JUARA : Jurnal Olahraga

dokumen-dokumen yang mirip
Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

Journal of Physical Education and Sports

PENGARUH LATIHAN DISTRIBUTE PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA

Vol 1 No 1 Desember 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN FOREHAND TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LARI CEPAT (Studi Eksperimen Siswa SD Swasta Santa Maria Jakarta)

WISNU NUGROHO, 2016 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR TENIS LAPANGAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET

HERU PAMUNGKAS 1) H. ABDUL NARLAN 2)

TINGKAT KETERAMPILAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE SISWA KELAS VIII PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SMP N 1 PUNUNG KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembinaan

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

PENGARUH METODE LATIHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASING JAUH SEPAKBOLA

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

EFEKTIVITAS MODEL RETURN BERPASANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN DROPSHOOT DAN PUKULAN LOB JURNAL. Oleh DODI ALVINDO

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN FOREHAND DRIVE PADA PERMAINAN TENIS MEJA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BUDI ISWANTO SOPIING NURHAYATI LIPUTO MIRDAYANI PAUWENI JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODIFIKASI LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNIK PASSING ATAS PADA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMA NEGERI 3 KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

PENGARUH METODE LATIHAN SMASH DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN UMPAN LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG UMPAN PADA BULUTANGKIS

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BACKHAND GROUNDSTROKES

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

PENGARUH METODE LATIHAN MENYELURUH, METODE LATIHAN BAGIAN, DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lembaga pendidikan adalah suatu tempat pendidikan anak-anak untuk

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak Dalam kehidupan modern ini manusia tidak dapat dipisahkan dengan PENDAHULUAN BAB I

Penerapan Modifikasi Permainan Dalam Pembelajaran Dribbling Terhadap Keterampilan Motorik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

Kata Kunci: Kelincahan, Koordinasi Mata Tangan, Kecepatan, Power Lengan, Ketepatan Forehand Drive

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

PENGARUH METODE LATIHAN DAN MOTIVASI BERLATIH TERHADAP KETERAMPILAN PUKULAN ATLET WUSHU KATEGORI SANSHO

Indra Safari. Kata Kunci: teknik dasar, menggunakan net dan tanpa menggunakan net

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH UMPAN BALIK DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 165 Jakarta)

PENGARUH LATIHAN MULTIBALL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

MODEL LATIHAN SERVIS FOREHAND TENIS MEJA UNTUK ATLET PEMULA USIA 12 TAHUN KE BAWAH

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

SKRIPSI. Disusun oleh : SEFI ASIS TRI CAHYANI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN KETEPATAN FORE HAND, BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS MEJA PADA KLUB ATLET INDONESIA MUDA TAHUN 2013

Hubungan Kemampuan Servis. (Ibnu Nur Budiawan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai deskripsi data penelitian, persyaratan uji analisis, dan uji hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, setelah sepak bola.( Http//guruolahragaku.blogspot.com.materi

Universitas Pendidikan Indonesia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan OLEH : TIURMA JUNITA ARUAN NIM.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN MULTIBALLTERHADAP KETEPATAN PUKULAN FOREHAND DRIVEPADA SISWA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SMP

Transkripsi:

