Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Dito Aditia Darma Nasution, Erlina, Tapi Anda Sari Alumni FEB USU Dosen FEB USU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik

Kata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi Pemerintah yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan yang transparan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah melahirkan paket perundang-undangan ngan keuangan negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk terwujudnya good governance dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelayanan publik kepada masyarakat. Pada periode lama, output yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu defenisi, konsep atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah. satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan yang baik adalah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perubahan dalam penerapan standar akuntansi. akuntansi pemerintah menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan akuntansi pada pemerintahan sebelum dilakukan. reformasi pengelolaan keuangan negara, telah menerapkan sistem

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Negara, laporan keuangan pemerintah merupakan media

BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan penyelenggaraan negara. dilakukan oleh badan eksekutif dan jajaranya dalam rangka mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertuang dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: UU No. 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan setiap instansi pemerintah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Laporan Keuangan adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. negara, reformasi pengelolaan keuangan negara telah melahirkan peket undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2002). penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya sudah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 17 Tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2015 merupakan tahun pertama implementasi akuntansi berbasis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dapat

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun demikian, masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Indonesia untuk seluruh instansi pemerintah baik

KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Moeheriono (2009:4) mendefinisikan kapabilitas sebagai sebuah karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang dinginkan masyarakat, sebagai salah satu stakeholders. Pegawai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi kesimpulan atas kajian yang telah dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Laporan keuangan sebagai bukti pertanggung jawaban suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005),

BAB I PENDAHULUAN. awalnya hanya didasarkan pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. Daerah dalam melakukan dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

Nopriansyah Putra*, Erlina**, Tapi Anda Sari** *Alumni S2 Akuntansi USU **Dosen FEB USU

2. Klasifikasi Belanja a). Jenis Belanja - Belanja operasi dirinci menjadi belanja pegawai, belanja barang 3 = membuat klasifikasi dengan lengkap

DAFTAR ISI Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Menurut Goldberg (1965) dikutip oleh Wise (2010) teori kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaa anggaran. SAP berbasis kas

SEJARAH AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan hak publik. Mardiasmo, (2002).

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

tidak termasuk pada model penelitian ini (pengaruh faktor lain). yaitu pengaruh signifikan oleh unsur kegiatan pengendalian (X 6 ) sebesar

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

BAB I PENDAHULUAN. Koreksi atas posisi Laporan Operasional pada Pemerintah Kota

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. SDM Menurut Azhar (2007): SDM merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut. SDM merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat penting, oleh karena itu harus dipastikan bahwa pengelolaan SDM dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan keuangan pemerintah yang baik, satuan kerja harus memiliki SDM yang berkualitas yang didukung dengan tingkat pendidikan, pengalaman, pelatihan, pemahaman akuntansi, dan profesionalisme sehingga dalam menerapkan sistem akuntansi, SDM yang berkualitas tersebut akan mampu melaksanakan sistem akuntansi dengan memahami dan menerapkan logika akuntansi secara baik sesuai peraturan yang berlaku. Kegagalan SDM pemerintah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno,2008). Untuk upaya pencapaian tujuan organisasi pemerintah khususnya dalam implementasi SAP berbasis akrual tidaklah mudah, terdapat tantangan dan hambatan yang perlu diperhatikan secara matang seperti perlunya ketersediaan SDM yang berkompeten dan andal dalam bidang akuntansi. Hal ini sejalan 11

12 dengan pendapat Simanjuntak (2010) yang menyatakan: salah satu tantangan yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SAP berbasis akrual adalah tersedianya SDM yang kompeten dan andal di bidang akuntansi. 2.1.2. Insentif Menurut Handoko (2002): Insentif adalah perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah ditetapkan, yaitu dalam hal untuk implementasi SAP berbasis akrual. Untuk mencapai tujuan organisasi dalam hal implementasi SAP berbasis akrual diperlukan rangsangan atau motivasi secara langsung maupun tidak langsung kepada entitas akuntansi agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. hal ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara (2002): Iinsentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi. Insentif yang diberikan organisasi pada umumnya adalah tambahan balas jasa berupa uang (honorarium), tanda kehormatan, pengembangan kompetensi, dan lain-lain untuk diberikan kepada entitas akuntansi yang mampu mencapai tujuan organisasi khususnya dalam implementasi SAP berbasis akrual. Pernyataan tersebut sejalan dengan Hasibuan (2001) yang mengemukakan bahwa: Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar.

