BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. a. Bagian ujung sebelah timur :110 57' 33,70" B.T. b. Bagian ujung sebelah barat: ' 6,79" B.T.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

BAB IV GAMBARAN UMUM

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Katalog BPS :

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

PERKEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO ANTARA TAHUN 2008 DAN 2013

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

NO KATALOG :

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,

KATALOG BPS:

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

SAMBUTAN. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-nya kepada kita sekalian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU,

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II Wilayah Sukoharjo

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO 3.1 Letak Geografis dan Pembagian Wilayah Kabupaten Sukoharjo 3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo mempunyai posisi yang strategis, yakni letaknya yang bersebelahan langsung dengan Kota Surakarta. Kota Surakarta merupakan kawasan perkotaan terbesar kedua di Provinsi Jawa Tengah. Disamping itu, Kabupaten Sukoharjo juga terletak di persimpangan jurusan Semarang, Yogyakarta, Solo dan termasuk di dalam kawasan strategis SUBOSUKA WONOSRATEN (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten) yang dapat mendukung perkembangan pembangunan, khususnya bidang-bidang potensial di Kabupaten Sukoharjo. Secara geografis, Kabupaten Sukoharjo terletak pada 110 0 57 33,70-110 0 42 6,79 BT dan 7 0 32 17.00-7 0 49 32.00 LS. Sebagai salah satu kabupaten di jawa Tengah, Kabupaten Sukoharjo terletak diantara 6 (enam) Kabupaten/Kota, yang berbatasan langsung secara administratif sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar 2. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar 3. Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri 4. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten Sebelah utara Kecamatan Baki, Kecamatan Grogol dan Kecamatan Mojolaban adalah Kota Surakarta. Sedangkan tiga kecamatan yang dilalui oleh jalur lintas provinsi adalah Kecamatan Nguter, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Grogol. 3.1.2 Pembagian Wilayah Kabupaten sukoharjo Luas Kabupaten Sukoharjo adalah 46.666 Ha atau sekitar 1,435 Luas Wilayah Provinsi Jawa Tengah, dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Polokarto dengan luas 6.218 Ha (13,32%) dan wilayah terkecil adalah Kecamatan Kartasura yaitu seluas 1.923 Ha (4,12%).

Kecamatan Weru : 4.198 Ha Kecamatan Bulu : 4.386 Ha Kecamatan Tawangsari : 3.998 Ha Kecamatan Sukoharjo : 4.458 Ha Kecamatan Nguter : 5.88 Ha Kecamatan Bendosari : 5.299 Ha Kecamatan Polokarto : 6.218 Ha Kecamatan Mojobalan : 6.554 Ha Kecamatan Grogol : 3.000 Ha Kecamatan Baki : 2.197 Ha Kecamatan Gatak : 1.947 Ha Kecamatan Kartasura : 1.923 Ha Kabupaten Sukoharjo terbagi dalam 12 Kecamatan, 150 Desa dan 17 Kelurahan, 463 Dukuh, 1.473 Rukun Warga (RW) dan 4.684 Rukun Tetangga (RT). Kecamatan Polokarto merupakan Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak yaitu 17 desa dan Kecamatan dengan jumlah desa terkecil adalah Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Kartasura dengan masing-masing jumlah desa sebanyak 12 desa. Kecamatan Tabel III. 1 : Pembagian Wilayah Administrasi Kab. Sukoharjo Banyaknya Desa Kelurahan Dukuh RT RW Weru 13 0 47 398 137 Bulu 12 0 41 245 102 Tawangsari 12 0 38 320 115 Sukoharjo 0 14 0 449 141 Nguter 16 0 55 352 122 Bendosari 13 1 43 320 110 Polokarto 17 0 52 372 124 Mojolaban 15 0 52 537 160 Grogol 14 0 39 639 145 Baki 14 0 35 360 110 Gatak 14 0 32 262 92 Kartasura 10 12 29 430 115 Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2017

Sumber: RTRW Kabupaten Sukoharjo, 2017 Gambar 3. 1 Peta Pembagian Wilayah Kab. Sukoharjo

Jika dilihat dari Peta Pembagian Wilayah Kabupaten Sukoharjo, kecamatan yang dilalui oleh jalur arteri primer adalah Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Gatak. Kecamatan yang dilalui oleh jalan kolektor primer adalah Kecamatan Nguter, Sukoharjo dan Tawangsari. Sedangkan kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Surakarta meliputi Kecamatan Mojolaban, Grogol, Baki, dan Kartasura. 3.2 Kondisi Fisik Dasar 3.2.1 Curah Hujan Pada tahun 2014 curah hujan di Kabupaten Sukoharjo lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tercatat rata-rata curah hujan sebesar 1.555 mm dan hari hujan hanya 96 hari. Adapun curah hujan pada tahun 2013 mencapai 2.026 mm. Kabupaten Sukoharjo memiliki curah hujan yang hampir merata pada semua wilayahnya. Berdasarkan data banyaknya curah hujan menurut bulan dan kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2016, diketahui curah hujan di Kabupaten Sukoharjo dalam satu tahun 3.015 mm. Curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 5.288 mm. 0-8% 8-15% Sumber: RTRW Kabupaten Sukoharjo, 2017 Gambar 3. 2 Peta Curah Hujan Kab. Sukoharjo