JUARA : Jurnal Olahraga 2 (1) (2017) JUARA : Jurnal Olahraga PENGARUH METODE LATIHAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN SMASH TOPSPIN TENIS MEJA Nila Fadlatul Islamy STKIP Muhammadiyah Kuningan email: nilafadlatul@gmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari metode latihan drilldan latihan bermainserta motivasi berprestasi terhadap keterampilan smash topspin dalam tenis meja. Penelitian ini dilakukan pada atlet club tenis meja cortesa Under 15 TahunSumedang. Penelitian ini menggunakan treatment by level 2 x 2. Sampel terdiri dari 32atlet. Teknik analisis data adalah analisis varians dua jalur (ANAVA) dan selanjutnya dilanjutkan dengan uji Tukey pada tingkat signifikansi α = 0, 05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1). Nilai keterampilan smash topspin dalam tenis meja pada perlakuan metode latihan drill (A 1 ) lebih tinggi dari nilai metode latihan bermain (A 2 ) di club tenis meja cortesa. (2). terdapat pengaruh interaksi antara metode latihan (A) dan motivasi berprestasi (B)terhadap keterampilan smash topspindalam tenis meja di club tenis meja cortesa. (3). Nilai keterampilan smash topspin dalam tenis meja pada perlakuanmetode latihan drill motivasi berprestasi tinggi (A 1 B 1 ) lebih tinggi dari nilai metode latihan bermainmotivasi berprestasi tinggi (A 2 B 1 ) di club tenis meja cortesa. (4). Nilai keterampilan smash topspin dalam tenis meja dalam tenis meja pada perlakuanmetode latihan drill motivasi berprestasi rendah (A 1 B 2 ) lebih rendah dari nilai metode latihan bermainmotivasi berprestasi rendah (A 2 B 2 ) di club tenis meja cortesa. Kata kunci : Metode, Latihan, Drill, Motivasi, Berprestasi Abstract The purpose of this study was to determine the effect of drill and methods and play training achievement motivation on topspin smash skills in table tennis. This research was conducted at the Cortesatable tennis club athlete Under 15 Year Sumedang. This study uses treatment by level 2 x 2. The sample consisted of 32 athletes. The data analysis technique is the analysis of two-way variance (ANAVA) and then continued with the Tukey test at the significance level α = 0, 05. The results of this study indicate that (1). The value of topspin smash skills in table tennis on the treatment of drill training methods (A1) is higher than the value of the play training method (A2) at the cortesa table tennis club. (2). there is an influence of the interaction between the training method (A) and achievement motivation (B) on the topspin smash skills in table tennis at the cortesa table tennis club. (3). The value of topspin smash skills in table tennis on the treatment of drill methods of high achievement motivation (A1B1) is higher than the value of the method of high achievement 66

motivation playing practice (A2B1) at the cortesa table tennis club. (4). The value of topspin smash skills in table tennis in table tennis on the treatment of drill methods of low achievement motivation (A1B2) is lower than the value of the low achievement motivation (Applying training method2b2) at the cortesa table tennis club. Keywords: Method, Exercise, Drill, Motivation, Achievement 2017 STKIP Muhammadiyah Kuningan 67

