BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah yang menggantikan Undang-Undang No.22 tahun. dan peningkatan daya saing daerah. Sesuai dengan pasal 23 Undang-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi desentralisasi menandai proses demokratisasi di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah (PEMDA), Pemerintah Pusat akan

BAB I PENDAHULUAN. dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah ditetapkan pada Undang-Undang No 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. No. 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No.32 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1999 dan UU no. 25 tahun 1999 yang dalam perkembangannya kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya flypaper effect pada

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebijakan pemerintah pusat yang memberikan kewenangan dalam kebebasan

PENDAHULUAN. daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah ditandai dengan dikeluarkan Undang-Undang (UU No.22 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengelola keuangannya sendiri. Adanya otonomi daerah menjadi jalan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berwewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini, era reformasi memberikan peluang bagi perubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan peraturan sektor publik yang disertai dengan adanya tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jawa Timur Tahun Anggaran )

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan umum UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

DRAFT RINGKASAN HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat terealisasi, maka beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengelolaan keuangan daerah sejak tahun 2000 telah mengalami era baru,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang meliputi seluruh kehidupan manusia, bangsa dan negara, untuk. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil makmur

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya otonomi daerah. Sebelum menerapkan otonomi daerah,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kerja finansial Pemerintah Daerah kepada pihak pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya. (Maryati, Ulfi dan Endrawati, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP FLYPAPER EFFECT DAN BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah, yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengembangkan potensi daerah tersebut maka pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otonomi daerah atau sering disebut desentralisasi fiskal mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara maupun daerah. sumber daya alamnya sendiri. Sumber dana bagi daerah antara lain terdiri dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan. merata berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar negara republik

BAB I PENDAHULUAN. 22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat kegiatan perekonomian, agar kegiatan sektor riil meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Akuntabilitas

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. finansial Pemerintah Daerah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi sistem desentralisasi atau yang sering dikenal sebagai era

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

ANALISIS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif dalam menangani sejumlah masalah berkaitan dengan stabilitas dan. pertumbuhan ekonomi di dalam suatu negara demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kuncoro, 2004).

I. PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat propinsi maupun tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan reformasi di bidang pemerintahan daerah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama pemerintahan orde baru sentralisasi kekuasaan sangat terasa dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Wilayah negara Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan daerah akhir

1 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB V PENUTUP. adalah tersedianya sumber sumber pembiayaan, sumber pembiayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otomoni daerah yang berlaku di Indonesia berdasarkan UU No.22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi tahun 1998 memberikan dampak yang besar dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan aspirasi masyarakat yang sejalan dengan semangat demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. mendasari otonomi daerah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka pengembangan atau mengadakan perubahan-perubahan ke arah keadaan

: Dalila Rahmawati Ester NPM : Pembimbing : Dr. Ir. Budiman, MS.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No.

BAB I PENDAHULUAN. luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara maupun daerah (Mardiasmo, 2002 : 50). Pengamat

BAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi tahun 1998 telah membuat perubahan politik dan administrasi, bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan merata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat propinsi maupun tingkat

PENDAHULUAN. yang sangat besar, terlebih lagi untuk memulihkan keadaan seperti semula. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Negara dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi. penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang dijadikan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. tidak meratanya pembangunan yang berjalan selama ini sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disebutanggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Baik untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berlakunya Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang menggantikan Undang-Undang No.22 tahun 1999 diharapkan dapat membantu percepatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, peran serta masyarakat dan peningkatan daya saing daerah. Sesuai dengan pasal 23 Undang- Undang No.32 tahun 2004, hak dan kewajiban daerah yang dijabarkan dalam pasal 21 dan 22 diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintah daerah serta dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, diungkapkan bahwa daerah diberikan otonomi atau kewenangan kepada daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Pemerintah daerah mempunyai otonomi daerah yang lebih luas untuk mengelola sumber ekonomi daerah secara mandiri dan bertanggung jawab yang hasilnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Otonomi 1

2 daerah yang sudah berjalan merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan terselenggaranya otonomi daerah. Pemerintah daerah otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat (Undang-Undang No. 32 tahun 2004). Inti hakekat otonomi adalah adanya kewenangan daerah, bukan pendelegasian. Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai pelaksanaan yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Kesempatan pemerintah daerah membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah serta bertujuan memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dari pemerintah pusat (Maryati, 2010). Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pembiayaan