Rata-rata Curah Hujan 600 500 400 300 200 100 - Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo, 2017 Gambar 3. 3 Rata-rata Curah Hujan Tahun 2012-2016 Kabupaten Sukoharjo Curah hujan di Kabupaten Sukoharjo dengan intensitas tinggi terjadi pada Tahun 2016. Pada Tahun 2016, curah hujan terjadi di sepanjang tahun. Sedangkan pada tahun sebelumnya, terlihat jika pada bulan-bulan tertentu ada yang tidak mengalami hari hujan. Wilayah dengan curah hujan tertinggi sepanjang tahun adalah Kecamatan Bendosari dengan rata-rata curah hujan lima tahun terakhir sebesar 2.385 mm/tahun dan Kecamatan Grogol dengan curah hujan sebesar 2.311 mm/tahun. 2016 2015 2014 2013 2012 Tabel III. 2 : Banyaknya Curah Hujan Tahun 2012-2016 Drinci Per Kecamatan Kecamatan Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata (mm/thn) Weru 1.694 1.795 1.976 1.965 2.977 2.081 Bulu - - 679 1.719 3.918 2.105 Tawangsari 1.704 2.033 1.65 1.596 3.243 2.045 Sukoharjo 1.937 2.186 1.651 1.732 2.776 2.056 Nguter 2.535 2.482 1.899 1.751 2.697 2.273 Bendosari 2.205 2.21 2.093 2.244 3.173 2.385 Polokarto 1.866 1.578 1.325 1.593 2.141 1.701 Mojolaban 1.523 2.041 1.652 2.052 3.187 2.091 Grogol 2.263 1.889 1.796 2.129 3.48 2.311 Baki 1.657 1.713 1.464 1.881 2.874 1.918 Gatak 1.092 1.186 1.108 1.299 2.424 1.422 Kartasura 1.226 1.642 1.324 1.9 3.287 1.876 Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo, 2017

3.2.2 Kelerengan Kabupaten Sukoharjo berada pada ketinggian wilayah antara 125 80 dpal. Tempat tertinggi di atas permukaan air laut adalah Kecamatan Polokarto yaitu 125 m dpal, dan yang terendah adalah Kecamatan Grogol yaitu 80 m dpal. Berdasarkan relief, Kabupaten Sukoharjo dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu daerah datar meliputi Kecamatan Kartasura, Baki, Gatak, Grogol, Sukoharjo, dan Mojolaban, sedangkan daerah yang miring meliputi Kecamatan Polokarto, Bendosari, Nguter, Bulu dan Weru. Sumber: RTRW Kabupaten Sukoharjo, 2017 Gambar 3. 4 Peta Kelerengan Kab. Sukoharjo Jika diperhatikan melalui peta kelerengan terdapat 10 kecamatan yang didominasi pada kelerengan datar. Pada Kecamatan Polokarto didominasi oleh kelerengan cenderung agak curam dengan skor 40 yaitu 5-15% dan 15-40%, dan Kecamatan Bulu didominasi oleh kelerengan cenderung curam dan sangat curam yaitu dengan skor 70 dan 100 atau pada kelas kelerengan 15-40% dan >40%.

3.2.3 Jenis Tanah Wilayah Kabupaten Sukoharjo memiliki enam jenis tanah yang berbeda. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis gromosol yang tersebar di bagian tengah, yaitu pada Kecamatan Mojolaban, Polokarto, Bendosari, Nguter, Tawangsari, dan Bulu. Kemudian jenis aluvium pada Kecamatan Baki, Grogol, Sukoharjo dan Nguter. Jenis Latosol pada Kecamatan Polokarto, Bendosari, dan Nguter. Jenis regosol pada ujung bagian barat, yaitu Kecamatan Kartasura, Gatak, Weru dan Tangsari. Lalu jenis litosol banyak terdapat pada Kecamatan Tawangsari dan Bulu. Sedangkan yang paling sedikit ditemukan adalah jenis mediteran yang banyak ditemui di Kecamatan Mojolaban. 3.2.4 Penggunaan Lahan Sumber: RTRW Kabupaten Sukoharjo, 2017 Gambar 3. 5 Peta Jenis Tanah Kab. Sukoharjo Menurut penggunaan lahan, wilayah Kabupaten Sukoharjo terdiri dari lahan sawah sebesar 44,18% (20.617 Ha) dan lahan bukan sawah sebesar 55,82 % (26.049 Ha). Dari lahan sawah yang mempunyai pengairan teknis seluas 14.655 ha (71,08%), irigasi setengan teknis