PENDAHULUAN Prestasi olahraga adalah sebuah kata yang sangat mudah diucapkan dan merupakan dambaan setiap orang, namun cukup sulit untuk mencapainya. Pencapaian prestasi di bidang olahraga, diperlukan pembinaan yang baik, meliputi pembinaan fisik, teknik, taktik, dan mental. Oleh karena itu, untuk memenuhi hal tersebut pemain harus memiliki empat komponen prestasi yang baik, terutama dalam kondisi fisik, teknik taktik dan mental. Pembinaan cabang olahraga saat ini telah berkembang berdasarkan ruang lingkup penyelenggaraannya masingmasing. Dengan adanya ruang lingkup olahraga yang tertata dengan baik, maka dari sisi kebijakan olahraga akan berjalan lebih terarah sesuai dengan prinsip dan tujuan penyelenggaraannya masing-masing serta mempunyai keterkaitan yang kuat satu sama lain. Olahraga dapat memberikan kehidupan yang lebih berarti bagi masyarakat luas baik dalam ruang lingkup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi maupun menuju olahraga prestasi. Ada banyak cabang olahraga, salah satunya yaitu tenis meja. Tenis meja merupakan cabang olahraga yang tidak banyak mengenal batas umur, anak-anak maupun dewasa bisa bermain, juga sangat digemari oleh banyak kalangan, bukan saja di Indonesia tapi diseluruh dunia. Di Sumedang terdapat club olahraga tenis meja yang bernama Cortesa. Club Cortesa merupakan salah satu wadah/sarana kegiatan para pemain tenis meja dalam mengembangkan dan meningkatkan kegiatan olahraga khususnya keterampilan bermain tenis meja, meningkatkan kebugaran jasmani, meningkatkan kemampuan keterampilan gerak, berprilaku disiplin, jujur, bekerja sama, dan sportif, serta menanamkan nilai-nilai intelektual, 68 sosial, motivasi, emosional dan percaya diri. Namun masih terdapat masalah yang dilakukan oleh kebanyakan pemain tenis meja.kesalahannya terjadi pada keterampilan smash topspin dalam permainan tenis meja. Salah satu contoh kesalahankesalahan pada keterampilan smash topspin pada pemain tenis meja di club Cortesa yaitu pada posisi tubuh yang terlalu dekat dengan meja, kurangnya tenaga saat melakukan smash, kurangnya gesekan antara bat dan bola, dan posisi bet cenderung terlalu miring. Selain terjadi kesalahan-kesalahan gerakan tersebut atletatlet di klub Cortesa juga mempunyai rasa motivasi berprestasinya kurang. Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berpacu dengan keunggulan, baik keunggulan dirinya sendiri, keunggulan orang lain, atau kesempurnaan dalam melaksanakan latihan tertentu. Rumitnya masalah yang yang harus diperhatikan dalam pencapaian prestasi olahraga tenis meja sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Masalah-masalah yang telah disebutkan di atas membutuhkan penanganan khusus dan spesifik dalam mengatasi permasalahan yang ada. Berkenaan tentang penanganan khusus dan spesifik pada masalah-masalah di atas, maka masalah metode latihan dan pelatih yang bekualitas agar mempunyai rasa motivasi berprestasi yang tinggi merupakan masalah yang kompleks sifatnya. Smash topspin merupakan salah satu keterampilan dari cabang olahraga tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup digemari selain sepak bola, bola basket, volly, dan lain-lain. Tenis meja tersebut adalah olahraga raket yang bisa dimainkan oleh satu orang atau berpasangan yang berlawanan. Agar dapat bermain tenis meja

secara baik dan benar diperlukan beberapa teknik dan taktik serta metode latihan yang cocok. Keterampilan merupakan suatu kemampuan untuk melakukan satu atau beberapa teknik secara tepat, baik dari segi waktu maupun situasi. Dalam hal ini, keterampilan selalu berkaitan dengan situasi ini. Pemain tenis meja dikatakan terampil bermain tenis meja khususnya melakukan smash topspin jika atlet tersebut mampu menampilkan teknik-teknik yang terkandung di dalam dalam permainan tenis meja yang dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisi. Smash merupakan bola dipukul dengan kecepatan yang cukup sehingga lawan tidak dapat mengembalikannya. Juga disebut dengan pukulan memantulkan atau pukulan pemusnah. Pukulan smash juga dapat dilakukan dengan forehand maupun backhand. Dalam melakukan smash tidak hanya ditentukan pada bagaimana cara dan gerakan dalam melakukannya namun juga perlu diperhitungkan cara melakukan penempatan bola yang tepat. Misalkan dengan mencoba untuk mengambil bola yang melambung setengah jalan ke bawah meja yang mencapai ketinggian 30 cm atau lebih rendah, atau yang melayang ke dalam tinggi stengah dari meja. Bola dengan spin yang berlebihan akan bisa melemahkan bobot pukulan smash. Topspin yaitu memukul bola dengan setengah bagian bola berputar menjauh dari pemain. Semakin cepat bet dan semakin kuat bola yang digesek, maka akan semakin kuat spin yang dihasilkan. Pemain harus menyesuaikan permainan yang menuntut gerakan-gerakan untuk mengembalikan bola spin. Dengan berlatih akan membantu pemain untuk meningkatkan keteampilan. Jadi smash topspin adalah pukulan forehand drive dengan memukul setengah 69 bagian bola memutar menjauh dari pemain dengan pukulan yang cepat untuk menyerang lawan atau mematikan lawan supaya bisa mendapatkan angka atau nilai. Metode latihan merupakan suatu pelajaran untuk mengembangkan latihan, dimana kata metode itu digunakan untuk kondisi materi kegiatan. Sedangkan Harsono menyatakan bahwa, latihan adalah proses yang sistematis dari pada bekerja atau aktivitas gerak jasmani secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah pekerjaannya atau aktivitas kegiatannya. Latihan adalah suatu proses berlatih yang dilakukan dengan sistematis dan berulang-ulang dengan pembebanan yang diberikan secara progresif. Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik, kemapuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis anak latih. Dalam olahraga prestasi proses tersebut akan berhasil apabila ada kerja sama antara pelatih yang berpengalaman dan bepengathuan ilmuwan olahraga yang benar-benar menekuni bidang pelatihan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan proses yang sistematis untuk meningkatkan kualitas fisik dan penampilan olahraga yang dilakukan secara berulang-ulang dengan pembebanan secara progresif. Untuk itu, dalam proses latihan diperlukan kemampuan pelatih dalam menerapkan metode dan proses latihan, karena proses latihan menjadi sangat efektif jika dilakukan dengan penerapan metode latihan secara tepat, dan di dukung dengan program yang baik.yang dimaksud dengan latihan drill di sini adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet.

