TINJAUAN TERHADAP PENATAUSAHAAN PERPAJAKAN PADA BENDAHARAWAN KANTOR GUBERNUR PROVINSI MALUKU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur

1 dari 4 11/07/ :43

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi (2009: 1):

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III

PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN PAJAK ATAS PENGGUNAAN DANA DESA

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum kita mengetahui pengertian with holding system kita harus

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya pajak merupakan pungutan wajib oleh negara kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. undang-undang oleh pemerintah, yang sebagian dipakai untuk menyediakan barang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG

2015, No Mengingat Pengenaan Pajak dan saat lain pembuatan faktur pajak atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian dalam Peraturan Me

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardiasmo (2011:1) Terdapat 2 (dua) fungsi Pajakyaitu : pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II ` KAJIAN PUSTAKA. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB III PEMBAHASAN TENTANG MEKANISME PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) ATAS PPH FINAL PASAL 4 AYAT (2)

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk kesejahteraan rakyat. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara perlu terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib. membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P. :

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

BAB II TELAAH PUSTAKA. pengertian yang sama. Beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

12 TINJAUAN TERHADAP PENATAUSAHAAN PERPAJAKAN PADA BENDAHARAWAN KANTOR GUBERNUR PROVINSI MALUKU Nengsi Solemede 1), Tri Retno Hariyati 2), Chrestiana Aponno 3) Jurusan akuntansi Politeknik Negeri Ambon. ABSTRAK Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang perpajakan, pajak yang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak atas pengeluaran yang berasal dari APBN/APBD. Kewajiban bendaharawan pemerintah sehubungan dengan Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai antara lain adalah memotong dan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21, Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak Penghasilan Pasal 23, Pasal Penghasilan Pasal 24 ayat (2), dan Pajak Pertambahan Nilai. Yang menjadi masalahnya yaitu bagaimana tinjauan penatausahaan perpajakan pada Bendaharawan kantor Gubernur Provinsi Maluku. Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana tinjauan penatausahaan perpajakan pada bendaharawan kantor Gubernur Provinsi Maluku. Dalam Bidang Biro Pengembangan Ekonomi dan Investasi dalam PPh 21 pada umumnya uang belanja dalam perjalanan dinas tidak dipotong pajak, sedangkan untuk makan minum, ATK, bayar honor itu dipotong pajak oleh bendaharawan. Dengan adanya peraturan yang sudah di tetapkan maka dapat mewujudkan kelancaran sistem pemotongan pajak, penyetoran dan pelaporan pajak sesuai dengan batas waktu yang suda ditentukan sehingga tidak ada yang terlambat dalam melakukan penyetoran dan pelaporan pajak sehingga tidak dikenakan denda. Kata Kunci : Penatausahaan Perpajakan PENDAHULUAN Pajak merupakan salah satu sumber utama pendapatan Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan Negara. Peran pajak bagi Negara di Indonesia dibedakan dalam dua fungsi utama yaitu fungsi anggaran (budgetair) dan fungsi mengatur (regulered). Dalam fungsi anggaran (budgetair), pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara, untuk menjalankan tugas-tugas rutin Negara dan melaksanakan pembangunan. Pajak merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat baik pribadi maupun badan dari pendapatan atau penghasilannya kepada pemerintah yang ditujukan untuk kegiatan pembangunan di segala bidang. Dalam rangka reformasi perpajakan nasional, pemerintah beserta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan pembaharuan undang-undang tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan Indonesia Nomor 16 tahun 1983 menjadi UU Nomor 16 tahun 2008. Biro Pengembangan Ekonomi dan Investasi secara kelembagaan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor: 22 Tahun 2014,Tentang pembentukan organisasi dan tata kerja sekretariat Daerah Provinsi Maluku dan sekretariat Dewan Prwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku. Dengan persetujuan bersama Dewan perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku dan Gubernur Maluku Memutuskan dan Menetapkan Peraturan Daerah Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Maluku Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku. Undang Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang pembentukan Daerah Swatandra Tingkat I Maluku ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 79 ) sebagai Undang-Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1617. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang perpajakan, pajak yang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak atas pengeluaran yang berasal dari APBN / APBD adalah bendaharawan pemerintah. Bendahara pemerintah adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang sama. Sebagai pihak yang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak, bendahara pemerintah harus mengetahui aspekaspek perpajakan terutama yang berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan serta Pajak Pertambahan Nilai. Kewajiban bendahara pemerintah sehubungan dengan Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai antara lain adalah memotong dan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21, Pajak Penghasilan Pasal 22, pajak Penghasilan Pasal 23, Pajak Penghasilan Pasal 24 ayat(2), dan Pajak Pertambahan Nilai. Sebagaimana dilihat bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan selalu dinamis dan perkembangan menyesuaikan dengan perubahan undang-undang perkembangan ketentuan tersebut membuat sebagian wajib pajak, khususnya wajib pajak bendahara pemerintah, mengalami kendala dalam memenuhi kewajiban perpajakan, bendahara harus memahami ketentuan peratuaran perundang-undangan di bidang perpajakan, terutama mengenai tata cara kewajiban pemotongan/pemungutan, penyetoran, dan pelaporan pajak. 1,2,3.Politeknik Teknik Negeri