13 2.1.3. Sarana Pendukung Sarana pendukung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teknologi informasi. Teknologi informasi adalah yang meliputi hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), database, Jaringan (internet dan intranet), electronic commerce, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan teknologi (Wilkinson et.al 2000), yang dapat membantu organisasi pemerintah dalam mengimplementasikan SAP berbasis akrual. Teknologi informasi berupa hardware dan software dapat digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, sedangkan jaringan berfungsi sebagai penyebaran informasi. Hardware, software, dan jaringan sebagai komponen dari teknologi informasi merupakan alat yang bisa melipat gandakan kemampuan yang dimiliki manusia. Hardware, software, dan jaringan juga dapat mengerjakan sesuatu yang manusia mungkin tidak mampu melakukannya. Menurut Kenneth dan Jane (2005): hardware adalah perlengkapan fisik yang digunakan untuk aktivitas input, proses dan output dalam sebuah sistem akuntansi. Perangkat keras ini terdiri dari komputer yang memproses, perangkat penyimpanan dan perangkat untuk menghasilkan output serta media fisik untuk menghubungkan semua unit tersebut. Software menurut Kenneth dan Jane (2005) adalah: sekumpulan rincian intruksi program yang mengendalikan dan mengkoordinasi perangkat keras per komponen di dalam sebuah sistem informasi. Jaringan menurut Syafrizal (2005) yaitu: himpunan interkoneksi antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless).

14 Tersedianya sarana pendukung (hardware, software, jaringan) dapat mempermudah SKPD dalam melakukan implementasi SAP berbasis akrual, hal ini sejalan dengan pendapat Aldiani (2010) yang menyatakan: ketersediaan sarana pendukung yang akan mempengaruhi SKPD dalam melaksanakan tugas, seperti tersedianya hardware, software, dan jaringan yang berkaitan dengan kebutuhan penerapan SAP yang berbasis akrual. 2.1.4. Komitmen SKPD Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi (Darma, 2004), sehingga dapat memoderasi pengaruh SDM, insentif, dan sarana pendukung terhadap implementasi SAP berbasis akrual. Komitmen SKPD akan merangsang terimplementasinya SAP berbasis akrual karena pada konteks pemerintahan, SDM yang memiliki komitmen SKPD yang tinggi, akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun laporan keuangan menjadi relatif lebih tepat. Komitmen SKPD yang tinggi akan meningkatkan sarana pendukung yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Pengertian komitmen SKPD yang merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi dapat mengandung arti organisasi tidak akan ragu dalam memberikan pengahargaan berupa insentif guna tercapainya tujuan organisasi. Menurut Ikhsan dan Ishak (2008) bahwa: komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen yang tinggi menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih

15 baik. Komitmen organisasi yang rendah akan membuat individu untuk berbuat untuk kepentingan pribadinya. Menurut Wentzel (2002): komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan. Dengan adanya komitmen organisasi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian laporan keuangan pemerintah yang reliable sesuai dengan SAP berbasis akrual. Simanjuntak (2010) juga menyatakan: dukungan kuat dari SKPD merupakan kunci dari suatu perubahan, salah satu penyebab kelemahan penyusunan laporan keuangan pada beberapa SKPD adalah lemahnya komitmen dari SKPD. 2.1.5. Implementasi SAP Berbasis Akrual Bastian (2006) mendefenisikan: Standar Akuntansi Pemerintah, selanjutnya disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah dan merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Menurut PP No. 71 Tahun 2010: Implementasi SAP berbasis akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas dalam pelaporan financial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD yang dilaksanakan penerapannya oleh pemerintah pusat dan daerah. Maka, dengan mengacu pada PP 71 Tahun 2010 tersebut terdapat 5 (lima) indikator yang dapat mengukur implementasi SAP

16 berbasis akrual yaitu pengakuan pendapatan, pengakuan beban, pengakuan aset, pengakuan utang, dan pengakuan ekuitas. Kementerian Keuangan dalam Modul Gambaran Umum Akuntansi Berbasis Akrual menyatakan: akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat. SAP berbasis akrual merupakan pilihan wajib dan menjadi keputusan yang telah diambil untuk diterapkan dalam akuntansi pemerintahan di Indonesia. Secara nyata keputusan ini disebutkan dalam PP 71 Tahun 2010 tentang SAP, lampiran I.01 kerangka konseptual dalam paragraph 42 yaitu: bahwa basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual. 2.2. Review Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : a. Adventana dan Kurniawan (2014) Penelitian yang dilakukan oleh Adventana dan Kurniawan (2014) tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemerintah Provinsi DIY dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual Menurut PP No. 71 Tahun 2010 menggunakan variabel independen yaitu Sumber Daya Manusia (X1), Komitmen SKPD (X2), Teknologi Informasi (X3) dan Komunikasi (X4) serta menggunakan

