BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga tradisi keilmuan Islam. Pondok pesantren mempunyai arti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB 1 PENDAHULUAN. dan akhiran an, yang berarti tempat para santri menuntut ilmu. 2 Banyak sejarawan

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Keberadaan pesantren sebagai wadah untuk. diperkirakan masuk sejalan dengan gelombang pertama dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang. kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Inggris yaitu history, dan dalam bahasa Latin dan Yunani historia yang. kebebasan dan keputusan daya rohani.

BAB I PENDAHULUAN. Madura telah berjalan beberapa abad silam. Pada abad ke-16, perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan Islam yang paling tua. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan Islam, yakni munculnya kelompok Jama ah Tabligh yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. pusat pengajian untuk menghafal dan mengkaji Al-Qur an atau pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. komunitas muslim terbentuk disuatu daerah, maka mulailah mereka

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Dudung. Metode Penulisan Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ-organ yang menjalankan fungsi masyarakat. Lembaga dapat

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. akronim yang menggabungkan dua nama nabi dan satu sifat Allah Subhanahu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

DAFTAR PUSTAKA. Sholeh, Muhammad. Al-Risalatu al-shafiyah fi al-masa il al-fiqhiyah. Bojonegoro: Pondok Pesantren At-Tanwir

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

2. BAB II TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. oleh Durkheim (Betty Schraf, 1995), bahwa fungsi agama adalah. mempertahankan dan memperkuat solidaritas dan kewajiban sosial pada

DAFTAR PUSTAKA. Asmuni, Syukri. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al Ihsan, 1985.

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB 1 PENDAHULUAN. anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Muzayyin. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat tradisional yang mendalami ilmu agama Islam dan. mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULAN. sosial yang secara psikologis sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa, dan

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN. instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas Islam, khususnya di Indonesia sendiri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan Kristen hingga saat ini. Di Indonesia, persinggungan antara Islam dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah : Kuttab/maktab, aljami, majelis ilmu atau majelis adab, dan. mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya dan bagaimana caranya. Masalah waktu atau kapan peristiwa

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pondok pesantren pertama kali di Jawa tepatnya di desa Gapura, Gresik

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. Pada akhir abad XVII hampir seluruh Pulau Jawa secara. resmi beragama Islam, tetapi dengan intensitas yang berdeda.

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 1

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

PERANAN YAYASAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MIDAD DESA SUMBEREJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pondok Pesantren dapat kita artikan sebagai sebuah tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam berbagai masa memegang peranan yang amatpenting sekaligus menjadi salah satu tempat untuk menjaga tradisi keilmuan Islam. Pondok pesantren mempunyai arti asrama, atau tempat mengaji. 1 sedangkan secara etimologi kata pesantren berasal dari kata santri, yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di Lembaga Pendidikan Islam Tradisional di Jawa. Kata santri mendapat awalan pe dan akhiran an, yang berarti tempat para santri menuntut ilmu. 2 Banyak sejarawan berpendapat tentang asal-usul pondok pesantren, di antaranya Zamakhsyari Dhafier yang mengatakan bahwa Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam dan para siswanya tinggal dan belajar bersama di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan pada umumnya lembaga pendidikan tersebut bersifat tradisional. 3 yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga 1 Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), 764. 2 Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren Asal-Usul Perkembangan Pesantren di Jawa (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), 30. 3 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1994), 49.

2 menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4 Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu, kata pondok mungkin berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren, sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa, sedangkan di Minangkabau disebut surau. 5 Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut. 6 Pondok pesantren merupakan pendidikan informal yang keberadaannya tidak asing lagi bagi umat Islam. Pondok pesantren telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai sebuah sarana pengembangan islam. suksesnya lembaga tersebut dengan menghasilkan ulama-ulama yang berkualitas tinggi yang dijiwai oleh semangat untuk menyebarkan Islam dan menetapkan keimanan orang-orang Islam. Pada masa awal penyebaran Islam belum 4 Ibid.,18. 5 Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta: Paramadina,1997), 5. 6 Sudjono Prasodjo, Profil Pesantren (Jakarta: LP3S, 1982), 6.