13 TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Pajak Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan No.28 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 :Pajak adalah Kontribusi Wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar- es rny kem kmur n r ky t MenurutProf.Dr.P.J.A.adriani:2008, Pajakadalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelengg r k n pemerint h Lima unsur pokok dalam definisi pajak : 1. Iuran/pungutan dari rakyat kepada Negara 2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang 3. Pajak dapat dipaksakan 4. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi 5. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara (pengeluaran umum pemerintah). Fungsi Pajak Terdapat dua fungsi pajak, yaitu Fungsi Budgetair ( Sumber Keuangan Negara) dan Fungsi Regulared (pengaturan). a. Fungsi Budgetair/Finansial Fungsi pajak sebagai Budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber dari penerimaan pemerintah yang memasukan uang sebanyakbanyaknya ke kas Negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran pengeluaran Negara. b. Fungsi Regulared ( pengaturan ) Fungsi pajak sebagai Regularend, artinya pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik dibidang ekonomi, social, maupun politik dengan tujuan tertentu. Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu seperti: 1. Pemberian insentif pajak ( misalnya tax holiday ) 2. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negri. 3. Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk dalam negri. Sistem Pemungutan Pajak Dalam pemungutan pajak dikenal beberapa system pemungutan yang digunakanmenurut Mardiasmo (2009) sebagai berikut: 1. Official Assessment System Suatu system pemungutan pajak dimana besarnya pajak yang harus dilunasi atau pajak yang terutang oleh wajib pajak ditentukan oleh fiskus (dalam hal ini wajib pajak bersifat final). 2. Sell Assessment System Suatu system pemungutan pajak dimana wewenang menghitung besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak diserahkan oleh fiskus kepada wajib pajak yang bersangkutan, dimana dengan system ini wajib pajak harus aktif untuk menghitung, menyetor dan melaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sedangkan fiskus hanya bertugas memberikan penerangan dan pengawasan. 3. With Holding System Suatu cara pemungutan pajak dimana penghitungan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak dilakukan oleh pihak ketiga. Bendahara Umum Daerah Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD) serta melakukan pengujian dan pengesahan dokumen dalam rangka pembayaran atas beban tagihan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kepala Daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan Kepala Daerah perlu menetapkan pejabat-pejabat tertentu dan para bendahara untuk melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.pejabat yang diberi tugas oleh pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah untuk melaksanakan fungsi bendahara umum daerah dan mengelolah penerimaan dan pengeluaran kas daerah serta segala bentuk kekayaan daerah lainnya. METODOLOGI PENELITIAN Teknik Analisa Teknik analisa yaitu analisa deskriptif, membandingkan antara aturan yang berlaku sesuai dengan aturan perpajakan yang terbaru dengan aturan yang di pakai pada Biro Pengembangan Ekonomi dan Investasi Propinsi Maluku. PEMBAHASAN Bendahara Pemerintah Gubernur Provinsi maluku Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara adalah Bendahara yang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal 1 nomor urut 14 menyebutkan bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan yang