2.161 ha (10,47%), irigasi sederhana 1.967 ha (9,54%) dan tadah hujan seluas 1.834 ha (8,89%). Lahan bukan sawah terdiri dari tanah kering 24.951 Ha (95,87 %), hutan negara 390 Ha (1,49 %) serta perkebunan negara 708 Ha (2,64 %). Adapun wilayah kecamatan dengan perbandingan luas lahan sawah lebih besar dibandingkan dengan luas lahan kering terdapat di Kecamatan Sukoharjo, Mojolaban, Baki dan Gatak. Untuk kecamatan lainnya, penggunaan lahan kering lebih dominan dibandingan dengan penggunaan lahan sawah. Dari luas tanah kering yang ada, peruntukkan pekarangan mendominasi luasan yang ada, yaitu seluas 16.761 Ha (67,17 % dari luas tanah kering). Kecamatan Tabel III. 3 : Luas Penggunaan Lahan Kab. Sukoharjo 2016 Lahan Sawah (Ha) Tanah Kering (Ha) Lahan Bukan Sawah Hutan Negara (Ha) Perkebunan (Ha) Weru 2.031 2.167 0 0 4.198 Bulu 1.131 2.877 378 0 4.386 Tawangsari 1.677 2.309 12 0 3.998 Sukoharjo 2.363 2.095 0 0 4.458 Nguter 2.418 3.070 0 0 5.488 Bendosari 2.528 2.771 0 0 5.299 Polokarto 2.453 3.057 0 708 6.218 Mojolaban 2.161 1.393 0 0 3.554 Grogol 934 2.066 0 0 3.000 Baki 1.241 956 0 0 2.197 Gatak 1.209 738 0 0 1.947 Kartasura 471 1.452 0 0 1.923 20.617 24.951 390 708 46.666 2015 20.643 24.925 390 708 46.666 2014 20.814 24.754 390 708 46.666 2013 20.858 24.710 390 708 46.666 2012 21.010 24.558 390 708 46.666 2011 21.054 24.514 390 708 46.666 2010 21.287 24.281 390 708 46.666 Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2017 Wilayah kecamatan dengan luas lahan sawah terbesar berada di Kecamatan Bendosari dengan luas 2.528 Ha (12,26 %), sedangkan luas lahan sawah terkecil terletak di Kecamatan Kartasura dengan luas 471 Ha (2,28 %). Lahan sawah yang diusahakan sebagain besar merupakan sawah irigasi teknis, yaitu dengan luas 14.655 Ha (71,08%).

30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, 2017 Gambar 3. 6 Fluktuasi Perkembangan Luas Lahan Sawah dan Lahan Bukan Sawah Dari tahun 2010 hingga tahun 2016 terlihat jika lahan sawah cenderung mengalami pengurangan, dan sebaliknya luas lahan bukan sawah mengalami perluasan. Meskipun secara umum lahan sawah cenderung mengalami pengurangan dalam kurun waktu 7 tahun terakhir, namun luas lahan sawah irigasi setengah teknis pada tahun 2016 masih terlihat lebih luas dibandingkan dengan tahun 2010. Adapun secara matematis, laju pertumbuhan luas lahan sawah irigasi setengah teknis dari Tahun 2010 hingga Tahun 2016 adalah 1,12%. Sumber: RTRW Kabupaten Sukoharjo, 2017 Gambar 3. 7 Peta Penggunaan Lahan Kab. Sukoharjo

3.3 Kondisi Kependudukan dan Ketenagakerjaan 3.3.1 dan Kepadatan Penduduk Seperti kondisi yang wajar, perkembangan penduduk di wilayah Kabupaten Sukoharjo secara keseluruhan menunjukkan trend pertumbuhan, dengan laju pertumbuhan rata-rata 0,9875. Penurunan jumlah penduduk justru terjadi pada kurun waktu 2 tahun terakhir, dimana data jumlah penduduk Tahun 2015 sebesar 875.917 jiwa turun menjadi 871.397 jiwa pada Tahun 2016. Berdasarkan data 18 tahun terakhir, jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Sukoharjo terdata lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki, dengan angka sex ratio rata-rata dalam kurun waktu 18 tahun terakhir adalah 97,80. Angka tersebut mengartikan jika dalam 100 perempuan terdapat 98 laki-laki.perkembangan penduduk beserta angka pertumbuhannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel III. 4 : Pertumbuhan Penduduk Kab. Sukoharjo Tahun 1999 2016 Tahun Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan Pertumbuhan/tahun (%) Sex Ratio 1999 382.252 393.855 776.107 1,00 97,05 2000 386.931 401.395 788.326 1,57 96,40 2001 392.518 403.162 795.680 0,93 97,36 2002 396.068 406.434 802.502 0,86 97,45 2003 399.290 409.521 808.811 0,79 97,50 2004 402.725 412.364 815.089 0,78 97,66 2005 405.831 415.382 821.213 0,75 97,70 2006 408.506 417.783 826.289 0,62 97,78 2007 411.340 420.273 831.613 0,64 97,87 2008 414.292 422.987 837.279 0,66 97,94 2009 417.276 425.851 843.127 0,70 97,99 2010 419.438 427.540 846.978 0,46 98,10 2011 421.776 429.381 851.157 0,49 98,23 2012 425.008 432.413 857.421 0,74 98,29 2013 428.159 435.534 863.693 0,73 98,31 2014 431.086 438.395 869.481 0,67 98,33 2015 434.278 441.639 875.917 0,74 98,33 2016 431.686 439.711 871.397 0,83 98,17 Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2017

11 Trenline pertumbuhan positif secara umum terjadi di wilayah Kabupaten Sukoharjo, meskipun pada Tahun 2016 mengalami penurunan secara umum. Penurunan jumlah terjadi pada wilayah Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, Polokarto dan Gatak. 900 880 860 840 820 800 780 760 740 720 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan Penduduk Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, 2017 Gambar 3. 8 Fluktuasi Pertumbuhan Penduduk di Kab. Sukoharjo Dilihat secara time series sejak tahun 2000-2014 beberapa kecamatan mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat seperti Kecamatan Sukoharjo, Mojolaban, Grogol, Baki, Gatak dan Kartasura. Hal ini ada kemungkinan bahwa pengaruh lokasi geografis Kabupaten Sukoharjo yang dekat dengan Kota Surakarta menjadikan pertumbuhan penduduk Kabupaten Sukoharjo terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Disamping itu posisi Kabupaten Sukoharjo juga menarik banyak insvestor yang menyebabkan pertumbuhan di Kabupaten Sukoharjo terus mengalami peningkatan. Kecamatan Grogol merupakan kecamatan yang memiliki penduduk paling banyak. Kondisi kependudukan di Kecamatan Grogol pada Tahun 2000-2014 terus mengalami peningkatan jumlah penduduk. Begitu pula dengan Kecamatan Kartasura. Hal ini pula jika dilihat dari posisi geografisnya letak dua Kecamatan ini bersebelahan langsung dengan Kota Surakarta dan dilalui jalur lintas provinsi Jawa Tengah-D.I.Y.

