Penelitian peluang mata pencaharian bagi keluarga PKH: Laporan Awal MAHKOTA & SMERU

dokumen-dokumen yang mirip
Pentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk Pemantauan dan Evaluasi Melaksanakan Kunjungan lapangan sebagai alat Pemantauan dan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

INOVASI PEMANFAATAN DATA UNTUK PEMANTAUAN KINERJA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Rapat Kerja Teknis TKPK

KENAIKAN BBM DAN TEKANAN BAGI TENAGA KERJA INFORMAL (LINGKARAN SETAN KEMISKINAN)

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

Perantara. program. kesadaran upah memproduksi. Survei terhadap. di Indonesia, rumahan. dan. perusahaan, perantara yang. diketahui tentang.

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

LKKS SUMATERA BARAT DAN INSTANSI TERKAIT DALAM MEWUJUDKAN SENTRA KULAKAN WARUNG POSDAYA (SENKUDAYA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010

PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

Perundingan Saling Menguntungkan: Proyek TPSA Mengadakan Pelatihan Merancang dan Merundingkan Nota Kesepahaman untuk Pengembangan Ekspor

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BERITA RESMI STATISTIK

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada

Kesetaraan Gender dan Perdagangan

Profil. Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Upaya Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN UMKM DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA 1

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA AKSI DAERAH PEMANFAATAN DANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PROVINSI JAMBI

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

Pemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya

Menyeimbangkan Lapangan Kerja dan Kebijakan-Kebijakan Perlindungan Sosial

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang dihasilkan

SEKTOR TENAGA KERJA INDONESIA

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BOKS. Menurut Status Menurut Jenis Kelamin Menurut Status Pernikahan. TKI perempuan lebih banyak dibanding TKI laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

ELEKTRONIK WARUNG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BAB 25 PEMBANGUNAN PERDESAAN

PENGALAMAN LKKS BEKERJA SAMA DENGAN BAZNAS PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Menyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DALAM KETENAGAKERJAAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PRAKSIS GERAKAN BIDANG EKONOMI

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan di Jawa Timur

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Transkripsi:

Penelitian peluang mata pencaharian bagi keluarga PKH: Laporan Awal MAHKOTA & SMERU 1

01Latar Belakang 2

Latar Belakang Penelitian Bantuan sosial memiliki banyak sekali manfaat, tetapi apabila diimplementasikan secara tunggal tanpa jenis bantuan sosial lainnya, mungkin tidak cukup untuk secara sistematis mengatasi hambatan struktural terhadap pekerjaan dan mata pencaharian bagi Keluarga miskin. Karenanya banyak negara menggabungkan bantuan sosial dengan program dukungan mata pencaharian (misalnya perusahaan mikro, menghubungkan dengan pasar dan/atau pekerjaan, pengembangan kapasitas untuk memperkuat keterampilan perolehan mata pencaharian, dll), sering disebut sebagai program inklusi produktif atau graduasi Program Keluarga Harapan (PKH), sebagai program unggulan Indonesia, sudah mencapai 10 juta keluarga. Sementara PKH dimaksudkan untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia dari anak-anak, akan tetapi hanya sedikit yang diketahui tentang gambaran pekerjaan anggota usia kerja dalam rumah tangga PKH. PKH menawarkan pekerjaan melalui Kube PKH, meskipun saat ini penerima manfaatnya masih terbatas dan masih kurangnya informasi tentang keberhasilan/efektifitas program ini. Dengan demikian terdapat kebutuhan untuk memiliki pemahaman yang lebih besar terhadap gambaran pekerjaan keluarga PKH serta untuk mengidentifikasi peluang yang tersedia untuk memperkuat strategi inklusi produktif PKH 3

Tujuan Penelitian Tujuan Untuk mengetahui mengenai peluang mata pencaharian bagi keluarga PKH yang tersedia saat ini, dan memberikan rekomendasi peluang mata pencaharian yang sesuai serta dapat diakses keluarga PKH. Hasil Laporan yang merefleksikan Analisis kebutuhan dan kendala dalam memperoleh pekerjaan yang dialami keluarga PKH Memetakan peluang kerja yang ada yang tersedia bagi keluarga PKH, dan analisis kekuatan dan kelemahan mereka Rekomendasi peluang mata pencaharian yang menguntungkan bagi keluarga PKH, dan bagaimana menghubungkan keluarga ini dengan peluang yang ada 4

02 Kerangka Konseptual 5

Konsep Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan (SLA) Source: DFID (2001) 6 6

Pertanyaan Kunci Apa pilihan kegiatan mata pencaharian yang memberikan pendapatan bagi keluarga PKH? Anggota usia kerja dalam keluarga PKH:: Saat ini mereka melakukan pekerjaan apa? Apa yang ingin mereka lakukan (preferensi)? Apa yang mereka hindari (keengganan?) Berapa profitabilitas kegiatan produktif/pekerjaan yang dilakukan? Kendala apa yang mereka hadapi? Apa saja titik masuk untuk mengakses pasar pilihan mereka? Identifikasi 'berhasil': apa yang mereka lakukan dengan benar? Identifikasi 'keluarga yang tidak berhasil': apa yang bisa kita pelajari dari mereka? Bagaimana menjembatani kesenjangan? Apa yang dibutuhkan pedagang dan pengusaha? Apa yang pemerintah tawarkan? Apa program kerja di tingkat nasional dan lokal yang ditawarkan di area ini? Keluarga mana yang mengakses PKH? Apakah program kerja tersebut memenuhi kebutuhan keluarga PKH? Pekerjaan formal apa yang diakses oleh keluarga PKH? Keterampilan apa yang dicari pemilik kerja? Bisakah keluarga PKH menyediakan keterampilan ini? Apa usaha mikro dan rantai nilai yang dilakukan keluarga PKH? Apa yang diinginkan oleh pedagang / agen swasta? Apakah Keluarga PKH dapat memenuhi persyaratan ini? 7

