a. Pedoman dikapal b. Menara suar c. Sudut baringan (relatiop)



dokumen-dokumen yang mirip
melekat. Kemungkinan selalu ads bahwa karena beberapa konstruksi bangunan kapal seperti bang-bang cerobong dan sebagainya. Pandangan keliling sekitar

BAB V PEDOMAN MAGNET

K = Mxa. K = mxa K = moment magnitis m = kekuatan magnetis a = panjang batang magnit

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

PENGGUNAAN KOMPAS MAGNIT

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

Pembagian kuadran azimuth

By : evi DAFTAR ISI. Cover [i] Daftar Isi [1] SK dan KD [2] Letak Alat-Alat (Media Pembelajaran) [3] Periskop Sederhana [5]

DAFTAR ISI BAB I PEDOMAN MAGNET

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

K O M P A S. Oleh : Drs. Basuki Soen.

KRIDA NAVIGASI DARAT N

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

- Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

BAB I PERUM PENDAHULUAN

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

BAB IX MACAM BESARAN SUDUT

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

Disusun Oleh : Oka Dwi Nugroho ( ) Modul Siswa

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

BAB. I Kompas Geologi

BAB VIIII CHRONOMETER

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut

Sembilan kolom pada Micrometer Drum Besarnya sama dengan 10 kolom pada Vernier

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran 1. Surat Ijin Uji Validitas Surat Ijin Melakukan Penelitian Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

PERHITUNGAN POSISI SEJATI KAPAL DENGAN PENGAMATAN TERHADAP BENDA-BENDA ANGKASA

A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan

Kotak Perlengkapan Astronom Muda

dengan mmhg atau milibar, tinggi permukaan air raksa di dalam bejana akan tergantung dan naik turunnya air raksa dalam tabung.

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

lucht ketelce / lufkessel) yang digunakan untuk dapat menangkap gelamburgelambur udara yang mungkin terdapat di dalam tabung.

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mempersamakan besarnya perubahan penunjuk pada barometer itu dengan besarnya perubahan penunjukkan pada barometer air raksa yang telah diketuai

LAMPIRAN C RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. ( Siklus 1 )

BAB. Bentuk Permukaan Bumi

Referensi : 1.Fisika Universitas edisi kesepuluh, schaum 2.Optics, Sears 3.Fundamental of Optics, Jenkin and White

Kompetensi Dasar. Indikator

CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP DENGAN BAIK DAN BENAR. By :

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

4. Thermometer Kelvin (Lihat gambar halaman)

BAB IV PEMBAHASAN. 3.1 Materi Teknik Pramuka

Lampiran 1 Nilai Semester 1 Mata Pelajaran IPA SDN Gendongan 01 Salatiga

SURVEYING (CIV -104)

Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

Bila kita berkehendak mengadakan perbaikan, maka putar 2 (dua) sekrup yang terpasang di tepi bawah rumah cermin kecil itu.

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XII (DUA BELAS) FISIKA GELOMBANG WARNA CAHAYA. DISPERSI CAHAYA.

MATA KULIAH PROYEKSI & PERSPEKTIF

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit

PEMANFAATAN METODE PERGESERAN TITIK BAYANGAN MATAHARI DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT MESJID AGUNG DAN MESJID JAMI KOTA PALOPO

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

fisika CAHAYA DAN OPTIK

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

FENOMENA ASTRONOMI SISTEM BUMI, BULAN & MATAHARI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

1. Topdal Tunda (Topdal Mesin) Jenis-jenis Topdal Tunda 1. NEGUS TAFERAIL LOG 2. WALKER'S CHERUB LOG 20 x x 11

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Antiremed Kelas 12 Fisika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. Satuan Pendidikan : SDN Tingkir Tengah 02

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Alat Optik dalam Kehidupan

13. Cahaya; Optika geometri

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 068.a/pokja_BJL/doc/sederhana/V/2013/ULP. Tanggal :17 Mei Untuk. Pengadaan Alat Peraga Pembelajaran IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