Kecamatan Tabel III. 5 : Presentase Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2000,2005, 2010 dan 2014 Penduduk Tahun 2000 Tahun 2005 Tahun 2010 Tahun 2014 Presentase % Penduduk Presentase % Penduduk Presentase % Penduduk Presentase % Grogol 92,767 11.77% 98,645 12.01% 104,055 12.29% 108,649 12.50% Kartasura 83,744 10.62% 87,958 10.71% 92,145 10.88% 95,810 11.02% Sukoharjo 76,817 9.74% 81,850 9.97% 85,166 10.06% 87,280 10.04% Mojolaban 72,054 9.14% 76,547 9.32% 79,427 9.38% 82,559 9.50% Polokarto 70,583 8.95% 72,974 8.89% 74,900 8.84% 75,971 8.74% Weru 64,729 8.21% 66,161 8.06% 66,893 7.90% 67,789 7.80% Nguter 64,216 8.15% 64,287 7.83% 64,528 7.62% 65,076 7.48% Bendosari 62,131 7.88% 65,303 7.95% 67,734 8.00% 68,981 7.93% Tawangsari 56,676 7.19% 57,776 7.04% 58,885 6.95% 59,483 6.84% Bulu 51,009 6.47% 51,596 6.28% 51,418 6.07% 51,666 5.94% Baki 48,802 6.19% 51,155 6.23% 53,055 6.26% 55,318 6.36% Gatak 44,798 5.68% 46,961 5.72% 48,772 5.76% 50,899 5.85% 788,326 100% 821,213 100% 846,978 100% 869,481 100% Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2000-2014 Kepadatan penduduk di Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2014 mencapai 1.863 jiwa/km2. Wilayah dengan kecepatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Kartasura, Kecamatan Kartasura memiliki luas wilayah paling kecil yaitu 19,23 km 2 dengan penduduk yang paling banyak menyebabkan kecamatan ini menjadi daerah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu mencapai 6.600 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah terletak di Kecamatan Bulu dengan luas wilayah 43,86 km 2 yaitu 633 jiwa/km 2 dan Nguter dengan luas wilayah 54.88 km 2 memiliki kepadatan penduduk sebesar 736 jiwa/km 2. Meskipun Kecamatan Bulu dan Nguter memiliki kepadatan rendah, namun jumlah penduduk setiap tahunnya sejak tahun 2000 hingga 2014 mengalami peningkatan, meskipun tidak signifikan. Sedangkan Kecamatan Polokarto dengan luas wilayah terluas yaitu 62,18 km 2 memiliki kepadatan penduduk terendah juga ditahun 2014 yaitu 1.222 jiwa/km 2. Selanjutnya rincian kepadatan penduduk pada Kabupaten Sukoharjo dari Tahun 2000-2014 diurutkan menurut tingkat kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel III.6 sebagai berikut:

13 Tabel III. 6 : Tingkat Kepadatan Penduduk Kab. Sukoharjo Menurut Kecamatan (Jiwa/Km 2 ) Kecamatan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo (Jiwa) 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 Kartasura 5,041 4,982 4,925 4,885 4,832 4,792 4,736 4,681 4,627 4,594 4,574 4,539 4,494 4,461 4,409 4,355 Grogol 3,658 3,622 3,585 3,542 3,501 3,469 3,441 3,410 3,371 3,333 3,288 3,242 3,188 3,149 3,105 3,092 Gatak 2,643 2,614 2,586 2,554 2,526 2,505 2,493 2,468 2,450 2,429 2,412 2,392 2,374 2,350 2,327 2,301 Baki 2,543 2,518 2,493 2,467 2,438 2,415 2,408 2,382 2,361 2,345 2,328 2,320 2,314 2,300 2,283 2,221 Mojolaban 2,347 2,323 2,299 2,277 2,252 2,235 2,224 2,208 2,195 2,174 2,154 2,133 2,108 2,078 2,056 2,027 Sukoharjo 1,969 1,958 1,947 1,933 1,921 1,910 1,901 1,883 1,867 1,852 1,836 1,816 1,795 1,774 1,750 1,723 Weru 1,623 1,615 1,606 1,602 1,598 1,593 1,592 1,590 1,586 1,579 1,576 1,569 1,565 1,558 1,551 1,542 Tawangsari 1,495 1,488 1,490 1,482 1,475 1,473 1,471 1,462 1,455 1,447 1,445 1,442 1,436 1,429 1,426 1,418 Bendosari 1,309 1,302 1,294 1,287 1,281 1,278 1,272 1,261 1,250 1,241 1,232 1,222 1,211 1,198 1,182 1,173 Polokarto 1,228 1,222 1,216 1,211 1,205 1,205 1,198 1,193 1,188 1,183 1,174 1,159 1,156 1,149 1,142 1,135 Nguter 1,188 1,186 1,184 1,179 1,174 1,176 1,174 1,173 1,171 1,171 1,171 1,170 1,170 1,170 1,170 1,170 Bulu 1,183 1,178 1,178 1,175 1,173 1,172 1,178 1,176 1,176 1,177 1,176 1,176 1,172 1,170 1,167 1,163 Rata-rata 1,877 1,863 1,851 1,837 1,824 1,815 1,807 1,794 1,782 1,771 1,760 1,747 1,733 1,705 1,689 1,689 Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2017

