UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyebab kematian ketiga didunia, dengan angka mortalitas tertinggi di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah. Dari data WHO, sekitar 5,71 juta orang meninggal karena stroke pada tahun 2004, dan diperkirakan angka ini akan terus meningkat mencapai 6,3 juta pada tahun 2015 dan 7,8 juta pada tahun Pada tahun 2001, 85,5% kasus kematian stroke terjadi di negara berkembang, dan berkurangnya DALYs (Disability-Adjusted Life Years) tujuh kali lebih tinggi dibanding dengan negara maju. (de Jesús Llibre, 2010) Penelitian menyatakan, di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah dengan nilai rerata pasien yang terserang stroke juga terjadi di negara maju. Akan tetapi pasien di negara berkembang mempunyai akses yang terbatas untuk segera ke rumah sakit dan ini berarti pasien memiliki kecenderungan untuk meninggal sebelum mendapatkan pengobatan. Satu alasan utama mengapa stroke sangat disorot di negara berkembang, karena dari tahun ke tahun insidensi stroke di negara maju semakin menurun karena digalakkannya prevensi. Adanya bahwa kasus stroke menurun 42% dari tahun 1970 sampai 2008 di negara maju. Kasus stroke pada waktu yang sama meningkat 100% di negara berkembang. (Sherlock, 2009) Kejadian penyakit otak yang hampir serupa dengan serangan jantung adalah stroke. Aliran darah harus tetap mengalir ke jaringan-jaringan otak supaya tetap berfungsi. Obstruksi bisa terjadi karena oleh karena bekuan darah yang berjalan ke otak, atau adanya penyempitan atau pecahnya pembuluh darah, aliran darah akan terhenti. Otak akan kehilangan suplai energi, diikuti dengan kerusakan jaringan dan berujung menjadi stroke. 1

2 2 Tiap tahunnya 15 juta orang didunia terkena stroke, dengan 5 juta pasien meninggal dunia, 5 juta pasien sisanya mengalami kecacatan permanen yang menyebabkan beban pada komunitas dan keluarga. Stroke tidak umum untuk pasien yang berumur kurang dari 40 tahun, apabila hal ini terjadi penyebab utama adalah tekanan darah tinggi. Faktor risiko mayor stroke hampir sama dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, seperti hipertensi, penggunaan tembakau. Insidensi stroke mengalami penurunan pada banyak negara maju, dikarenakan penanganan yang baik terhadap tekanan darah tinggi dan penurunan penggunaan tembakau. Kejadian stroke masih terus meningkat dikarenakan populasi lansia yang meningkat. (Mackay, 2004) Stroke merupakan masalah kesehatan dan perlu mendapat perhatian khusus. Stroke mengakibatkan penderitaan pada penderitanya, beban sosial ekonomi bagi keluarga-penderita, masyarakat, dan negara. Stroke dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang usia. Di Indonesia, setiap 1000 orang, 8 orang diantaranya terkena stroke. Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke. (DEPKES RI, 2011) Pencegahan memegang peranan penting dalam mencegah morbiditias dan mortalitas dari stroke. Diperkirakan 50% dari kasus stroke bisa tidak terjadi melalui pengontrolan faktor risiko dan perubahan gaya hidup. Diantara faktorfaktor risiko stroke, TIA (Transient Ischemic Attack) berperanan penting terhadap kejadian stoke (10% dalam 90 hari dan 5% dalam 2 hari), hipertensi juga berperan penting dalam kejadian stroke baik stroke iskemik maupun stroke hemorhagik. Diabetes melitus hampir meningkatkan risiko stroke tiga kali lipat sedangkan merokok berisiko dua kali lipat. Atrial fibrilasi, meskipun terkadang asimptomatik dan tidak terdeteksi bisa meningkatkan faktor risiko lima kali lipat disegala usia. Sedangkan pasien dengan kadar HDL (High Density Lipid) juga ditemukan meningkatkan kejadian stroke. Prevensi primer yang biasanya