Metode latihan drill adalah latihan yang khusus dimaksudkan dengan untuk membentuk dan memperkembang kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan neuromuscular. Jadi bisa di ambil kesimpulan bahwa dalam latihan ini latihan drill ini latihan yang diberikan untuk melatih difokuskan kepada keterampilan smash topspin dalam olahraga tenis meja. Latihan drill ini di haruskan untuk mencapai tujuan yaitu menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan tenis meja. Latihan drill ini lebih banyak peluang untuk para pelatih dalam melakukan latihan terhadap atlet yang dibinanya dengan jumlah atlet yang cukup banyak, karena cukup banyak waktu latihan yang bersamaan. Latihan ini juga disusun untuk meningkatkan kemampuan seseorang atlet dengan diberikannya latihan untuk melakukan latihan secara berulang-ulang. Dengan adanya pengulangan-pengulanan tersebut diharapkan adanya peningkatan keterampilan smash topspin dalam olahraga tenis meja. Metode latihan drill dapat digunakan di semua cabang olahraga, latihan drill ini latihannya secara terus menerus atau berulang-ulang agar menghasilkan gerakan yang baik dan benar. Yang dimaksudkan disini yaitu melatih tentang teknik-teknik dasar dalam suatu cabang olahraga supaya gerakan teknik tersebut menjadi gerakan yang refleks sehingga dengan gerakan refleks akan mengurangi beban pemain. Sehingga penampilan atlet tersebut ketika sedang melakukan pertandingan akan termotivasi untuk menjadi yang lebih baik sehingga mengahasilkan atlet yang berprestasi. Metode latihan drill ini jika di lakukan secara terus menerus diharapkan dapat mengasah kemampuan dan dijadikan suatu kebiasaan pemain dalam melakukan teknikteknik dasar dalam cabang olahraganya. 70 Jadi jika seorang pemain sudah menguasai teknik-teknik dasar dalam cabang olahraganya maka ketika bertandingpun akan melahirkan hasil yang baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode latihan drill adalah suatu metode yang cocok untuk di pasangkan di dalam latihan smash topspin dalam olahraga tenis meja dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar, serta dengan metode ini juga mewajibkan pelatih untuk terjun langsung melatih dengan benar dan harus menguasai teknikteknik dasar yang akan dilatihkan kepada atlet yang di bina. Menurut Nossek: dalam melakukan latihan bermain (taktik) terdapat dua tujuan utama yang ingin dicapai yaitu pengetahuan bermain dan kemampuan bermain. Latihan bermain memberikan laternatif, satu jalan keluar yang memungkinkan siswa dapat mempelajarau teknik dalam situasi bermain. Untuk mengembangkan sistem klasifikasi dalam latihan permainan, pelatih dapat memilih beberapa bentuk permainan yang memiliki cara bermain yang sama. Melalui latihan yang mirip dengan permainan sebenarnya, minat dan kegembiraan seluruh siswa akan meningkat. Secara khusus bagi atlet yang memeiliki kemampuan lebih rendah, latihan bermain adalah pemilihan yang tepat, karena tidak menekankan pada teknikteknik dasar. Peningkatan pengetahuan bermain, penting bagi siswa untuk menjaga konsistensi keberhasilan pelaksanaan keterampilan yang sudah dimiliki. Untuk seorang atlet, hal ini merupakan langkah pertama yang positif untuk meningkatkan keterampilan bermain. Dengan menggunakan metode latihan bermain dapat memeperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan mentransfer pemahaman secara lebih efektif dari satu permainan ke permainan lainnya.