14 3.3.2 Komposisi Penduduk Penduduk kelompok usia produktif pada usia 15 sampai usia 59 tahun di Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2014 berjumlah 558.277 jiwa (64 % dari total jumlah penduduk). Usia produktif di wilayah Kabupaten Sukoharjo didominasi oleh kaum perempuan, yaitu sejumlah 287.457 jiwa (50,72 % dari jumlah penduduk usia produktif). Untuk penduduk kelompok usia belum produktif (usia di bawah 15 tahun) pada Tahun 2016 terdata sejumlah 195.837 jiwa (atau 22,47 % dari jumlah penduduk), sementara usia di atas 59 tahun yang merupakan usia yang sudah tidak produktif berjumlah 108.813 jiwa (hanya 12,49 % dari jumlah penduduk). penduduk terbanyak berada pada kelompok umur 15-19 tahun sejumlah 71.176 jiwa (8,17 % dari jumlah penduduk). Untuk jumlah penduduk paling sedikit adalah kelompok usia 70 74 tahun, yaitu sejumlah 18.693 tahun (2,15 % dari jumlah penduduk). Tabel III. 7 : Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2016 (jiwa) Kelompok Umur Tahun 2000 Tahun 2005 Tahun 2010 Tahun 2014 Persentase Persentase Persentase Persentase 0 4 64,216 8.15% 54,438 6.63% 65,174 7.69% 66,924 7.70% 5 9 88,405 11.21% 65,426 7.97% 68,133 8.04% 70,028 8.05% 10 14 83,726 10.62% 67,771 8.25% 70,554 8.33% 72,356 8.32% Usia Blm 236,347 29.98% 187,635 22.85% 203,861 24.07% 209,308 24.07% Produktif 15 19 70,770 8.98% 76,904 9.36% 68,915 8.14% 70,108 8.06% 20 24 69,174 8.77% 89,386 10.88% 61,485 7.26% 62,069 7.14% 25 29 57,192 7.25% 75,494 9.19% 70,367 8.31% 71,990 8.28% 30 34 69,685 8.84% 68,297 8.32% 70,786 8.36% 72,313 8.32% 35 39 53,157 6.74% 62,700 7.64% 64,856 7.66% 66,283 7.62% 40 44 47,407 6.01% 58,098 7.07% 64,742 7.64% 66,473 7.65% 45 49 40,164 5.09% 44,962 5.48% 57,223 6.76% 58,998 6.79% 50 54 37,971 4.82% 36,782 4.48% 49,156 5.80% 50,757 5.84% 55 59 27,569 3.50% 27,981 3.41% 37,808 4.46% 39,286 4.52% Usia Produktif 473,089 60.01% 540,604 65.83% 545,338 64.39% 558,277 64.21% 60 64 26,547 3.37% 29,120 3.55% 28,937 3.42% 30,103 3.46% 65 69 22,223 2.82% 22,890 2.79% 25,312 2.99% 26,392 3.04% 70 74 15,682 1.99% 20,415 2.49% 19,460 2.30% 20,382 2.34% 75 + 14,438 1.83% 20,549 2.50% 24,070 2.84% 25,019 2.88% Usia tdk Produktif 78,890 10.01% 92,974 11.32% 97,779 11.54% 101,896 11.72% 788,326 100% 821,213 100% 846,978 100% 869,481 100% Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2000-2014

Kabupaten Sukoharjo di dominasi oleh penduduk perempuan usia produktif. Namun jumlah usia tidak produktif nya pun cukup banyak jika dibandingkan dengan usia produktif. Meskipun demikian penduduk usia produktif tetap mendominasi wilayah Kabupaten sukoharjo. Hal ini membuktikan bahwa Kabupaten sukoharjo membutuhkan lebih banyak lapangan pekerjaan guna mengurangi tingkat pengangguran pada msyarakatnya. 75 + 70 74 65 69 60 64 55 59 50 54 45 49 40 44 35 39 30 34 25 29 20 24 15 19 10 14 5 9 0 4 75 + 70 74 65 69 60 64 55 59 50 54 45 49 40 44 35 39 30 34 25 29 20 24 15 19 10 14 5 9 0 4 50,000 30,000 10,000 10,000 30,000 50,000 Perempuan Laki-laki (A) 40,000 20,000 0 20,000 40,000 75 + 70 74 65 69 60 64 55 59 50 54 45 49 40 44 35 39 30 34 25 29 20 24 15 19 10 14 5 9 0 4 75 + 70 74 65 69 60 64 55 59 50 54 45 49 40 44 35 39 30 34 25 29 20 24 15 19 10 14 5 9 0 4 60,00040,00020,000 0 20,00040,00060,000 Perempuan Laki-laki (B) 60,00040,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000 Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki (C) (D) Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2000-2014 Gambar 3. 9 Piramida Penduduk Kab. Sukoharjo Tahun 2000, 2005, 2010 dan 2014