3 ditemukan pesantren. Ini disebabkan oleh tingkat keagamaan komunitas Muslim Jawa yang masih rendah, sehingga masyarakat mengorganisasikan pendidikan dalam lembaga pendidikan yang sederhana, seperti di rumah-rumah, Masjid atau langgar. Seiring dengan perkembangan sosial-budaya, masyarakat Muslim terus pola-pola pendidikan sampai akhirnya menemukan sisitem pesantren pertama di Jawa sekitar abad ke-18 Masehi. Pada masa awal pertumbuhan, pesantren memiliki status pendidikan yang sama dengan lembaga-lembaga pendidikan pra-islam yang berada di atas status pendidikan dan telah menjadi transfer tradisi pranata pendidikan dari zaman pra-islam kedalam sistem pesantren, dan mengalami perkembangan pada abad ke-19 Masehi. Pondok pesantren di indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan islam itu sendiri maupun bagi bangsa indonesia secara keseluruhan. Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dibawah bimbingan seseorang atau lebih dikenal dengan istilah kiai. 7 Pondok Pesantren Darussalam merupakan pondok pesantren yang bertempat di jantung kota Surabaya, lebih tepatnya di daerah Beji kecamatan Pakal Surabaya. Didirikan oleh KH. Zaed Syamsuddin pada tahun 1991. Beliau adalah seorang Kyai mengabdikan seluruh hidupnya untuk perjuangan menegakkan kalimat Allah. Perjuangan beliau yang selalu membersihkan makam syekh subakir beliau mendapat dukungan para kyai untuk mendirikan Pondok Pesantren Darussalam. 7 Dhofier, Tradisi Pesantren, 49.

4 Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam sendiri mengalami beberapa fase perkembangan. Pada awal mulanya KH. Zaed Syamsuddin menegakkan kalimat Allah dengan cara ngaji Al Qur an di daerah Beji bersama warga sekitar, kemudian bertambah tahun semakin banyak juga santrinya yang ikut pengajian tersebut semakin banyak pula yang mengikuti, akhirnya di ganti dengan ngaji menjadi riyadus sholihin, semakin hari semakin bertambah pesat pula diganti lagi pengajianya menjadi ngaji wetonan. Dan masih banyak lagi perkembangan yang menjadikan pondok pesantren Darussalam sekarang ini semakin lebih berkembang walaupun pondok pesantrenya berada di tengahtengah kalangan masyarakat. Perkembangan Pondok Pesantren sendiri dahulu hanyalah pendidikan non formal hingga sampai saat ini sudah ada lembaga-lembaga baik non formal maupun formal. Ada madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah. Beliau dalam dakwahnya di dukung oleh masyarakat sebagian ada yang mendukung ada yang bertentangan terhadap pondok Darussalam sendiri. Namun segala rintangan tantangan yang dihadapi oleh KH. Zaed Syamsuddin dengan semangat dan kegigihannya beliau tidak putus harapan. Beliau juga di bantu oleh masyarakat sekitar, pengurus, santri yang taat dan tidak lupa dukungan dari keluarga KH. Zaed sendiri yang senantiasa memberi dukungan dakwah islamiyah Sehingga Pondok Pesantren Darussalam berjalan hingga sekarang

5 B. Rumusan masalah Sesuai dengan judul tersebut menegenai Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam Beji Surabaya 1975-2015, maka penulis menetapkan rumusan maslah sebagai berikut : 1. Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Darussalam? 2. Bagaimana Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam? 3. bagaimana masyarakat terhadap perkembangan pondok pesantren? C. Tujunan penelitian Dalam penelitian ini tujuan yang ingin penulis capai berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Darussalam Beji Surabaya 2. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam Beji Surabaya. 3. Dapat mengetahui respon masyarakat terhadap perkembangan pondok pesantren D. Kegunaan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dimasa mendatang, adapun kegunaantersebut antara lain: 1. Dapat memberikan konstribusi terhadap pengembangan dalam penulisan, baik di bidang sejarah, social, maupun budaya.

