BAB I PENDAHULUAN. disalurkan ke sektor-sektor yang lebih produktif, serta mewujudkan pemerataan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. permintaan surat berharga (Sunariyah, 2006:5). Tujuan pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu aset yang diperjualbelikan oleh perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu leading indicator dalam

BAB I PENDAHULUAN. penanam saham dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan pilihan jenis-jenis investasi serta perantara untuk berinvestasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, Eduardus Tandelilin (2010 : 26), instrument yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. pesat yang merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan. menentukan struktur dan strategi keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin tingginya volume perdagangan saham. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ikut serta dalam kepemilikan saham suatu perusahaan. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (laba ditahan). Dividen yang dibayarkan kepada para. pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh perusahaan dapat diperoleh di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana manajemen perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dana yang sangat besar untuk mampu bersaing di pasar global.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu tempat kegiatan yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan mempertimbangkan risiko dan return. Setiap investor yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketika berinvestasi, para investor akan melihat apakah perusahaan yang akan ia

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Irham Fahmi (2010 : 305), mendefinisikan Pasar modal adalah Tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. Tujuan pasar modal di Indonesia adalah untuk mengarahkan dana milik masyarakat agar disalurkan ke sektor-sektor yang lebih produktif, serta mewujudkan pemerataan pendapatan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan (Suad dan Enny, 2011). Investasi merupakan penanaman dana pada satu atau lebih obyek investasi yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan di masa mendatang (Relly dan Brown, 1997). Investor dalam berinvestasi melihat dua faktor yaitu faktor tingkat pengembalian saham (return) dan faktor risiko. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko maka semakin besar pula return yang harus dikompensasikan (Jogiyanto, 2015 : 285). Return yang diperoleh investor dapat berupa pendapatan dividen atau pendapatan sisa dari harga jual dengan harga belinya. Selain melihat tingkat pengembalian saham dan risiko saham, investor juga mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan saham dan kinerja perusahaan. Harga saham dapat menjadi pertimbangan dasar investor mengenai nilai perusahaan. Perubahan harga saham searah dengan nilai 1

2 perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusaahan dan sebaliknya. Informasi yang tersedia dapat mendorong investor untuk melakukan penjualan atau pembelian saham, sehingga hal ini dapat memicu adanya fluktuasi harga yang dapat dilihat dengan volatilitas. Volatilitas adalah fluktuasi dari returnreturn suatu sekuritas atau portofolio dalam periode tertentu (Jogiyanto, 2007:444). Volatilitas harga saham merupakan pergerakan naik atau turunnya suatu saham selama periode tertentu dan mencerminkan tingkat risiko yang dihadapi investor. Volatilitas harga saham tinggi menunjukkan kemungkinan terjadi keuntungan atau kerugian yang lebih tinggi dalam jangka pendek. Volatilitas harga saham rendah mengakibatkan investor tidak dapat memperoleh keuntungan tetapi di masa yang akan datang dapat memperoleh capital gain. Schwert berpendapat, bahwa tinggi dan rendahnya volatilitas harga saham dipicu beberapa faktor makro dan mikro. Faktor makro, secara langsung dapat mempengaruhi perekonomian yang meliputi tingkat suku bunga, inflasi, dan lain-lain yang berdampak pada profitabilitas perusahaan. Faktor yang dampaknya hanya dirasakan oleh perusahaan disebut sebagai faktor mikro seperti regulasi kepemimpinan, harga dan persediaan, dan faktor lainnya yang secara langsung berdampak pada kinerja dan keuntungan perusahaan secara individual(schwert, 1989). Faktor faktor yang beraneka ragam itu dapat mengakibatkan sangat fluktuatifnya harga saham. Fluktuasi harga saham yang sangat tinggi terjadi pada harga saham di Indeks LQ 45, yang dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut.

3 VOLATILITAS HARGA SAHAM INDEKS LQ 45 TAHUN 2012-2016 Sumber : investing.com Gambar 1.1 VOLATILITAS HARGA SAHAM DI INDEKS LQ 45 TAHUN 2012 2016 Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa volatilitas harga saham pada Indeks LQ 45 sangat tinggi. Pada tahun 2012, harga saham mengalami kenaikan dan sempat menurun pada level Rp. 639.53. Pada awal tahun 2013 harga saham mencapai Rp. 761.26, harga saham ini mengalami kenaikan selama 4 (empat) bulan tetapi setelah itu harga saham pada indeks LQ 45 mengalami penurunan selama 4 bulan berturut-turut. Harga saham tahun 2014 terlihat mengalami kenaikan cukup tajam.pada tahun 2015 harga saham agak bergejolak dan menurun hingga mencapai level Rp. 704.98. Pada tahun 2016, harga saham sangat fluktuatif dan ditutup dengan harga Rp. 884.62.