14 diberi tugas dan atas nama negara/daerah menerima, menyimpan, membayar, dan atau mengeluarkan uang/surat berharga/barang-barang milik negara/daerah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 pasal 3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang secara fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya. Dari pengertian bendahara tersebut di atas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa bendahara mempunyai tugas dan fungsi: 1. Menerima uang atau surat 2. Menyimpan uang atau surat 3. Membayar/menyerahkan uang atau surat 4. Menatausahakan uang atau surat 5. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang berada dalam pengelolaannya. Berdasarkan ruang lingkup tugas dan wewenang yang ada pada bendahara maka dikenal dua jenis bendahara yaitu, bendaharaan penerimaan dan bendahara pengeluaran. Prosedur Pembelian Barang di Kantor Gubernur Provinsi Maluku Bagian Biro Pengembangan Ekonomi Dan Investasi Berupa Kursi Sofa. Surat Pesanan kepala Biro pengembangan ekonomi dan Investasi Berita Acara Serah Keterangan Terima Barang Pemeriksaan Pengadaan Barang Berita Acara Pembayaran 1. Berita Acara Serah Terima Barang : Di sebut dengan pihak kedua. Dengan ini pihak pertama telah menyerahkan kepada pihak kedua, hasil pekerjaan berupa pengadaan mebeleur kursi sofa, kemudian pihak kedua menerima barang tersebut dari pihak pertama dalam keadaan baik. 2. Pemeriksaan Penerimaan Barang : pihak pertama dalam kedudukannya sebagai pemeriksa pekerjaan telah mengadakan mebeleur kursi sofa. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, kedua belah pihak menyatakan bahwa pekerjaan tersebut telah selesai dikerjakan 100% sebagai hasil baik dan dapat dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3. Brita Acara Pembayaran : Selanjutnya desebut PIHAK KEDUA. Dengan ini PIHAK PERTAMA telah melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA atas pekerjaan pengadaan mebeleur kursi sofa senilai Rp. 21.120.000,- (Dua Puluh Satu Juta Seratus Dua Puluh Ribu Rupiah) dan PIHAK KEDUA telah menerima seluruhnya dalam jumlah yang lengkap Tabel Rincian Barang Pemungutan dan Penyetoran PPN Jenis Barang Satuan Ukuran Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga (Rp) No (Rp) 1 Kursi Sofa Sedang Set 1 15.000.000 15.000.000 2 Set 1 6.120.000 6.120.000 Total 21.120.000 Terbilang : Dua Puluh Satu Juta Seratus Dua Puluh Ribu Rupiah Pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM oleh bendaharawan dilakukan pada saat pembayaran dengan cara pemotongan langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak rekanan. Bendaharawan wajib menyetor PPN dan PPnBM yang dipungut tersebut ke Bank Persepsi atau Kantor Pos paling lambat 7 hari setelah berakhirnya bulan terjadinya pembayaran tagihan. Dalam hari ke-7 jatuh pada hari libur, maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya. Dalam hal PPN dan PPnBM telah dipungut langsung oleh KPPN, bendaharawan tidak perlu memungut dan menyetor PPN dan PPnBM. Adapun tata cara pemungutan dan penyetoran yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 adalah sebagai berikut : PKP rekanan membuat Faktur Pajak dan SSP saat menyampaikan tagihan SSP diisi dengan NPWP dan identitas PKP rekanan, tetapi penandatangan dilakukan oleh :

15 Bend h r w n pemerint h d l m h l disetor oleh Bendaharawan, atau KPPN dalam hal dipotong langsung oleh KPPN 1. Faktur Pajak dibuat dalam rangkap 3 dengan peruntukan : Lem r ke-1 untuk Bendaharawan atau KPPN Lem r ke-2 untuk arsip PKP rekanan Lem r ke-3 untuk KPP melalui Bendaharawan atau KPPN 2. Dalam hal pemungutan PPN & PPnBM dilakukan oleh Bendaharawan, SSP dibuat rangkap 5 3. Dalam hal pemungutan PPN & PPnBM dilakukan oleh KPPN, SSP dibuat rangkap 4 Pada setiap lembar Faktur Pajak dibubuhi : C p Disetor t ngg l d n dit nd t ng ni oleh Bendaharawan, dalam hal pemungutan dan penyetoran PPN & PPnBM dilakukan oleh Bendaharawan, atau Dic ntumk n nomor d n t ngg l dvis SP2D oleh KPPN dalam hal pemungutan PPN & PPnBM dilakukan langsung oleh KPPN dan SSP lembar ke-1 dan lembar ke-2 di u uhi c p Tel h di ukuk n oleh KPPN 4. Faktur Pajak dan SSP merupakan bukti pemungutan dan penyetoran PPN & PPnBM 5. Tarif PPN & PPnBM 1. Tarif PPN adalah 10% 2. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% dan paling tinggi 75% 3. Tarif PPN & PPnBM atas ekspor BKP adalah 0% 6. Dasar Pengenaan Pajak Dasar pengenaan pajak adalah dasar yang dipakai untuk menghitung pajak yang terutang, berupa : jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. 1. Harga jual adalah nilai berupa uang, termasuk oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tidak termasuk PPN yang dipungut menurut undang-undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. 2. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), tidak termasuk PPN yang dipungut menurut undang-undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. 3. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan Bea Masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pabean untuk impor BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang PPN 4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk oleh eksportir 5. Nilai lain adalah suatu jumlah yang ditetapkan sebagai dasar pengenaan pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan. PEMBAHASAN BendaharaPemerintah Gubernur Provinsi Maluku Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara adalah Bendahara yang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal 1 nomor urut 14 menyebutkan bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas dan atas nama negara/daerah menerima, menyimpan, membayar, dan atau mengeluarkan uang/surat berharga/barang-barang milik negara/daerah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 pasal 3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang secara fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya. Dari pengertian bendahara tersebut di atas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa bendahara mempunyai tugas dan fungsi: 1. Menerima uang atau surat 2. Menyimpan uang atau surat 3. Membayar/menyerahkan uang atau surat 4. Menatausahakan uang atau surat 5. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang berada dalam pengelolaannya. Berdasarkan ruang lingkup tugas dan wewenang yang ada pada bendahara maka dikenal dua jenis bendahara yaitu, bendaharaan penerimaan dan bendahara pengeluaran. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah di uraikan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa dengan adanya peraturan yang sudah di tetapkan maka dapat mewujudkan kelancaran sistem pemotongan pajak, penyetoran dan pelaporan pajak sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan sehingga tidak ada yang terlambat dalam melakukan penyetoran dan pelaporan pajak sehingga tidak dikenakan denda. Saran Bertolak dari kesimpulan dan hasil penelitian yang dirumuskan di atas, maka penulis dapat menyerankan bawha,bendahara harus mentaati peraturan-peraturan pajak yang sudah di tetapkan oleh pemerintahan agar tidak dapat menimbulkan masalah.

16 DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo,2008, Perpajakan, Penerbit Andi; Yogyakarta Suandy, Erly.2008, Hukum Pajak, Selemba Empat. Jakarta S.Munawir,2003, Pajak, Penerbit BPFE.Yogyakarta Undang-Undang KUP Nomor.28 Tahun 2007 Pasal 1ayat 1, Tentang Pengertian Pajak Peraturan Daerah Provinsi Maluku no. 22 Tahun 2014, Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekertariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 35 Ayat 2, Tentang Tugas Dari Seor ng Bendaharawan Undang-Undang nomor 22 Tahun 1958, Tentang penetapan Undang-Undang Darurat nomoe 22 Tahun 1957, Tentang Pembentukan Daerah Swatandra Tingkat I Maluku. 1,2,3.Politeknik Teknik Negeri