03 Tahapan Penelitian 8

Tahapan Penelitian Penandatanganan kontrak Menyiapkan tim Pemilihan Kabupaten Laporan Presentasi Awal Pengumpulan Data Persiapan Pra- Penelitian Pengumpul an Data Pengolahan Data Pelaporan Kembangkan kuesioner / alat Tes Kuesioner Hubungi Pemangku Kepentingan Analisis Data Sekunder Analisis kuantitatif dan kualitatif Penyajian temuan-temuan kunci kepada MAHKOTA Draf Laporan untuk masukan Laporan terakhir Konferensi Internasional January February March April May 9

Pengumpulan Data Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif akan dilakukan di empat kabupaten (pedesaan, pesisir, pinggiran kota dan campuran). Setiap kabupaten akan memiliki Kube PKH, dan setidaknya 2 distrik akan memiliki E-Warung. Kualitatif Kuantitatif Data Sekunder Wawancara mendalam pada tingkat nasional dengan Kementerian Sosial Wawancara Mendalam di tingkat kabupaten dgn pejabat pemerintah (Dinas, Disnaker, Dinas Koperasi & UKM, DPMD) Wawancara mendalam di tingkat kabupaten dengan Sektor Swasta (Pedagang & Pekerjaan Formal) Wawancara mendalam dengan Pejabat Pelatihan Kejuruan (BLK) Wawancara mendalam di tingkat kecamatan dengan Fasilitator PKH & Fasilitator KUBE PKH Wawancara mendalam di tingkat desa dengan administrator desa & Pengusaha Lokal FGD di tingkat desa dengan penerima PKH ditentukan oleh kelompok usia & gender Studi Kasus anggota PKH: Kisah Sukses & Pembelajaran Responden KPM PKH : 50 per Kabupaten (200 total) Data akan dikumpulkan melalui survei tanpa kertas (perangkat lunak CS Pro) Susenas, Podes, Data Administratif lain

04 Pilihan Kabupaten 11

Lokasi yang Diusulkan Karakteristik Geografis Kategori 1: Pertanian Pedesaan Kategori 2: Pesisir- Perikanan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur Indramayu, Jawa Barat Alasan Secara umum, Pacitan adalah daerah pedesaan dengan wilayah pesisir dan dataran tinggi. Produk pertanian Pacitan meliputi beras, tanaman, hortikultura, dan juga ternak. Koridor selatan pulau juga melewati kabupaten ini, menghubungkannya dengan Surakarta yang merupakan salah satu kota utama di Jawa Tengah, dan juga dengan Ponorogo di Jawa Timur. Berdasarkan SUSENAS 2018, ada 17.385 (10,5%) Rumah Tangga Penerima PKH. Berdasarkan SAKERNAS 2017, tingkat partisipasi tenaga kerja adalah 79,48%, dan pangsa pekerjaan di sektor pertanian adalah 56,2%. Di antara semua kabupaten di Pulau Jawa, Pacitan berada di peringkat 5 teratas dari bagian pekerjaan di pertanian tanaman pangan (SAKERNAS, 2015) Indramayu adalah daerah pedesaan dan pesisir, terletak di pantai utara Pulau Jawa. Indramayu terkenal dengan produksi beras dan perikanan. Namun, Indramayu juga dikenal karena kemiskinan latennya, pekerja migran perempuan, dan pernikahan anak. Berdasarkan SUSENAS 2018, ada 51.410 (9,71%) Rumah Tangga Penerima PKH. Berdasarkan SAKERNAS 2017, pangsa pekerjaan di perikanan adalah 5,7%, yang merupakan 4 teratas di Pulau Jawa. KUBE PKH / UEP pada tahun 2016 & 2017 12

Lokasi yang Diusulkan Karakteristik Geografis Kategori 3: Perkotaan/Pinggiran Kota UMKM Kategori 4: Perkotaan/Pinggiran Kota Industri Besar Kabupaten Kota Surakarta, Jawa Tengah Bandung Barat, Jawa Barat Alasan Orang miskin yang bekerja di sektor non-pertanian termasuk sebagai subkontraktor untuk rantai pasokan industri atau bisnis mikro informal. Di kedua kota tersebut perwakilan Bank Indonesia (Kantor Perwakilan Bank Indonesia Semarang dan Solo) secara aktif mempromosikan pengembangan usaha kecil dan menengah. Berdasarkan SUSENAS 2018, ada 10.116 (6,7%) Rumah Tangga Penerima PKH. Berdasarkan SAKERNAS 2017, 68,1% pekerja berada di sektor informal. KUBE PKH / UEP pada 2017 Memiliki potensi kuat untuk pelatihan ketenagakerjaan, kejuruan & pekerjaan Berdasarkan SUSENAS 2018, ada 49,433 (10,7%) Rumah Tangga Penerima PKH. Berdasarkan SAKERNAS 2017, 16,6% bekerja di Manufaktur. Dengan tingkat pengangguran 9,33%. Menurut BPS, ada 179 industri besar dan menengah di 2014. KUBE PKH / UEP pada tahun 2016 13

14