BAB VI ALAT BARING PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi yang umumnya hanya digunakan di kapal bersama-sama dengan pedoman magnit untuk mendapatkan posisi kapal, yaitu alat baring. Tujuan kami menyusun keterangan mengenai alat baring ini adalah agar para pembaca pada umumnya dan para taruna pada khususnya dapat mengenal dapat mengenal dan mengerti tentang alat baring. Sehingga setelah selesai mempelajari bab ini para pembaca maupun para taruna dapat : 1. Menjelaskan ruang lingkup penggunaan alat baring pada umumnya di kapal 2. Mendemonstrasikan cara membaca dan mengoreksi alai baring serta tepat 3. Menjelaskan cara perawatan alat baring di kapal Di laut, terutama apabila kapal sedang berlayar di dekat atau antara pulau dan selat, posisi kapal harus ditentukan apabila kapal sedang berlayar di dekat atau di antara pulau dan selat, posisi kapal harus ditentukan dengan cermat, guna menghindari bahaya-bahaya navigasi maupun kapal-kapal lain sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sudah sejak dahulu orang menentukan dan menggunakan berbagai jenis alat untuk menentukan posisi kapal di laut mulai dari yang sederhana sampai yang paling baru. Salah satu cara untuk dapat memperoleh posisi kapal demikian adalah dengan menentukan arah suatu /beberapa benda (bantu), navigasi dari kapal. Pekerjaan tersebut disebut membaring.

a. Pedoman dikapal b. Menara suar c. Sudut baringan (relatiop) Dan alat yang digunakan untuk membaring adalah alat baring. Alat baring adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menentukan arah suatu benda, batu navigasi dilihat dan kapal dengan bantuan pedoman di kapal. Alat baring yang umumnya digunakan dan dikenal di kapal adalah : 1. Model alat baring jarum semat 2. Model alat baring pejela celah benang 3. Model alat baring Thomson Jarum semat adalah suatu alat baring yang sangat sederhana. Alat ini terdiri dari sebuah jarum dari logam (atau dan bambu atau lidi yang pendek), yang dapat didirikan tegak lurus di tengah-tengah tutup kaca ketel pedoman. Cara menggunakannya pun cukup sederhana. Prinsipnya, kita harus melihat jarum dan benda dalam satu garis lurus. Dengan melihat dari arah belakang jarum ke arah suatu benda sedemikian rupa sehingga jarum dan benda menjadi satu dan kemudian pada skala derajat pada piringan pedoman yang terpotong oleh jarum, arah benda dilihat dari kapal, dapat dibaca. Untuk membaring matahari jarum semat inipun masih dapat digunakan, yaitu apabila posisi matahari tidak terlalu tinggi di atas tepi langit. Adapun

caranya adalah sebagai berikut : kita lihat dari belakang semat lurus ke arah matahari sedemikian rupa sehingga jarum jam dan semat jadi satu. Kemudian kita melihat pada skala derajat itulah baringan (asimut) matahari yang perlu diperhatikan selalu disini adalah bahwa jarum semat harus terpasang tegak lurus tepat di tengah tengah piringan pedoman. Penjerat celah benang, terdiri dan sebuah rangka dan kuningan, yang tidak bermagnit. Rangkanya terdiri dari : 1. Rangka mendatar 2. Rangka tegak dua buah, dihubungkan dengan engsel pada rangka mendatar 3. Cermin berwarna Pada bagian tengah dari rangka mendatar yang tercelah, terdapat sebuah lubang. Lubang tersebut harus ditempatkan di dalam / pada paku atau alas yang terdapat di tengah-tengah piringan pedoman. Bentuk rangka yang mendatar berupa sebuah batang yang tercelah di bagian tengahnya, di tengah celah dan rangka batang dipasang benang / tab kecil atau bentuknya dapat berupa sebuah rangka lingkaran yang besarnya sesuai dengan lingkaran piringan pedoman. Rangka tersebut harus dapat diputar bebas di atas kaca piringan pedoman, Salah satu rangka yang tegak juga memiliki sebuah celah yang cukup besar disebut Penjera Celah. Rangka tegak lainnya juga memiliki

