BAB I PENDAHULUAN. restoran dancafe setelah melakukan aktivitas sebagai masyarakat modern yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan yang tidak menjadi sederhana lagi, begitu pula dengan bisnis kuliner yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. juga di Kota Payakumbuh, terutama di bidang kuliner begitu banyaknya muncul cafecafe

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan zaman saat ini, terjadi peningkatan yang signifikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman khususnya

BAB I PENDAHULUAN. setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perdagangan eceran pada pasar modern di Indonesia mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek budaya dan sosial yang datang dari luar negeri membuat pola

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sektor ekonomi dan budaya juga ikut. terpengaruh perubahan kebudayaan juga tidak dapat dihindari,

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu keberhasilan dan dapat meningkatkan penjualan produk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dalam menjalankan semua aktifitas yang berhubungan dengan

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. waktu untuk bersantai dalam menyelesaikan pekerjaannya, yang kemudian mendirikan usaha dibidang penyediaan makan atau restoran.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan di masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Makanan sehat, aman dan nikmat akan meningkatkan produktivitas kerja

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin berbelanja dengan mudah dan nyaman. Meningkatnya retail modern

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner baik yang berorientasi pada makanan, roti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi banyaknya organisasi-organisasi yang melakukan kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan kebutuhan dan keinginan masyarakat menjadi semakin kompleks. Terlihat dari gaya hidup masyarakat yang semakin bervariasi, salah satunya adalah menghabiskan waktu di restoran dancafe setelah melakukan aktivitas sebagai masyarakat modern yang penuh akan tekanan dan tantangan, hal ini telah menjadi kebiasaan yang memberikan prestige bagi masyarakat modern yang tinggal dikota-kota besar. Oleh karena itu, bisnis kuliner berkembang dengan pesat dan menjadi salah satu bisnis yang diyakini memiliki prospek yang cerah, karena makanan adalah kebutuhan fisiologis manusia yang tidak pernah terhenti dari awal kehidupan hingga akhir kehidupan. Berkembangnya bisnis kuliner dapat dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran dan cafe yang bermunculan dari waktu ke waktu. Maka peningkatan dan pertumbuhan bisnis kuliner menyebabkan munculnya persaingan bisnis yang harus dihadapi oleh para pelakunya. Para pelaku bisnis restoran dan cafe harus mampu bertahan hidup dan berkembang serta menanggapi persaingan dengan cara positif melalui respon yang cepat dan tepat. Para pelaku bisnis kuliner harus mencari ide-ide baru, strategi yang tepat dan efektif agar bisnisnya tetap eksis dan berkembang juga memiliki nilai tambah dibandingkan dengan pesaingnya. Banyak hal yang harus dipersiapkan oleh perusahaan yang ingin terjun ke dunia bisnis kuliner. Kesiapan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis nantinya akan dapat dilihat dari bertahan atau tidaknya bisnis yang dijalankannya. 1

Perusahaan harus mampu menerapkan konsep pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang ada, untuk menarik konsumen melakukan pembelian. Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Maka dari itu, semua restoran dan cafe memiliki target pasarnya sendiri, dengan segala penawaran akan keunggulan dan kelebihan yang mereka tawarkan. Dengan adanya persaingan, perubahan selera dan kebiasaan dalam mengkonsumsi dan menikmati makanan menuntut para pelaku bisnis kuliner semakin kreatif untuk menuangkan idenya. Hal-hal tersebut menjadi strategi dan aset bagi restoran dan cafe untuk menarik konsumennya melakukan pembelian. Kota Medan dikenal sebagai surga kuliner, dengan berbagai budaya yang mempengaruhi dunia kulinernya. Salah satunya adalah chinese food yang telah mempengaruhi dunia kuliner dikota Medan. Nelayan Shanghai Kitchen adalah salah satu dari outlet restorannelayan Sari Laut yang berada di salah satu pusat perbelanjaanterbesar di kota Medan yaitu Sun Plaza terletak di lantai IV dengan alamat Jl K.H Zainul Arifin No.7. Nelayan Sari Laut adalah perusahaan yang dimiliki oleh satu orang dan bukan franchise. Mengusung nama restoran Nelayan Sari Laut, semua outlet nelayan memilki ciri khas pada desain interiornya, yaitu perpaduan warna biru dan merah dengan unsur kayu pada furniture yang terdapat dihampir semua outlet mereka. Biru identik dengan laut yang menjadi tema dari beberapa menu sekaligus melambangkan kualitas produk mereka yang selalu dijaga dari waktu ke waktu yang membuat Nelayan tetap eksis, merah adalah warna yang dipercaya dapat 2

