BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam menunjang pelaksanaan program pembangunan nasioanal sebagai salah satu usaha untuk mencapai kemanjuan di bidang ekonomi dan mensejahterakan kehidupan rakyat diperlukan sumber-sumber dana yang sangat tinggi untuk membiayai kegiatan pembangunan, sarana dan prasarana menunjang di berbagai kegiatan dan pekerjaan di segala bidang kehidupan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tugas nasional yang tercantum di pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, dan mendunia. Hal tersebut ditunjukkan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju. Untuk mewujudkan tujuan dari pembangunan daerah yang merupakan bagian yang sangat penting dari Pembangunan Nasional yang adil dan merata di seluruh tanah air. Umtuk mempercepat pembangunan di daerah, maka pemerintah pusat memberikan hak otonomi pada pemerintah daerah, yaitu untuk menggali dan mengelola dan tersebut untuk membiayai pembangunan di daerahnya masing-masing (Anonim, 2006 : 3). 1
Jawa Timur yang juga merupakan salah satu daerah yang diberi hak otonomi, yaitu mengatur dan mengurus rumah tangga intern sebuah daerah yang bersangkutan. Dengan begitu, Jawa Timur merupakan daerah otonomi yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang, dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sesuai dengan perundangundangan yang berlaku (Syamsi, 2000 : 5). Pemberian hak otonomi ini juga berkaitan hak untuk menggali dan mengelola dana yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Masalah-masalah keuangan yang dihadapi oleh daerah berkisar pada usaha peningkatan pendapatan dan juga berkenaan dengan pengeluaran dana untuk memenuhi tuntunan kebutuhan masyarakat di daerah (Syamsi, 1998 : 86). Agar dapat melaksanakan pembangunan di Jawa Timur, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka diperlukan adanya sumber-sumber dana yang ada di Jawa Timur yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Derah (APBD). Laju inflasi daerah dapat dikatakan bahwa secara logika apabila inflasi meningkat, maka Pendapatan Asli Derah akan mengalami penurunan, sebab tingkat konsumsi masyarakat cenderung mengalami penurunan. Dan hal ini akan berpengaruh terhadap pengurangan sumber-sumber penghasilan pendapatan asli daerah. Namun pada kenyataannya tingkat inflasi selalu mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Akan tetapi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetap akan mengalami peningkatan yang cukup stabil. 2
PDRB atau Pendapatan Domestik Regional Bruto merupakan total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu pula, satu tahun (anonim, 2002 : 2). Dimana secara agregatif Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan kemampuan suatu daerah tertentu di dalam mengasilkan pendapatan/ jasa kepada faktor-faktor yang ikut berperan serta di dalam proses produksi di daerah setempat. Dengan demikian tepat diartikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan gambaran production orginated dari suatu daerah. Adapun yang menjadi sumber penerimaan daerah adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang meliputi : a) Pajak daerah; b) Retribusi daerah, termasuk hasil dari pelayanan Badan Layanan Umum (BLU) daerah; c) Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, antara lain bagian laba dari BUMD, hasil kerja sama dengan pihak ketiga; dan d) Lain-lain PAD yang sah. 2. Dana perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralasasi. Dana perimbangan terdiri dari dua jenis, yaitu dana bagi bagi hasil dan dana transfer. Dana bagi hasil terdiri dari bagi hasil penerimaan pajak (tax sharing) dan bagi hasil penerimaan sumber daya alam (SDA). Adapun yang termasuk dalam pembagian hasil perpajakan adalah Pajak 3
Penghasilan (PPh) perorangan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sedangkan pembagian hasil penerimaan dari SDA berasal dari minyak bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan, dan perikanan. Dana transfer sebagai komponen dana perimbangan lainnya, terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). 3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Sumber penerimaan daerah yang lainnya, yaitu pembiayaan bersumber dari: 1) Sisa lebih perhitungan anggaran daerah 2) Penerimaan pajak daerah 3) Dana cadangan daerah; dan 4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu indikator yang menentukan derajat kemandirian suatu daerah. Semakin besar penerimaan PAD suatu daerah, maka semakin rendah tingkat ketergantungan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah pusat. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan PAD suatu daerah, maka semakin tinggi tigkat ketergantungan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah pusat. Hal ini dikarenakan PAD merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal dari dalam daerah itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah di Jawa Timur. Dengan demikian, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat mendorong proses pembangunan di suatu daerah. 4
Berdasarkan uraian diatas, maka untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukannya penelitian dengan judul Analisis Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten/Kota Jawa Timur. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk memperjelas arah penelitian maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perkembangan Pendapatan Asli Daerah untuk penerimaan daerah dari tahun 2010-2016? 2. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), inflasi, dan belanja barang dan jasa terhadap Pendapatan Asli Daerah? 3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perkembangan Pendapatan Asli Daerah dan komposisi pajak untuk penerimaan daerah tahun 2010-2016. 2. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), inflasi, dan belanja barang dan jasa terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 4. Batasan Masalah Batasan masalah digunakan agar permasalahan yang dibahas tidak meluas dan penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah yaitu : 5
1. Pendapatan Asli Daerah dalam penelitian ini diambil dari 38 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur tahun 2010-2016. 2. Variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam penelitian ini menggunakan PDRB Harga Konstan dari tahun 2010-2016. 3. Variabel inflasi dalam penelitian ini menggunakan inflasi bulanan dari tahun 2010-2016. 4. Variabel belanja barang dan jasa dalam penelitian ini menggunakan data tahunan dari tahun 2010-2016. 5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Akademisi Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Mampu memberikan referensi bagi peneliti berikutnya terhadap masalah yang sama. 2. Mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan sampai sejauh mana teori-teori yang sudah ditetapkan pada kasus di lapangan sehingga halhal yang dirasa kurang dapat diperbaiki. b. Bagi Dispenda Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah informasi, masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam pengendalian penerimaan pendapatan daerah di Kabupaten/Kota di Jawa Timur di masa yang akan datang. 6
c. Bagi Peneliti Dapat memberikan informasi bagi para peneliti dan rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. 7