Kemampuan mentransfer ini meningkatkan peluaang pemain untuk meningkatkan permainanya, yaitu dengan bertambahnya keluwesan dalam beradaptasi dengan aktivitas dan situasi baru mankala diperlukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode latihan bermain adalah suatu metode latihan yang dirancang untuk melatih teknik dan taktik secara bersamaan dan dapat memecahkan masalah serta cepat untuk mengambil suatu keputusan. Karena dengan metode latihan bermain ini, para pemain atau atlet diberikan pelatihan dalam permainan yang sebenarnya namun sudah di modifikasi dahulu. Menurut Gunarsa: Motif diartikan sebagai pendorong atau penggerak dalam diri manusia yang diarahkan pada tujuan tertentu. Pengertian motivasi menurut beberapa ahli dapat dirumuskan sebuah definisi integratif bahwa motivasi adalah proses aktualisasi generator penggerak internal di dalam diri individu untuk menimbulkan aktivitas, menjamin kelangsungannya dan menentukan arah atau haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. Motivasi yang harus di butuhkan seorang atlit adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi pada hakikatnya merupakan keinginan, hasrat, kemauan, dan pendorong untuk dapat unggul yaitu mengungguli prestasi yang dicapai oleh orang lain. Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berpacu dengan keunggulan, baik keunggulan dirinya sendiri, keunggulan orang lain, atau kesempurnaan dalam melaksanakan tugas tertentu. Melihat dari uraian diatas, maka motivasi berprestasi dapat di definisikan sebagai dorongan yang berasal dari dalam atau dari luar diri individu untuk melakukan suatu aktivitas yang bisa menjamin kelangsungan aktivitas tersebut, serta dapat menentukan arah atau haluan dan upaya yang dikerahkan untuk melakukan aktivitas sehingga dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan. METODE PENELITIAN Dalam penelitian eksperimen ini dilibatkan tiga variabel (1). yakni: variable bebas adalah metode latihan yang terdiri dari metode latihan drill dan metode latihan bermain (2). Variabel terikat adalah keterampilan smash topspin dalam tenis meja dan (3). Variabel atribut adalah motivasi berprestasi dari tingkat konsep motivasi berprestasi rendah dan motivasi berprestasi tinggi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah treatment b ylavel 2 x 2. Tabel 1. Disain Treatmen By Level 2 x 2 Metode Latihan (A) Motivasi Berprestasi (B) Drill (A 1 ) Bermain (A 2 ) Tinggi (B 1 ) A 1 B 1 A 2 B 1 Rendah (B 2 ) A 1 B 2 A 2 B 2 Total A 1 A 2 71