Axis Title Jika dilihat pada piramida A,B,C, dan D secara berturut-turut menggambarkan kondisi penduduk pada tahun 2000, 2005, 2010 dan 2014. Diketahui kondisi Kabupaten Sukoharjo yang memiliki ketimpangan penduduk perempuan dan laki-laki pada usia 30-34 tahun dan usia 5-9 tahun terjadi pada tahun 2000. Kondisi penduduk pada tahun-tahun selanjutnya mengalami peningkatan yang merata. 3.3.3 Rasio Beban Ketergantungan / Dependency Ratio (DR) Berdasarkan data kelompok usia di Kabupaten Sukoharjo, dapat dihitung angka ketergantungan atau Rasio beban ketergantungan dengan menjumlah jumlah usia belum produktif dengan usia tidak produktif dan dibagi dengan usia produktif, lalu dikalikan 100. Angka ketergantungan <30 dikatankan memiliki beban ketergantungan Rendah, 30-40 memiliki beban ketergantungan Sedang, dan >40 memiliki beban ketergantungan Tinggi (BPS Kabupaten Sukoharjo, 2015). Jika dilihat angka ketergantungan sejak tahun 2000 hingga tahun 2014, diketahui ketergantungan usia non produktif dan tidak produktif terhadap usia produktif paling tinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu mencapai 66,63%. Selanjutnya pada tahun 2005 angka ketergantungan menurun 14,72% yaitu 51,91% dan meningkat pada tahun 2010 55,31% dan 2014 55,74%. Dilihat dari klasifikasi tingkat beban ketergantungan, Kabupaten Sukoharjo sejak tahun 2000, 2005, 2010 dan 2014 memiliki angka ketergantungan yang tinggi karna mencapai >40%. 66.63% 51.91% 55.31% 55.74% 2000 2005 2010 2014 Angka Ketergantungan Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2000-2014 Gambar 3. 10 Angka Ketergantungan Kab. Sukoharjo Tahun 2000-2014

Artinya pada tahun 2000 setiap 100 orang kelompok produktif di Kabupaten Sukoharjo harus menanggung 67 kelompok yang tidak produktif. Hal ini menunjukan semakin besar beban tanggungan atau Dependency Ratio, semakin besar beban tanggungan kelompok produktif yang berarti semakin menurunkan produktivitas mereka dan dengan kata lain dapat menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan wilayah. Begitu juga dengan tahun 2014 dengan beban ketergantungan 55,74% yang artinya tiap 100 orang kelompok produktif harus menanggung 56 kelompok tidak produktif. 3.3.3 Ketenagakerjaan Sektor ekonomi yang paling diminati oleh penduduk Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2014 adalah industri pengolahan. Jenis sektor ini menduduki 30,03 % dari 436.988 jumlah pekerja. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, terjadi perubahan karakteristik terhadap mata pencaharian masyarakat. Perubahan itu terlihat dari jumlah tenaga kerja di Tahun 2005 dan 2010 mengalami penurunan secara berturut-turut 47.794 pekerja dan 2.558 pekerja, hal ini disebabkan adanya penurunan pada beberapa sektor. Sejak tahun 2005 di wilayah Kabupaten Sukoharjo, sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan bukan merupakan matapencaharian yang diminati sebagai sumber pemasukan utama penduduk setempat. Terlihat pada Tahun 2014, hanya 11,07 % dari jumlah pekerja yang berkecimpung di sektor ini. Kondisi ini terus menurun sejak tahun 2005 hingga 2014. Sebagian masyarakat cenderung lebih memilih bekerja di sektor industri, perdagangan dan Jasa. Jenis Lapangan Usaha Tabel III. 8 : Banyaknya Pekerja menurut Jenis Sektor di Kab. Sukoharjo Tahun 2000 Tahun 2005 Tahun 2010 Tahun 2014 Presentase % Presentase % Presentase % Presentase % Pertanian 111,556 24.74% 93,546 23.21% 75,912 18.95% 48,383 11.07% Pertambangan 1,390 0.31% 762 0.19% 0 0.00% 548 0.13% Industri 101,770 22.57% 99,559 24.70% 108,310 27.04% 131,248 30.03% Listrik, Gas dan Air 2,356 0.52% 351 0.09% 1,417 0.35% 500 0.11% Konstruksi 19,450 4.31% 25,632 6.36% 30,825 7.70% 40,459 9.26% Perdagangan 111,824 24.80% 116,918 29.01% 101,472 25.33% 112,301 25.70% Komunikasi 21,231 4.71% 16,623 4.12% 17,576 4.39% 14,548 3.33% Keuangan 6,508 1.44% 4,525 1.12% 8,396 2.10% 14,720 3.37% Jasa 74,793 16.59% 45,168 11.21% 56,618 14.14% 74,281 17.00% Total 450,878 100.00% 403,084 100.00% 400,526 100.00% 436,988 100.00% Sumber: Sukoharjo Dalam Angka, 2000-2015

