BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk.

ABSTRAK. Kata kunci : Promosi penjualan, periklanan dan minat beli konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. harus siap menghadapi situasi yang semakin bersaing. Perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan restoran Kentucky Fried Chicken ( KFC ) pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi niat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

Strategi Pemasaran Makanan Cepat Saji Di Kentucky Fried Chicken Cabang Pancoran, Nama : Ayu Purnama Dewi NPM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan dan Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Sejarah Kentucky Fried Chicken

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak yang memiliki rutinitas padat. Wanita atau istri yang juga bekerja, jalan-jalan yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

TINJAUAN PENERAPAN KUALITAS PELAYANAN MENURUT KONSEP TERRA DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN KFC STORE MERDEKA, BANDUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat diantara restoran-restoran untuk menjadi yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. KFC (Kentucky Fried Chicken) didirikan oleh Kolonel Harland Sanders

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak luput akan pentingnya peranan marketing public relations dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini, setiap manusia ataupun setiap makhluk hidup memilki kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia lahir, ada dengan segala kebutuhannya. Pada awal. peradaban manusia, kebutuhan ini terbatas dan bersifat sederhana.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kawasan wisata, kearifan budaya lokal yang mampu melestarikan tradisi

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah yang memiliki pengaruh besar dalam pengembangan. diletakkan pada manusianya dari pada sistemnya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Komunikasi pemasaran yang terus berkembang membuat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) di Indonesia kini semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijaman yang berkembang pesat ini sudah banyak restaurant cepat fastfood

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari. ekonomi, globalisasi dapat diketahui dari satu pihak yang akan

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB 1 PENDAHUALAN. melepas kepenatan rutinitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. modern dengan fleksibilitas yang semakin meningkat. Adanya perubahan gaya hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan zaman pada saat ini berkembang sangat pesat. Bisnis. Perubahan pola konsumsi makanan merupakan gaya hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tetap bertahan. Costumer merupakan kunci akan ketidakberhasilan suatu

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia.

PENGARUH BRAND AWARENESS TERHADAP PERILAKU MEMBELI KONSUMEN PADA RESTORAN MAKANAN CEPAT SAJI KFC PLAZA PONDOK GEDE Penulisan Ilmiah Oleh : Azwin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. food terbaik. Richeese Factory adalah QSR (Quick Service Restaurant) di

BAB I PENDAHULUAN. akan barang-barang konsumsi. Oleh sebab itu produksi barang-barang. yang selanjutnya akan melahirkan persaingan di pihak produsen.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba dengan waktu. Maka dari itu orang-orang pun menyukai segala

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Bisnis kuliner merupakan salah satu peluang bisnis yang. menjanjikan. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner baik yang berorientasi pada makanan, roti

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Restoran cepat saji (Quick Serve Restaurant) merupakan salah satu

Gambar 1.1 Struktur Orgasnisasi Store KFC

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri makanan seperti restoran berkembang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan dalam segala jenis bidang usaha makin ketat.

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN

BAB I PENDAHULUAN. Wikipedia merupakan istilah umum untuk menyebut usaha yang menyajikan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran

PENGARUH PERIKLANAN DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KFC CABANG SUKAWANGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar.

KOLONEL HARLAND SANDERS

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era moderen ini masyarakat Indonesia yang merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor industri yang mengalami

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan suatu zaman maka akan selalu diikuti dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

Powered by TCPDF (

"."-" -! ;"q'./ APLIKASI TEKNIK MANAJ PEMGENDALIAN MU PADA PERUSAHAAN MAKANA. b 3&6. Oleh WlTRl WULANDASI JURVSAN ILMU-1LMU SO3IP.L EKONOMI PERTANLAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usahanya (Peraturan Menteri Kesehatan No.304 Tahun 1989) rumah makan, yang salah satunya adalah rumah makan pondok zam-zam yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Waralaba adalah pengaturan bisnis dengan sistem pemberian hak pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gerai makanan cepat saji sangat banyak dan beragam. Setiap hari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fast food waralaba asing yang terus mengalami perkembangan pesat adalah Kentucky Fried Chicken (KFC) yang berasal dari Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah gerai yang dibuka, meskipun tingkat persaingan cukup ketat. Tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilannya berkaitan dengan adanya strategi bisnis yang dilakukan oleh pihak manajemen secara tepat. KFC tidak hanya menjual olahan daging ayam, tetapi juga bisnis gaya hidup. Di tangan Harland D. Sanders, pendiri KFC, menikmati olahan daging ayam adalah pengalaman komplit yang dinikmati lidah, tata ruang yang menyegarkan mata, dan suasana akrab dan nyaman. KFC pertama kali diperdagangkan pada tahun 1956, Sanders telah berhasil menyakinkan belasan restoran guna memasak dan menjual ayam goreng kentucky dari resep rahasia keluarganya. Penjualan itu memberinya royalti US$ 4 sen untuk setiap potong ayam yang terjual. Menjelang tahun 1960, sebanyak 400 buah restoran di Amerika dan Kanada telah menyediakan ayam goreng kentucky. Dalam waktu 4 tahun, jumlah tempat jualan ayam goreng kentucky telah meningkat menjadi 650 restoran dengan omset penjualan per tahun bernilai US$ 37 juta. Saat ini terdapat hampir 10.000 restoran ayam goreng kentucky di 1

