ANALISIS KEMASAMAN TANAH DAN C ORGANIK TANAH BERVEGETASI ALANG ALANG AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK KANDANG KAMBING

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PELEPASAN KATION BASA PADA BAHAN PIROKLASTIK GUNUNG MERAPI

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENETAPAN KEMASAMAN TANAH BAB I PENDAHULUAN

PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH FLUVENTIC EUTRUDEPTS PADA PERTANAMAN SEDAP MALAM DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK NPK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan

I. PENDAHULUAN. Rhizobium sp. merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian saat ini. Salah

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

III. BAHAN DAN METODE

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU

Universitas Sumatera Utara

DEGRADASI LAHAN PADA KEBUN CAMPURAN DAN TEGALAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN TEKNOLOGI REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATU BARA DI PROVINSI JAMBI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Transkripsi:

182 ANALISIS KEMASAMAN TANAH DAN C ORGANIK TANAH BERVEGETASI ALANG ALANG AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK KANDANG KAMBING (Soil Acidity and C Organic Analysis On Cogon Grass Land (Imperata cylindrica L)by chicken and Goat manure s Application) Nurul Puspita Palupi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman nurulpuspita2908@gmail.com ABSTRACT The purposes of this research are to identify the influence of animal manure on some soil chemical properties incubation and, knowing the best time to increase some soil chemical properties. The Research was conducted on December 2014 until February 2015, at Samarinda city and soil analysis on Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Faperta Universitas Mulawarman. This research was used Completely Random Design (CRD) with four replications and three treatments, consist of: Cogon Grass Soil 10 Kg (P0), Chicken Manure 700 g + Cogon Grass Soil 10 kg (P1), and Goat Manure 700 g + Cogon Grass Soil 10 kg (P2). The result of the experiment indicated that application of animal manure can improved soil acidity and C-organik. The best manure was Goat Manure and the best incubation time at the day fifteenth. Keywords : Manure, Soil Acidity, C-Organic PENDAHULUAN Lahan alang alang adalah lahan yang cukup potensial untuk pengembangan pertanian yang belum dimanfaatkan. Alang alang dapat pula menurunkan ph tanah, sehingga menyebabkan tanah menjadi masam (Marhamah 1981 dalam Hamdani, 2010 ). Produksi unsur hara yang tinggi di dalam tanah, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara pemupukan. Pupuk didefinisikan sebagai materi yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan melengkapi ketersediaan unsur hara (Novizan 2005). Keragaman jenis pupuk semakin bertambah, seiring dengan kemajuan teknologi fenomena yang menarik saat ini adalah mulai tergesernya pupuk anorganik dengan pupuk organik yang bersifat ramah lingkungan. Pupuk organik disebut juga pupuk alam karena seluruh atau sebagian besar pupuk ini berasal dari alam. Kotoran hewan, sisa tanaman, limbah rumah tangga, dan batu-batuan merupakan bahan organik. Kotoran yang berasal dari hewan dapat berupa kotoran ayam, kotoran kambing dan kotoran sapi, kandungan masing-masing pupuk ini berbeda tergantung jenis dan asalnya (Musnamar, 2003). Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan, mengetahui sifat kimia tanah berarti mendapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah dapat memberikan gambaran dosis pupuk dan reaksi pupuk setelah diberikan pada tanah (Novizan 2005). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam, pupuk kotoran kambing dan pupuk kotoran sapi terhadap tanah bervegetasi alang-alang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam dan pupuk kotoran kambing