Keterangan : A 1 B 1 = kelompok atlet yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yang diberikan metode latihan drill. A 2 B 1 = kelompok atlet yang memiliki motivasi berprestasi rendah yang diberikan metode latihan drill. A 1 B 2 =kelompok atlet yang memeiliki motivasi berprestasi rendah yang diberikan metode latihan berrmain. A 2 B 2 = kelompok atlet yang memiliki motivasiberprestasi rendah yang diberikan metode latihan bermain. A 1 = Metode latihan drill A 2 = Metode latihan bermain Populasi dalam penelitian ini adalah pemain tenis meja yang tergabung pada Club tenis meja cortesa yang sekarang aktif latihan berjumlah 60 orang. Untuk menentukan tingkat motivasi berprestasi, maka Verducci menjelaskan bahwa 27% dari sampel diklasifikasikan atlet kelompok bawah yang digunakan sebagai unit analisis. Dari konsep tersebut digunakan sebagai rujukan untuk menentukan motivasi berprestasi atlet anggota sampel. Sehingga jumlah sampel dari masing-masing tingkat motivasi berprestasi yakni, kelompok siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi (B 1 ) adalah 27% dari 68 orang = 16,2 atau 16 sampel. Sedangkan kelompok siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah (B 2 ) adalah 27% dari 68 orang = 16,2 Atau 16 Sampel. Setelah itu diambil 27% atas dari 68 orang berjumlah 18 sampel. Sehingga didapat urutan ke 1 s/d 16 masuk dalam kategori kelompok motivasi berprestasi tinggi dan urutan ke 45 s/d 60 masuk dalam ketegori kelompok percaya diri rendah. Skor diantara motivasi berprestasi tinggi 72 dan motivasi berprestasi rendah dihilangkan/dibuang. Yaitu urutan ke 17 s/d 44 yang berjumlah 32 orang. Sehingga terbentuk kelompok metode latihan drill dan kelompok motivasi berprestasi berjumlah 16 orang. Kemudian dari kelompok tersebut dibagi dengan A₁B 1 (kelompok atlet yang memiliki motivasi berprestasi tinggi diberi perlakuan dengan metode latihan drill) sebanyak 8 orang. Kelompok A₂B 1 (kelompok atlet yang memiliki motivasi berprestasi tinggi diberi perlakuan dengan metode latihan bermain) sebanyak 8 orang. A 1 B 2 (kelompok atlet yang memiliki motivasi berprestasi rendah diberi perlakuan dengan metode latihan drill) yang berjumlah 8 orang. Dan A 2 B 2 (kelompok atlet yang memiliki motivasi berprestasi rendah diberi perlakuan dengan metode latihan bermain) yang berjumlah8 orang. Dengan demikian sampel yang memenuhi syarat yakni 32 siswa yang dibagi menjadi empat kelompok memiliki 8 Sampel. Pembagian kelompok latihan dapat dilihat pada table berikut. Instrumen penelitian ini adalah tes keterampilan smash topspin yang dibuat oleh peneliti, tes ini berupa tes keterampilan smash topspin yang dilakasanakan 10 kali pelaksanaan dan berapa banyak pukulan dan pantulan yang tepat ke daerah skor yang bernilai 3,2 atau 1. Apabila terdapat atlet melakukan gerakan yang salah, pelatih/pengawas segera memperingatkan, atlet tersebut dan harus segera membetulkan gerakan yang salah tersebut dan segera meneruskan tes yang dilakukan. Pelaksanaannya, atlet berdiri di depan lapangan tenis meja. Tangan kanan memegang bet. Setelah aba-aba ya bersiap menerima bola. saat melakukan