2 seluruh dunia dengan lebih dari 200.000 karyawan dan omset per tahun lebih dari US$ 18.2 milyar. (google.com/sejarah KFC) Di Indonesia pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Perseroan mengawali usaha warabala dengan pembukaan restoran KFC pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta. Keberhasilan restoran QSR (Quick Service Restaurant) pertama ini kemudian diikuti dengan pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sebagai pemegang hak waralaba tunggal KFC hingga saat ini, perseroan senantiasa membangun brand KFC dan berbekal keberhasilan perseroan selama 26 tahun, KFC telah menjadi brand hidangan cepat saji yang paling dominan, dan dikenal luas sebagai jaringan restoran cepat saji di negeri ini. Pada saat ini Perseroan memiliki 237 restoran, termasuk 1 unit mobil catering, di lebih dari 50 kota besar di Indonesia, memperkerjakan sekitar 9.280 karyawan dengan total penjualan lebih dari Rp. 1,028 triliun pada akhir 2005. (google.com/sejarah KFC) Produk unggulan KFC, Colonel s Original Recipe dan Hot & Crispy Chicken, tetap merupakan ayam goreng paling lezat menurut berbagai survey konsumen di Indonesia. Dapat dipahami jika produk unggulan KFC berkualitas tinggi ini dapat diterima baik di Indonesia, sebuah negara dengan konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi daripada daging jenis lain. Selain menyajikan produk unggulannya, KFC juga memenuhi selera konsumen lokal dengan menawarkan menu pilihan

3 seperti perkedel, nasi, salad dan jagung manis, serta produk lain-lain seperti Crispy Strips, Twister, dan Spaghetti, yang diterima dengan sangat baik oleh pasar kita. Untuk memberikan nilai tambah kepada konsumen, menu kombinasi hemat dan bermutu seperti KFC Attack dan Super Panas senantiasa ditawarkan. Pengembangan brand melalui pengenalan produk-produk baru, produk lanjutan, dan promosi paket murah meriah (secara permanen atau waktu terbatas) memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan KFC dan meningkatkan diferensiasi brand KFC yang kompetitif. KFC sepenuh hati dengan komitmen untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam usaha restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan Yum! kepada konsumen. Dukungan para pemegang saham, keahlian manajemen, loyalitas dan dedikasi karyawan, serta kontinuitas kunjungan konsumen, dapat membantu tercapainya visi ini. KFC yakin bahwa dengan menciptakan dan membangun satu budaya yang kokoh dimana setiap orang di Perusahaan membuat perbedaan, membentuk opini konsumen & sales mania, memberikan diferensiasi merek yang kompetitif, menjalin kontinuitas hubungan dengan masyarakat, serta mempertahankan konsistensi keberhasilan yang telah dicapai, pada akhirnya akan menjadikan KFC sebuah brand yang paling digemari di seluruh Indonesia, dan sebuah perusahaan yang baik dan kokoh serta mampu memberikan kepuasan bagi setiap pelangan yang berkunjung.(google.com/sejarah KFC) Kepuasan konsumen dewasa ini dijadikan orientasi utama oleh pelaku usaha untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Hal

4 ini tercermin dari semakin banyaknya pelaku usaha yang menyertakan komitmennya terhadap kepuasan konsumen dalam pernyataan, misalnya, iklan, moto perusahaan, maupun public relation release. Semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada konsumen melalui jasa yang berkualitas dan harga yang bersaing. Terciptanya kepuasan konsumen pada dasarnya dapat memberi manfaat bagi pelaku usaha antara lain, terciptanya hubungan yang harmonis antara pelaku usaha dan konsumen, memberikan dasar yang baik bagi pemakaian ulang dan terciptanya loyalitas konsumen serta membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan pelaku usaha (Tjiptono. 1997, h.24). Dari hasil wawancara awal peneliti terhadap Bapak Wahyu Teguh yang merupakan store manager salah satu gerai KFC di Semarang. Beliau mengatakan KFC memang selalu mengutamakan kepuasan konsumen baik segi produk maupun pelayanan. Bagi KFC kepuasan konsumen adalah hal mutlak yang harus di dapatkan oleh semua pengunjung atau konsumen KFC, KFC pun saat ini sedang mengenalkan Filosi barunya yaitu Wow...!! 100% kepuasan konsumen dalam produk dan pelayanan. Dari filosofi baru ini muncul harapan konsumen akan selalu merasa puas dengan KFC baik dari segi produk maupun pelayanan. Dari wawancara tersebut peneliti mendapatkan beberapa contoh perilaku konsumen yang merasa puas terhadap KFC, kebanyakan konsumen yang merasa puas mau menjadi member dari KFC, konsumen tidak hanya mendapat kepuasan dari segi menu yang

5 ada tetapi juga fasilitas yang disediakan seperti fasilitas hot spot, sofa yang nyaman dan masih banyak fasilitas yang lain Dari wawancara awal juga ditemukan beberapa konsumen yang merasa kurang puas dengan KFC, baik dari segi menu maupun pelayanan. Terkadang hal ini terjadi karena biasanya konsumen sudah membawa harapan yang ada dalam pemikiran mereka, dan kenyataan yang ditemui terkadang tidak sesuai bahkan jauh di bawah harapan konsumen. Beberapa komplain yang sering diterima Pak Wahyu adalah mengenai menu yang terkadang belum tersedia sehingga konsumen harus menunggu, ada juga komplain mengenai menu yang berbeda dengan yang ada di iklan, bahkan terkadang ada juga komplain mengenai pelayanan para pramusaji yang kurang cekatan dan terkesan kurang ramah. Hal ini yang terkadang menghambat KFC dalam memberikan kepuasan 100% bagi para konsumen. Pengalaman yang dialami konsumen berhubungan dengan perasaan puas ataupun tidak puas ketika menggunakan suatu produk. Kepuasan konsumen merupakan konsep penting dalam pemasaran produk ataupun layanan jasa. Menurut Kotler (1997), kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dengan harapanharapannya. Dengan kata lain, kepuasan konsumen adalah tingkat dimana kualitas suatu produk mampu memenuhi harapan konsumen terhadap produk atau jasa. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen menurut Phelan (1997, hal.54). Tempat penjualan, meliputi fasilitas

6 yang ditawarkan, reputasi pelayanan, dan kenyamanan. Kesan yang melekat (citra atau image) yaitu kemampuan produk untuk membangun kepercayaan konsumen sehingga dapat membuat produk terlihat lebih baik dari produk pesaingnya. Nilai produk, yaitu kualitas relative atau keuntungan relative yang diberikan suatu produk atau jasa. Citra merek menurut Loudun dan Bitta (1993) adalah persepsi konsumen terhadap karakteristik suatu merek berdasarkan suatu pengalaman dan pengetahuan atau kepercayaannya (Ahmed, Crispin, & Alan, 2010) Persepsi adalah suatu proses dimana stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasikan menjadi informasi yang bermakna, stimuli adalah input dari obyek tertentu yang dilihat oleh konsumen melalui satu atau beberapa panca indra. (Erna, 2008, h.42). Dengan kata lain ketika konsumen mendapatkan informasi mengenai suatu produk, konsumen akan menyusun dan mengintrepetasikan informasi tersebut. Sementara itu menurut Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2006), citra merek adalah manifestasi dari pengalaman dan harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Pengalaman konsumen dalam menggunakan produk atau jasa akan tersimpan dalam memori jangka panjang. Memori jangka panjang ini berhubungan dengan sejumlah informasi terhadap suatu produk atau layanan jasa (Hawkins, Best, & Coney, 2004). Dalam hal ini, bila seseorang pernah mengunjungi KFC, maka akan terdapat sejumlah informasi mengenai KFC dalam memorinya, misalnya, ayam, kenyamanan, sofa, dan lain-lain. Dengan demikian perusahaan harus berusaha keras untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang tersedia telah sesuai dengan harapan

7 konsumen. Hal ini dilakukan untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Dengan demikian keberhasilan pembentukan citra merek akan bergantung pada pengalaman yang diperoleh konsumen dari merek tersebut. Pengalaman yang dimaksud disini tentunya pengalaman yang dirasakan konsumen dimana terdapat keserasian antara hasil yang diterima dengan harapannya atau bahkan melebihi harapan. Pengalaman yang dirasakan konsumen akan membentuk persepsi positif di mata konsumen yang menggunakan produk tersebut (Assauri, 2003). KFC berkomitmen untuk menyuguhkan olahan daging ayam yang terbaik dan suasana yang nyaman agar konsumen senantiasa merasakan pengalaman yang memuaskan. Pengalaman yang memuaskan terhadap KFC akan membentuk citra merek yang positif dalam benak konsumen. Jika dilihat dari beberapa pengertian citra merek diatas dapat dikatakan citra merek adalah semua informasi yang diterima oleh konsumen baik dari pengalaman sendiri ataupun orang lain, dan citra merek adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, hal inilah yang menjadi dasar peneliti menggunakan citra merek sebagai variabel bebas dalam penelitian ini. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas maka timbul pertanyaan apakah ada hubungan antara kepuasan konsumen dengan citra merek KFC?.

8 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara kepuasan konsumen dengan citra merek KFC. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan untuk pengembangan Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya mengenai hubungan antara kepuasan konsumen terhadap citra merek. 2. Manfaat Praktis Dengan mengetahui hubungan antara kepuasan konsumen dan citra merek diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pelaku bisnis makanan cepat saji sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi konsumennya sehingga kepuasan konsumen dapat tercapai.