183 terhadap beberapa sifat kimia tanah; (2) jenis pupuk kotoran hewan yang terbaik untuk meningkatkan beberapa sifat kimia tanah; dan (3) waktu inkubasi yang terbaik untuk perbaikan beberapa sifat kimia tanah. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai Mei 2015. Tanah penelitian diambil dari tanah yang ditumbuhi oleh alang alang. Tempat pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Samarinda dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Bahan dan alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah yang berasal dari tanah yang bervegetasi alang alang, pupuk kotoran ayam dan pupuk kotoran kambing masing masing sebanyak 5 kg, polybag dengan berat isi tanah 10 kg, terpal, sedangkan air dan bahan kimia untuk analisis tanah ada di laboratorium. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis menulis, cangkul, sekop, parang, pisau, kamera, dan alat alat laboratorium untuk analisis tanah, timbangan. Tahapan penelitian Kegiatan penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Tahap orientasi Tahap Orientasi lapangan dimulai dengan pengumpulan informasi yang mencakup : penentuan lokasi untuk pengambilan tanah bervegetasi alang alang bahan organik untuk campuran pupuk kotoran hewan, dan data lainnya diperlukan dalam penelitian. 2. Pengambilan Contoh Tanah a, Untuk keperluan analisis awal, contoh tanah diambil dari 10 titik di dalam luasan lahan ± 2 ha, kemudian dikompositkan hingga didapat tanah seberat 1kg. b. Untuk contoh tanah perlakuan selama 15 dan 30 hari, contoh tanah diambil dari setiap polybag perlakuan yang sama kemudian dikompositkan untuk kemudian dianalisis. 3. Persiapan Media Perlakuan Tanah yang sudah diambil dari lapangan dikeringkan beberapa hari, kemudian dikompositkan, dibersihkan, dari sisa sisa akar, ranting atau kotoran lainnya, selanjutnya diayak dengan ukuran lubang ayakan 1 X 1 cm, dan ditimbang sebanyak 10 kg untuk setiap perlakuan, kemudian dimasukan ke dalam polybag yang sudah disediakan. 4. Pemberian Dosis Pupuk Dan Metode Inkubasi Serta Rancangan Percobaan Pupuk kotoran ayam dan kotoran kambing masing masing ditimbang 700 gram, kemudian dicampur dengan tanah yang bervegetasi alang alang dalam polybag 10 kg, aduk hingga tercampur merata, dimasukan ke dalam polybag selanjutnya disiram dengan air hingga lembab. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan lima kali pengulangan. RAL merupakan rancangan yang sederhana di antara rancangan percobaan yang baku. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : p0 = kontrol (tanah alang-alang 10 kg); p1 = pupuk kotoran ayam 700 gram + tanah alang-alang 10 kg; dan p2 = pupuk kotoran kambing 700 gram + tanah alang-alang 10 kg. Pengambilan Data Data Tanah Sebelum Perlakuan (Analisis awal) a. ph (H2O) tanah dengan metode ekstrasi dengan perbandingan tanah dan air 1 : 2,5 dan diukur dengan ph meter. b. Kandungan C-organik, ditetapkan dengan metode Walkley dan Black, sedangkan kandungan bahan organik ditentukan dengan rumus : %C x 1,724.