3.4 Kondisi Ekonomi 3.4.1 Tingkat Produktivitas Pertanian dan Perkebunan A. Pertanian Dalam RTRW Kabupaten Sukoharjo, disebutkan bahwa Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten penyandang pangan pada Provinsi Jawa Tengah, sehingga produktivitasnya terus dipacu terutama pada produksi padi. Pada tahun 2000 produksi padi mencapai 305.595 ton, namun produksinya menurun pada tahun 2005 yaitu hanya mencapai 299.206 ton, namun mampu meningkat lagi hingga tahun 2009 yang mencapai 357.524 ton. Pada tahun 2005 luas panen padi naik sebesar 1,18% dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dibuktikan dengan nilai produksi tahun 2005 naik dari tahun 2004 yang hanya 293.868 ton. Tabel III. 9 : Produksi Tanaman Bahan Makanan Tahun 2000-2014 Banyaknya Produksi Tanaman Bahan Makanan Menurut Jenisnya di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2000-2014 (Ton) Jenis Tanaman 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Padi sawah dan Padi Gogo 305,595 285,186 263,862 273,108 293,868 299,206 322,426 319,720 337,244 357,524 283,655 185,653 346,039 327,182 310,753 Jagung 12,346 20,601 14,740 17,773 15,569 28,042 21,415 22,448 30,589 31,651 35,529 28,717 23,939 21,424 18,556 Ubi Kayu 67,590 58,521 73,937 84,525 105,179 106,283 91,181 93,133 59,982 63,755 66,223 45,339 39,155 25,743 27,870 Ubi Jalar 313 55 81 260 84 96 41 27 14 28 28 0 19 12 157 Kacang Tanah 6,065 8,110 8,981 13,553 14,021 15,345 14,526 15,181 13,957 9,217 13,700 13,179 12,990 12,989 11,490 Kedelai 9,074 8,134 4,941 5,589 7,557 8,107 7,089 9,187 8,586 9,243 8,990 5,054 5,007 3,523 3,006 Kacang Hijau 278 104 63 61 39 133 72 58 40 118 144 177 140 64 40 401,261 380,711 366,605 394,869 436,317 457,212 456,750 459,754 450,412 471,536 408,269 278,119 427,289 390,937 371,872 Sumber : Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka, Tahun 2000-2015 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 2000 2005 2010 2014 Padi sawah dan Padi Gogo Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau Sumber : Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka, 2000-2015 Gambar 3. 11 Produksi Tanaman Bahan Makanan Tahun 2000-2014

B. Perkebunan Pada Data pertanian Badan Pusat Statistika Kabupaten Sukoharjo diketahui luas tanaman dan produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Sukoharjo selama kurun waktu 2000-2014 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2014 beberapa komoditi tanaman perkebunan yang mempunyai luas lahan produksi yang memberikan andil cukup besar diantaranya kelapa yaitu 1.348,06 Ha, tebu 1.045,25 Ha, dan mete 523,29 ha. Dibandingkan dengan tahun 2013 secara umum luas lahan produksi pada subsektor perkebunan mengalami peningkatan, seperti: kelapa naik 1,97%, tembakau jawa naik 45,71% dan wijen naik sebesar 84,62%. Namun produksi kapuk dan tebu turun masing-masing 0,23% dan 4,23%. Sedangkan dilihat dari banyaknya produksi perkebunan rakyat menurut jenisnya sejak tahun 2000 hingga 2014 dibeberapa komoditi mengalami penurunan. Hal ini dilihat pada produksi kelapa pada tahun 2000 mencapai 1.199,06 ton namun pada tahun 2014 produksi kelapa yaitu 580.72 ton, Kapuk pada tahun 2000 memproduksi sebanyak 185,56 ton pada tahun 2014 hanya 68,48 ton, Tembakau jawa pada tahun 2000 memproduksi sebanyak 4.190,70 ton namun menurun pada tahun 2014 yaitu menjadi 224,71 ton. Namun ada juga beberapa komoditi yang terus meningkat seperti tebu pada tahun 2000 hanya memproduksi 2.082,54 ton dan pada tahun 2014 produksi tebu meningkat menjadi 4.212,23 ton, wijen pada tahun 2000 memproduksi 19.95 ton dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 30,25 ton. Pada tahun 2013 secara umum produksi sub sektor perkebunan mengalami peningkatan meskipun sedikit, seperti tebu naik 0,78%, dan empon-empon naik 22,70% namun pada tahun 2014 empon-empon tidak menghasilkan produksi. Tabel III. 10 : Produksi Komoditi Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun 2000-2014 Produksi Komoditi Tanaman Perkebenunan Rakyat Menurut Jenisnya di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2000-2014 (Ton) Jenis Tanaman 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kelapa 1,199.06 1,199.06 1,626.54 1,470.64 460.22 481.39 539.64 544.62 551.96 563.70 567.33 586.55 569.00 574.19 580.72 Cengkeh 1.49 1.59 2.20 1.14 0.79 0.81 0.86 0.65 0.65 0.63 0.64 1.28 0.08 0.81 0.90 Kapuk 185.56 172.88 178.00 94.15 42.20 51.54 5,540.00 52.96 58.46 54.72 58.03 87.51 61.00 63.01 68.48 Mete 108.89 104.92 122.91 104.34 83.93 84.76 56.20 50.68 51.47 51.42 52.45 79.82 54.00 55.58 58.73 Tebu 2,082.54 2,013.00 2,629.90 3,208.00 2,856.00 2,776.33 3,147.89 3,661.19 3,823.52 3,536.87 3,834.56 3,156.11 4,251.00 4,750.79 4,212.23 Tembakau Virgina 167.57-0.00 196.00 - - - - - 0.03 0.04 0.08 0.04 0.05 0.08 Tembakau Jawa 4,180.70 4,938.00 4,402.00 732.00 4,803.80 2,187.00 2,408.00 2,844.84 3,236.97 3,929.66 3,050.05 3,272.50 3,327.00 1,588.50 224.71 Emponempon 904.57 499.09 825.00 1,488.17 1,339.87 1,370.99 711.00 1,020.88 1,278.23 1,352.57 1,372.30 0.00 0.00 2,067.00 0.00 Wijen 19.95 19.64 41.00 45.75 127.46 81.49 21.39 15.43 15.26 52.44 2.70 17.90 9.73 5.70 30.25 Kapas 0.23-0.00 - - 0.70 - - - 0.04 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 8,850.56 8,948.18 9,827.55 7,340.19 9,714.27 7,035.01 12,424.98 8,191.25 9,016.52 9,542.08 8,938.15 7,201.75 8,271.85 9,105.63 5,176.10 Sumber : Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka, 2000-2015

