BAB II TINJUAN PUSTAKA. 2.1 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM Bantul)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat langsung diminum (Rumondor et al., 2014). Air minum yang. mengurangi daya kerja serta daya produksi (Widarto, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

Dwi Rustam Kendarto*), Valentina Purba**), Nurpilihan Bafdal*), Sophia Dwiratna NP.*)

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

Gambar 4. Kondisi ekosistem sekitar intake PDAM Tirta Pakuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

DISINFEKSI DAN NETRALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

Transkripsi:

4 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM Bantul) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kabupaten Bantul merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husada No. 83 Bantul Kode Pos 55711. PDAM Kabupaten Bantul didirikan berdasarkan Perda Kabupaten Dati II Bantul No 11 Tahun 1990 yang diundangkan melalui Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Bantul No-8 Tahun 1991 seri D tanggal 22 April 1991(Widiastuti, 2017). PDAM Bantul mempunyai beberapa sumber air baku yang terdiri dari air permukaan (Sungai Progo dan Sungai Oya), sumur dalam, mata air, dan sumur dangkal. Air baku adalah sumber air yang akan diolah pada Instalasi pengolahan air. Pengecekan perbedaan kualitas air baku dengan stadar peraturan pemerintah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakannya untuk diolah dengan IPA (Instalasi Pengolahan Air) (Widiastuti, 2017). Pengolahan air baku menjadi air minum umunya terdiri dari beberapa proses. Adapun contoh proses pengolahan air meliputi proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Air yang telah diolah pada akhirnya dialirkan oleh PDAM melalui jaringan distribusi. Proses distribusi air bertujuan untuk mengalirkan air yang sudah layak konsumsi menuju pelanggannya, proses distribusi ini melalui jaringan distribusi yang sudah mencakup wilayah pelayanan PDAM. Adapun pengalirannya menggunakan pipa, maka terkadang jaringan distribusi PDAM mengalami permasalahan, kebocoran pipa, yang mengakibatkan terganggunya kualitas air distribusi PDAM (Widiastuti, 2017) PDAM yang diteliti pada penelitian ini adalah PDAM unit Sewon, pada PDAM unit Sewon terdapat tiga instalasi yang menunjang kebutuhan airnya. 4

5 Adapun ketiga instalasi tersebut adalah instalasi bangunharjo, instalasi kaliputih, dan instalasi dongkelan. Pada masing masing instalasi terdapat proses pengolahan yaitu sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Air yang telah diolah didistribusikan ke pelanggan melalui pipa jaringan distribusi. Adapun pipa yang digunakan adalah pipa PVC berdiameter 25 150 mm. 1.1.1 Pengolahan Air pada PDAM Instalasi pengolahan air minum (IPAM) umumnya terdiri dari beberapa unit pengolahan air minum. Pemilihan unit pengolahan air ini didasari oleh kualitas air baku dan standar kualitas air produksi yang ingin dicapai. Untuk PDAM Bantul unit Sewon dipilih beberapa unit pengolahan, yaitu sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Adapun air baku untuk IPAM PDAM Sewon ini merupakan air tanah atau air sumur dangkal. Penjelasan untuk tiap pengolahan akan dibahas sebagai berikut : a. Sedimentasi Sedimentasi adalah proses pemisahan solid-liquid menggunakan pengendapan secara gravitasi untuk menyisihkan suspended solid. Pada pengolahan air minum, penerapan sedimentasi bertujuan untuk pengendapan air permukaan, pengendapan flok koagulasi dan flokulasi, dan pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan. Bak Sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk segi empat atau lingkaran. Pada pengolahan air minum teori sedimentasi biasanya diaplikasikan pada unit prasedimentasi dan sedimentasi II. Prasedimentasi adalahunit pengolahan air minum yang bertujuan untuk mengendapkan partikel diskret yang relative mudah mengendap. Sedangkan Sedimentasi II adalah unit pengolahan air yang berfungsi untuk mengendapkan hasil proses koagulasi-flokulasi (Masduqi dan Slamet. 2002). b. Filtrasi Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun gas) yang membawanya menggunakan suatu media berpori