184 c. Kandungan N total ditetapkan berdasarkan metode analisis destilasi, dengan titrasi tahap akhir menggunakan 0,02 N HCl. d. Kapasitas Tukar Kation ( KTK), KTK efektif = rumus H+ + Al³+ + Na+ + K+ + Ca++ + Mg++ KTK potensial = KTK efektif + H+ e. KB : Na + + K + Ca ++ + Mg ++ X 100% KTK Data Setelah Perlakuan : Data diambil pada hari ke-15 dan 30 hari, yaitu : a. ph b. C-organik c. N total d. C/N ratio Analisis Data Analisis data disesuaikan dengan tabel kunci kesuburan tanah yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah 2009, sehingga dapat menentukan sifat kimia tanah menjadi kategori dari sangat rendah, rendah, sedang, hingga sangat tinggi.untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk kotoran hewan terhadap beberapa sifat kimia tanah, tanah alang-alang dilanjutkan dengan uji statistik, uji F (Sidik Ragam). Apabila sifatnya berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Awal (kontrol) Bervegetasi Alang-alang Berdasarkan hasil analisis awal tanah bervegetasi alang-alang pada ph tanah menunjukan status masam yaitu 4,01, hal ini disebabkan karena alang-alang dapat menurunkan ph tanah. Pada C-organik menunjukan status rendah dengan nilai 1,21% sedangkan pada N-total menunjukan status rendah juga dengan nilai 0,12% jadi pada akhirnya C/N ratio menunjukan status rendah pula dengan nilai 10,08%. Hal ini disebabkan karena terjadi pencucian dan akibatnya bahan organik kurang tersedia. Jumlah kandungan bahan organik sangat ditentukan oleh faktor kedalaman tanah dan tekstur tanah itu, dan semakin tinggi kandungan liat suatu titik tanah maka semakin rendah kandungan bahan organiknya. Untuk K tersedia dengan analisis metode Morgan atau bisa disebut K Morgan memiliki status tinggi dengan nilai 34,21 ppm. Sedangkan pada Kation Basa (ph 7) pada unsur Ca ++ memiliki status yang sangat rendah dengan nilai 0,70 Meq/100g -1 begitu juga dengan unsur Mg ++ memiliki status yang rendah dengan nilai 0,62 Meq/100g -1 tetapi pada K + statusnya meningkat menjadi tinggi dengan nilai 0,11 Meq/100g -1 dan pada unsur Na + statusnya rendah dengan nilai 0,05 Meq/100g -1. Pada Kapasitas Tukar Kation (KTK) memiliki status rendah dengan nilai 9,76 Meq/100g -1 sedangkan pada kejenuhan Basa statusnya sangat rendah dengan hanya mempunyai nilai 15 %. Hal ini disebabkan karena unsur tersebut sangat berkaitan dengan status ph tanah. Penyebab tanah bereaksi masam (ph rendah) adalah karena tanah kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO), ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi pada daerah dengan iklim tropika basah, dengancurah hujan yang tinggi secara alami tanah akan menjadi masam akibat pencucian unsur hara, Drainase yang kurang baik, genangan yang terus menerus, tanah yang adapada keadaan demikian selalu asam, Adanya unsur berlebih seperti Al (alumunium), Fe (besi), Cu (tembaga) dalam keadaan yang berlebih seperti di sekitar daerah tambang : nikel, besi dan tembaga selalu dijumpai tanah asam, proses dekomposisi bahan organik pada tanah berbahan organik tinggi, seperti pada tanah gambut selalu dijumpai tanah masam dengan ph rendah, hal itu karena proses dekomposisi bahan organik yang dalam prosesnya akan mengusir dan mengeluarkan unsur kalsium (Ca) dari dalam tanah.

185 Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Awal (Kontrol) Bervegetasi Alang-alang L) di Laboratorium Tanah (Imperata Cylindrica. No Keterangan Satuan Nilai 1 ph 4,01 2 C-organik % 1,21 3 N total 0,12 4 C/N ratio 10,08 5 K Morgan Ppm 34,21 6 Kation Basa (ph 7) Ca ++ 0,70 Mg ++ 0,62 K + Meq/100g 0,11 Na + 0,05 7 KTK 9,76 8 Kejenuhan Basa % 15 Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Kambing terhadap kemasaman tanah dan C-Organik Lahan yang Bervegetasi Alang-Alang Berdasarkan hasil analisis dan kriteria penilaian sifat kimia tanah, menunjukan adanya beberapa perubahan sifat kimia tanah seperti ph, C- organik, N-total, dan C/N Ratio setelah pemberian jenis pupuk kotoran hewan. Berikut adalah data perubahan beberapa sifat kimia tanah pada lahan yang bervegetasi alang-alang setelah pemberian jenis pupuk kotoran hewan: 1. Kemasaman Tanah (ph) Berdasarkan hasil analisis di laboratorium pemberian jenis pupuk kotoran hewan pada lahan bervegetasi alang-alang dapat meningkatkan ph tanah (Tabel 2). Tabel 2. Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kotoran Hewan Terhadap Reaksi Tanah (ph) pada Lahan Yang Bervegetasi Alang-Alang (Imperata cylindrica L). ph (H2O) Perlakuan 15 Hari 30 Hari Nilai Status Nilai Status P0 4,73 a Masam 4,70 a Masam P1 6,23 a Agak Masam 6,21 a Agak Masam P2 5,48 b Agak Masam 5,33 b Masam Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman 2015. Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5% (BNT = 15 hari = 0,24 dan 30 hari = 0,20) Berdasarkan hasil analisis tanah (Tabel 2) ph tanah terendah pada hari ke 15 terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 4,73% dan nilai ph tanah tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk kandang ayam yaitu 6,23%. Buckman dan Brady (1982), menyatakan bahwa kation-kation basa yang dihasilkan (pupuk kotoran hewan) akan mengisi kompleks absorbs tanah, sehingga ph tanah yang sangat masam berkisar 5,6-6,5 akan meningkatkan ph tanah menjadi agak alkalis yang berkisar antara 7,6-8,5. Hal ini

186 dapat dilihat pada hasil analisis awal ph tanah yang bernilai 4,01 setelah diberikan pupuk kotoran hewan ph meningkat menjadi agak masam pada perlakuan P1 dan P2. Berdasarkan hasil sidik ragam pengaruh pupuk kotoran hewan terhadap rata-rata ph tanah pada waktu inkubasi 15 dan 30 hari, menunjukan bahwa perlakuan jenis pupuk kotoran hewan berbeda sangat nyata. Hasil uji BNT 5% pada hari ke 15 terlihat bahwa perlakuan P0 dan P1 tidak berbeda nyata, namun perlakuan P2 berbeda nyata. Meningkatnya ph diduga karena adanya proses dekomposisi bahan organik di dalam tanah. Bahan organik tersebut mengalami humifikasi membentuk humus, proses selanjutnya yaitu mineralisasi humus tersebut akan menghasilkan kation-kation basa yang meningkatkan ph, seperti yang dikemukakan oleh Hardjowigeno (2007), bahwa pupuk oganik dalam kaitanya terhadap kesuburan tanah mempunyai beberapa pengaruh terhadap beberapa sifat kimia tanah, antara lain meningkatkan ph tanah sehingga unsur hara lebih mudah diserap tanaman. Ditambahkan oleh Marsono dan Sigit (2004), bahwa pupuk organik memiliki beberapa kelebihan satu di antaranya dapat menetralkan ph. Berdasarkan hasil analisis tanah (Tabel 2) ph pada hari ke-30 tidak mengalami perubahan status, hanya mengalami perubahan nilai yang bervariasi. ph tanah terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 4,70% dan nilai ph tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk kandang ayam yaitu 6,21. Berdasarkan hasil analisis ph tanah, tanah ini tergolong masam dan agak masam, secara kimia unsur Al, Fe dan Mn apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan ionion H + kondisi inilah yang menyebabkan ph tanah menjadi masam (Sanchez 1997). Ditambahkan Indranada (1994), ion Al dalam larutan tanah jika bereaksi dengan air akan membentuk ion H + yang membentuk semakin tingginya kemasaman tanah. Vegetasi di atas tanah juga akan mempengaruhi dari sifat kimia tanah, salah satunya ph tanah. Vegetasi yang tumbuh berupa alang-alang (imperata cylindrica. L), dimana alang-alang ini dapat menyebabkan ph tanah masam karena menyerap unsur hara dalam tanah, sehingga tanah menjadi miskin unsur hara. Miskinnya unsur hara dalam tanah inilah yang memicu tanah menjadi masam. Berdasarkan hasil sidik ragam pengaruh pupuk kotoran hewan terhadap rata-rata ph tanah pada waktu inkubasi 15 dan 30 hari, menunjukan bahwa perlakuan jenis pupuk kotoran hewan berbeda sangat nyata (Tabel 2). Hasil pengamatan ph tanah pada umur 15 dan 30 hari tahap inkubasi dilihat pada Tabel 2. Hasil uji BNT 5 % hari ke 30 terlihat bahwa perlakuan P0 dan P1 tidak berbeda nyata tetapi perlakuan P2 dan P3 berbeda nyata, hal ini diduga peningkatan ph tanah terjadi karena jumlah kation basa yang meningkat dalam tanah, hal tersebut sesuai dengan pendapat Marsono dan Sigit (2005), bahwa ketersediaan kation dapat meningkatkan nilai ph, tanah-tanah yang didominassi oleh kation basa, ditambahkan oleh Buckman dan Brady (1982), bahwa kation-kation basa seperti Ca dan Mg di dalam tanah akan menunjang peningkatan ph tanah, karena kation Ca dan Mg berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan ion OH - di dalam tanah. C-organik Berdasarkan hasil analisis di laboratorium pemberian jenis pupuk kotoran hewan pada lahan bervegetasi alang-alang dapat meningkatkan kandungan C-organik (Tabel 3).