17 variabel dependen yaitu Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X4 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, X3, dan X4 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. b. Ardiansyah dan Atmini (2013) Ardiansyah dan Atmini (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kesiapan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standard Akuntansi Pemerintahan (Studi Kasus pada Satuan Kerja di Wilayah Kerja KPPN Malang) menggunakan variabel independen yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), Komitmen Organisasi (X2), dan Komunikasi (X3) serta menggunakan variabel dependen yaitu Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. c. Bilondatu et.al (2015) Bilondatu et.al (2015) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tingkat Pemahaman dan Pelatihan Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Gorontalo) dengan

18 variabel independen, antara lain : Tingkat Pemahaman Aparatur (X1), dan Pelatihan Aparatur (X2) serta menggunakan variabel dependen yaitu Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, dan X2 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. d. Halen dan Astuti (2013) Penelitian yang dilakukan oleh Halen dan Astuti (2013) tentang Pengaruh Tingkat Pemahaman, Pelatihan dan Pendampingan Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Penerapan Accrual Basic dalam Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Jember (Studi Kasus pada Dinas Pemerintahan Kabupaten Jember) menggunakan variabel independen, antara lain : Tingkat Pemahaman (X1), Pelatihan (X2), dan Pendampingan (X3) serta menggunakan variabel dependen yaitu Penerapan Accrual Basic (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. e. Kusuma dan Fuad (2013) Kusuma dan Fuad (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual pada

19 Pemerintah menggunakan variabel independen yaitu Tingkat Pendidikan Staf Keuangan (X1), Pelatihan Staf Keuangan (X2), Kualitas Teknologi Informasi (X3), Dukungan Konsultan (X4), Pengalaman Menjalankan Basis Kas Menuju Akrual (X5), Latar Belakang Pendidikan Pimpinan (X6), dan Ukuran Satuan Kerja (X7) serta menggunakan variabel dependen yaitu Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X4 secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X5 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X6 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X7 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6 dan X7 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. f. Norfaliza (2015) Norfaliza (2015) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Studi Kasus pada SKPD Kabupaten Rokan Hilir) dengan variabel independen, antara lain : Sumber Daya Manusia (X1), Komitmen Organisasi (X2), dan Perangkat Pendukung (X3) serta menggunakan variabel dependen yaitu Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y,

20 variabel X3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. g. Nufus (2014) Penelitian yang dilakukan oleh Nufus (2014) tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Standard Akuntansi Pemerintah pada Pemerintah Kota Baubau menggunakan variabel independen, antara lain : Karakteristik SDM (X1), Sistem Pemerintah (X2), dan Proses Politik (X3) serta menggunakan variabel dependen yaitu Penerapan SAP (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. h. Putra dan Ariyanto (2015) Putra dan Ariyanto (2015) dalam penelitian mereka yang berjudul Faktorfaktor yang Mempengaruhi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual menggunakan variabel independen yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), Komunikasi (X2), Komitmen Organisasi (X3), dan Gaya Kepemimpinan (X4) serta menggunakan variabel dependen yaitu Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X4 secara

21 parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, X3, dan X4 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. i. Sugiarto dan Alfian (2014) Sugiarto dan Alfian (2014) melakukan penelitian dengan judul Faktorfaktor Pendukung atas Keberhasilan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah di Kota Solo dengan variabel independen, antara lain : Sumber Daya Manusia (X1), Komitmen (X2), Motivasi dan Budaya (X3), dan Perangkat Pendukung (X4) serta menggunakan variabel dependen yaitu Keberhasilan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X4 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, X3, dan X4 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. j. Sukadana dan Mimba (2015) Sukadana dan Mimba (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Satuan Kerja di Wilayah Kerja KPPN Denpasar menggunakan variabel independen yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), dan menggunakan variabel dependen yaitu Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y.

22 Hasil penelitian terdahulu masih menunjukkan perbedaan hasil, hal tersebut mungkin dikarenakan adanya perbedaan sifat variabel, objek penelitian, waktu penelitian, dan/atau perbedaan dalam metode statistik yang digunakan. Penelitian ini merupakan replikasi yang mengacu pada penelitian Sukadana dan Mimba (2015) dengan perbedaan yaitu menambah variabel independen dengan insentif, dan sarana pendukung serta menambah Komitmen SKPD sebagai variabel moderating. Agar dapat lebih mudah di mengerti dan membantu pembaca dalam hal memahami Review Penelitian Terdahulu pada penelitian ini, maka penulis meringkasnya ke dalam lampiran 1 pada lembar terakhir penelitian ini.