6 2. Sebagai bahan masukkan atau gambaran untuk dijadikan tambahan referensi dalam perpustakaan. 3. Bermanfaat bagi pengembangan dunia keilmuan di fakultas adab dan humaniora universitas islam negeri (UIN) Sunan ampel Surabaya khususnya jurusan sejarah dan kebudayaan islam. 4. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini sebagai gambaran atau informasi tentang Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam Beji Surabaya. E. Pendekatan dan kerangka teoritik Untuk dapat memperjelas dan mempermudah dalam proses pembuatan skripsi yang berjudul Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam desa Beji kecamatan pakal Surabaya tahun 1975-2015. Penulis akan menggunakan pendekatan historis dan sosiologis. Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. 8 Melalui pendekatan sejarah seseorang akan diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris. Dari keadaan ini seseorang akan melihat 8 Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2000), 64.

7 adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis. Sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar pemikiran bahwa sejarah dapat meyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung timbulnya suatu lembaga. Pendekatan sejarah yaitu menentukan inti karakter agama dengan meneliti sumber klasik sebelum dicampuri yang lain. Dalam menggunakan data historis maka akan dapat menyajikan secara detail dari situasi sejarah tentang sebab akibat dari suatu persoalan agama. 9 Pendekatan historis ini di harapkan bisa mengetahui secara menyeluruh tentang Sejarah dan Perkembanganya Pondok Pesantren Darussalam. Sedangkan pendekatan sosiologis digunakan sebagai alat bantu meneropong segi segi sosial peristiwa yang di kaji, yang mencakup tentang perkembangan, pengaruh ketokohan dan masyarakat sekitar. Sosiologis adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologis mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup ini serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. 10 Sementara itu Soerjono Soekanto mengartikan sosiologis sebagai satuan ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan 9 Taufik Abdullah, Sejarah dan Masyarakat (Jakarta : Pustaka Firdaus. 1987), 105. 10 Hassan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1983), 1.

8 ke arah mana suatu sesuatu seharusnya berkembang dalam arti memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Di dalam ilmu ini juga dibahas tentang proses-proses sosial, mengingat bahwa ilmu pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama dari manusia. 11 Dalam pendekatan sosiologi peneliti menggunakan wawancara dengan pihak yang terkait, dengan Pondok Pesantren Darussalam dan masyarakat sekitar. Sedangkan Teori yang diambil dari penelitian ini adalah teori kepemimpinan dari Max Weber yaitu proses mempengaruhi aktivitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untukmencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan selain itu juga menggunakan teori Teori yang terakhir adalah teori continu and change yang di jelaskan oleh Horton dan Hunt mengenai perubahan yang berkelanjutan, dalam perubahan yang terjadi sering terjadi dalam perubahan social kebdayaan yaitu dengan perubahan secara cepat dan perubahan secara lambat. F. Penelitian terdahulu Penelitian tentang pondok pesantren yang membahas tentang sejarah perkembangan pondok dan pembelajaran kitab sudah banyak dilakukan oleh para sarjana di Indonesia, sebagaimana yang telah di tulis oleh : 11 Soerjono Soekanti, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: CV Rajawali, 1982), 18.

9 1. Nur khozim 2010 tentang Strategi pembelajaran alqur an dalam meningkatkan kualitas bacaan alqur an santri di Pondok Pesantren AL- FATICH Surabaya 2. mukhlason 2012 sistem ngaji kitab gundul pondok pesantren Darussholihin Sedangkan dalam skripsi yang saya susun ini membahas sejarah sarana prasarana, letak Geografis perkembangan pondok sekitar dan pandagan masyarakat dari golongan profesi baik dari golongan profesi maupun organisasi. G. Metode penelitian Dalam melakukan penelitian ilmiah, metode mempunyai peran yang sangat penting. Secara umum sejarah merupakan proses penyajian dan analisis sumber atau laporan dari masa lampau secara kritis. Hasil penelitian di masa lampau bedasarkan atas dua fakta yang di peroleh, bentuk proses ini di sebut historiografi. Adapun langkah langkah yang dilakukan penelitian adalah: 1. Pemilihan topik Dalam proses penulisan skripsi ini penulis memilih topik yang berjudul sejarah perkembangan pondok pesantren Darussalam desa beji kecamatan pakal surabaya tahun 1991-2015.