3 pemerintah dalam membiayai belanja daerah atau sebagai penyangga kehidupan daerah. Perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari masing-masing daerah tidaklah sama, hal ini dikarenakan dalam menggali potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada setiap daerah berbeda. Potensi tersebut tergantung oleh kekayaan sumber daya alam pada daerah. Pendapatan daerah tidak hanya berasal dari PAD, melainkan juga berasal dari dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat, Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan salah satu dana perimbangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bertujuan untuk pemerataan keuangan daerah untuk mendanai kebutuhan keuangan daerah. Menurut Undang-Undang No 33 pasal 1 tahun 2004 belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Menurut (Aprilla dan Saputra, 2013) belanja daerah adalah semua pengeluaran pemerintah daerah pada satu periode anggaran. Menurut (Nordiawan,2007) belanja daerah yang berkaitan dengan program dan kegiatannya diklasifikasikan menjadi belanja langsung dan tidak langsung. Belanja langsung merupakan belanja yang berkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program pemerintah. Sedangkan belanja

4 tidak langsung merupakan belanja yang tidak berkaitan langsung dengan pelaksanaan program pemerintah daerah. Menurut (Rokhaniyah, 2011) Flypaper effect terjadi apabila nilai koefisien Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap belanja dearah lebih besar daripada pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja daerah. Flypaper effect merupakan kondisi dimana respon terhadap pengeluaran pemerintah dalam jumlah dana yang relatif lebih besar transfer dana dari pemerintah pusat dibandingkan dengan pendapatan daerah itu sendiri. Transfer dari pemerintah pusat merupakan sumber utama dana pemerintah daerah untuk membiayai operasi utama sehari-hari, yang oleh pemerintah daerah dilaporkan diperhitungan APBD pada praktiknya (Saputri, 2014). Beberapa peneliti menemukan bahwa respon pemerintah daerah berbeda antara DAU dan PAD. Menurut Aprilla dan Saputra (2013), hasil penelitian menunjukan bahwa telah terjadi flypaper effect pada belanja daerah pada kabupaten/kota di Indonesia. Melihat apakah terjadi indikasi in efisien pada dana transfer tersebut, dapat dilihat dari respon pengeluaran pemerintah yang lebih dikenal dengan teori flypaper effect. Respon disini merupakan suatu tanggapan langsung dari pemerintah daerah dalam menyikapi transfer dana dalam bentuk dana perimbangan khususnya DAU yang diwujudkan pada anggaran belanja daerah. Ketika respon (belanja) daerah lebih besar

5 terhadap transfer, maka disebut dengan flypaper effect menurut Oates (1999) dalam Afrizawati (2012) Bedasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik mengambil judul Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Flypaper Effect Dan Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Jawa Timur. 1.2 Perumusan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka dapat diidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut : a. Seberapa besar pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap belanja daerah? b. Seberapa besar pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja daerah? c. Seberapa besar pengaruh flypaper effect terhadap belanja daerah? d. Seberapa besar pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan flypaper effect terhadap belanja daerah? e. Seberapa besar pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap flypaper effect? f. Seberapa besar pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap flypaper effect? g. Seberapa besar pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap flypaper effect?

6 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan : a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap belanja daerah. b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja daerah. c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh flypaper effect terhadap belanja daerah. d. Untuk mengetahui seberapa besar Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan flypaper effect terhadap belanja daerah. e. Untuk mengetahui seberapa besar Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap flypaper effect. f. Untuk memgetahui seberapa besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap flypaper effect. g. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dana alokasi umum (DAU) dan pendapatan asli daerah (PAD) terhadap flypaper effect.

7 1.3.2 Manfaat Penelitian : Beberapa manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penganggaran sektor publik. 2) Bagi Prodi /Fakultas Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi baru bagi jurusan akuntansi sehingga dapat dimanfaatkan oleh khalayak umum mahasiswa, dosen dan segenap lingkungan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 3) Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan untuk penggunaan anggaran di masa yang akan datang. 4) Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan pengembangan peneliti, serta dapat digunakan sebagai pembanding.