li. TINJAUAN PUSTAKA



dokumen-dokumen yang mirip
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

n, TINJAUAN PUSTAKA Menurut Odum (1993) produktivitas primer adalah laju penyimpanan

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

PARAMETER KUALITAS AIR

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan

TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar mata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

TINJAUAN PUSTAKA. Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut (DO; Dissolved Oxygen Sumber DO di perairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di suatu perairan. Uji hayati (bio assay) adalah suatu metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

I. PENDAHULUAN. Melon ( Cucumis melo L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan kimia. Secara biologi, carrying capacity dalam lingkungan dikaitkan dengan

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

Nur Rahmah Fithriyah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

bio.unsoed.ac.id II.KUALITAS FAKTOR FISIK PERAIRAN KOLAM IKAN KUALITAS FAKTOR FISIK PERAIRAN KOLAM IKAN I.PENDAHULUAN

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

TINJAUAN PUSTAKA. adanya aliran yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah

Transkripsi:

li. TINJAUAN PUSTAKA Sebagai hewan air, il^an memerlul<an air sebagai media hidupnya. Kualitas air ini sangat penting, Mak hanya ikan tetapi untuk semua kehidupan yang ada dalam perairan. Kualitas air mempunyai peranan yang berbeda dalam perikanan, dibandingkan dengan peranannya dalam budidaya. Pada perairan alami, kualitas air mempengaruhi seluruh komunitas perairan (bakteri, tanaman, ikan, zooplankton, dan sebagainya), (ZONNEVELD, HUlSMAN, dan BOON, 1991). Selanjutnya FAST (1986), mengatakan bahwa kualitas air merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya ikan. Jika kualitas air baik, maka kelulushidupan, pertumbuhan dan reproduksi akan baik pula. Kolam merupakan perairan dangkal yang luasnya terbatas yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan ikan dimana lin^ungan tersebut mudah dikontrol dan dapat dikerin^an secara keseluruhan apabila diperlukan (HUET, 1975). Lebih lanjut dijelaskan kolam harus dapat berpotensi untuk menumbuhkan makanan alami. SUPRAYITNO (1991), mengatakan bahwa jenis makanan yang dapat diberikan pada ikan terdiri dari dua jenis, yaitu makanan alami dan makanan buatan. Makanan alami merupakan jasadjasad hidup (plankton) yang sengaja dibudidayakan untuk diberikan pada ikan sebagai sumber kalori, sedangkan makanan buatan merupakan formulasi dari bahan-bahan yang diramu menurut keperiuan untuk diberikan pada ikan sebagai sumber katori. SACHLAN (1980) mengatakan bahwa plankton adalah organisme renik yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak mengikuti arus, dimana planktontersebutdibedakan yaitu fitoplankton dan zooplankton. BONEY (1975) mengemukakan kelimpahanfitoplanktondi suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor: intensitas cahaya, oksigen terlarut, karbondbksida bebas,temperatur,ph, kedalaman, nutrien dan pemangsaan. 3

Fitoplankton membutuhkan unsur hara essensial dalam jumiah banyed^ (makro) dan dalam jumiah sedikit (mikro). Yang termasuk unsur hara makro adalah Carbon, Hindrogen, Oksigen, Nitrogen, Fosfor, Calsium, Kalium, Magnesium, dan Sulfur, sedangkan unsur hara mikro adalah Chtor, Ferum, Boron, Mangan, Seng, Cuprum, Nobelium, Natrium, dan Cobalt. Unsur yang banyak dibutuhkan dan merupakan terpenting dalam pertumbuhan fitopalnkton adalah Nitrogen dan Fosfor, RUSSEL, HUNTER, dan BONEY ofa/a/n JUMMARIANi, (1994). Kesuburan tanah adalah kualitas tanah yang menunjukkan tingkat ketersediaan dan keseimbangan unsur hara serta kemungkinan adanya ion toksit atau racun bagi pertumbuhan tanaman. Ketersediaan unsur hara dipenga'uhi oleh sifat-sifat kimia tanahnya, sedangkan sifat kimia ini dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung. Hal ini dipericirakan pula akan mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton yang amat penting bagi ikan di kolam, kesuburan air dan produktivitas kolam (FAUZI etal., 1995). FAUZI et al., 1995 menjelaskan sifat fisika tanah yang periu diperhatikan dalam pericolaman adalah permeabilitas. Permeabilitas adalah kecepatan lajunya air dalam media tanah. Sifat ini penting artinya untuk keperiuan drainase dan tata air tanah. Bagi tanah-tanah yang bertestur halus biasanya mempunyai permeabilitas lebih lambat dibanding bertekstur kasar. Untuk mempertahankan air dalam kolam periu tanah-tanah yang mempunyai permeabilitas agak lambat agar pergantian air karena resapantidakterialu besar. Pengaruh masukan bahan organik seperti pemberian pakan ataupun pupuk organik terhadap pertumbuhan ataupun populasi organisme air telah banyak dilakukan, antara lain : terhadap pertumbuhan fitoplankton (BOYD, 1991), benthos (SEDANA, 1987) maupun ikan (SEDANA, 1987); YUNUS. RUSMAEDi dan SUBANDIAH, 1988; ZONNEVELD, HUlSMAN dan BOYD, 1991). Penelitian mengenai pengaruh organiktoadingterhadap kandungan bahan organik daiam sedimen juga telah dilakukan (SEDANA, 1987). 4

Kotoran ayam termasuk pupuk organik yang masih mengandung substansu nutrisi yang diperlukan oleh phitoplankton seperti N, P dan K. BOYD (1990), mengatakan kotoran ayam potong mengandung kadar air 72% dan N sebanyak 1,2 %, P sebagai P2O5 sebanyak 1,3% dan K sebagai K2O sebanyak 0,6 %. Menurut Huet (1975), pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam ini memberikan keuntungan terlentu, yaitu: (1) mengandung substansi nutrisi yang sangat diperiukan untuk siklus biologi; (2) memberikan keuntungan terhadap struktur tanah; (3) menghasilkan multiplikasi bateri dalam suspensi air yang sangat menguntungkan terhadap peri^embangan zooplankton bila tidak beriebihan; (4) bahan organik sangat diperiukan pada pupuk phosfat dan potassium. Suhu air merupakan faktor yang penting bagi perairan yang selalu dipengaruhi oleh musim, cuaca, waktu pengukuran kedalaman air, kekeruhan dan kecerahan. BISHOP (1973) mengatakan bahwa suhu air dapat merangsang atau menghambat peri^embangan organisme air. Selanjutnya BOYD dan UCHTKOPPLER (1982) mengemukakan bahwa stratifikasi suhu air diperiukan dalam rangka penyebaran oksigen, sehingga dengan adanya stratifikasi suhu air dilapisan dasar tidak terjadi anaerob. Suhu berperan penting dalam peri^embangan fitoplankton. RILLEY {dalam JUMMARIANI, 1994) mengemukakan bahwa umumnya fitoplankton dan zooplankton dapat beri^embang baik pada suhu 25 C atau lebih. NONTJi (1981) menambahkan suhu berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap fitoplankton. Secara langsung suhu berpengaruh pada fisiologis fotosintesis, sedangkan secara tidak langsung suhu menentukan terjadinya stratifikasi atau percampuran struktur perairan yang menjadi habitat fitoplankton. ASMAWI (1986) menjelaskan bahwa derajat keasaman (ph) air iaiah salah satu sifat kimia air yang mempengaruhi kehidupan berbagai jenis organisme perairan, ph air juga merupakan indikator kualitas air bagi lingkungan hidup ikan. Menurut HiCKUNG {dalam PARIDAWATI, 1997), 5

ph air yang bersifat netral atau basa al<an lebih baik serta produktif apabila dibandin^an dengan air yang bersifatasam. Oksigen di perairan sangat penting bagi organisme untuk mengoksidasi nubien yang masuk ke dalam tubuhnya. Oksigen yangterlarutdalam air berasal dari difusi udara dan hasil fbtosintesis organisme nabati berhijau daun yang hidup di perairan (WELCH, 1952). BOYD, (1981) menyatakan kisaran oksigen terlarut yang dapat mendukung kehidupan organisme secara normal tidak boleh kurang dari 5 ppm. BONEY (1975) mengemukakan nilai fosfat berbeda pada setiap perairan sesuai dengan tipe tanah, sumber air yang diperoleh, jenis-jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang telah mati yang berada dalam perairan tersebut. Selanjutnya POERNOMO dan HANAFI (1982) mengklasifikasi kesuburan perairan berdasarkan fosfat yang terkandung yaitu kadar fosfat 0,00-0,002 mg/l kesuburan perairan rendah, 0,021-0,050 mg/l kesuburan sedang, 0,051-0,100 mg/l kesuburan perairan baik, 0,101-0,201 mg/l kesuburan perairan baik sekali dan lebih dari 0,201 mg/ltingkatkesuburan perairan sangat baik sekali., Ammonia dalam air ada dua bentuk yaitu bentuk ion ammonium (NH4") dan bentuk gas ammoniak (NH3). Kedua bentuk ammoniatersebutdiukur sebagai total ammonia. Ammonium penting untuk pertumbuhan fitoplankton, sebaliknya NH3 sangat racun bagi ikan. Semakin tinggi ph, konsenb'asi ammonia akan meningkat. Sangat mudah muncul dan berbahaya bagi ikan atau udang yang dipelihara (SEDANA, 1996). Pada suatu kolam budidaya, peningkatan konsenb'asi ammonia dapat terjadi karena pengeluaran hasil metabolisme ikan melalui ginjal dan jaringan insang. Seiain itu, ammonia dalam kolam juga dapatterbentuksebagai hasil proses dekomposisi protein yang berasal dari sisa pakan atau plankton yang mati. Konsenb'asi ammonia di bawah 0,02 ppm cukup aman bagi sebagian ikan. Disamping itu, peningkatan konsenb'asi ammonia dalam suatu media budidaya dapat 6

mempengaruhi al^tivitas b ri<teri, khususnya bakteri penyebab penyakit insang (AFRIANTO dan LIVIAWATY, 1994). Dalam penelitian iongyam ini, peningkatan ammonia di air kolam dapat disebabkan oleh feses ayam yang jatuh ke kolam. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tidak terbatas, sehingga menyebabkan kematian organisme air. CHEN dalam SUYONO, 1986, mengatakan kisaran kadar N-NO3- untuk pertumbuhan optimumfitoplankton:0,9-3,5 mg/l. Parasit didefinisikan sebagai organisme yang hidupnya menumpang pada permukaan atau dalam tubuh organisme lain yang disebut inang (host), mempunyai sifat yang merugikan inangnya. Jadi di dalam hidupnya parasit membutuhkan inang sebagai habitat atau tempat hidupnya (LEVINE dalam MARYANTO, 1996). KUSUMAH (dalam MAIRiTA, 1999), serangan patogen pada ikan dikenal dengan ekteparasit dan endopa^asit. Ektoparasit yaitu parasit yang hidup pada tubuh bagian luar organisme yang ditumpanginya. Umumnya parasit ikan dapat tumbuh dengan baik hanya pada lingkungan kolam (perairan) yang ada ikannya. Pada kolam yang tidak digunakan untuk memelihara ikan, parasit akan mengalami kesulitan untuk mencari inangnya sehingga populasi parasit akan menurun secara drastis, parasit yang gagal mencari inang tidak akan memperoleh pakan dan akhirnya mati. Meskipun dapat tumbuh dalam kolam ikan, parasittidakmudah menginfeksi ikan sehat, sebab ikan semacam ini memiliki sistem pertahanan alami yang mampu mengatasi serangan penyakit (AFRIANTO dan LIVIAWATY, 1994). Penyakit yang disebabkan parasit terutama menyerang pada bagian insang, sirip dan kulit dibawah lapisan iendir. Ikan yangterserangparasit akan nampak lesu,tidakmau makan, mata buram, sirip iepas, beriiintik-bintik pada insang dan kulit serta banyak mengeluari<an Iendir (DIANI etal. dalam SUSILOWATI, WASPADA, MUSTAHAL, 1996). 7