10 2. Heuristik Heuristik berasal dari kata yunani heurishen artinya memperoleh 12. Sebagai langkah awal Pada tahap heuristik ini peneliti mengumpulkan berbagai sumber-sumber atau data tertulis baik sumber primer maupun sumber sekunder yang sesuai dengan topik atau permasalahan dalam penelitian. Adapun dalam penelitian ini peneliti membagi sumber sebagai berikut: a. Sumber Primer Sumber primer yaitu dapat berupa orang yang langsung menyaksikan kejadian atau peristiwa atau catatan yang dibuat pada zamanya dengan bentuk tulisan, isi, dan bahan yang sezaman. Sumber primer dalam penelitian ini meliputi: Dokumen-dokumen, baik berita, piagam, penghargaan dan lain-lain yang berkaitan dengan Sejarah Pondok pesantren Darussalam b. Sumber sekunder Selain menggunakan sumber primer ada juga sumber sekunder yakni seperti buku-buku atau refrensi yang penulis peroleh berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Dalam penulisan ini memakai sumber buku-buku atau refrensi yang di peroleh dalam penelitian Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam tersebut. Seperti contoh buku Zamarkhsyari Dhofir tentang Tradisi Pesantren. 12 Helius Sjamsuddin, Metodelogi sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007),86.

11 3. Kritik Setelah sumber-sumber ditemukan, maka sumber-sumber itu diisi dengan kritik yaitu suatu metode untuk menilai sumber-sumber yang dibutuhkan guna mengadakan penulisan sejarah 13. Kritik dibagi menjadi dua yaitu: a. kritik eksern adalah kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber yang didapatkan asli atau tidak. b. Mengenai Kritik Intern adalah suatu upaya yang dilakukan oleh sejarawan untuk melihat apakah isi sumber tersebut cukup benar atau tidak. 4. Interpretasi dan penafsiran Disini peneliti berusaha untuk menafsirkan data yang telah diverifikasi. Berdasarkar pendekatan perkembangan intelektual yang digunakan dalam penelitian ini sehingga akan menghasilkan suatu penelitian atau skripsi yang benar-benar otentik. 5. Historiografi Sebagai fase akhir dalam metode penulisan sejarah, historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan dan pelaporan hasil dari penelitian. Peneliti berusaha menulis data yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjadi suatu kisah yang disusun sejarah sistematis dengan penulisan karya ilmiah. 13 Dudung Abdurrahman, metode Penelitan Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 59.

12 H. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, diperlukan sebuah sistematika pembahasan terhadap isi dengan membagi dalam beberapa bab, dan masing-masing bab akan dibagi menjadi beberapa bagian yang akan membahas tentang Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam Beji Surabaya tahun 1975-2015. Penulisan penelitian ini terbagi dalam lima bab, dan didalam setiap bab terbagi manjadi beberapa sub-bab. Pembagian ini didasarkan atas pertimbangan adanya permasalahan-permasalahan yang perlu diklasifikasikan dalam bagian-bagian yang berbeda. Adapun sistematika bahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pada bagian bab ini akan diisi pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika bahasan. Bab II : Dalam bab ini akan di jelaskan tentang Bagaimana Sejarah Pondok Pesantren Darussalam Beji Surabaya yang meliputi latar belakang berdirinya pondok dan letak geografis. Bab III : Dalam bab ini akan dijelaskan tentang Perkembangan Pondok Pesantren, Setrategi Pengembangan Darussalam Beji Surabaya. Seperti sarana prasarana dan jumlah santri yang ada dalam pondok tersebut

13 Bab IV : Dalam bab ini akan dijelaskan tentang pengaruh ketokohan pengasuh dalam Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam beji Surabaya. Seperti pendapat masyarakat sekitar (guru petani pedagang) dan kalangan organisasi ( NU dan Muhammadiyah) Bab V : Merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian.