BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB I PENDAHULUAN. hand & body lotion. Merek, jenis dan fungsi hand & body lotion sangat

Bab 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi seperti saat ini, perusahan dituntut agar bisa

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

THEORY OF REASONED ACTION

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan banyak diperoleh melalui pendidikan, terutama sekolah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Swidi(2012) Sikap konsumen berdasarkan teori perilaku yang direncanakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang kemudian diikuti oleh perkembangan bidang-bidang

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Green product atau juga dikenal dengan istilah ecological product atau environmental

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat

BAB II LANDASAN TEORI

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Membeli Smartphone Samsung Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Intensi Membeli Smartphone Samsung Pada Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

Analisis Pengaruh Sikap, Subjective Norm dan Perceived Behavioral Control Terhadap Purchase Intention Pelanggan SOGO Department Store

BAB II TUJUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa

ANALISIS PENGARUH THEORY OF PLANNED BEHAVIOR TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PROVIDER TELKOMSEL PADA MAHASISWA DAN PELAJAR DI WILAYAH BEKASI TIMUR

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang saat ini semakin lama semakin ketat. Terdapat berbagai. konsumen untuk menggunakan suatu produk.

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan filosofi yang menarik.konsep ini menyatakan bahwa alasan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan).

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan

PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RENDY GUSTY RADITYATAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

Transkripsi:

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Teori dan Kajian Pustaka 1. Niat beli a. Niat Beli Konsumen Theory of Planned Behavior (TPB) digunakan sebagai variabel intervening untuk menjelaskan intention (niat) seseorang yang kemudian menjelaskan perilaku seseorang. Berikut ini adalah penjabaran variabel utama dari Theory of Planned Behavior yang dapat dilukiskan sebagaimana pada gambar 2.1 sebagai berikut : Sumber : Ajzen (2005) Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior (TPB) 7

8 Teori perilaku terencana ini mengatakan bahwa niat seseorang untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu perilaku merupakan faktor yang paling menentukaan suatu perilaku tersebut terjadi atau tidak. Berdasarkan teori ini pula, Ajzen (2005) mengemukkan bahwa niat beli terdiri dari tiga aspek sebagai berikut : 1) Attitude toward the behavior (Sikap terhadap perilaku) Sikap adalah evaluasi individu secara positif atau negatif terhadap benda, orang, institusi, kejadian, perilaku atau minat tertentu. Berdasarkan toeri ini, sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut dan diistilahkan dengan behavioral beliefs (keyakinan terhadap perilaku). Keyakinan terhadap perilaku menghubungkan perilaku dengan hasilo tertentu, atau beberapa atribut lainnya seperti biaya atau kerugian yang terjadi saat melakukan suatu perilaku. Seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif begitu juga sebaliknya. 2) Subjective Norm (Norma Subyektif) Ajzen (2005) mengasumsikan bahwa norma subyektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif (normative belief) dan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Sejauh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang

9 terhadap perilaku yang akan dilakukannya (Normative Belief). Jika individu merasa itu adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan mengabaikan pandangan orang tentang perilaku yang akan dilakukannya. Keyakinan normatif berkenaan dengan harapan harapan yang berasal dari referen atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua, pasangan, teman deka, rekan kerja atau lainnya, tergantung pada perilaku yang terlibat. Norma subyektif ini perilaku yang dapat diperoleh dari berbagai hal, pertama adalah pengalaman melakukan perilaku yang sama sebelumnya atau pengalaman yang diperoleh karena melihat orang lain misalnya, teman, keluarga dekat dalam melaksanakan perilaku itu sehingga ia memiliki keyakinan bahwa ia pun akan dapat melaksanakannya. 3) Perceived Behavioral Control (Kontrol perilaku yang dirasakan) Kontrol perilaku menggambarkan tentang perasaan self efficacy atau kemampuan diri individu dalam melakukan suatu perilaku. Ajzen (2005) menjelaskan bahwa perilaku seseorang tidak hanya dikendalikan oleh dirinya sendiri, tetapi juga membutuhkan kontrol, misalnya berupa ketersediaan sumber daya dan kesempatan bahkan keterampilan tertentu. Kontrol perilaku mengasumsikan keyakinan (beliefs) bahwa individu pernah

10 melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia punya kemampuan atau tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku tersebut. Menurut Theory of Planned Behavior, seseorang dapat bertindak berdasarkan intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya (Ajzen, 2005). Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia, tetapi juga pada keyakinan bahwa target tingkah laku berada di bawah kontrol kesadaran individu tersebut atau suatu tingkah laku tidak hanya bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005). Berdasarkan Theory of Planned Behavior, intensi merupakan fungsi dari ketiga determinan, yang satu bersifat personal, kedua merefleksikan pengaruh sosial dan ketiga berhubungan dengan masalah kontrol. Ajzen (2005) menyatakan bahwa ketiga faktor ini yaitu sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku dapat memprediksi niat seseorang dalam melakukan perilaku tertentu. Kesimpulannya seseorang akan melakukan suatu perilaku tertentu jika orang tersebut mengevaluasi perilaku tersebut secara positif,

11 ditambah individu tersebut mendapat tekanan dari sosial untuk melakukan perilaku tersebut, serta individu tersebut percaya bisa dan memiliki untuk kesempatan untuk melakukan perilaku tersebut. Niat pembelian menurut Ajzen (2005) adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Kotler (2005) mengungkapkan bahwa purchase intention adalah tujuan atau niat, dan kecenderungan konsumen untuk membeli merek yang paling disukainya. Niat beli (purchase intention) merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk atau jasa tertentu, serta berapa banyak unit produk atau jasa yang dibutuhkan pada periode tertentu (Kumala, 2012). Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) niat beli merupakan suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa niat beli adalah kecenderungan seseorang untuk merencanakan pembelian terhadap suatu produk pada waktu yang akan datang. b. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Niat Beli Pada model perilaku konsumen Engel, et al., (2008) dalam Mahardika dan Saino (2014) niat beli dibentuk dari kepercayaan mengenai produk atau merek dan artributnya, diikuti dengan peralihan

12 dalam sikap terhadap tindakan pembelian dan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Variabel-variabel yang mempengaruhi niat beli berdasarkan teori dan hasil penelitian dari Engel dkk (1995:46-50), Constantinides (2004), Goode & Harris (2006), Hsu et., (2012), Cha (2009) dalam Mahardika dan Saino (2014) adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, situasi, usability, interaktivitas, keamanan finansial, sumber daya konsumen, motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribaian, gaya hidup, demografi, kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi keamanan, persepsi kemudahan penggunaan. c. Indikator Indikator Niat beli Menurut Ferdinand (2002), niat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1) Niat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2) Niat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. 3) Niat preferensial, yaitu niat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. 4) Niat eksploratif, niat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

13 mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. 2. Persepsi Kualitas a. Persepsi Kualitas Menurut Schiffman & Kanuk (2007) persepsi adalah suatu proses seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjamahkan stimulus-stimulus informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang mempunyai pengaruh kuat bagi konsumen untuk menentukan keputusan pembelian. Menurut Kotler & Keller (2009) kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun secara tersirat. Ferrinadewi (2008) perceived quality adalah penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap keunggulan produk berdasarkan pada atribut intrinsik produk seperti kinerja, daya tahan, nama merek dan harga dalam mengevaluasi kualitas produk. Persepsi kualitas (perceived quality) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan (Durianto, 2001). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas adalah proses penilaian, pemahaman atau tanggapan seseorang terhadap informasi yang diterima terhadap keunggulan produk secara keseluruhan.

14 b. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi penglihatan. Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-sifat individu yang melihatnya, sifat yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu: 1) Sikap Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan seseorang. 2) Motivasi Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap tindakan yang dilakukannya. 3) Minat Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebut. 4) Pengalaman masa lalu Pengalaman dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar. 5) Harapan Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

15 6) Sasaran Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnya akan mempengaruhi persepsi. 7) Situasi Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula. b. Indikator Indikator Persepsi Kualitas Ada beberapa indikator persepsi konsumen menurut beberapa para ahli diantaranya : 1) Ethical Profil dan Image Profil kualitas, citra produk dan citra merek di mata konsumen (Kotler, 2008). 2) Features/Characteristics Product Karakteristik sekunder tau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi dasar dan menjadi nilai tambah dimata konsumenyang mampu membedakan dengan produk pesaing yang berkaitan dengan pilihan pilihan produk dan pengembangannya (Kotler, 2010). 3) Performance Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan seseorang dalam membeli barang tersebut (Kotler, 2010).

16 4) Durability Mencerminkan daya tahan atau usia produk. Konsumen akan merasa nyaman dalam membeli suatu produk apabila produk tersebut telah benar benar teruji dan tahan lama (Kotler, 2010). 3. Sikap a. Sikap Konsumen Sikap konsumen adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide (Kotler & Armstrong, 2004), sedangkan menurut Schiffiman & Kanuk menyetakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek (Suryani, 2008). Menurut Sumarwan, (2004) sikap adalah ungkapan perasaan tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan baik positif maupun negatif suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek. b. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Terbentuknya sikap tidak terlepas dari lingkungan diman konsumen melakukan pembelajaran. Faktor-faktor yang

17 mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain (Suryani, 2008) : 1) Pengalaman Langsung Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk sikap tertentu pada individu karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. 2) Pengaruh Keluarga Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sikap maupun perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan lingkungan yang lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap konsumen terhadap produk tertentu memiliki hubungan yang kuat dengan sikap orangtuanya terhadap produk tersebut. 3) Teman sebaya Tidak hanya pengaruh keluarga terhadap pembentukan sikap, teman sebaya juga punya peran yang cukup besar terutama bagi anak-anak remaja dalam pembentukan sikap. Adanya kecenderungan untuk mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya, mendorong para anak muda mudah di pengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan sumber-sumber lainnya.