187 Tabel 3. Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kotoran Hewan Terhadap C-organik pada Lahan Yang Bervegetasi Alang-Alang (Imperata cylindrica L). C-organik (%) Perlakuan 15 Hari 30 Hari Nilai Status Nilai Status P0 2,53 a Sedang 2,51 a Sedang P1 4,16 b Tinggi 4,02 a Tinggi P2 6,52 b Sangat tinggi 4,78 b Tinggi Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman 2015. Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5% (BNT = 15 hari = 0,85 dan 30 hari = 0,67) Berdasarkan hasil analisis tanah (Tabel 3) pada hari ke-15 nilai C-organik terendah pada perlakuan kontrol (P0) yaitu 2,53% dan nilai C-organik tertinggi pada perlakuan pupuk kotoran kambing yaitu 6,52%. Hasil uji BNT 5% pada hari ke 15 menunjukan bahwa perlakuan P0, P1 dan P3 berbeda nyata tetapi perlakuan P1 dan P2 tidak berbeda nyata. Menurut Buckman dan Braddy (1982), sumber asli bahan organik adalah jaringan tanaman. Ditambahkan oleh Wardani (2006), salah satu langkah mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan penambahan pupuk organik ke dalam tanah. Presentase C-organik pada hari ke-30 nilai C-organik terendah pada perlakuan kontrol (P0) yaitu 2,51 % dan nilai C-organik tertinggi pada perlakuan pupuk kotoran kambing (P2) yaitu 4,78 %. Berdasarkan hasil sidik ragam pengaruh pupuk kotoran hewan terhadap rata-rata C-organik tanah pada waktu inkubasi 15 dan 30 hari, menunjukan bahwa perlakuan jenis pupuk kotoran hewan berbeda sangat nyata. Hasil uji BNT 5% pada hari ke 30 menunjukan bahwa perlakuan P0 dan P2 berbeda nyata, tetapi pada perlakuan P0 dan P1 tidak berbeda nyata. Hal ini diduga karena proses dekomposisi pada bahan organik tidak berjalan secara intensif pada saat proses inkubasi sehingga pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah menjadi sangat lambat melapuk (terdekomposisi) (Sutejo, 1986). Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli, arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan (Foth, 1994). Menurut Marpaung (2009), nilai C-organik dalam tanah minimal dapat kurang lebih 2% agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun akibat proses dekomposisi maka perlu penambahan bahan organik terutama pupuk kotoran hewan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan yaitu : 1. Pemberian jenis kotoran hewan dapat meningkatkan sifat kimia tanah seperti ph, C-organik dan N-total. 2. Pupuk kotoran kambing adalah pupuk yang terbaik untuk meningkatkan ph yang bervegetasi alang-alang menjadi agak masam (6,20), meningkatkan C- organik dari status rendah (1,21) menjadi sangat tinggi (6,51) dan meningkatkan N-total dari status rendah (0,12) menjadi (0,36). 3. Proses inkubasi yang terbaik adalah pada hari ke 15.

188 DAFTAR PUSTAKA Buckman & Brady, 1982. The Nature and Properties Soil. Terjemahan. Bharata Karya Aksara Jakarta. Foth, Henry D.1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Terjemahan. Penerbit Erlangga. Makassar. Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta. Indranada, H.K. 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara, Jakarta. Marsono dan Sigit, 2005, Pupuk Akar Dan jenis Aplikasinya. Marpaung, B. 2009. Sifat Kimia Tanah. http;//boymarpaung.wordpress.com diunduh 19-08-2014. Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik. Penebar Swadaya, Jakarta. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Jakarta. Sanchez, P.A. 1997. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Terjemahan ITB, Bandung. Sutedjo, M.M dan A.G. Kartasapoetro. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta, Jakarta. Sutedjo, M. M. 2002 Pupuk dan Cara Pemupukan, Rineka Cipta. Jakarta. Wardani, F. 2010. Pengaruh Lima Jenis Serasah Tanaman Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Pasca Tambang. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda (tidak dipublikasikan).