3 3 dilakukan adalah dengan mengobati hipertensi dengan menggunakan statin dan ACEIs (Angiotensin-Converting Enzym Inhibitors). Perubahan gaya hidup juga sangat diperlukan untuk mencegah stroke. (Di Legge, 2012) Berdasarkan JNC 7 (Joint of National Committee) tekanan darah diklasifikasikan menjadi ; tekanan darah normal <120/80 mmhg, prehipertensi /80-89 mmhg, hipertensi derajat /90-99 mmhg, dan hipertensi derajat 2 160/100 mmhg. (U.S DEPARTMENT of Health and Human Services, 2004) Tekanan darah tinggi biasanya tidak memiliki gejala akan tetapi merupakan faktor risiko stroke terbesar. Baik perubahan hidup dan obat-obatan dapat membantu seseorang untuk menurunkan tekanan darah dan juga menurunkan faktor risiko stroke. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontol dapat menyebabkan sekitar 50% kejadian stroke karena dapat menyebakan blockage (stroke iskemik). Dan juga meningkatkan risiko pendarahan otak (stroke hemorhagik). Tekanan darah yang optimal adalah 120/80 mmhg. (Stroke Association UK, 2012) Hipertensi sering juga disebut the silent killer karena seseorang bisa sama sekali tidak mempunyai gejala meskipun tekanan darahnya tinggi, semakin tinggi tekanan darah, akan membuat dinding membuluh darah menebal dan memburuk dan tiba-tiba terkena serangan stroke. Semakin tinggi tekanan darah dinding pembuluh darah yang menebal dapat memicu pelepasan kolesterol atau substansi lemak lainnya dari pembuluh darah dan dapat memblok arteri otak. Ataupun semakin tingginya tekanan darah dapat lebih memicu pecahnya pembuluh darah otak. (National Stroke Association, 2013) Hipertensi merupakan salah satu risiko terkuat yang bisa dimodifikasi untuk prevensi stroke. Mengkontrol tekanan darah tidak hanya mencegah stroke tapi juga untuk prevensi dari kegagalan organ lainnya, seperti penyakit ginjal atau gagal jantung. JNC7 merekomendasikan untuk menurunkan tekanan darah sampai kurang dari 140/90 mmhg (atau kurang dari 130/80 mmhg pada pasien diabetes).

4 4 Target tekanan darah yang optimal masih diteliti lebih lanjut pada eksperimental yang masih berjalan. Secara keseluruhan, terapi antihipertensi dapat mengurangi angka kejadian stroke dari 35% sampai 44%. Akan tetapi kurang dari 25% pasien hipertensi diseluruh dunia yang mengkontrol tekanan darahnya. (Rundek, 2008) Stroke sangat berhubungan kuat dengan hipertensi, karena hipertensi berhubungan kuat dengan atheromatous deposits blocking atau mempersempit arteri-arteri di otak, yang dapat memicu pembentukan klot lokal. Atheroma dan konsekuensi iskemiknya dapat merusak arteriol serebral dan jaringan otak. Infark serebral lebih umum dijumpai dibanding dengan hemorhagik serebral spontan. Hal ini sangat jelas dengan menurunkan tekanan darah dapat mengurangi risiko dan luas pendarahan di otak apabila sudah terjadinya pecahnya dinding arteriolar, akan tetapi masih belum jelas mengapa penurunan tekanan darah dapat melindungi dari infark serebral. (CJ Dickinson, 2003) Meskipun hipertensi disebut sebagai faktor risiko terkuat, apabila hipertensi dikesampingkan, faktor-faktor lain juga masih bisa menjadi penyebab stroke, seperti karakteristik biologis dan sosiodemografis, faktor gaya hidup (penuaan, merokok, gaya hidup sedentari, konsumsi alkohol, dan diabetes) yang tidak memiliki tekanan darah tinggi juga bisa dipertimbangkan sebagai faktor risiko stroke. (Li, 2005) B. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan yang telah diutarakan, maka rumusanrumusan masalah adalah : 1. Stroke masih menjadi penyebab kematian ketiga didunia dan menyebabkan berbagai beban bagi pasien, keluarga, dan lingkungan sekitar.