18 4) Pemasaran langsung Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam pembentukan sikap konsumen. Pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadapsikap konsumen. c. Dimensi Sikap Sikap menurut Schiffman dan Kanuk (2004) terdapat tiga komponen yaitu: 1) Kognitif Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman secara langsung dengan obyek sikap dan informasi yang berkaitandari berbagai sumber. 2) Afektif Emosi atau perasaan seseorang terhadap suatu produk tertentu yang sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluatif sifatnya, yaitu mencakup penilaian seseorang terhadap obyek sikap secara langsung dan menyeluruh.

19 3) Konatif Komponen ini berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderungan bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap suatu obyek tertentu. d. Indikator Sikap Ada beberapa indikator sikap konsumen menurut diantaranya sebagai berikut : 1) Pengetahuan Informasi yang diperoleh seseorang dari word of mouth, direct marketing dan dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemasar berupa iklan, publisitas, sponsorship dan program promosi lainnya. Hasil dari pengetahuan ini akan membentuk yang disebut kepercayaan (Schiffman dan Kanuk, 2004). 2) Keyakinan Suatu sikap yang ditunjukkan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilakunya dan persepsinya dengan seberapa kuat hal-hal tersebut mempengaruhi perilakunya (Ajzen, 2005). 3) Evaluasi Suatu proses sikap positif atau negatif individual untuk melakukan perilaku tertentu yang mencakup penilaian seseorang terhadap obyek sikap secara langsung dan menyeluruh. Semakin individu memiliki evaluasi bahwa suatu perilaku akan menghasilkan

20 konsekuensi positif maka individu akan cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut. Sebaliknya, semakin individu memiliki evaluasi negatif maka individu akan cenderung bersikap unfavorable terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 2005). 4) Emosional Pernyataaan mengenai perasaan seseorang seperti kesenangan, ketertarikan, keraguan terhadap suatu produk yang dapat meningkatkan atau memperkuat pengalaman positif atau negatif terhadap ingatan sejumlah pengalaman dan dapat berpengaruh terhadap apa yang ada di dalam pikiran serta bagaimana individu berperilaku (Schiffman dan Kanuk, 2004). 5) Tindakan Hasil dari perasaan senang atau tidak yang dibentuk sebelumnya untuk mendorong konsumen dalam melakukan pembelian produk (Schiffman dan Kanuk, 2004). B. Perumusan Hipotesis dan Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar 2.1 sebagai berikut:

21 H1 Persepsi Kualitas (X1) H1 Niat Beli (Y) Sikap (X2) H2 Gambar 2.1 Kerangka Pikir Berdasarkan teori pendukung, maka keranga pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh persepsi kualitas terhadap niat beli konsumen. Persepsi kualitas memiliki pengaruh terhadap niat beli konsumen. Ada beberapa penelitian yang mendukung bahwa persepsi konsumen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat beli konsumen diantaranya Indrayani & Nurcaya (2013) menunjukkan bahwa persepsi kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli handphone Samsung Galaxy. Dinata & Hidayat, (2015) menyatakan bahwa persepsi kualitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap minat beli seorang calon konsumen yang ingin membeli ipad di Indonesia. Faraditta & Mudiantono (2015) menyatakan bahwa niat beli oli fastron dipengaruhi oleh beberapa variabel, salah satunya adalah variabel persepsi kualitas. Tsiotsou (2006) membuktikan bahwa persepsi kualitas dan niat beli secara langsung berkorelasi positif, sehingga persepsi kualitas dapat digunakan dalam memprediksi niat beli sepatu olahraga. Kandasamy (2014),

22 yang menyatakan jika persepsi kualitas memiliki pengaruh signifikan terhadap niat beli produk tahan lama. H1: Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen. 2. Pengaruh sikap konsumen terhadap niat beli konsumen Sikap memiliki pengaruh terhadap niat beli konsumen. Ada beberapa penelitian yang mendukung bahwa sikap konsumen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat beli konsumen diantaranya Xie & Chaipoopirutana (2014) menyatakan bahwa sikap konsumen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli produk smartphone merek Xiaomi. Putra & Sudiksa (2016) menunjukkan bahwa sikap konsumen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat beli Smartphone merek Samsung. Jaafar et al. (2012) mengungkapkan bahwa sikap konsumen secara signifikan mempengaruhi niat pembelian produk makanan private label. Nasehifar & Haghi (2014) menemukan bahwa sikap konsumen berpengaruh secara positif terhadap niat beli produk pakaian berbahan dasar kulit. Sigit (2006) sikap konsumen secara parsial berpengaruh terhadap niat beli pasta gigi close up. James & Christodoulidou (2011) dalam penelitiannya tentang konsumsi wine di Southern California, menunjukkan bahwa sikap berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli konsumen. Mandasari & Nurcaya (2013) mengungkapkan bahwa sikap terhadap atribut Mobil

23 Toyota Agya berpengaruh signifikan terhadap niat beli Mobil Toyota Agya. H2: Sikap berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen