BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

BAB I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

I. PENDAHULUAN. fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat dalam detik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan (RisKesDas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I dekade berada pada peringkat ke-3 (Minino et al., 2011). Menurut American

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama anak-anak, lebih suka mengkonsumsi junk food yang penuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi penyebab paling umum dari kecacatan fisik maupun mental pada usia

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN DAN KLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL PADA STROKE ISKEMIK

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kardiovaskuler dan kanker. Di pusat-pusat pelayanan neurologi di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), stroke. merupakan tanda-tanda klinis akibat gangguan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, setelah penyakit jantung dan kanker, dimana setiap tahunnya lebih

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih. Sindrom klinis ini terjadi secara mendadak serta bersifat progresif sehingga menimbulkan kerusakan otak secara akut dengan tanda klinis yang terjadi secara fokal atau global (Lanny, 2013). Stroke iskemik meliputi 85-87% dari semua kasus. Stroke hemoragik merupakan perdarahan intraserebral spontan dan perdarahan subarachnoid, dan mencakup sisa kasus (Morales, 2013). Kejadian serebrovaskular (stroke) di dunia adalah penyebab utama kematian kedua dan penyebab utama kecacatan ketiga (WHO, 2012). Penyakit jantung dan stroke, kanker, diabetes dan penyakit paru-paru membunuh 38 juta orang setiap tahun, banyak di antaranya sebelum mencapai usia 70 tahun (WHO, 2014). Terdapat 16,9 juta insiden stroke di seluruh dunia, dua kali lebih banyak korban yang bertahan hidup, dan 5,9 juta kematian akibat stroke. Prevalensi terbesar stroke yang menempati urutan pertama berada di wilayah Asia dimana dengan jumlah populasi tertinggi di dunia (WHO, 2014). Secara geografi kawasan benua Asia dan Afrika memiliki angka kematian tertinggi terhadap stroke sebesar 120% - 480% per 100.000 populasi, diikuti Amerika selatan 60% - 120% per 100.000 populasi, dan Amerika Utara serta Australia 30% - 60% per 100.000 populasi. Pada penyebarannya di kawasan Asia angka tertinggi di miliki oleh Saint Kitts dan Nevis sebesar 23,9%, Cina sebesar 19,9%, dan paling rendah terdapat di wilayah Haiti dengan presentase sebesar 9,8% (WHO Global Burden of Disease Program, 2004). Jumlah kasus Stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis nakes (Tenaga Kesehatan) tertinggi di Sulawesi Utara (10,8 ), diikuti DI Yogyakarta (10,3 ), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil. Kasus Stroke berdasarkan hasil diagnosis nakes dan disertai gejala nilai tertingginya terdapat di Sulawesi Selatan (17,9 ), DI Yogyakarta (16,9 ), Sulawesi Tengah (16,6 ), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil (RISKESDAS, 2013). Penelitian Finkelstein, dkk (2014) memperkirakan penduduk Indonesia di atas usia 40 tahun diproyeksikan 1

2 meningkat sebesar 34,4% dari 73,4 menjadi 98,7 juta pada 2020. Antara 2010 dan 2020 jumlah prevalensi hipertensi sebagai faktor resiko stroke diperkirakan akan meningkat sebesar 6,8%, sedangkan prevalensi stroke diperkirakan akan meningkat sebesar 20%. Berdasarkan prevalensi yang ada tersebut diprediksikan angka tanggungan ekonomi stroke akan mengalami peningkatan dengan proporsi terbesar yaitu 56,9% dari $0,29 miliar menjadi $0,45 miliar. Stroke dapat diklasifikasikan menjadi stroke iskemik dan hemoragik dengan presentase perbandingan sebesar 87% dan 13%, hal ini menunjukkan bahwa penderita stroke iskemik lebih tinggi dan data ini di peroleh dari American Heart Association (AHA) pada tahun 2012. Stroke iskemik sendiri disebabkan oleh penumpukan thrombus lokal atau embolus yang menyebabkan oklusi arteri serebral (Joseph et al, 2014). Hampir seluruh insiden stroke iskemik merupakan stroke iskemik trombolitik. Jenis stroke ini ditandai dengan penggumpalan darah pada pembuluh darah yang mengarah menuju ke otak. Biasa pula disebut serebral trombosis. Proses trombosis dapat terjadi di dua lokasi yang berbeda, yaitu pembuluh darah besar maupun kecil. Trombosis pada pembuluh darah besar erat kaitannya dengan aterosklerosis, sedangkan trombosis pada pembuluh darah kecil biasanya dialami oleh penderita hipertensi. Kadar kolesterol LDL yang tinggi menjadi pemicu aterosklerosis yang selanjutnya mendorong trombosis di pebuluh darah besar (Lingga L., 2013). Pada penatalaksanaan terapi dini untuk pasien stroke, segera menegakkan diagnosis dan memberikan terapi diagnosis umum dan akut untuk pasien, menentukan terapi spesifik dan terapi penunjang lainnya (Joseph et al, 2014). Penyakit kelainan vaskular dapat ditangani dengan menggunakan terapi obatobatan anti trombosis meliputi antiplatelet, antikoagulan, dan fibrinolitik. Antiplatelet adalah terapi yang sering digunakan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit trombosis (Sargowo D, 2015). Pasien dengan stroke iskemik akut terapi yang digunakan menurut The Stroke Counsil of the American Stroke Association and the American Collage of Chest Physicians hanya ada dua agen farmakologis dengan kelas I adalah tissue plasminogen activator IV (tpa) sebagai first line dan antiplatelet sebagai second line (Joseph et al, 2014). Pada terapi penangan sekunder biasanya digunakan terapi

3 antiplatelet (non-kardioembolik), kardioembolik (terutama anti fibrilasi), hipertensi, antikoagulan, kolesterol, dan operasi/pembedahan. Terapi antiplatelet sendiri yang dapat digunakan seperti Aspirin, Dipiridamol, dan Clopidogrel (National Stroke Foundation, 2010). Pada study dengan judul Aspirin plus Clopidogrel as Secondary Prevention after Stroke or Transient Ischemic Attack: A Systematic Review and Meta-Analysis menjelaskan tentang perbandingan penggunaan kombinasi Aspirin dan Clopidogrel dengan Aspirin tunggal pada pencegahan setelah stroke atau Transient Ischemic Attack (TIA). Di dapat hasil dari 8 RCT (20.728 pasien) yang termasuk dalam semua analisis. Penggunaan kombinasi Aspirin dan Clopidogrel pada jangka waktu singkat ( 3 bulan) efektif untuk menurunkan resiko stroke recurrence tanpa memberikan efek samping resiko stoke hemorrhagic dan pendarahan utama (Zhang et al, 2014). Suatu sub-analisis dari percobaan The Fast Assessment of Stroke and TIA to prevent Early Recurrence (FASTER) terhadap pasien dengan stroke minor dan TIA yang kambuh dalam 24 jam. Total 392 pasien yang diberikan Clopidogrel (75mg/hari dengan 300mg loading dose) dan Aspirin 81mg/hari denga Aspirin dan Simvastatin 40mg/hari atau placebo selama 90 hari. Dimana di dapat resiko kambuhnya stroke sebesar 7,1% pada terapi kombinasi (Clopidogrel dan Aspirin) dan 10,8 % pada monoterapi Aspirin. Pada percobaan Clopidogrel in High-risk patients with Acute Nondisabling Cerebrovascular Events (CHANCE) percobaan jangka pendek terhadap terapi kombinasi (Clopidogrel dan Aspirin), dari total 5170 pasien dengan resiko tinggi TIA atau stroke minor setelah 90 hari di follow-up, peningkatan resiko secara signifikan sebesar 32% terhadap kekambuhan stroke terlihat pada kelompok terapi kombinasi (Clopidogrel dan Aspirin) jika dibandingkan dengan terapi tunggal Aspirin saja, tanpa peningkatan resiko pendarahan sedang atau berat atau pendarahan intracranial. Meta-analisis mengkombinasi study CHANCE dengan 13 study sebelumnya pada populasi lainnya di dunia dan didapatkan kesimpulan yang sama (Cheng et al, 2015). Berdasarkan latar belakang dan beberapa penelitian diatas, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui pola penggunaan antiplatelet khususnya Clopidogrel pada pasien stroke iskemik, sehingga diharapkan menurunkan angka kematian serta

4 kecacatan pada pasien penderita. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dengan pertimbangan bahwa rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan dan terbesar di kota Situbondo. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah ada maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Bagaimana pola penggunaan clopidogrel sebagai antiplatelet meliputi dosis, cara, frekuensi, dan interval pemberian obat pada pasien dengan terapi stroke iskemik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui pola penggunaan clopidogrel pada pasien dengan terapi stroke iskemik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer Rahem guna untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas hidup pasien. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui pola penggunaan clopidogrel sebagai obat antiplatelet meliputi dosis, cara, frekuensi, dan interval pemberian obat serta dihubungkan dengan data laboratorium dan data klinik pada pasien dengan terapi stroke iskemik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo. 2. Mengetahui pola penggunaan obat pada pasien stroke iskemik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti 1. Dapat mengetahui penatalaksanaan terapi pada pasien stroke terkhusus pada pasien dengan stroke iskemik sehingga sebagai farmasis nantinya dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien dan dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya. 2. Mampu menjelaskan dengan baik dalam proses pemberian informasi tentang pola penggunaan clopidogrel sebagai obat antiplatelet dalam

5 penanganan pasien dengan kasus stroke yang nantinya dapat meningkatkan kulitas hidup pasien. 1.4.2. Bagi Rumah Sakit 1. Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan baik klinisi maupun farmasis terutama yang berkaitan dalam pelayanan di bidang Farmasi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo. 2. Sebagai bahan masukan bagi Komite Medik Farmasi dan Terapi dalam memberika rekomendari pengobatan pada pasien khususnya pasien stroke iskemik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo. 3. Sebagai data awal DUS (Drug Utilization Study) yang dapat dimanfaatkan oleh instalasi farmasi yang nantinya dapat digunakan pada saat pengadaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo.