29 2,309 0,232 2,886 12 131-140 135 23 1,831 0,170 2,472 13 141-150 145 25 1,990 0,172 2,886 14 151-160 155 6 0,478 0,039 0,740 15 161-170 165 5 0,398 0,030 0,657 16 171-180 175 7 0,557 0,040 0,975 TOTAL 1256 100,000 18,595 73,846 Penggunaan cara yang sama, diperoleh hasil perhitungan kecepatan rerata waktu setiap rentang satu jam dari (pukul 06.00-07.00) sampai (pukul 17.00-18.00). Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata waktu setiap rentang satu jam, seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata waktu setiap rentang satu jam Pukul Rerata Waktu 06.00-07.00 73,846 07.00-08.00 78,739 08.00-09.00 73,816 09.00-10.00 77,479 10.00-11.00 77,498 11.00-12.00 76,294 12.00-13.00 75,235 13.00-14.00 76,764 14.00-15.00 77,987 15.00-16.00 81,926 16.00-17.00 76,040 17.00-18.00 82,508 Berdasarkan Tabel 2 ditunjukkan, bahwa diperoleh kecepatan rerata waktu berkisar 73.846 km/jam (terendah) sampai 82.508 km/jam (tercepat). 4.2 Perhitungan Rerata Ruang Pengamatan terhadap kecepatan rerata ruang dilakukan setiap jam dari pukul 06.00-18.00 WIB. Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata ruang dari pukul 06.00 sampai 07.00 WIB, seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 31

Tabel 3 Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata ruang dari pukul 06.00 sampai 07.00 WIB No. Rentang Nilai Tengah Arus Distribusi Dalam Waktu (%) Kepadatan (kendaraan/km) (1) (2) (3) (5) (6)=((5)/TOT)*100 (8)=(6)*(2)/100 1 21-30 25 1 0,040 0,2151 0,054 2 31-40 35 11 0,314 1,6901 0,592 3 41-50 45 90 2,000 10,7554 4,840 4 51-60 55 283 5,145 27,6708 15,219 5 61-70 65 329 5,062 27,2195 17,693 6 71-80 75 218 2,907 15,6312 11,723 7 81-90 85 81 0,953 5,1247 4,356 8 91-100 95 99 1,042 5,6042 5,324 9 101-110 105 27 0,257 1,3828 1,452 10 111-120 115 22 0,191 1,0288 1,183 11 121-130 125 29 0,232 1,2476 1,560 12 131-140 135 23 0,170 0,9162 1,237 13 141-150 145 25 0,172 0,9272 1,344 14 151-160 155 6 0,039 0,2082 0,323 15 161-170 165 5 0,030 0,1630 0,269 16 171-180 175 7 0,040 0,2151 0,376 TOTAL 1256 18,595 100 67,544 S t Penggunaan cara yang sama, diperoleh hasil perhitungan kecepatan rerata ruang setiap rentang satu jam dari (pukul 06.00-07.00) sampai (pukul 17.00-18.00). Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata waktu setiap rentang satu jam, seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata ruang setiap rentang satu jam Pukul Rerata Waktu 06.00-07.00 67,544 07.00-08.00 72,645 08.00-09.00 69,367 09.00-10.00 72,273 10.00-11.00 72.,671 11.00-12.00 72.,106 12.00-13.00 71,242 13.00-14.00 73,019 14.00-15.00 74,940 15.00-16.00 78,717 16.00-17.00 73,125 17.00-18.00 76,938 Berdasarkan Tabel 4 ditunjukkan, bahwa diperoleh kecepatan rerata waktu berkisar 67,544 km/jam (terendah) sampai 76,938 km/jam (tercepat). 4.3 Hubungan Rerata Waktu dan Ruang Hubungan kecepatan rerata waktu dan kecepatan rerata ruang dihitung berdasarkan rentang waktu dari pukul 06.00-07.00 WIB dan penggunaan persamaan (17) S t = S s +, dengan nilai S s = 67,544, σ s = 41,186, sesuai persamaan S t = 67,544 + (41,186/67,544) = 73,846. Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata waktu dari pukul 06.00 sampai 07.00 WIB, seperti ditunjukkan pada Tabel 5. 32 hal 28-34 aspal beton baja hidro

ISSN 2302-4240 No. Rentang kecepatan Tabel 5 Hasil perhitungan untuk kecepatan rerata waktu dari pukul 06.00 sampai 07.00 WIB Nilai Tengah Arus Kepadatan (kendaraan/km) Distribusi Dalam Ruang (%) (1) (2) (3) (5) (6)=((5)/TOT)*100 (8)=(6)*(2)/1 (10)=((9) 2 *(6))/1 (9)=(2)-S 00 s 00 1 21-30 25 1 0,040 0,2151 0,054-42,544 3,893 2 31-40 35 11 0,314 1,6901 0,592-32,544 17,901 3 41-50 45 90 2,000 10,7554 4,840-22,544 54,663 4 51-60 55 283 5,145 27,6708 15,219-12,544 43,542 5 61-70 65 329 5,062 27,2195 17,693-2,544 1,762 6 71-80 75 218 2,907 15,6312 11,723 7,456 8,689 7 81-90 85 81 0,953 5,1247 4,356 17,456 15,615 8 91-100 95 99 1,042 5,6042 5,324 27,456 42,245 9 101-110 105 27 0,257 1,3828 1,452 37,456 19,400 10 111-120 115 22 0,191 1,0288 1,183 47,456 23,169 11 121-130 125 29 0,232 1,2476 1,560 57,456 41,186 12 131-140 135 23 0,170 0,9162 1,237 67,456 41,690 13 141-150 145 25 0,172 0,9272 1,344 77,456 55,626 14 151-160 155 6 0,039 0,2082 0,323 87,456 15,922 15 161-170 165 5 0,030 0,1630 0,269 97,456 15,477 16 171-180 175 7 0,040 0,2151 0,376 107,456 24,838 TOTAL 1256 18,595 100 67,544 425,620 S s σ s Penggunaan cara yang sama, diperoleh hasil perhitungan hubungan kecepatan rerata waktu dan ruang setiap rentang satu jam dari (pukul 06.00-07.00) sampai (pukul 17.00-18.00). Hasil perhitungan untuk hubungan antara kecepatan rerata waktu dan ruang setiap rentang satu jam, seperti ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil perhitungan untuk hubungan antara kecepatan rerata waktu dan ruang setiap rentang satu jam Pukul Rerata Waktu, S t Rerata Ruang, S s Hubungan Antara S t dan S s 06.00-07.00 73,846 67,544 67,544 + (425,620/67,544) 07.00-08.00 78,739 72,645 72,645 + (442,662/72,645) 08.00-09.00 73,816 69,367 69,367 + (308,590/69,367) 09.00-10.00 77,479 72,273 72,273 + (376,246/72,273) 10.00-11.00 77,498 72,671 72,671 + (350,738/72,671) 11.00-12.00 76,294 72,106 72,106 + (301,925/72,106) 12.00-13.00 75,235 71,242 71,242 + (284,455/71,242) 13.00-14.00 76,764 73,019 73,019 + (273,431/73,019) 14.00-15.00 77,987 74,940 74,940 + (228,306/74,940) 15.00-16.00 81,926 78,717 78,717 + (252,599/78,717) 16.00-17.00 76,040 73,125 73,125 + (213,203/73,125) 17.00-18.00 82,508 76,938 76,938 + (428,515/76,938) Berdasarkan Tabel 6 ditunjukkan, bahwa hubungan antara kecepatan rerata waktu dan ruang terdapat pada persamaan kecepatan rerata waktu sama dengan kecepatan rerata ruang ditambah (σ s ) dibagi dengan kecepatan rerata ruang. 5 KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan bahasan, dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu: 1) rerata waktu berkisar 73,846 km/jam sampai 82,508 km/jam. rerata waktu terbesar terjadi pada pukul 17.00-18.00 WIB, sedangkan terendah pada pukul 06.00-07.00 WIB; 2) rerata ruang berkisar 67,544 km/jam sampai 76,938 km/jam. rerata ruang terbesar terjadi pada pukul 17.00-18.00 WIB, sedangkan terendah pada pukul 06.00-07.00 WIB; dan 3) Hubungan antara kecepatan rerata waktu dan ruang terdapat pada persamaan kecepatan rerata waktu sama dengan kecepatan rerata ruang ditambah (σ s ) dibagi dengan kecepatan rerata ruang. DAFTAR PUSTAKA Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 33

Direktorat Jenderal Bina Marga. 1982. Panduan Survey dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas.Jakarta:. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1982. Tata Cara Pelaksanaan Survey Penghitungan Lalu Lintas Cara Manual. Jakarta:. Gerlough, Daniel I., Mattew J Hubber. 1975. Traffic Flow Theory (pp.7-49). New York: Transportation Research Board. Morlok, Edward K. 1985. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi (pp.187). Jakarta: Erlangga. Jakarta. Permana, Budi. 1997. Lebih Lanjut Dengan Microsoft Excel 97. Jakarta: Elek Media Komputindo. Tamin, Ofyar Z. 2003. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi: Ccontoh Soal dan Aplikasi. Bandung: ITB. Wohl, Wohl, Brian V Martin. 1967. Traffic System Analysis (p.332). New York: McGraw-Hill Series in Transportation. 34 hal 28-34 aspal beton baja hidro