meningkatkan keinginan seseorang untuk merangsang selera makan pelanggan dan dipercaya sebagai warna yang membawa keberuntungan menurut kepercayaan bangsa Tionghoa. Ciri khas dari suasana hampir seluruh outlet Nelayan adalah pencahayaan yang temaram, karena menurut kepercayaan bangsa Tionghoa, pencahayaan yang temaram membuat pelanggan betah.terdapat beberapa outlet Nelayan yang atmosphere (suasana) berbeda mengikuti nama outlet, misalnya Nelayan Mie Jaring memberikan ornamen dedauanan pada dindingnyadan jaring-jaring pada bagian atap outlet, pada Nelayan Lius Garden terdapat akuarium yang terdapat didepan pintu masuk. Pada Nelayan Shanghai Cafe maupun Nelayan Shanghai Kitchen terdapat lampion dan bambu sebagai ornamen desain interiornya. Oleh karena itu, Nelayan adalah salah satu restauran yang memperhatikan dan menerapkan store atmosphere bagi semua outlet mereka. Harga tidak lagi menjadi alasan utama konsumen dalam memilih tempat bersantap, saat ini atmosphere (suasana) menjadi faktor terpenting bagi konsumen dalam memilihtempat bersantap. Di dalam bisnis yang kompetitif,store atmosphere(suasan toko)telah dianggap penting sebagai point ofpurchase (titik pembelian) bagi pelanggan. Bagi seorang konsumen, suasana yang aman dan nyaman menjadi bahan pertimbangan sendiri sebelum memutuskan untuk mengunjungi restoran tertentu. Bahkan tidak jarang konsumen memutuskan untuk mengunjungi suatu restoran dan cafe hanya karena menyukai atmosphere(suasana)yang ditawarkan. Meskipun storeatmosphere tidak secara langsung mengkomunikasikan kualitas produk dibandingkan dengan melalui 3

iklan, store atmosphere merupakan komunikasi secara diam diam yang dapat menunjukkan kelas sosial dari produk produk yang ada di dalammya.dalam menciptakan store atmosphere yang baik dan benar terdapat elemen-elemen penting, yaitu : exterior, general interior, store layout, dan displays. Keempat elemen-elemen tersebut dapat memicu para konsumen untuk tetap berkunjung dan melakukan pembelian. Pemilihan lokasi beberapa outlet Nelayan terdapat di lokasi strategis yang berada di kota Medan,biasanya berada di pusat perbelanjaan danoutlet utama berada di pusat kota. Pusat perbelanjaan tersebut berada di pusat kota contohnya di Sun Plaza, Thamrin Plaza, Centre Point, Medan Fair, Merdeka Walk dan pusat outlet mereka di Jl Merak Jingga No. 8.Oleh sebab itu, mereka ingin mengkomunikasikan produknya berdasarkan pemilihan lokasi dan dekat dengan target pasar yaitu para karyawan, ibu rumah tangga, pengusaha dan para penikmat kuliner yang berada di kota Medan. Nelayan Shanghai Kitchen adalah outletkedua yang dibuka oleh pihak menejemen setelah outletnelyan Mie Jaring yang berada pada lantai III Sun Plaza, Medan. Tindakan tersebut dilakukan pihak manajemen karena pelanggan mereka yang selalu ramai sehingga melakukan ekspansi membuka outlet kedua di Sun Plaza. Oleh sebab itu, lokasi adalah bagian dari bauran pemasaran yang memiliki peran penting yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Menurut Utami (2012 : 89), lokasi merupakan struktur fisik sebuah usaha yang merupakan komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesansebuah 4