smash topspin harus focus terhadap target. Lakukan secara berulang-ulang dengan 10 kali kesempatan. Pantulan bola dinyatakan tidak sah bila : a) Bola di lempar, b) Atlet bertelekan dengan tangannya yang bebas pada meja waktu memukul bola. c) Bola mengenai bagian meja yang tegak dibawah garis, d) Melalui pukulan servis pada waktu mulai tes, Kepada atlet diberikan kesempatan melakukan tes tiga kali dengan istirahat selama 10 detik setiap selesei melakukan tes. Cara menskor: Nilai dari setiap percobaan adalah jumlah pantulan yang masuk ke kotak sasaran atau target yang benilai 1,2 dan 3. Nilai tes adalah jumlah yang terbanyak dari ketiga percobaan tersebut. Alat-alat dan perlengkapan: a) 10 buah bola tenis meja b) Sebuah bat c) Sebuah meja tenis yang dapat di lipat d) Kapur, untuk menulis sasaran pukul e) Blanko dan alat tulis untuk mencatat Petugas: hasil tes a) Seorang pelempar bola kepada atlet. Seorang penghitung jumlah bola yang masuk ke daerah sasaran dan sekaligus mencatat hasilnya. Untuk tes motivasi berprestasi dengan menggunakan angket berupa kuesioner dalam bentuk pernyataan.penyusunan angket berpedoman kepada SkalaLikert yang berguna untuk menyatakan besarnya persetujuan responden terhadap pernyataan yang diberikan. Angket digunakan untuk melihat motivasi berprestasi atlet yang bertujuan untuk mengukur kemajuan atlet.instrument ini dirancang dengan menggunakan jawaban dimana setiap pernyataan yang akan diberi skor yaitu:, Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Kurang Setuju (KS) = 3, Tidak setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Untuk menganalisa data yang terkumpul, digunakan teknik analisis varians (ANAVA) dua arah pada taraf signifikan = 0,05Persyaratan yang diperl.ukan dalam analisis varians adalah uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji Lillefors. Sedangkan untuk uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Apabila terdapat interaksi akan dilanjutkan dengan uji Tukey. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perbedaan keterampilan smash topspsin dalam tenis meja metode drill dengan metode bermain secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis varian (ANAVA) pada taraf signifikan α = 0,05, didapat F o = 13,8686 dan F t = 4,085. Dengan demikian F o > F t, sehingga H o ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, terdapat perbedaan 73

yang nyata antara metode drill dan smash topspin dalam tenis meja terlihat distrubusi terhadap keterampilan smash pada tabel perhitungan anava diatas. Harga topspin dalam tenis meja. Nilai metode hitung F o interaksi (FAB)= 27,3084 dan F t latihan drill ( X = 17;625, SD = 6,965) = 4.15. terlihat bahwa F hitung > F tabel, sehingga H o ditolak. Dan H 1 diterima lebih tinggi dari nilai metode bermain ( X dengan demikian dapat disimpulkan bahwa = 13,562; SD = 2,25). Ini berarti hipotesis interaksi antara metode latihan dan motivasi penelitian yang menyatakan bahwa secara berprestasi terhadap keterampilan smash keseluruhan keterampilan smash topspin topspin dalam tenis meja. Hipotesis dalam tenis meja dengan menggunakan penelitian kedua yang menyatakan terdapat metode drill lebih tinggi nilainya interaksi antara metode latihan dan motivasi dibandingkan dengan metode bermain. berprestasi terhadap keterampilan smash 2. Interaksi antara metode latihan drill topspin dalam tenis meja. dan metode bermain, dan motivasi Dengan demikian hipótesis penelitian berprestasi terhadap ketarampilan kedua yang menyatakan terdapat interaksi smash topspin dalam tenis meja. antara metode latihan drill dan metode Berdasarkan hasil analisis varian dua latihan bermain terhadap keterampilan arah, interaksi antara metode latihan dan smash topspin dapat dilihat pada gambar motivasi berprestasi terhadap keterampilan berikut. Tabel 1. Interaksi 24 Interaksi 14,625 12,5 11,25 3. Perbedaan keterampilan smash topspin dalam tenis meja antara metode latihan drill dan bermain distribusi bagi kelompok motivasi berprestasi tinggi 74 Metode latihan drill dan bermain distribusi memberikan perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan smash topspin dalam tenis meja bagi kelompok yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Hal ini terbuksti berdasarkan hasil uji lanjut