14,000.00 12,000.00 10,000.00 8,000.00 6,000.00 4,000.00 2,000.00 0.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Produksi Komoditi Tanaman Perkebenunan Rakyat Menurut Jenisnya di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2000-2014 (Ton) Sumber : Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka, 2000-2015 3.4.2 Karakteristik Industri Gambar 3. 12 Banyaknya Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun 2000-2014 Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang aktivitas perekonomiannya salah satunya adalah industri pengolahan. Industri pengolahan merupaka suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Termasuk dalam kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). Sektor industri diketahui memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian Kabupaten Sukoharjo, dengan distribusi terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2004 sebesar 25,75% dan meningkat pada tahun 2013 sebesar 30,01%. Menurut Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal Kabupaten Sukoharjo, industri digolongkan menjadi industri besar, menengah dan kecil. Dibandingkan tahun 2013 jumlah unit usaha/industri mengalami peningkatan sebesar 0,42% menjadi 16.977 unit dan 97,57% diantaranya adalah industri kecil. Ditinjau dari jumlah tenaga kerja juga mengalami kenaikan sebesar 2,07%. Tabel III. 11 : Unit Usaha Industri di Kab.Sukoharjo Tahun 2000 dan2014 Unit Usaha Industri di Kab.Sukoharjo Menurut Golongan Industri Tahun 2000 dan 2014 Gol. Industri Kelompok Industri Tahun 2000 Kelompok Industri Tahun 2014 IAHH ITA IKLME IAHH ITA IKLME Besar 1 16 2 19 60 23 29 112 Menengah 49 13 17 79 155 62 84 301 Kecil 4,984 3,548 4,738 13,270 6,857 4,312 5,395 16,564 5,034 3,577 4,757 13,368 7,072 4,397 5,508 16,977 Sumber : Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2001 dan 2015

Tabel III. 12 : Tenaga Kerja Industri di Kab. Sukoharjo Tahun 2000 dan 2014 Tenaga Kerja Industri di Kab.Sukoharjo Menurut Golongan Industri Tahun 2000 dan 2014 Gol. Industri Kelompok Industri Tahun 2000 Kelompok Industri Tahun 2014 IAHH ITA IKLME IAHH ITA IKLME Besar 398 41,716 1,546 43,660 11,931 48,325 4,101 64,357 Menengah 6,848 2,828 1,000 10,676 10,246 5,581 2,761 18,588 Kecil 19,319 11,512 17,070 47,901 27,646 17,241 21,932 66,819 26,565 56,056 19,616 102,237 49,823 71,147 28,794 149,764 Sumber : Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2001 dan 2015 Jika dilihat berdasarkan nilai produksi berdasarkan kelompok industri, diketahui pada Tahun 2000 industri tekstil dan aneka besar memiliki nilai produksi terbesar yaitu 2.250.750 juta rupiah dengan total produksi seluruh jenis industri pada tahun 2000 yaitu 3.491.586,8 juta rupiah. Sedangkan pada tahun 2014, produksi terbesar juga diperoleh dari industri tekstil dan aneka besar dengan nilai yang lebih besar daripada tahun 2000 yaitu menjadi 3.482.580 juta rupiah, dari total produksi pada tahun 2014 yaitu 7.997.213, 8 juta rupiah. Nilai ini meningkat hingga dua kali lipat dari tahun 2000. Gol. Industri Tabel III. 13 : Nilai Produksi Industri di Kab. Sukoharjo Tahun 2000 dan 2014 Nilai Produksi Industri di Kab.Sukoharjo Menurut Golongan Industri Tahun 2000 dan 2014 (Juta Rupiah) Kelompok Industri Tahun 2000 Kelompok Industri Tahun 2014 IAHH ITA IKLME IAHH ITA IKLME Besar 6,000.0 2,250,750.0 123,000.0 2,379,750.0 902,977.7 3,482,580.0 429,236.4 4,814,794.1 Menengah 401,023.5 59,908.0 48,312.8 509,244.3 709,904.4 158,514.5 162,618.5 1,031,037.5 Kecil 257,488.3 249,255.4 95,848.8 602,592.5 912,422.8 815,032.3 423,927.2 2,151,382.3 664,511.8 2,559,913.4 267,161.6 3,491,586.8 2,525,304.9 4,456,126.8 1,015,782.1 7,997,213.8 Sumber : Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2001 dan 2015 Ket : IAHH = Industri Agro dan Hasil Hutan ITA = Industri Tekstil dan Aneka IKLME = Industri Kimia, Logam, Mesin dan Elektro