5 5 2. Pengetahuan negara berkembang tentang gejala-gejala stroke sedikit sekali, dan banyaknya keterlambatan ke rumah sakit setelah terjadinya serangan. 3. Faktor risiko yang berperan terhadap kejadian stroke adalah hipertensi, akan tetapi pasien masih meremehkan hal ini. 4. Semakin tinggi tekanan darah, semakin pula seseorang memiliki risiko terserang stroke. 5. Standarisasi tekanan darah pasien dimana pasien dapat terkena stroke masih belum ditemukan. Pada hipertensi derajat dua, pasien semakin rentan terkena stroke, dimana fisiologi tubuh sudah terlalu banyak mengompensasi kondisi abnormal. 6. Adanya teori dimana hipertensi tidak selalu menjadi penyebab terjadinya stroke yang paling utama, dikarenakan faktor-faktor risiko lain yang bisa berpengaruh terhadap kejadian stroke, tanpa pasien tersebut memiliki riwayat hipertensi. C. Pertanyaan Penelitian Apakah ada pengaruh hipertensi derajat dua terhadap kejadian stroke di RS Bethesda? D. Tujuan Penelitian Untuk dapat mengetahui tentang pengaruh hipertensi derajat dua terhadap kejadian stroke.

6 6 E. Manfaat Penelitian A. Bagi pasien Untuk lebih menjaga tekanan darah supaya tetap berada dikisaran normal. B. Bagi keluarga pasien Untuk membantu pasien, anggota keluarga lain, ataupun diri sendiri untuk menjaga tekanan darah supaya tetap berada dikisaran normal. C. Bagi institusi kesehatan Untuk menggalakan promotif, preventif, dan kuratif bagi pasien dengan hipertensi supaya mengurangi angka kejadian stroke. F. Keaslian Penelitian Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya yang dilakukan didaerah lain dengan perbedaan spesifik baik geografi, demografi termasuk sosial budaya diantaranya. Peneliti Topik Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil John (2003) Strokes and Their Relationship to Hypertension - Tujuan - Variabel - Deskriptif Menurunkan tekanan darah dapat mencegah stroke Jehangir (2006) Frequency of Hypertension in Stroke Patients Presenting at Ayub Teaching Hospital - Variabel - Tujuan - Kohort retrospektif - Lokasi Hipertensi merupakan faktor risiko yang paling utama terhadap kejadian stroke

7 7 Kaddumukasa (2012) Olaf (2000) Li (2005) Prevalence of Hypertension among Post Stroke Patients in Africa : A Case-Control Study Control of Blood Pressure and Risk of Stroke Among Pharmacologica lly Treaty Hypertensive Patients Risk Factors for Stroke in Subjects with Normal Blood Pressure - Variabel - Case control - Variabel - Case control -Tujuan - Tujuan - Lokasi - Tujuan - Lokasi -Kohort -Lokasi -Variabel Pasien dengan hipertensi lebih rentan terkena stroke. Pasien dengan hipertensi yang dikontrol mengurangi kejadian stroke Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi lainnya selain hipertensi akan berpengaruh terhadap kejadian stroke pada pasien tidak hipertensi Pada - yang sudah dilakukan sebelumnya, belum ada yang menyatakan tekanan darah yang pasti sehingga pasien dapat terkena stroke. Pasien yang terkena stroke memiliki tekanan darah yang bervariasi, akan tetapi dinyatakan secara jelas bahwa hipertensi memiliki dampak penting akan terjadinya stroke, namun hal ini masih terus disepelekan. Maka tentang pengaruh hipertensi derajat dua terhadap kejadian stroke di RS Bethesda ini dilakukan supaya melihat seberapa besar pengaruh hipertensi derajat dua terhadap kejadian stroke dibanding dengan derajat hipertensi yang lain.