6 atau bahan berpori lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan koloid. Adapun proses filtrasi pada pengolahan air minum bertujuan untuk menyaring air hasil proses koagulasi-flokulasi, dan sedimentasi untuk menghasilkan air minum berkualitas tinggi. Tipe filter yang digunakan untuk proses filtrasi dibagi menjadi dua yaitu, filter pasir cepat dan filter pasir lambat. Tipe filter dipilih melalui banyak pertimbangan seperti volume air yang akan diolah, waktu, area yang tersedia, dan biaya operasional (Masduqi dan Assomadi, 2012). c. Desinfeksi Desinfeksi dalam pengolahan air minum dilakukan untuk melindungi pemakai air dari bahaya mikroorganisme yang terkandung dalam air. Metode yang umum digunakan dalam pengolahan desinfeksi adalah kimiawi, fisik, dan radiasi. Untuk pengolahan air minum pada umumnya menggunakan desinfeksi secara kimiawi dan beberapa dengan radiasi. Untuk desinfeksi secara kimiawi, digunakan klor sebagai desinfektan yang paling umum pada pengolahan air minum (Masduqi dan Assomadi, 2012). 2.2 Kualitas Air Minum Penyediaan air bersih memerlukan air yang yang baik aman, sehat dan layak untuk diminum. Menurut Ikas (2013), kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian penggunaan air dalam kebutuhan hidup. Pada Permenkes No. 82 tahun 2001 disebutkan beberapa kegiatan yang menggunakan air berdasarkan kualitasnya yaitu untuk air minum, air untuk mandi dan cuci, air untuk irigasi pertanian, perternakan, perikanan, rekreasi, dan transportasi. Kualitas air minum di Indonesia diatur dalam peraturan menteri kesehatan RI No. 492 Tahun 2010. Adapun parameter yang diatur dalam peraturan tersebut dibagi menjadi 3 bidang, yaitu parameter fisik, parameter kimia, dan parameter mikrobiologi. Dalam penelitian kali ini, air distribusi

7 PDAM Bantul akan diuji kualitasnya dengan beberapa parameter, yaitu keberadaan klor bebas, E. coli, dan nilai ph dalam air. 2.2.1 Klor Bebas Klorin (Cl 2 ) adalah salah satu unsur kimia yang jarak ditemukan dalam bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsure atau senyawa lain. Klorin digunakan sebagai desinfektan pada proses desinfeksi dalam pengolahan air minum (Hasan, 2006). Desinfeksi sendiri adalah proses pembubuhan/penambahan zat kimia yang bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen yang terkandung pada air. Proses desinfeksi sebagai salah satu proses pengolahan air minum dilakukan tepat sebelum air minum didistribusikan kepada konsumen (Masduqi dan Assomadi, 2002). Klorin memiliki hubungan kuat dengan tingkat keberadaan bakteri. Semakin banyak kadar klorin yang diberikan semakin banyak bakteri yang akan mati. Klorin memiliki kadar optimal dalam proses pemusnahan bakteri. untuk mengetahui kadar optimal yang digunakan sebagai desinfektan, akan dilakukan pengujian terlebih dahulu dalam skala laboratorium sebelum diaplikasikan ke proses pengolahan air minum. Penambahan klorin yang melebihi kadar optimal yang sesuai dengan kebutuhan akan dirasa berlebihan dan akan menyisakan klorin, klorin yang tersisa dalam air tersebut dikenal dengan sebutan klor bebas, adapun klor bebas terbentuk dari reaksi antara kandungan organik air dengan desinfektannya (Richardson, 2003). Klorin yang digunakan untuk proses desinfeksi pada umumnya memiliki dua bentuk, yaitu klor murni (HOCL/OCL - ) dan klor kombinasi (chloramines dengan NH 2 Cl sebagai yang dominan). Walaupun klor yang berbentuk murni lebih efektif dalam membunuh bakteri, chloramines lebih tidak reaktif terhadap bahan organik, sehingga tidak menghasilkan klor bebas. Selain itu chloramines lebih stabil dan bertahan lebih lama dalam proses distribusi air (Pan dkk, 2016).

8 Kadar klor bebas yang terlalu tinggi, akan menyebabkan bau kaporit yang tajam dan membahayakan kesehatan manusia jika terkonsumsi. Menurut Richardson (2003), salah satu bentuk dari klor bebas adalah Trihalomethane (THM) yang bersifat karsinogenik. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan no. 492 tahun 2010 persyaratan kualitas air minum, kadar klorin atau klor bebas yang diperbolehkan dalam air minum adalah sebesar 5 mg/liter. 2.2.2 Escherichia Coli Escherichia Coli atau lebih sering disebut E. coli merupakan mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator pencemaran air yang disebabkan oleh tinja. E. coli memiliki sel yang berbentuk bulat cenderung ke batang panjang yang biasanya berukuran 0,5 x 1 3 mikrometer (μm). E coli dapat hidup sendiri sendiri atau berkoloni, bakteri ini memiliki gram negatif yang dapat hidup di kondisi aerob dan anaerob fakultatif (Melliawati, 2009). Jumlah bakteri E. coli untuk air minum sesuai dengan Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu dalam setiap 100 ml air terdapat 0 total bakteri E. coli Penentuan kehadiran bakteri dalam air berdasarkan kebutuhannya, dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya jenis yang berbahaya sebagai penyebab penyakit dan penghasil toksin. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri E. coli yaitu: A. Temperatur B. Variasi suhu adalah salah satu hal faktor tekanan penting terhadap kehidupan mikroorganisme di lingkungan. Sebagai contoh, kenaikan suhu akan menginduksi respon bakteri terhadap panas, sementara sel harus beradaptasi pada kondisi suhu tersebut. E. coli yang ada di air hidup pada suhu 30 o C.

9 C. ph Berdasarkan Widiastuti (2017), E. coli tumbuh optimum pada ph 6-7. E. coli mampu bertahan hidup pada ph dibawah 3,6 di lingkungan. Menurut Berg (2004) kebanyakan E. coli dapat diterima baik oleh tubuh, akan tetapi beberapa kasus dapat menyebabkan penyakit pencernaan. karena diketahui bahwa bakteri E. coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan dan telah terbukti bahwa galur galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan. E. coli juga dapat menyebabkan diare akut selain itu apabila E. coli di dalam usus memasuki kandung kemih, maka dapat menyebabkan sintitis yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut (Melliawati, 2009). 2.2.3 ph ph merupakan parameter penting yang perlu diketahui dalam kualitas air. ph adalah ukuran keseimbangan tingkat keasaman sebuah larutan. Skala ph terdiri dari 0 sampai 14, dimana semakin kecil menandakan semakin asam sedangkan semakin besar menandakan kondisi basa, akan tetapi ph 7 menandakan kondisi netral (Chapman, 1996). Menurut Permenkes 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum, ph air minum dizinkan untuk dikonsumsi yaitu 6,5 8,5. Nilai ph ini termasuk normal karena nilai tersebut mendekati ph netral yaitu 7. Nilai ph dalam air perlu diperhatikan hal ini dikarenakan ph merupakan salah satu faktor pendukung dari kehidupan bakteri E. coli dan proses desinfeksi menggunakan klor.

10 2.3 Penelitian Terkait Sebelum penelitian ini dilakukan terdapat beberapa penelitian serupa yang telah dilakukan dibeberapa badan pengolahan air lainnya. Adapun beberapa penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Penelitian Terkait No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Sofia, dkk (2015) Evaluasi Keberadaan Klor Kadar klor bebas Bebas Pada Jaringan yang terkandung Distribusi IPA Sungai pada jaringan Lulut PDAM Bandarmasih distribusi IPA Sungai Lulut adalah sebesar 0,2 mg/l 0,7 mg/l 2 Rifani, dkk Kadar Sisa Klor Terhadap Pada pengujian klor (2016) Nilai MPN Coliform Pada bebas, hasil klor Jaringan Perpipaan PDAM Di Kabupaten Hulu Sungai Utara bebasnya mengalami penurunan dari jarak terdekat sampai titik jarak terjauh yaitu dari 1,5 mg/l 0,0 mg/l, sedangkan untuk hasil MPN Coliform menunjukkan hasil 0/100 ml.