BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. biasanya disebut PTK. PTK yang dilakukan oleh peneliti, dilaksanakan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

BAB III TEKNIK DAN RENCANA PENELITIAN. penelitian tindakan kelas. Dengan teknik penelitian tindakan kelas peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Peredaran Darah Manusia Menggunakan Media Botol Blood Stream Mata

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Mamba ul Ulum Corogo Jogoroto Jombang ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. prestasi belajar, kelas dan sekolahan.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Banyubiru berjumlah 140 anak yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya penulis berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru IPA yang mengajar kelas III SD Negeri Dukuh 03. Guru dan penulis mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian juga dilakukan secara partisipatif, artinya penulis dengan dibantu rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian. 3.2 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dukuh 3. Subjek penelitian dalam peneltian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD Negeri Dukuh 3 yang berjumlah 30 siswa. Siswa Kelas III SD Negeri Dukuh 3 kurang antusias dalam mengikuti mata pelajaran IPA karena pembelajaran lebih sering menggunakan metode ceramah. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang berminat dan sulit memahami mengenai apa yang dipelajari, sehingga hasil belajar IPA menjadi rendah, bahkan ada beberapa siswa yang nilainya masih dibawah dari KKM.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Dukuh 3 semester II Tahun ajaran 2015/2016, yang jumlah siswanya sebanyak 30 siswa. 3.3 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah CLIS. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel 22

23 terikatnya adalah minat dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Dukuh 3 salatiga. 3.4 Definisi Operasional Variabel 1. Model pembelajaran CLIS adalah suatu model pembelajaran yang memiliki tahapan-tahapan untuk membangkitkan perubahan konseptual siswa, model pembelajaran CLIS ini dilandasi oleh pandangan konstruktivisme yang memperhatikan pengalaman dan konsep awal siswa, pembelajaran berpusat pada siswa melalui aktivitas hands on/minds on dan menghadapi lingkungan sebagai bahan belajar (Alfiati Syafrina 2000). 2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. 3. Minat terjadi karena ada dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu. Hubungan minat dengan penelitian yang dilakukan ini adalah bahwa minat yang timbul karena dorongan dari perasaan senang yang di alami siswa karena adanya perhatian terhadap sesuatu, dalam hal ini adalah pembelajaran baru dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dalam pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri 03 Salatiga. 3.5 Rencana Tindakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas di mana peneliti berkolaborasi dan berkerjasama dengan guru kelas III SD Negeri Dukuh 3. Desain penelitian PTK ini mengikuti desain penelitian tindakan Kurt Lewin (dalam Wahidmurni dan Nur Ali, 2008: 33), yang terdiri dari empat komponen, yaitu (1) perencanaan (planning); (2) tindakan (acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus yang dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

24 Acting Planning Observing Reflecting Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin 3.4.1 Siklus I 1) Perencanaan a. Menyusun RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam b. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang menunjang proses belajar mengajar. c. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis (pilihan ganda) dan lembar kerja siswa. 2) Pelaksanaan a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. b. Guru membimbing siswa dalam membangun gagasan awal dengan kegiatan mengamati atau tanya jawab. c. Siswa menyusun gagasan yang telah terbentuk dalam kegiatan diskusi bersama anggota kelompoknya d. Siswa menerapkan gagasan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk gagasan baru e. Guru membimbing siswa dalam membandingkan gagasan awal dengan gagasan yang baru f. Siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang dipelajari 3) Observasi a. Melakukan pengamatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model CLISpada kelas III SD Negeri Dukuh 3

25 b. Melakukan pengumpulan data siswa atas minat dan hasil belajar yang siswa peroleh setelah menggunakan model CLIS pada kelas III SD Negeri Dukuh 3. 4) Refleksi a. Menelaah dan mengoreksi pelaksanaan pembelajaran Siklus I. b. Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan apa saja yang terjadi pada pelaksanaan Siklus I. c. Mengevaluasi proses minat dan hasil belajar pada Siklus I. d. Memperbaiki kelemahan untuk Siklus II. 3.4.2 Siklus II 1) Perencanaan Data yang telah diperoleh dari siklus I diidentivikasi dan hasil dari observasi pada siklus I dijadikan pedoman agar pada siklus II lebih baik. a. Menyusun RPP pada mata pelajaran IPA. b. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada proses pembelajaran. c. Menyiapkan lembar observasi. d. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis (pilihan ganda) dan lembar kerja siswa. 2) Pelaksanaan a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. b. Guru membimbing siswa dalam membangun gagasan awal dengan kegiatan mengamati atau tanya jawab. c. Siswa menyusun gagasan yang telah terbentuk dalam kegiatan diskusi bersama anggota kelompoknya d. Siswa menerapkan gagasan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk gagasan baru e. Guru membimbing siswa dalam membandingkan gagasan awal dengan gagasan yang baru f. Siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang dipelajari