dengan menggunakan uji tuckey yang hasilnya sebagai berikut: Perbedaan nilai kelompok motivasi berprestasi tinggi dengan metode latihan drill (P 3 ) dibanding dengan kelompok motivasi berprestasi tinggi dengan metode latihan bermain (P 4 ), diperoleh Q h = 20,920* dan Q t = 3,63. Dengan demikian Q h lebih besar dengan Q t, sehingga H o ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai rata-rata atlet yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan menggunakan metode latihan drill (X=17,625 ; SD=6,965) lebih tinggi dari metode latihan bermain (X=13,562 ; SD=2,25). 4. Perbedaan keterampilan smash topspin dalam tenis meja antara metode latihan drill dan bermain bagi kelompok motivasi berprestasi rendah. Metode latihan drill dan bermain memberikan perbedaan terhadap keterampilan smash topspin dalam tenis meja bagi kelompok yang memiliki motivasi berprestasi rendah, namun perbedaan hasil tersebut tidak signifikan. Nilai kelompok motivasi berprestasi rendah dengan metode latihan drill (P 5 ) lebih rendah dibanding kelompok motivasi berprestasi rendah dengan metode latihan bermain (P 6 ) diperoleh hasil, Q o = 2,273 dan Q t = 3,63. Artinya data tersebut tidak ada alasan untuk menerima H o, sehingga dapat ditafsirkan bahwa terdapat perbedaan antara keterampilan smash topspin meja metode latihan drill dalam tenis dan bermain dengan motivasi berprestasi rendah dan metode latihan drill motivasi berprestasi rendah lebih rendah dari nilai keterampilan smash topspin dalam tenis meja metode latihan bermain motivasi berprestasi rendah di club tenis meja cortesa. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis dan hasil pembahsan penelitian yang telah diperoleh maka dapat dijelaskan beberapa kesimpulan, implikasi penelitian dan saran sebagai berikut: 1. Metode latihan drill memilki pengaruh yang lebih tinggi nilainya dari metode latihan bermain terhadap keterampilan smash topspin dalam tenis meja di club tenis meja cortesa. 2. Terdapat interaksi antara metode latihan drill dan metode latihan bermain dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan smash topspin dalam tenis meja di club tenis meja cortesa. 3. Metode latihan drill motivasi berprestasi tinggi memiliki pengaruh yang lebih tinggi nilainya dari metode latihan bermain motivasi berprestasi tinggi terhadap keterampilan smash topspin dalam tenis meja di club tenis meja cortesa. 4. Metode latihan drill motivasi berprestasi rendah memilki pengaruh yang lebih rendah dari metode latihan bermain motivasi berprestasi rendah terhadapa keterampilan smash topspin dalam tenis meja di club tenis meja cortesa. 75

DAFTAR PUSTAKA Budiana dan Hidayat. Permainan Tenis Meja. Bandung: Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Frank M. Verducci. Measurement Concept in Physical Education. London: The C.V. Mosby Company, 1980. Hanif Sofyan Achmad. Model Pembelajaran Permainan Tenis Meja. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya, 2011. Hodges Larry. Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 Husdarta. Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta, 2010. Komarudin. Psikologi Olahraga Latihan Mental dalam Olahraga Kompetitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Subroto Toto. Pendekatan Pembelajaran Taktik dalam Pembelajaran Aktivitas Olahraga Permainan. Bandung: Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, 2013. Tangkudung dan wahyuningtyas. Kepelatihan Olahraga Pembinaan Prestasi Olahraga Edisi II. Jakarta: Cerdas Jaya, 2012. Yudiana., et al. Teori Latihan. Bandung: Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehartan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 2007. 76