sebuah celah yang dipasangi sebuah benang / tali kecil dan disebut Penjera benang. Di bagian rangka terakhir ini pada rangka mendatar terpasang sebuah kaca berwarna gunanya untuk memperoleh bayangan matahari yang sesuai. Kedua rangak tegak dan kaca berwarna terpasang pada rangka mendatar dengan engsel sehingga mudah dilipat untuk disimpan. Yang perlu diperhatikan pada saat dipergunakan untuk mengambil baringan adalah bahwa penjera celah dari penjera benang harus dipasang benar-benar tegak lurus pada rangka mendatar. Cara menggunakannya adalah sebagai berikut : Setelah alat terpasang dengan baik dan benar di atas piringan pedoman, maka alat itu diarahkan ke sebuah benda bantu navigasi. Dengan memutar seperlunya, kemudian melihat melalui bagian belakang penjera celah ke arah penjera benang lurus ke benda bantu navigasi sehingga benang dan benda terlihat jadi satu. Besarnya sudut baringan / arah benda bantu navigasi dapat dibaca pada skala derajat piringan pedoman. Skala derajat yang dimaksud adalah skala yang ditunjuk oleh ujung runcing rangka mendatar di bawah penhera benang atau skala derajat yang terpotong oleh benang mendatar pada rangka mendatar. Model lain dan alat baring penjera celah yang lebih baik dan sempurna adalah ZIMUTH CIRCE. Azimuth circle adalah sebuah alat baring serupa dengan alat baring pejera celah benang yang dapat digunakan untuk membarlingkan benda angkasa matahari secara lebih baik. Maka baik bentuk maupun konstruksi Azimuth Circle hampir serupa dengan pejera celah benang. Hanya ada tambahannya, yaitu dalam arah tegak lurus pada arah pandangan rangka penjera, celah dan penjera benang, terpasang pada rangka mendatar yang bentuk lingkaran sepasang peralatan tambahan, dirancang khusus untuk menghitung azimuth matahari.

Salah sat dari peralatan tersebut adalah sebuah prisma pantul 45, yang ditempatkan di dalam rumah logam yang dimiliki sebuah celah sempit. Melalui celah tersebut berkas sinar dari matahari, dapat lewat. Tepat di seberang dari prima tersebut di pasang sebuah rennin cekung kecil. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut : Untuk menghitung atau membaring benda bantu navigasi biasa (benda bumiawi) caranya adalah sama seperti dengan alat barang celah benang. Apabila akan membaring matahari / menghitung Azimuth matahari, maka Azimuth Circle diputar seperlunya menghadap dan posisi cermin cekung dan prisma pantul diatur demikian sehingga berkas akan diterima rennin kemudian dipantulkan ke prisma Oleh prisma berkas sinar matahari tersebut pada kaca penutup piringan pedoman. Dan besamya azimuth matahari adalah sama dengan skala derajat yang dikenal oleh Sinar pantulan dari prisma. Pada azimuth circle ini juga ditambahkan dua buah waterpas, untuk menjamin agar Azimuth circle benar-benar dalam keadaan putar pada saat mengambil Azimuth matahari, sehingga diperoleh hasil yang tepat. Perawatan alat baring ini juga sudah saja. Setelah digunakan, alat ini harus disimpan di dalam kotaknya dan ditempatkan jauh dari pengaruh medan magnit di kapal. Umumnya disimpan di dalam lemari di kamar anjungan atau kamar pets. Secara berkata dan teratur atat ini harus dibersihkan dari debu dan kotoran yang