usaha yang dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan konsumen. Pihak manajemen Nelayan sangat memperhatikan kualitas, karena kualitas adalah hal yang mutlak bagi kelangsungan bisnis dalam bidang kuliner. Variasi makanan dan cita rasa merupakan hal penting yang harus diperhatikan sehingga dapat menghadapi persaingan bisnis. Pihak manajemen Nelayan memakai jasa head chefyang berasal dari negri Tionghoa untuk menjaga kualitas dan membuat variasi menu untuk mempertahankan kualitasnya serta mencegah konsumen bosan. Kontrol oleh head chef dilakukan setidaknya satu bulan sekali untuk semua menu dimsum mereka, dimulai dari bahan baku, penampilan dan komposisi bumbu. Menu di Nelayan seperti le hong kien, pancake durian,nasi panggang, dan aneka mi menjadi andalan mereka. Karena variasi menu di Nelayan yang cukup banyak, maka pihak manajemen menawarkan produk dimsum mereka dengan tenaga sales promotion girl (SPG) yang berkeliling area dalam restoran dengan membawa beberapa variasi menu dimsum sehingga pelanggan dapat langsung memilih menu dimsum yang di inginkan. Untuk menjalin hubungan baik bagi para pelanggan, pihak manajemen mengeluarkan kartu diskon sebanyak 15% dengan syarat telah melakukan pembelian sebesar Rp 500.000,00. Berbagai tindakan yang diterapkan oleh pihak manajemen Nelayan, diharapkan dapat menarik konsumen melakukan kepututsan pembelian yang akan mendatangkan keuntungan bagi Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza sehingga dapat terus bertahan dari persaingan yang ada.berikut ini adalah jumlah 5

konsumen restoran Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza yang mengalami fluktuasi setiap bulannya, fluktuasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 1.2 Jumlah Konsumen Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza Tahun 2015 Bulan Jumlah Konsumen April 3020 orang Mei 3450 orang Juni 2636 orang Juli 4870 orang Agustus 3423 orang September 3150 orang Oktober 2870 orang November 5340 orang Desember 5810 orang Sumber: Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza (data diolah) Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa terjadi fluktuasi peningkatan dan penurunan konsumen Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza pada bulan-bulan tertentu. Terjadi fluktuasi jumlah konsumen dari bulan April hingga Juni, penurunan jumlah konsumen terlihat pada bulan Juni yaitu 2636 orang, pada bulan Agustus hingga Oktober terjadi penurunan jumlah konsumen, pada bulan Oktober terjadi penurunan jumlah konsumen yang signifikan menjadi 2870 orang, hal tersebut tidak mencapai target yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Tetapi terjadi peningkatan konsumen dari bulan November dan September, peningkatan jumlah konsumen mencapai puncaknya pada bulan Desember yaitu sebanyak 5810 orang, diduga karena adanya hari besar seperti natal dan tahun baru yang menyebabkan kenaikan secara signifikan. Jumlah konsumen pada Nelayan Shanghai KitchenSun Plaza yang setiap bulannya berfluktuasi tidak terlepas dari faktor-faktor yang diduga berpengaruh seperti kualitas produk, lokasi dan store atmosphere yang mempengaruhi konsumen untuk terus memilih 6

Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza sebagai pilihan bagi mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi dan Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: 1. Apakah Kualitas Produk, Lokasi dan Store Atmosphere (Suasana Toko) berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza? 2. Apakah Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Nelayan Shanghai KitchenSun Plaza? 3. Apakah Lokasi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Nelayan Konsumen Shanghai Kitchen Sun Plaza? 4. Apakah Store Atmosphere (Suasana Toko) berpengaruh terhadap keputusan pembelian Konsumen Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Produk, Lokasi dan Store Atmosphere (Suasana Toko) secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza Medan. 7

2. Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Shanghai KitchenSun Plaza. 3. Untuk menganalisis pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Nelayan Shanghai KitchenSun Plaza. 4. Untuk menganalisis pengaruh Strore Atmosphere (Suasana Toko) terhadapkeputusan Pembelian Konsumen Nelayan Shanghai KitchenSun Plaza. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta menambah wawasan mengenai manajemen pemasaran umumnya dan kualitas produk, lokasi dan suasana toko (store atmosphere) pada khususnya. 2. Bagi Perusahaan Sebagai informasi dan bahan masukan bagi pihak manajemen Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza dalam mengelola kualitas produk, lokasi dan suasana toko (store atmosphere) untuk meningkatkan penjualan dimasa yang akan datang, serta efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian sebagai bahan referensi, masukan dan bahan perbandingan 8