26 3) Observasi a. Melakukan pengamatan kegiatan siswa dan guru serta hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan model CLIS b. Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model CLIS. c. Melakukan penilaian minat dan hasil pembelajaran IPA dengan 4) Refleksi menggunakan model CLIS. a. Mengkaji dan menelaah pelaksanaan pembelajaran IPA. b. Melakukan penilaian proses minat dan hasil pembelajaran IPA. c. Menemukan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran IPA, agar peneliti ke depannya bisa lebih baik lagi. 3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Data dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa lembar observasi siswa dan lembar observasi guru menggunakan model pembelajaran CLIS, data kuantitatif berupa tes hasil belajar siswa dan minat belajar siswa. 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui minat dan hasil belajar siswa kelas III setelah melakukan pembelajaran CLIS adalah dengan teknik tes dan observasi. a. Teknik Tes Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengetahuan peserta didik teknik yang paling tepat digunakan adalah teknis tes. Tes awal pada kondisi sebelum diberikan tindakan yang dilakukan oleh guru adalah instrumen yang tepat sebagai cara pengumpulan data, karena melalui hasil tes awal ini maka akan dapat dilihat sejauh mana perkembangan peserta didik dalam segi kognitif. Selanjutnya setelah hasil tersebut diketahui, maka penulis dapat memulai memberikan perlakuan yang sesuai setelah melakukan observasi sebelumnya.

27 Perlakuan yang diberikan harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta diselaraskan dengan model pembelajaran yang digunakan guna menunjang proses pembelajaran. b. Dokumentasi Pada instrumen ini, diberlakukan upaya untuk mencari sumber sebanyak-banyaknya yang difungsikan sebagai penunjang dari penelitian. Dokumentasi digunakan sebagai alat ukur dalam perkembangan penelitian selanjutnya. Bermula dari bagaimana keadaan peserta didik, situasi belajar, sarana dan prasarananya sampai keadaan lingkungan di sekitar sekolah tersebut. Dokumnetasi dalam penelitian ini berupa foto-foto jalannya proses penerapan model CLIS pada mata pelajaran IPA siswa kelas III SD Negeri Dukuh 3 siklus I dan siklus II. c. Observasi Observasi dilakukan untuk menilai jalannya pembelajaran sehingga hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut (Arikunto, 2010: 272). Sugiyono (2010: 203) juga berpendapat bahwa observasi dilakukan guna memberikan penilaian yang ber kenaan dengan tingkah laku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam, namun Sugiyono menambahkan observasi ini dapat dilakukan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengukur kegiatan belajar mengajar yang dilakukan baik oleh guru maupun siswa. Adapun penilaian yang diberikan dalam observasi yang akan digunakan yakni dengan skala Likert. Sugiyono (2010: 134) memaparkan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang terhadap keadaan tertentu. Keadaan ini dapat diartikan dengan proses pembelajaran, jadi penilaian yang diberikan berfokus pada aspek dalam pembelajaran. Aspek dalam pembelajaran ini dijabarkan ke dalam pengamatan yang dilakukan terhadap siswa untuk menggambarkan keseuaian model

28 pembelajaran dengan karakteristik siswa dan guru untuk menggambarkan model pembelajaran dapat digunakan dengan mudah sehingga dapat membantu untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Sugiyono (2010: 134-135) juga menambahkan dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian instrumen tersebut dijadikan titik tolak dalam menyusun item-item instrumen. Item-item tersebut dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka tiap butir jawaban dapat diberi skor, misalnya: Kriteria: 1) Sangat Baik 2) Baik 3) Cukup 4) Kurang Skor: 4 3 2 1 3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar tes hasil belajar. Lembar observasi dan lembar tes hasil belajar disusun berdasarkan sintaks metode dan prosedur penyusunan butir soal. a. Lembar Soal Tes Evaluasi Soal tes yang diberikan adalah soal tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Soal tes tertulis digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. Tes ini diberikan setelah proses belajar mengajar pada setiap pertemuan tiap siklus. Pembuatan lembar tes hasil belajar menggunakan prosedur penyusunan butir soal. Menurut Sudjana (2011:149) langkah-langkah penyusunan instrumen tes tertulis yaitu: (a) memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis, baik dari aspek materi/isi/konsep, konstruksi maupun bahas, (b) mengacu pada indikator pencapaian, (c) memilih bentuk butir yang sesuai dengan indikator, dalam penelitian ini memilih bentuk pilihan ganda, (d) membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran. Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa, dengan menilai hasil tes evaluasi siswa dengan teknik berikut:

29 Nilai hasil belajar = x 100 Setelah menghitung nilai hasil belajar atau tes evaluasi, langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajarnya sebagai berikut: Nilai rata-rata kelas = Persentase ketuntasan belajar = X 100% b. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Lembar observasi ini terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur atau menilai proses belajar, yaitu tingkah laku siswa pada saat pembelajaran dan tingkah laku guru pada waktu mengajar. Pengisian lembar observasi ini dilakukan dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom jawaban lembar observasi guru dan pada lembar observasi siswa. Untuk skala penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar observasi aktivitas guru dalam penelitian ini mengacu pada skala Likert sebagai berikut: Skor 4 guru melaksanakan pembelajaran dengan Sangat Baik. Skor 3 guru melaksanakan pembelajaran dengan Baik. Skor 2 guru melaksanakan pembelajaran dengan Cukup. Skor 1 guru melaksanakan pembelajaran dengan Kurang. Teknik dalam perhitungan yang akan digunakan yaitu : Keterangan : x = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh N = Jumlah keseluruhan skor maksimal (Sumber: Djamarah, 2005:331) Adapun kategori penggolongan rentang nilai akhir sebagai berikut: 80 ke atas : baik sekali 66 79 : baik

30 56 65 : cukup 46 55 : kurang 45 ke bawah : gagal (Sugiyono, 2010: 35) Adapun lembar observasi dapat dilihat pada kisi-kisi lembar observasi berikut: No. 1. 2. 3. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru Aspek yang dinilai. Kegiatan Pra Pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran B. Pendekatan / strategi pembelajaran C. Pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran D. Penilaian proses dan hasil belajar F. Penggunaan bahasa Penutup No. 1. 2. 3. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Belajar Siswa Aspek yang dinilai. Kegiatan Pra Pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran A. mampu materi pelajaran B. Pendekatan / strategi pembelajaran C. Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran D. Penilaian proses dan hasil belajar E. Penggunaan bahasa Penutup c. Angket Minat Belajar IPA Lembar angket digunakan untuk memperoleh data mengenai minat belajar IPA siswa. Angket berisi kumpulan pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran dengan model CLIS. Kisi-kisi angket minat belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

31 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Minat Belajar IPA No. Indikator Item angket 1 Sikap siswa terhadap pelajaran IPA 2, 5 2 Ketertarikan pembelajaran menggunakan 1, 3, 10 model CLIS 3 Memusatkan Perhatian 4, 8 4 Keaktifan siswa 11,14 5 Rasa percaya diri siswa 6, 7 6 Kebiasaan belajar siswa 13 7 Kecenderungan untuk selalu siap 9,12 mempelajari IPA 8 Usaha dalam meningkatkan hasil belajar 15 (Sumber: Siti Rahayu Haditomo 1998) Untuk mengukur skala minat belajar digunakan pernyataan skala menggunakan rumus Likert yang sudah dimodifikasi, yaitu skala terdiri dari empat tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap suatu pernyataan. Penggunaan modifikasi skala Likert ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung dalam skala lima tingkat. Modifikasi skala Likert meniadakan kategori meniadakan jawaban yang tengah (Hadi, 1991). Tabel. 3.4 Skala modifikasi Likert Jawaban Favorable Unfavorable Sangat setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak setuju 2 3 Sangat tidak setuju 1 4 d. Dokumentasi Metode dukumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan lapangan, transkip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 206). Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto-foto dalam

32 berlangsungnya kegiatan pembelajaran Siklus I dan Siklus II sebagai bukti bahwa peneliti sudah melakukan penelitian. Dari data tersebut akan dapat diketahui proses-proses yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model CLIS. 3.7 Indikator Kinerja Tolak ukur keberhasilan dari model CLIS pada pelajaran IPA yaitu siswa dapat memahami dan mengerti dengan mudah materi yang dipelajari. Indikator ini merupakan tempat dari rencana yang telah dibuat dan implikasinya dalam rangka meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Indikator keberhasilan bagi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika minimal 85% siswa yang diajar dengan menggunakan model CLIS dapat memperoleh nilai lebih besar dari 65 (Kriteria Ketuntasan Minimum). Indikator kinerja yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bagi guru, berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CLIS jika minimal 85% skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan. 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan analisis uji ketuntasan dan analisis deskriptif komparatif. Analisis uji ketuntasan adalah analisis membandingkan skor yang diperoleh dengan KKM. Analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus. Data kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai sebelum tindakan, Siklus I dan nilai Siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.