4 Indeks LQ 45 adalah indeks yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang meliputi pertimbangan atas likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan total 45 emiten (Irham, 2014 :312). Tujuan indeks LQ 45 adalah pelengkap IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dan khususnya untuk menyediakan sarana objektif dan terpercaya dalam memonitor volatilitas harga saham yang aktif diperdagangkan. Penelitian ini menggunakan saham saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 guna menghindari pengambilan sampel yang berpotensi mengikutsertakan saham-saham yang tidak aktif diperjual belikan atau tidak tepat untuk analisis Brigham dan Houston (2011 :186), mendefinisikan bahwa Isyarat atau Sinyal (signal) adalah Suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori sinyal mengungkapkan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan informasi sebagai sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Signalling theory adalah teori yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar seperti harga saham, obligasi dan sebagainya, sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor. Keputusan investor terhadap sinyal positif atau negatif adalah sangat mempengaruhi reaksi pasar sehingga hal ini dapat mempengaruhi volatilitas harga saham (Irham, 2014 : 21). Faktor yang dapat mempengaruhi adanya volatilitas harga saham, yaitu volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham saham merupakan suatu alat untuk mengukur segala aktivitas yang meliputi penawaran dan permintaan atas saham yang ada di bursa efek. Penelitian Bambang (2017) menunjukkan bahwa volume perdagangan saham saham mempengaruhi volatilitas harga

5 saham.penelitian ini didukung oleh Irma (2017), Takaishi dan Ting Ting (2016), Ni Made dan I Gusti (2016), Tahir, Safdar Husain et al. (2016). Secara teoritis, hubungan volume perdagangan saham dan volatilitas harga saham menyatakan bahwa volume perdagangan saham berpengaruh pada volatilitas harga saham karena dapat menjelaskan informasi yang diterima investor. Volume perdagangan saham saham merupakan suatu hal penting bagi investor, dimana mampu menggambarkan kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal sehingga berdampak pada harga saham. Secara logis volume perdagangan saham saham akan berdampak positif pada harga saham, karena volume telah digunakan secara luas sebagai indikator dari kandungan infomasi yang masuk di pasar. Faktor lain yang dapat mempengaruhi volatilitas harga saham adalah dividend yield. Dividend yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi (Jogiyanto, 2015). Dividen yang dibagikan oleh perusahaan secara bertahap digunakan untuk membuat harga saham yang dimiliki perusahaan tersebut merangkak stabil karena pemberian dengan skala besar dalam persentase akan membuat harga saham tersebut terperosok jatuh dalam jumlah yang besar setelah aktivitas pembagian dividen. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba besar, memicu investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga terjadi peningkatan permintaan saham yang berdampak pada kenaikan harga saham. Perusahaan dengan dividen yield yang tinggi akan mengakibatkan volatilitas harga saham yang tinggi pula.

6 Hasil penelitian oleh Khan, Muhammad Yar et al. (2017), Annastassia dan Friska (2014), dan Hashemijoo et al. (2012) menyatakan bahwa dividend yield berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya dan Mahdy (2015) dimana hasil penelitian menyatakan bahwa dividen yield tidak berpengaruh pada volatilitas harga saham. Faktor lain yang mampu mempengaruhi volatilitas harga saham adalah dividend payout ratio. Dividend payout ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dan investor terhadap total laba perusahaan. Investor cenderung menyukai dividend payout ratio yang tinggi karena mereka menilai bahwa risiko lebih kecil dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan. Hal ini akan mengakibatkan volatilitas harga saham tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Irma (2017), Khan, Muhammad Yar et al. (2017) dan Satriya dan Ubud (2013) menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Namun hal ini berbeda dengan penelitian Hashemijoo et al. (2012) serta Aditya dan Mahdy (2015) menunjukkan bahwa dividend payout ratio tidak dapat mempengaruhi volatilitas harga saham. Variabel lain yang mampu mempengaruhi volatilitas harga saham adalah pertumbuhan aset perusahaan. Pertumbuhan aset merupakan perubahan total aktiva setiap tahunnya. Peningkatan aset yang diikuti dengan peningkatan kinerja operasional dapat menambah tingkat kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Pertumbuhan perusahaan yang diukur dari perubahan total aset dapat dijadikan informasi bagi para pelaku pasar modal bahwa perusahaan dapat mengelola aktivitas operasionalnya dengan baik sehingga secara tidak langsung

7 dapat mempengaruhi investor yang terlihat dari perubahan harga saham. Perusahaan dengan pertumbuhan aset positif akan memiliki volatilitas harga saham yang tinggi. Aditya dan Mahdy (2015) dan Annastassia dan Friska (2014) mendukung pernyataan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sehingga peneliti sekarang ingin menguji kembali Faktor Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Indeks LQ45 sebagai judul dalam penelitian ini. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian iniyaitu : 1. Apakah volume perdagangan saham mempunyai pengaruh terhadap volatilitas harga saham? 2. Apakah dividend yield mempunyai pengaruh terhadap volatilitas harga saham? 3. Apakah dividend payout ratio mempunyai pengaruh terhadap volatilitas harga saham? 4. Apakah pertumbuhan aset mempunyai pengaruh terhadap volatilitas harga saham?

8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh volume perdagangan saham pada volatilitas harga saham. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dividend yield pada volatilitas harga saham. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dividend payout ratio pada volatilitas harga saham. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pertumbuhan aset pada volatilitas harga saham. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk berbagai pihak, maka manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk mengambil keputusan investasi pada perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai literatur mengenai volatilitas harga saham.

9 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan topik penelitian yang sama. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam pengembangan dan penerapan ilmu yang telah diperoleh oleh penulis selamadi perkuliahan tentang topik volume perdagangan saham, dividend yield, dividend payout ratio dan volatilitas harga saham. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, dimana antara bab satu dengan lainnya saling ada keterkaitan. Adapun skripsi ini disusun secara sistematis sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini mencakup dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini mencakup dan menjelaskan mengenai penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

10 BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini mencakup dan menjelaskan mengenai rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, penentuan populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini mencakup dan menjelaskan mengenai gambaran subyek penelitian, memaparkan analisis data dan pembahasan yang berisi penjelasan hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini mencakup dan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk peneliti selanjutnya.